2
Permasalahan yang ada di lapangan saat ini adalah makin berkurangnya jumlah ternak lokal bahkan hampir punah akibat dari perubahan sistem produksi,
mekanisme, hilangnya sumberdaya padang pengembalaan, bencana nasional, merebaknya penyakit, kebijakan dan praktek pemuliabiakan yang tidak tepat,
introduksi bangsa eksotik yang tidak sesuai, hilangnya jaminan penguasaan pemilik ternak terhadap lahan serta akses terhadap sumber daya alam lain,
perubahan praktek budaya dan adanya erosi kelembagaan adat dan hubungan sosial, pengaruh pertumbuhan populasi dan urbanisasi, dan kegagalan untuk
mengkaji dampak dari praktek pemulian dalam arti keberlanjutan Puslitbangnak, 2011. Selanjutnya berkurangnya sumber daya genetik yang ada merupakan
ancaman bagi kelangsungan dan kelestarian plasma nutfah, oleh karena itu pengelolaan sumber daya genetik sangat diperlukan untuk melindungi kelestarian
dan mengatur pemanfaatan SDG secara berkelanjutan.
1.2. Tujuan
Tujuan kegiatan pada tahun 2016 adalah: 1.
Menginventarisasi SDG ternak di Provinsi Bengkulu. 2.
Melakukan karakterisasi SDG ternak spesifik Bengkulu. 3.
Penguatan lembaga Komda di Provinsi Bengkulu 4.
Melakukan konservasi dan koleksi tanaman spesifik lokasi pada kebun koleksi SDG di lahan pekarangan BPTP Bengkulu
1.3. Keluaran
1. I nventarisasi SDG ternak di Provinsi Bengkulu.
2. Deskripsi SDGTernak spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
3. Menguatnya lembaga Komda di Provinsi Bengkulu
4. Konservasi dan koleksi tanaman spesifik lokasi pada kebun koleksi SDG di
lingkungan BPTP Bengkulu
1.4. Perkiraan Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersedianya data informasi sebagai acuan bagi pemerintah daerah kabupaten dan kota dalam
pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan sumberdaya genetik yang selama ini belum banyak diketahui. Selain itu dengan pengkajian ini banyak menghimpun
kekayaan SDG yang belum tergali serta banyak aksesi tanaman yang terlindungi.
3
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Sumber daya genetik atau plasma nutfah adalah bahan tanaman, hewan, jasad renik, yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Sumber daya genetik ini mempunyai nilai baik yang nyata, yaitu telah diwujudkan dalam pemanfaatan, maupun yang masih
pada taraf potensi yaitu yang belum diketahui manfaatnya. Pada tanaman, sumber daya genetik terdapat dalam biji, jaringan, bagian lain tanaman, serta
tanaman muda dan dewasa. Pada hewan atau ternak sumber daya genetik terdapat dalam jaringan, bagian-bagian hewan lainnya, semen, telur, embrio,
hewan hidup, baik yang muda maupun yang dewasa. Sumber daya genetik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemuliaan dalam mengembangkan varietas
baru tanaman atau menghasilkan rumpun baru ternak. Adanya keragaman genetic yang luas di dalam plasma nutfah memberikan peluang yang besar untuk
perbaikan genotip tanaman Sumarno, 2002. Keanekaragaman SDG SDGT asli dan lokal merupakan modal dasar bagi
pembangunan pertanian di I ndonesia. Potensi keaneka ragaman SDG SDGT perlu dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat.Keberadaan keanekaragaman SDG SDGTsebagian besar masih belum dikelola secara efektif dan efektif. Hal ini diperparah oleh belum
lengkapnya perangkat hukum ataupun masih lemahnya sangsi dalam pelaksanaan peraturan dan kebijakan yang menjadi pedoman dalam pengelolaan
SDG SDGTasli dan lokal sehingga menyebabkan semakin berkurangnya jumlah dan keragaman SDG SDGT yang bisa dimanfaatkan. Haryono dkk, 2014.
Keragaman hayati di I ndonesia berbeda-beda dan dipengaruhi oleh iklim, elevasi, substrat dan struktur vegetasi Kartawinata, 2010. Setiap daerah di
I ndonesia memiliki beberapa sumber daya genetik yang khas, yang sering berbeda dengan yang ada di daerah lain. Kenyataan ini merupakan suatu potensi
yang bernilai tinggi bagi daerah untuk memanfaatkan fenomena ini. Sebagian dari sumber daya genetik tersebut ada yang telah dikembangkan sehingga
mempunyai nilai ekonomi tinggi, tetapi banyak pula di antaranya yang belum dimanfaatkan sama sekali, sehingga mengalami ancaman kepunahan.
I dentifikasi dan karakterisasi merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan SDG SDGT untuk mengetahui potensi sifat-sifat yang dimiliki agar dapat
4
dimanfaatkan dalam program pemuliaan. Karakterisasi SDG SDGT dilakukan terhadap sifat-sifat morfologi kualitatif, kuantitatif, produkstivitas, jarak genetik,
ataupun polimorphis darah Susanti dan Prasetyo, 2007. Dari kegiatan ini akan dihasilkan deskripsi tanaman yang penting artinya sebagai pedoman dalam
perberdayaan genetik dalam program pemuliaan Hershey, 1987 dalam Suryadi, 2003.
Selain karakterisasi, pelestarian sumberdaya genetik menjadi sangat penting, walaupun alasan pentingnya pelestarian tersebut kadang-kadang masih
diperdebatkan dan metode konservasi yang harus diikuti masih menjadi topik hangat yang perlu didiskusikan Zobel and Talbert, 1984.
Secara umum konservasi keragaman genetik dapat dilakukan, melalui dua pendekatan, yaitu
secara in- situ, dan eks-situ. I n-situ berarti melestarikan pohon dan tegakan pada sebaran alamnya, sedangkan eks-situ adalah melindungi gene atau gene
complexes di kondisi buatan atau setidaknya diluar kondisi alaminya.
5
I I I . METODOLOGI
3.1. Lokasi dan w aktu