Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2016

(1)

LAPORAN AKHI R

PENI NGKATAN KOMUNI KASI , KOORDI NASI

DAN DI SEMI NASI I NOVASI PERTANI AN DI

PROPI NSI BENGKULU

Dedi Sugandi

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

2016


(2)

LAPORAN AKHI R

PENI NGKATAN KOMUNI KASI , KOORDI NASI

DAN DI SEMI NASI I NOVASI PERTANI AN DI

PROPI NSI BENGKULU

Rudi hartono

Ahmad Damiri

Umi pudji astusi

Sri suryani M rambe

Herlena bidi astuti

Adianto

Heryan isw adi

Ujang hamidi

Juarsih

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi I novasi Pertanian Provinsi Bengkulu ini tepat pada waktunya. Laporan ini adalah bentuk pertanggung jawaban terhadap hasil kegiatan dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2016. Kegiatan fisik yang dilakukan meliputi 1). Narasumber dalam berbagai kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dan petani. 2). Temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal. 3). Display tanaman padi di lahan rawa, budidaya padi jarwo super, display tanaman kedelai dan jarwo jagung kedelai. 4). Koordinasi dengan berbagai pihak baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini masdih terdapat banyak kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan kami ucapkan terima klasih.

Bengkulu, Desember 2016 Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Dedi Sugandi, MP NI P. 19590206 198603 1 002


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Judul Kegiatan

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jl. I rian Km.6.5 Kel. Semarang Kota Bengkulu 38119

4. Sumber Dana Tahunan : DI PA BPTP Bengkulu 5. Status Penelitian (L/ B) : Baru/ Lama

6. Penanggung jawab :

a. Nama : Dr. Dedi Sugandi,MP b. Pangkat/ Golongan : I Va

c. Jabatan

c.1.Struktural : Ka. Balai c.2. Fungisional : Peneliti Madya 7. Lokasi : Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem :

-9. Tahun Mulai : 2016 10. Tahun Selesai : 2016

11. Output :

• Adanya sinergi, komunikasi dan diseminasi program startegis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi.

• Meningkatnya kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah.

• Tersebarluaskannya inovasi teknologi yang telah diintroduksikan.

12. Output Akhir :

• Adanya sinergi, komunikasi dan diseminasi program startegis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi.

• Meningkatnya kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah.


(5)

• Tersebarluaskannya inovasi teknologi yang telah diintroduksikan.

13. Biaya : Rp. 552.576.000 (Lima ratus lima puluh dua juta lima ratus tujuh puluh enam ribu rupiah).

Koordinator Program Penanggung Jawab Kegiatan

Dr. Shannora Yuliasari, S.TP., MP Dr. Dedi Sugandi, MP

NI P. 19740731 200312 2 001 NI P. 19590206 198603 1 002 Mengetahui,

Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. I r. Haris Syahbudin, DEA Dr. I r. Dedi Sugandi, MP NI P. 19680415 199203 1 001 NI P. 19590206 198603 1 002


(6)

DAFTAR I SI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

DAFTAR I SI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPI RAN ... viii

RI NGKASAN DAN SUMMARY ... ix

I ....P ENDAHULUAN ... 1

1.1....L atar Belakang ... 1

1.2....T ujuan ... 4

1.3....L uaran ... 4

1.4....P erkiraan Dampak dan Manfaat ... 4

I I ....T I NJAUAN PUSTAKA... 6

I I I ....P ROSEDUR... 11

3.1....W aktu dan Lokasi ... 11

3.2....R uang Lingkup Kegiatan ... 11

3.3....P rosedur Pelaksanaan Kegiatan ... 11

I V....H ASI L DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1....M eningkatkan Komunikasi Dan Diseminasi Program Strategis Balitbangtan Dan Keenterian Pertanian Dengan Dinas Terkait Dan Perguruan Tinggi... 20

4.2....M eningkatkan Kapasitas I nstitusi Badan Litbang Dalam Percepatan Diseminasi I novasi Pertanian Spesifik Lokasi Di Daerah ... 30

4.3....M emperluas dan mengembangkan inovasi teknologi yang telah di introduksikan ... 54

V....K ESI MPULAN ... 72

KI NERJA HASI L PENGKAJI AN... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

JADWAL KERJA ... 80


(7)

PERSONALI A ... 84 LAMPI RAN ... 85

DAFTAR TABEL

Halaman 1....D

aftar peserta temu teknis budidaya padi dan kedelai di lahan sub

optimal 2 Juni 2016... 23 2....J

adwal acara temu teknisbudidaya padi dan kedelai lahan sub

obtimal 2 Juni 2016... 23 3....R

ata Rata Peningkatan Pengetahuan Peserta Temu Teknis Di

Kecamatan Pondok Kelapa Tahun 2016 ... 25 4....K

omposisi peserta Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super di Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan pada

tanggal 24 Agustus 2016 ... 27 5....K

arakteristik varietas padi inpari 10, 30,32 dan 33 ... 32 6....R

ata Rata Peningkatan Pengetahuan Peserta Temu Teknis budidaya

padi jarwo super ... 36 7....P

elaksanaan narasumber siaran pedesaan RRI ... 37 8....D

aftar inovasi teknologi pertanian dalam bentuk leaflet ... 52 9....D

aftar inovasi teknologi pertanian dalam bentuk buku ... 53 10....D

aftar pelaksanaan penyampaian informasi inovasi teknologi


(8)

11....D aftar penyampaian informasi inovasi teknologi di Kabupaten

Bengkulu Selatan ... 56 12....D

aftar materi dan pelaksanaan penyampaian informasi inovasi

teknologi pertanian di Kab. Lebong... 57 13....D

aftar pelaksanaan penyampaian informasi inovasi teknologi

pertanian di kabupaten Kepahiang... 57 14....D

aftar pelaksanaan penyampaian informasi inovasi teknologi

pertanian di kabupaten Bengkulu Utara ... 58 15....P

emberian pupuk pada lahan display padi rawa Kabupaten

Bengkulu Tengah ... 62 16....K

eragaan pertumbuhan vegetative, produksi pada system jarwo

jagung-kedelai ... 66 17....A

nalisis Usahatani system jagung-kedelai... 67 18....R

espon petani terhadap teknologi jajar legowo jagung kedelai... 68 19....P

etani kooperator dan luas lahan kegiatan display jarwo super di

Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2016 ... 69 20....K

omponen teknologi jarwo super yang diterapkan pada lokasi

display tahun2 2016 ... 70 21....P

etani kooperator dan luas lahan kegiatan display jarwo super di

Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2016 ... 71 22....D

aftar Resiko dalam Pelaksanaan Peningkatan peran peneliti dan penyuluh dalam mempercepat proses perluasan adopsi inovasi

pertanian di Daerah Tahun 2016 ... 77 23....D

aftar resiko dalam pelaksanaan kegiatan percepatan penyebarluasan hasil pengkajian dan kerjasama di daerah tahun

2016 ... 77 24....A

lternatif Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan Peningkatan peran peneliti dan penyuluh dalam mempercepat proses perluasan


(9)

25....A lternatif Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penyebarluasan Hasil Pengkajian dan Kerjasama di

Daerah Tahun 2016 ... 79 26....J

adwal kerja kegiatan ... 80 27....U

raian pembiayaan kegiatan ... 81 28....R

ealisasi Anggaran Belanja Kegiatan... 83 29....P

ersonalia kegiatan ... 84

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1....P

elaksanaan Sistem kerja latihan kunjungan dan supervise ... 9 2....P


(10)

BP3K ... 9

DAFTAR LAMPI RAN


(11)

1....Materi informasi inovasi teknologi sebagai narasumber di

dinas/ badan Provinsi Bengkulu ... 86 2....Daftar peserta dan karya tulis ilmiah peserta seminar

Nasional BPTP Bengkulu 2016 ... 143 3....Dokumentasi/ foto pelaksanaan ... 146

RI NGKASAN

1. Judul : Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Desiminasi I novasi Pertanian di Provinsi


(12)

2. Unit kerja : BPTP Bengkulu 3. Lokasi : Provinsi Bengkulu 4. Agroekosistem :

-5. Status (L/ B) : Baru

6. Tujuan : 1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan desiminasi program strategis Balitbangtan dan Kementrian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi

2. Meningkatkan Kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan desiminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah 3. Memperluas dan mengembangkan inovasi

teknologi yang telah diintroduksikan

Keluaran : 1. Meningkatnya sinergi, komukasi dan desiminasi program strategis Balitbangtan dan Kementrian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi

2. Meningkatkan Kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan desiminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah 3. Tersebar luaskannya inovasi teknologi yang

telah diintroduksikan 7. Hasil/ pencapaian :

a. Adanya sinergi, komunikasi dan desiminasi program strategis Balitbangtan dan

Kementrian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi

b. Meningkatkan Kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan desiminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah c. Tersebar luaskannya inovasi teknologi yang

telah diintroduksikan 8. Prakiraan Manfaat :

1. Meningkatnya sinergi program Badan Litbang Pertanian dan Kementrian dengan

stakeholder di daerah

2.Meningkatkan Kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan desiminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah

3.Adanya kelanjutan penerapan inovasi teknologi yang telah diintroduksikan

9. Prakiraan Dampak : 1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah

2. Meningkatnya kesejahtraan petani di Daerah


(13)

10. Prosedur :

1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan desiminasi program strategis

Balitbangtan dan Kementrian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi, meliputi:

a. Temu teknis

• Materi 1 : Budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal.

Lokasi : Kabupaten Bengkulu Tengah

• Materi 2 : Teknologi Cabai merah Lokasi : Kabupaten Bengkulu Utara b.Tindak Lanjut MoU

• MoU Universitas ( bimbingan tugas akhir dan magang mahasiswa)

• MoU RRI ( materi siaran pedesaan) 3. Meningkatkan kapasitas institusi (Badan

Litbang dalam percepatan desiminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah, meliputi:

a. Pameran, frekuensi 2 kali b. Seminar Nasional

c. Gelar Teknologi

Topik : Pertanian modern spesifik lokasi pada padi sawah, Lokasi Kabupaaten Seluma.

c. Database hasil Litkaji Balitbang ( Litkajibangrap sesifik lokasi Begkulu dan Litkaji Balitbangtan ( judul, inovasi/ invensi penulis, institusi).

4. Memperluas dan mengembangkan inovasi teknologi yang telah diintroduksikan, meliputi:

a. Penyiapan dan penyebaran materi informasi tercetak ( Warta inovasi teknologi , bunga rampai, poster, backwall, banner, koran/ tabloid)

Judul / topik : menyesuaikan

b. Penyiapan dan penyebaran materi informasi elektronik (film dokumentasi teknologi pajalebabe, siaran televesi iovasi teknologi bioindustri, dan seminar nasional/ ekspose inovasi teknologi hasil Litkaji spesifik lokasi Bengkulu).

c. Penyiapan dan penyampaian materi informasi inovasi teknologi sebagai


(14)

narasumber di Dinas/ Badan lingkup pertanian di Propinsi dan Kabupaten/ Kota. d. Display inovasi teknologi pertanian (4 unit)

1. I novasi teknologi PTT padai rawa 2. I novasi teknologi PTT kedelai 3. I novasi jarwo jagung kedelai 4. I novasi teknologi jarwo super

11. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun

12. Biaya : Rp. 552.576.000 (Lima Ratus Lima Puluh Dua Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah)


(15)

SUMMARY

1. Title : I mproved Communication, coordination and disseminatoion of agrcultural I nnovation in Bengkulu Province

2. I mplementing Unit : AI AT (BPTP) Bengkulu 3. Location : Bengkulu Province 4. Objectives

a. I mmediate objectives

: 1. Enhancing

synergies, communication and Dissemination Program Strategic Agricultural Research Agency and the Ministry of Agriculture with the relevant Techical Office, and Universities

2. I ncrease the

capacity of institution (Reseacrch Agency ) in accelerating the dissemination of specific Agricultural I nnvation in the Regions through workshops, seminars, exhibitions, technology degree, exposure/ open house, techical meeting, socializing, gathering information

3. Expanding

and deleloping technological innovations that have been introduced

5. Result/ Achievemen t

: 1. Synergy, communication and dissemination

Balitbangtan strategic program and the Ministry of Agriculture with the Department Related and Universities

2. Enhance institutional capacity (Research Agency) in accelerating the dissemination of agricultural innovations specific locations in the area

3. Political or media spread technological innovations that have been introduced 6. Expected benefit : 1. I ncreased synergy program Agricultural

Research Agency and the Ministry of the stakeholders in the region


(16)

2.increased institutional capacity (Research Agency) in accelerating the dissemination of agricultural innovations specific locations in the area

3. Continued implementation of technological innovations that have been introduced 7. Expected I mpact : 1. Accelerating the improvement of agricultural

productivity in the region

2. I ncreasing the livelihoods of farmers in the Region

8. Prosedure : 1. Promote synergies, communication and dissemination Balitbangtan strategic program and the Ministry of Agriculture with the

Department Related and universities, including: a. technical Temu

• Materials 1: Cultivation of rice and soybean crops in sub-optimal land.

Location: Central Bengkulu District • Material 2: Red chili Technology Location: North Bengkulu

2.Follow MoU

• MoU University (final project guidance and student interns)

• MoU RRI (rural broadcast material)

3. I ncrease the capacity of institutions (Research Agency in accelerating the dissemination of agricultural innovations specific locations in the area, include:

a. The exhibition, a frequency of 2 times b. National Seminar

c. Technology Degree

Topics: Modern agriculture specific rice paddy fields Kabupaaten Seluma location.

d. Database results Litkaji Balitbang

(Litkajibangrap sesifik Begkulu location and Litkaji Balitbangtan (title, innovation / invention author, institution).

4. Expand and develop technological innovations that have been introduced, including:

a. Preparation and dissemination of information material printed (News technological innovation, potpourri, posters, backwall, banners, newspaper / tabloid)


(17)

b. Preparation and dissemination of electronic information materials (film documentation pajalebabe technology, broadcast technology televesi iovasi bioindustry, and national seminars / exposure outcomes of technological innovation location specific Litkaji Bengkulu).

c. Preparation and delivery of content information technology innovation as a resource in the Office / Agency in the agricultural sphere provincial and district / city.

d. Display agricultural technology innovation (4 units)

1. Technological innovation PTT padai swamp 2. Technological innovation PTT soy

3. I nnovation Jarwo corn soya

4. Technological innovation Jarwo super 9. Duration : 1 (one) year


(18)

(19)

(20)

I . PENDAHULUAN

I .1. Latar Belakang

Salah satu tugas yang diemban oleh Badan Litbang Pertanian bukan hanya pada proses penelitian hingga menghasilkan teknologi yang dapat dengan mudah dapat diterapkan oleh petani tetapi juga pada mekanisme penyampaian inovasi teknologi tersebut sehingga bisa diadopsi secara sempurna oleh petani dan pelaku agribisnis lainnya (Badan Litbang Pertanian, 2005). Keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian (litkaji) pertanian ditentukan oleh tingkat pemanfaatan hasilnya oleh pengguna/ sasaran. Penerapan teknologi hasil litkaji tersebut diharapkan dapat mendorong pembangunan pertanian di daerah, sehingga sektor pertanian mampu berfungsi sebagai mesin penggerak perekonomian nasional.

Output kegiatan litkaji yang layak akan ditindaklanjuti dengan kegiatan desiminasi. Output litkaji disebut “layak” apabila hasil litkaji merupakan output yang berpotensi untuk memberikan outcome, benefid dan dampak kepada pengguna. Selain output tersebut, kinerja perluasan dan percepatan suatu inovasi pertanian juga sangat dipengaruhi oleh (i) ketepatan (efektif dan efisien) strategi pemasyarakatan inovasi pertanian, (ii) sinergi hubungan antar pelaku inovasi pertanian (peneliti, penyuluh, petani, penentu kebijakan, swasta) dan (iii) sinergi hubungan kelembagaan antar institusi yang terkait dengan pembangunan pertanian.

Kinerja Sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling terkait yaitu (i) kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan, dan (iii) kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian).


(21)

Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi/ teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji (Kasryno, 2006). Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif.

Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani-peternak adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani-peternak dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuannya di sektor pertanian. Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda. Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto (1993), bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi, pertambahan pendapatan/ keuntungan.

Dalam Pelaksanaan Sistem Kerja Latihan, Kunjungan dan Supervisi, institusi Provinsi termasuk BPTP harus memberikan dukungan dan fasilitasi di BP3K. salah satu permasalahan penyelenggaraan penyuluhan di Bengkulu antara lain kemampuan penyuluh dalam mendiseminasikan rekomendasi teknologi belum optimal (Jajar Legowo, Varietas Unggul Bersertifikat, Kalender Tanam), oleh karena itu dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan perkembangan pembangunan.

Mengingat masih banyaknya hasil-hasil litkaji yang belum diadopsi oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka akan


(22)

gelar teknologi padi,jagung, kedele pada luasan 5 – 10 ha yang melibatkan 100 peserta. Pada tahun 2016 ini kegiatan diseminasi juga akan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan karakteristik spesifik lokasi.

Tuntutan pencapaian tujuan pembangunan pertanian saat ini cukup berat (pencapaian swasembada pangan), sehingga bekal kemampuan teknis harus dikuasai oleh petugas di lapangan. Materi penyuluhan oleh penyuluh di lapangan sangat terbatas, di lain pihak, BPTP sebagai unit pelaksanan teknis Balitbangtan memiliki berbagai inovasi/ teknologi baru yang cukup banyak dan siap didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan. I novasi BPTP masih terbatas sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat penyampaian inovasi/ teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan media penyuluhan yang lebih banyak.

Jumlah penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu sebanyak 579 PNS dan 367 THL, jumlah ini belum sebanding dengan jumlah Desa yang harus didampingi yaitu sebanyak 1.517 (Bakorluh Provinsi, 2015). Demikian halnya dengan jumlah institusi penyuluhan (BP3K) di Provinsni Bengkulu belum sesuai UU no.16 yang mengamanatkan setiap kecamatan memiliki 1 lembaga penyuluhan BP3K. Jumlah BP3K saat ini berjumlah 100 dari 127 Kecamatan sehingga 1 BP3K memiliki wilayah kerja sampai 2 Kecamatan. Melihat kondisi penyuluhan di Provinsi Bengkulu yang sangat t erbatas maka perlu adanya upaya dari Pemerintah Pusat untuk meningkatkan dan memperkuat penyuluh di lapangan.

Melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu diharapkan mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan dalam teknologi serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna.

Hasil kegiatan tahun 2015 antara lain : 1) melalui kegiatan pameran 2 kali menunjukkan respon yang tinggi dari stakeholders dan petani tentang teknologi inovasi mekanisasi mesin tanam padi dan mesin panen, serta inovasi pemanfaatan lahan pekarangan (Vertikultur, vertiminaponik, hidroponik, dan irigasi tetes); 2) meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan penyuluh dan petani di 10 BP3K melalui kegiatan pertemuan dan demplot di BP3K; 3) tersebarnya informasi teknologi yang dihasilkan BPTP kepada penyuluh dan


(23)

petani; 4) meningkatnya kemampuan peneliti, penyuluh BPTP dan penyuluh lapangan dalam menyusun petunjuk teknis dan karya tulis ilmiah.

Mengingat jumlah BP3K yang menerima manfaat diseminasi masih 10% (10 BP3K) dari jumlah BP3K yang ada (100 BP3K) diharapkan kegiatan peningkatan kapasitas penyuluhan dapat berlanjut sesuai dengan teknologi yang selalu berkembang. Kegiatan tahun 2015 belum dirasakan percepatan penyebaran informasi ke seluruh Kabupaten/ Kota (40% ), diharapkan kegiatan tahun 2016 dapat memperluas penyebaran informasi di 10 Kabupaten/ Kota

I .2. TUJUAN

a) Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program startegis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi

b) Meningkatkan kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah c) Memperluas dan mengembangkan inovasi teknologi

yang telah diintroduksikan

I .3. LUARAN

a) Meningkatkan sinergi, koordinasi, komunikasi dan diseminasi program strategis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan perguruan Tinggi.

b) Meningkatnya kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah

c) Berkembangnya keberlanjutan inovasi teknologi yang telah di introduksikan.

I .4. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat

a) Meningkatnya sinergi program Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian dengan stakeholder di daerah.

b) Meningkatnya kapasitas institusi Badan Litbang dalam percepatan diseminasi I novasi Pertanian spesifik lokasi di Daerah.


(24)

Dampak

a) Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah b) Meningkatnya kesejehteraan petani di Daerah


(25)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

1.1. Kerangka Teoritis

Dalam konteks transfer teknologi, Badan Litbang Pertanian telah menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan baik itu diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia (2002), ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan BPTP akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (khalayak pengguna). Untuk itu, BPTP memerlukan suatu sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat.

Sebagai terjemahan dari hal “extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan yang dalam ini, merupakan penyebarluasan informasi tentang ilmu penget ahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam praktek atau kegiatan praktis (Mardikantodalam Risna, dkk, 2012). Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming),

berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community ) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment ). Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi/ teknologi baru (Wiriatmadja, 1976; Mardikanto, 1993). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata


(26)

simbul dan isi pesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan.

Kegiatan penyuluhan sebagai suatu sistem pendidikan nonformal dimaksudkan agar penerima manfaat utama penyuluhan yaitu petani dan keluarganya bersedia merubah perilaku mereka yang meliputi perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menolong dirinya sendiri untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini peran penyuluh pertanian dirasa sangat penting, karena penyuluh bertugas melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya dan berhubungan langsung dengan petani sehingga penyuluh dapat mengenali masalah-masalah yang dihadapi petani serta membantu mencari cara pemecahan masalah-masalah tersebut. Untuk mewujudkan keberhasilan penyuluhan, diperlukan tenaga-tenaga penyuluh yang handal dan profesional agar dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan seperti yang direncanakan (Wijianto, Arip, 2008). Peran utama bagi penyuluh pertanian adalah penyuluh sebagai penasehat/ advisor, penyuluh sebagai teknisi, penyuluh sebagai penghubung/middleman, penyuluh sebagai organisatoris dan penyuluh sebagai agen pembaharuan (Marzuki dalam Saridewi, T. R dan Siregar, A.N, 2010).

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:

1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.

2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberipengaruh baik.

3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.

Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian :

1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.


(27)

2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.

3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya.

4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya.

5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.

6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.

7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.

8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukandengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.

9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.

10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh

11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial.

Dalam pelaksanaan Sistem kerja latihan, kunjungan dan supervisi (LAKUSUSI ) digambarkan sebagai berikut.


(28)

Gambar 2.Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) dalam Badri.M (2008) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut: 1) saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan


(29)

saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi; 2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi; 3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter); dan 4) saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).

Hasil pengkajian Astuti dan Ruswendi (2013) tentang Berbagai Metode Diseminasi Teknologi Jeruk Rimo Gerga Lebong (Rgl) Di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petani membutuhkan media informasi berupa film pertanian, klinik tani (TVRI ), siaran pedesaan, pertemuan kelompok, dan koran. Sedangkan petugas/ penyuluh lapangan membutuhkan media berupa buku saku, berita TV, berita radio, kursus/ pelatihan, anjangsana, demonstrasi, pertemuan kelompok, temu lapang/ temu teknis, dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan jeruk menunjukkan 64,29% petani memiliki persepsi yang baik, dan 35,71% petani memiliki persepsi yang kurang baik. Media cetak lebih efektif digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual

Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong disimpulkan bahwa Media cetak (leaflet, liptan, buku saku) lebih efektif digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual (film dan presentasi). Secara statistik penggunaan media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani; sedangkan Temu Lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 74,19% , sedangkan pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani sebesar 40% (Astuti, dkk. 2013)

Hasil pengkajian Wijianto, A (2008) tentang Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara peranan penyuluh dengan partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani. Hal ini berarti setiap kenaikan nilai pada variabel


(30)

anggota. Demikian juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pada variabel peranan penyuluh akan diikuti oleh menurunnya nilai pada variabel partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani.

Risna, dkk (2012) dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada kelompok tani.

Pengkajian oleh Abdullah, A (2008) mengenai peranan penyuluhan dan kelompok tani ternak untuk meningkatkan adobsi teknologi dalam peternakan sapi potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat memiliki peranan penting dalam pengembangan peternakan khususnya dalam penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adobsi t eknologi peternakan kepada peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan media yang digunakan.

I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan akan di Laksanakan di Kabupate/ Kota Provinsi Bengkulu dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember 2016. Pelaksaan kegiatan juga di lakukan di luar Provinsi Bengkulu untuk kegiatan Pameran dan seminar hasil – hasil penelitian dan pengkajian.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program st rategis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi, meliputi :

a. temu informasi b. Temu teknis d. Tindak lanjut MoU


(31)

• MoU RRI

2. Meningkatkan kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah, meliputi :

a. Pameran b. Ekspose

c. Database hasil Litkaji Balitbangtan (Litkajibangrap spesifik lokasi dan Litkaji Balitbangtan)

3. Memperluas dan mengembangkan inovasi teknologi yang telah diintroduksikan, meliputi

b. Penyiapan dan penyebaran materi informasi tercetak (leaflet, buku saku, brosur, poster, banner, backwall, Koran/ tabloid

c. Penyiapan dan penyebaran materi informasi elektronik (film dokumentasi teknologi pajale, siaran televisi)

d. Penyiapan dan Penyampaian materi informasi dalam pertemuan di daerah

e. Display inovasi teknologi pertanian

3.3. Prosedur Pelaksanaan

1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program st rategis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi, meliputi :

a). Temu teknis

• Materi : Budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal Lokasi

Peserta

Metode pelaksanaan Output

: :

: :

Kabupaten Bengkulu Tengah

Dinas Pertanian, BP4K, BP3K, penyuluh dan petani Kabupaten Bengkulu Tengah

Pertemuan dan lapangan

Penyebaran informasi teknologi budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal Metode Pelaksanaan Kegiatan temu teknis padi dan kedelai

a) Waktu dan Tempat : Temu teknis dilaksanakan pada tanggal 2 juni 2016 di lahan petani kooperator kedelai Kabupaten Bengkulu Tengah.


(32)

a. Budidaya tanaman kedelai lahan sub optimal. b. Budidaya tanaman padi di lahan sub optimal

c. Peran serta pemerintah daerah dalam peningkatan produksi tanaman pangan (Padi dan Kedelai)

c) Metode : Metode yang dilakukan pada pertemuan ini adalah ceramah dan diskusi yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan.

• Materi : teknologi budidaya tanaman padi jarwo super Lokasi

Peserta

Metode pelaksanaan Output

: :

: :

Kabupaten Bengkulu Selatan

Dinas Pertanian, BP4K, BP3K, penyuluh dan petani Kabupaten Bengkulu Selatan

Pertemuan dan lapangan

Penyebaran informasi teknologi budidaya padi jarwo super.

Metode Pelaksanaan Kegiatan temu teknis padi jarwo super

a. Waktu dan Tempat : Temu teknis dilaksanakan pada tanggal BP3K Kedurang Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan, pada hari Rabu 24 Agustus 2016 dengan

b. Materi yang disampaikan sebagai berikut :

1. I novasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super

2. Program Dinas Pertanian dalam Rangka Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. 3. Peran BP4K dalam Program Pengembangan dan Peningkatan

Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan.

c. Metode yang dilakukan pada pertemuan ini adalah ceramah dan diskusi yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan

b). Tindak lanjut MoU

• MoU Universitas Nama Stake holder Materi kerjasama

: :

Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB)

Bimbingan tugas akhir dan pelaksanaan magang yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa


(33)

Nama Stake holder Materi kerjasama

: :

Radio Republik I ndonesia (RRI

Mengisi siaran pedesaan dengan materi teknologi komoditas pangan, peternakan, perkebunan dan hortikultura.

2. Meningkatkan kapasitas institusi (Badan Litbang) dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah, meliputi:

a. Pameran Frekuensi Topik Lokasi Waktu Materi Pameran : : : : : 2 kali

Hari pangan sedunia dan HUT Provinsi Bengkulu Pati Jawa Tengah dan Provinsi Bengkulu

Oktober dan November 2016

I novasi teknologi pasca panen, inovasi teknologi spesifik lokasi Provinsi Bengkulu

b. Seminar Topik Tema Waktu Lokasi Peserta : : : : :

Pertanian modern spesifik lokasi Menyesuaikan

November 2016 Hotel Santika

Nasional (Balit, Puslit, BPTP lingkup Balitbangtan, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian non Kementan, Stakeholder daerah

c. Gelar Teknologi Topik Waktu Lokasi Peserta Output : : : : :

Pertanian modern spesifik lokasi padi sawah November 2016

Kabupaten Seluma

Dinas/ Badan Lingkup Pertanian Provinsi Bengkulu, Dinas pertanian, BP4K, BP3K, Penyuluh dan petani Kabupaten Seluma

Tersebarluasnya inovasi teknologi kepada stakeholders Keberhasilan diseminasi teknologi melalui gelar teknologi


(34)

d. Database hasil Litkaji Balitbang (Litkajibangrap spesifik lokasi Bengkulu dan Litkaji Balitbangtan (judul, inovasi/ invensi penulis, institusi)

3.Memperluas dan mengembangkan inovasi teknologi yang telah diintroduksikan, meliputi

a. Penyiapan dan penyebaran materi informasi tercetak (Warta inovasi teknologi, bunga rampai, poster, backwall, banner, Koran/ tabloid Judul/ topik : menyesuaikan

b. Penyiapan dan penyebaran materi informasi elektronik (film dokumentasi teknologi pajalebabe, siaran televisi inovasi teknologi bioindustri, dan seminar nasional/ ekspose inovasi teknologi hasil Litkaji spesifik lokasi Bengkulu)

c. Penyiapan dan Penyampaian materi informasi inovasi teknologi sebagai narasumber di Dinas/ Badan lingkup pertanian di Propinsi dan Kabupaten/ Kota.

d. Display inovasi teknologi pertanian (4 unit) 1. I novasi teknologi PTT padi raw a

Lokasi : Benteng

Prosedur Pelaksanaan

1. Penentuan petani kooperator dan lokasi yang sesuai. 2. Membuat persemaian

• Persemaian dapat dilakukan secara basah dan kering sesuai dengan lahan yang tersedia.

• Persemaian bisa buat bedengan setinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang sesuaikan dengan ukuran petak dan kebutuhan.

• Persemaian kering lahan dibersihkan dari vegetasi serta diolah tanah sempurna.

• Luas lahan untuk persemaian 4% dari luas areal pertanaman atau sekitar 400 m2untuk tiap hektar pertanaman.

• Pupuk yang digunakan untuk persemaian urea, TSP/ SP-36 dan KCl masing-masing 1 g/ m2. Sebelum disebar benih direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam.

• Benih yang telah berkecambah ditabur dipersemaian dengan kerapatan 25-50 g/ m2atau 0,5-1 kg benih/ 20 m2lahan.


(35)

3. Persiapan lahan

• Pengolahan lahan dilakukan secara minimum, lahan disemprot dengan herbisida pratumbuh sesuai dengan anjuran setempat.

• Setelah gulma mati lahan tidak boleh dilakukan pembakaran, kemudian diratakan.

• Dua sampai tiga minggu sebar Furadan secara merata dan kemudian dilakukan penanaman dengan system legowo 2:1 dan dilakukan penyisipan.

4. Penanaman

• Penanaman dilakukan pada umur bibit 18-21 hari dengan 2-3 batang bibit perlubang, Jarak legowo 40 cm, jarak antar barisan 20 cm dan jarak dalam barisan 10 cm, bibit ditanam pada kedalaman 1-2 cm

• Pada saat tanam lahan diusahakan macak-macak, untuk antisipasi banjir pintu air saluran pembuangan dibuka

• Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam dengan bibit sisa penanaman (Varietas I npara 2 dan umur yang sama)

5. Penyiangan Gulma

• Penyiangan paling sedikit dilakukan dua atau tiga kali, tergantung keadaan gulma

• Penyiangan dilakukan dengan landak atau gasrok, penyiang dilakukan pada saat pemupukan susulan pertama dan kedua 6. Hama dan Penyakit

Serangan hama dan penyakit pada tanaman display padi rawa terdapat serangan penyakit blas daun yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae, serangan penggerek batang padi serta ditemukan tanda-tanda serangan tikus. Serangan penyakit blas dapat menyerang dari mulai persemaian sampai dengan fase generatif. Gejala serangan dapat berupa bercak coklat kecil pada awal serangan, kemudian meluas berbentuk seperti belah ketupat dengan kedua ujung bercak meruncing, dengan tengah bercak berwarna abu-abu. Serangan penyakit ini akan mudah menyebar dengan bantuan angin pada kelembaban yang tinggi, akan


(36)

intensitas serangan telah mencapai 15% sehingga perlu dilakukan langkah pengendalian.

Pengendalian Hama dan Penyakit 7. Pemupukan

Pupuk diberikan secara bertahap sesuai dengan dosis anjuran. 8. Pengendalian hama penyakit yang disesuaikan dengan kondisi

serangan. 9. Panen

• Panen dapat dilakukan dengan potong tengah jerami padi

kemudian dirontok dengan threser atau potong bawah lalu digebot.

• Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak

fisiologis, atau apabila sekitar 90-95% malai telah menguning.

• Gunakan hamparan/ alas di bagian bawah untuk mencegah suhu penjemuran yang terlalu tinggi di bagian bawah hamparan.

• Lakukan pembalikan benih secara berkala dan hati-hati Lakukan pengukuran suhu pada amparan benih yang dijemur dan kadar air benih setiap 2-3 jam sekali serta catat data suhu hamparan dan kadar air benih tersebut.

• Bila pengeringan menggunakan sinar matahari, umumnya penjemuran dilakukan selama 4 – 5 jam.

2. I novasi teknologi PTT kedelai di lahan sub obtimal Lokasi : Bengkulu Tengah

Tahapan Kegiatan : 1. Penyiapan Lahan :

• Olah tanah secara intensif yaitu dua kali bajak dan sekali digaru.

• Taburkan bahan organik (pupuk kompos) pada lahan yang telah diolah sebanyak 3 ton/ hektar.

2. Penanaman

• Tugal lahan yang telah diolah dan siap dengan kedalaman 2 – 3 cm.


(37)

• Buat jarak tanam 20 X 20 cm x 40 cm, 2-3 biji/ lubang tanam agar tidak terjadi akumulasi serangan hama penyakit serta kekurangan air.

• Jumlah populasi tanaman antara 350.000-500.000 tanaman/ ha dengan kebutuhan benih 40-60 kg/ ha, tergantung pada ukuran biji.

3. Pemupukan

• Taburkan bahan organik (pupuk kompos) pada lahan yang telah diolah sebanyak 3 ton/ hektar kemudian lahan di garu sampai pupuk komposnya merata pada lahan dan bedengan.

• Kemudian saat tanam dilakukan pemupukan dengan dosis 50 kg urea, 40 kg Sp-36 dan 50 KCl, ketiga pupuk tersebut diaduk hingga rata kemudian dilakukan pemupukan dengan membuat larikan dekat lobong tanam, tempat untuk menaburkan pupuk tersebut dan kemudian pupuk tersebut ditutupi dengan tangan tanah, agar tidak menguap.

• 14 hari setelah tanam dilakukan pemupukan kembali dengan dosis 50 kg urea, 35 kg Sp-36 dan 50 KCl, ketiga pupuk tersebut diaduk hingga rata kemudian dilakukan pemupukan dengan membuat larikan dekat lobang tanam, tempat untuk menaburkan pupuk tersebut dan kemudian pupuk tersebut ditutupi dengan tangan tanah, agar tidak menguap.

• Selain pupuk diatas ada juga pupuk yang disemprotkan menggunakan untuk memacu pertumbuhan kedelai seperti pupuk daun dan buah.

3. I novasi jarw o jagung - kedelai Lokasi : Kabupaten Seluma

Prosedur Pelaksanaan a. Penanaman jagung

1. Penyemprotan herbisida pratumbuh sesuai dosis anjuran herbisida yang digunakan sebelum tanam


(38)

legowo/ double row, kemudian ditutup dengan pupuk organik 1 genggam

3. Jarak tanam untuk tanaman jagung sistem legowo (100-50) cm x 20 cm (lihat Gambar). Barisan tanaman searah pergerakan matahari (Timur-Barat) agar tanaman kedelai mendapatkan intensitas cahaya yang baik.

4. Pemberian pupuk dengan dosis pupuk disesuaikan dengan hasil analisis tanah. Urea: 303 kg/ ha; SP-36: 60 kg/ ha dan NPK (15: 15: 15): 360 kg/ ha Pemberian diberikan 2 tahap, pemberian pertama pada umur < 10 hari setelah tanam (hst) dengan dosis 50% Urea dan 100% SP-36 dan NPK. Pemupukan susulan saat 35-45 hst dengan pupuk Urea dosis 50% . Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping tanaman lalu ditutup tanah.

5. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan saat 25 hst dengan cangkul.

6. Penen tongkol jika klobot sudah kering dan pangkal biji telah bertanda bintik hitam (black layer) pada ujung biji yang dibelah. Sisa batang tanaman (biomas) dijadikan kompos atau dapat digunakan sebagai mulsa diantara baris tanaman untuk pertanaman berikutnya.

b. Penanaman kedelai

1. Pembuatan bedengan pada lahan untuk pertanaman kedelai 2. Benih kedelai dicampur dengan inokulan Rhizobium sp (nodulin,

rhizogin dll) 5 kg benih per 10 g, benih dibasahi kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk merata hingga merekat dan diperkirakan semua benih mendapatkan inokulan, kemudian segera ditanam. Hindari terkena cahaya matahari langsung pada benih yang telah dicampur dengan nodulin

3. Benih ditanam di antara barisan legowo pada tanaman jagung dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, 2 biji/ lubang tanam dan terdapat 2 barisan tanaman kedelai antara setiap barisan legowo jagung (lihat Gambar). Penanaman kedelai dapat bersamaan


(39)

dengan penanaman jagung, paling lambat 1 minggu setelah tanam jagung.

4. Pemupukan dengan takaran 50 kg urea + 50 kg pupuk majemuk/ ha umur 7- 10 hst

5. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pada tanaman jagung

6. Kedelai dipanen sebelum polong pecah, yaitu saat polong berwarna coklat. Sebaiknya kedelai dipanen lebih awal dari jagung.

4. Display PTT padi jarw o super Lokasi : Kabupaten Bengkulu Selatan Prosedur Pelaksanaan

Keberhasilan penerapan Teknologi Jajar Legowo Super ditentukan oleh komponen teknologi dan teknik budidaya yang digunakan,selain menggunakan sistem tanam jajar legowo 2: 1 sebagai basis penerapan di lapangan. Adapun komponen teknologi yang diterapkan pada lokasi display Jarwo Super adalah VUB (inpari 10, inpari 30, inpari 32 dan inpari 33) penggunaan biodecomposer, pupuk hatati, pemupukan berimbang, sistem tanam legowo 2: 1 dan pestisida organik. Varietas unggul merupakan salah satu komponen utama teknologi yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Pemerintah telah melepas ratusan varietas unggul padi, sehingga petani dapat lebih leluasa memilih varietas yang sesuai dengan teknik budidaya dan kondisi lingkungan setempat.Ketersediaan berbagai alternatif pilihan varietas unggul pada suatu wilayah akan berdampak terhadap stabilitas produksi sebagai representasi dari keunggulan adaptasi dan ketahanan atau toleransi terhadap cek aman biotic dan abiotik di wilayah tersebut.

Varietas unggul yang diintroduksi dalam kegiatan display jarwo super sebanyak 4 varietas yang merupakan VUB memiliki potensi hasil tinggi, yaitu; I npari 10, I npari 30, I npari 32, danI npai 33 yang bersumber dari Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) Sukamandi Jawa


(40)

Penerapan teknik budidaya padi jarwo super di lokasi display juga dilakukan rekayasa jarak tanam untuk menguji kemampuan fisiologis masing-masing varietas dalam beradaptasi serta kesesuaian pada agroekositem lahan berdasarkan spesifik lokasi. Berdasarkan Tabel 2, system tanam dan jarak tanam yang diterapkan yaitu legowo 2: 1 dengan jarak tanam[ (20 x 10) x 40 cm] dan legowo 2: 1 dengan jarak tanam[ (25 x 12,5) x 50 cm] .

Selanjutnya, dosis pupuk yang digunakan merupakan dosis pupuk yang dihasilkan berdasarkan hasil analisis tanah sawah dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).Berdasarkan hasil uji tanah tersebut diperoleh dosis pupuk spesifik lokasi yang diberikan pada lahan display jarwo super. Pupuk yang digunakanya itu pupuk majemuk NPK Phonska dengan dosis 350 kg/ ha dan tambahan pupuk tunggal Urea dengan dosis 150 kg/ ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pemupukan pertama umur 7 – 14 hari setelah tanam (HST), pemupukan kedua umur 21 – 28 HST dan pemupukan ketiga umur 35 – 45 HST.

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

4.1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program strategis Balitbangtan dan kementerian pertanian dengan dinas terkait dan perguruan tinggi.

4.1.1. Temu teknis tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal. Penerapan teknologi pada usaha pertanian ber-evolusi sejalan dengan perkembangan budaya dan kehidupan manusia, karena pada dasarnya usaha menyediakan pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Dengan demikian, pertanian modern tingkat penerapannya sejalan


(41)

dengan tingkat perkembangan teknologi masyarakat pelakunya. Bangsa I ndonesia yang jumlah penduduknya 250 juta jiwa mempunyai pendidikan yang sangat beragam, dimana pada masyarakat pelaku pertanian rata-rata pendidikan mereka rendah,sehingga tingkat penguasaan teknologinya juga rendah. Bagusnya, teknologi bidang pertanian dapat diadopsi berdasarkan pengalaman empiris, tanpa harus mengetahui proses ilmiahnya. Namun akibat dari hal tersebut, adopsi komponen teknologi pertanian modern sering mendatangkan dampak negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan produksi, tanpa disadari oleh para pelakunya.

Pertanian merupakan industri biologis yang memanfaatkan proses biokimia, menggunakan media tanaman. Pertanian modern mengubah proses alamiah tanaman yang semula semata-mata hanya menggunakan unsur-unsur hara asli dari dalam tanah, diganti dengan proses pemacuan pertumbuhan dan hasil penennya melalui pemupukan, pestisida, dan varietas-varietas sintetik yang rakus hara untuk berproduksi tinggi. Penerapan teknologi pertanian modern sejak tahun 1970 atau yang dikenal sebagai teknologi revolusi hijau, disamping telah meningkatkan produksi 300 dibandingkan produksi tahun 1960-an, juga meninggalkan dampak negatif pada mutu lingkungan dan keanekaragaman hayati (I RRI , 2004)

I ndonesia pada saat ini dan terlebih lagi pada masa mendatang, menghadapi masalah dan dilema dalam mencukupi produksi pangan, terkait dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan menurunnya kualitas lingkungan. Penambahan jumlah penduduk memaksa pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan pertanian yang relatif sempit dan bahkan terus berkurang, yang berarti diperlukan penggunaan input agrokimia dalam jumlah tinggi, yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan penurunan keberlanjutan sistem produksi pertanian. Pada sisi lain, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan makanan yang aman konsumsi, pada kondisi petani belum siap untuk memproduksinya, akan berakibat I ndonesia menjadi pasar terbuka bagi produk bersertifikat jaminan mutu dan aman konsumsi dari negara-negara lain. Masalah yang kita hadapi adalah, bisakah kebutuhan bahan pangan yang terus meningkat yang membutuhkan dukungan input agrokimia dosis tinggi, diharmonisasikan dengan produk aman konsumsi


(42)

tentu harus bisa, asalkan terdapat partisipasi antara produsen (petani), pedagang, dan konsumen secara aktif dan masing-masing pihak ikut bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut.

Kedelai dan padi merupakan salah satu komoditas pangan utama yang dikembangkan di I ndonesia, dan potensial untuk dikembangkan di wilayah Bengkulu. I ndonesia merupakan negara produsen kedelai terbesar ke enam di dunia, setelah Amerika Serikat,Brzail, Argentina, China dan I ndia. Walaupun demikian, produksi kedelai domestik belum mampu mencukupi kebutuhan kedelai nasional yang terus meningkat (Zakaria, 2010). Padahal pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mencanangkan program swasembada kedelai nasional. Zakaria (2010) menyatakan swasembada kedelai belum tercapai disebabkan karena (a) rendahnya minat petani, (b) belum berkembangnya penerapan teknologi anjuran di tingkat usahatani, (c) meningkatnya impor kedelai karena kemudahan tataniaga, (d) terjadinya persaiangan penggunaan sumberdaya lahan dengan komoditas lainnya seperti jagung.Selain permasalahan tersebut, pencapaian swasembada juga terkendala oleh rendahnya produktivitas kedelai yang dihasilkan.

Menurut Suyamto dan Swastika (2011) peningkatan produktivitas kedelai nasional berjalan lambat, dari sekitar 1,1 t/ ha pada tahun 1990 menjadi hanya sekitar 1,3 t/ ha pada tahun 2008. Menurutnya, peran inovasi teknologi terhadap peningkatan produktivitas kedelai di lapangan masih sangat kecil. Selain itu, produksi kedelai sangat ditentukan oleh luas areal panen sehingga luas areal panen harus ditingkatkan. Beranjak dari permasalahan tersebut, maka beberapa solusi untuk pengembangan kedelai adalah melalui optimalisasi pemanfaatan lahan serta penerapan inovasi teknologi anjuran di tingkat petani. Ketersediaan lahan sub optimal sangat mendukung dalam rangka perluasan areal tanam kedelai, namun perlu dibarengi dengan penerapan inovasi teknologi agar dapat meningkatkan produktivitas kedelai tersebut. Bengkulu memiliki potensi lahan sub optimal yang besar untuk pengembangan tanaman pangan padi dan kedelai.

Lakitan dan Gofar (2013) menyatakan lahan suboptimal pada dasarnya merupakan lahan-lahan yang secara alami mempunyai satu atau lebih kendala sehingga butuh upaya ekstra agar dapat dij adikan lahan budidaya yang produktif untuk tanaman,ternak, atau ikan. Namun menurutnya untuk mengelola lahan-lahan suboptimal tentu akan lebih rumit, kendala teknis/ agronomis yang dihadapi


(43)

membutuhkan teknologi yang berkesesuaian.Suyamto dan Widiarta (2011) menyatakan, peran teknologi sangat vital dalam pengembangan kedelai dan padi nasional. Menurutnya, teknologi varietas unggul telah berkontribusi sangat nyata dalam pengmbangan kedelai maupun padi nasional. Untuk kedelai saja sekitar 80% dari total area panen kedelai yang mencapai 0,7 juta hektar didominasi oleh penggunaan varietas unggul.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian). Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi/ teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji.

Berkaitan dengan hal dimaksud, BPTP melaksanakan temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan suboptimal. Dalam pertemuan tersebut akan dilibatkan, dinas/ instansi lingkup pertanian, lembaga penyuluhan pertanian, kontak tani serta instansi terkait lainnya.

Tujuan temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal adalah :

a) Meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh tentang budidaya usahatani padi dan kedelai di lahan sub optimal

b) Menyebarluaskan inovasi teknologi budidaya padi dan kedelai di lahan suboptimal

Keluaran yang diharapkan dari temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal adalah :

a) Meningkatnya pengetahuan petani dan penyuluh tentang budidaya usahatani padi dan kedelai di lahan sub optimal

b) Menyebarluaskan inovasi teknologi budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal.


(44)

Peserta pertemuan adalah petani di kecamatan Pondok Kelapa, penyuluh se Kecamatan Pondok Kelapa, penyuluh dan peneliti BPTP yang berjumlah 40 peserta, dengan daftar peserta pertemuan sebagai berikut :

Table 1. Daftar peserta temu teknis budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal 2 Juni 2016

No. I nstansi Jumlah

(orang) 1. Petani, aparat Desa se Kecamatan Pondok Kelapa 20 2. Penyuluh kecamatan Pondok Kelapa 10

3. Peneliti, penyuluh BPTP 8

4. BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah 2

Jumlah 40

Kegiatan dilaksanakan di rumah ketua kelompok P4S Sungai Suci Kecamatan Pondok Kelapa dimulai pk. 9.00 – 14.30 WI B. Sebelum acara dimulai dilakukan pre tes untuk peserta dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman peserta tentang teknis budidaya padi dan kedele di lahan sub optimal.

Acara diawali dengan pembukaan dengan susunan acara :

- Pembingkaian acara kegiatan oleh Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi)

- Sambutan dan pembukaan oleh Camat Kecamatan Pondok Kelapa - Rehat

Penyampaian materi disampaikan secara paralel dipandu oleh Dr. Rudi Hartono,MP. Dalam penyampaian materi ini narasumbe5r telah dibagi menjadi tiga sesi dan dilanjutkan dengan sesi diskusi setelah selesai penyampaian semua materi. Jadwal dan sesi penyampaian materi dapat dilihat pada table 2.

Table 2. Jadwal acara temu teknis budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal 2 Juni 2016

Waktu Materi Prasaran/ I nstansi 9.30 –

12.00

I novasi budidaya kedelai di lahan sub optimal melalui pendekatan PTT

Dr. Umi Pudji Astuti BPTP Bengkulu


(45)

melalui pendekatan PTT BPTP Bengkulu Peranan lembaga penyuluhan dalam

pelaksanaan program peningkatan produksi Padi dan Keelai di Kabupaten Bengkulu Utara

Sailan, SP.MSi

BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah

Diskusi Dr. Rudi Hartono

Hasil diskusi:

1. Pelaksanaan display PTT Kedelai yang sedang berjalan diharapkan dapat produksi dengan baik sehingga petani akan mengembangkan tanaman ini secara tumpang sari dengan tanaman ubi dan tanaman kelapa sawit yang masih muda

2. Pemasaran kedele tidak menjadi masalah karena petani sudah bermitra dengan pengrajin tahu dan tempe

3. Untuk tanam padi system legowo dengan sisip masih sulit diterapkan karena buruh tanam enggandengan alasan lebih rumit. Diusulkan ada pertemuan petani dan buruh tanam untuk penjelasan cara tanam yang benar, direncanakan dilaksanakan 1 minggu sebelum tanam padi

4. Rekomendasi pupuk untuk tanaman padi belum dipahami petani baik dosis dan waktu pemupukan. Dianjurkan untuk memakai anjuran yang terdapat pada Kalender tanam terpadu, dengan waktu pemberian pupuk 3 kali, yaitu pemupukan I = 7-14 HST, I I = 21 – 25 HST dan I I I = 35 – 40 HST.

5. Varietas padi spesifik padi rawa belum banyak digunakan petani karena petani tidak pernah mencari benih tetapi saling tukar menukar sesama petani yang hasilnya bagus ataupun mendapat bantuan dari dinas pertanian.

Diharapkan adanya display yang akan dilaksanakan bulan juni 2016 di Desa Panca Mukti benih padi spesifik lahan rawa (I npara) akan berkembang di daerah khususnya llahan sawah rawa

6. Dalam pelaksanaan program PAJALE, BP4K sangat berperan dalam penyampaian laporan Luas Tambah Tanam yang harus dilaporkan setiap hari ke BPTP, Distan Provinsi dan Pusat. Oleh karena itu peran koordinator penyuluh dapat ditingkatkan mengingat target tanam untuk kecamatan Pondok Kelapa untuk bulan Mei 2016 belum memenuhi target.


(46)

Permasalahan belum tercapainya target tanam adalah sebagian lahan sawah masih tergenang air karena air laut yang pasang. Pada lokasi yang tidak terkena banjir petani masih menunda tanam karena menghindari masa bunting tanaman padi pada bulan agustus yang kebiasaannya banyak serangan tikus.

Pada kesempatan ini disepakati untuk mempercepat penanaman pada lokasi yang telah panen dan penyuluh dapat menyakinkan petani untuk menghindari serangan tikus dengan melakukan sanitasi lingkungan pada saat akana turun sawah

Setelah diskusi dilakukan kunjungan lapangan di lahan display kedelai dengan harapan untuk meyakinkan petani di wilayah kecamatan bahwa tanaman kedele dapat dibudidayakan di lahan sub optimal dengan inovasi yang diterapkan. Pada saat itu juga dijelaskan beberapa hama yang ada dan cara penanggulangannya oleh petugas pengamat hama kecamatan. Pertumbuhan tanaman cukup baik, diperkirakan 3 – 4 minggu ke depan sudah dapat dilakukan pemanenan.

Kegiatan diakhiri dengan pengisian daftar pertanyaan setelah kegiatan berlangsung (post tes) dengan kuesioner yang berisi tentang teknologi padi dan kedelai di lahan sub optimal. Kuesioner ini diberikan untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta akan mat eri yang telah di sampaikan. Setelah itu dilakukan penyelesaian administrasi. Hasil pengujian terhadap tingkat pengetahuan peserta temu teknis pada Tabel berikut:

Tabel 3. Rata Rata Peningkatan Pengetahuan Peserta Temu Teknis Di Kecamatan Pondok Kelapa Tahun 2016

Rata-rata umur responden (% )

Rata-rata pendidikan (% )

Rata –rata Nilai

pengetahuan sebelum T. T

Rata-rata Nilai pengetahuan setelah T T

Peningkatan pengetahuan (% )

< 20 th

4 < SLTP 46

50,28 54,96 9,33

21 – 49 th


(47)

 50 th

39 Sarjana 29

Sumber : tabulasi hasil pre tes dan pos tes

Metode Temu teknis dengan presentasi, diskusi dan kunjungan lapangan mampu meningkatkan pengetahuan peserta 9,33% , artinya metode ini tidak mampu memberikan peningkatan pengetahuan yang signifikan. Oleh karena itu masih ada metode lain yang lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan peserta misalnya melalui pelatihan ataupun pemutaran film. Hal ini sejalan dengan hasil kajian Astuti, dan kawan kawan di Kabupaten Lebong tahun 2014 tentang berbagai metode penyuluhan yang efektif adalah dari 6 jenis media dan metoda yang telah dianalisis yaitu pemutaran film, membaca komik, membaca folder, serta mengikuti presentasi dan diskusi, ternyata menonton film cukup efektif meningkatkan pengetahuan responden tentang inovasi PTKJS, sedangkan membaca komik dan mengikuti presentasi kurang efektif.

4.1.2. Temu Teknis Budidaya Tanaman Padi Jarw o Super

Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuannya di sektor pertanian. Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani berbeda. Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto (1993), bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga


(48)

Pada kegiatan display/ demplot sistem tanam Jajar Legowo Super, inovasi teknologi yang diterapkan perlu di desiminasikan. Oleh karena itu pelaksanaan diseminasi dilakukan melalui Temu Teknis dan Sosialisasi. Dengan demikian penguasaan inovasi teknologi lebih lengkap, sehingga dimasa mendatang akan di peroleh produktivitas yang tinggi sebagai sumber peningkatan pendapatan petani.

Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiseminasikan inovasi teknologi jajar legowo super padi sawah kepada petani dan Stakeholders.

Keluaran yang diharapkan dari temu teknis ini adalah t ersebarnya informasi inovasi teknologi jajar legowo super padi sawah kepada petani dan Stakeholders dengan harapan dapat diadopsi guna mendukung percepatan swasembada pangan di Propinsi Bengkulu umumnya, di Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu khususnya.

Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super dilaksanakan di Aula Pertemuan BP3K Kedurang Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan, pada hari Rabu 24 Agustus 2016 dengan materi yang disampaikan sebagai berikut :

a. I novasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super

b. Program Dinas Pertanian dalam Rangka Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan.

c. Peran BP4K dalam Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Sebelum dimulai Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super semua peserta mengisi daftar hadir dan biodata, selanjutnya Temu Teknis dengan arahan dan sambutan selamat datang dari Camat Kecamatan Kedurang, BPTP Bengkulu, Kepala Bidang Pertanian dan dibuka secara resmi oleh Kepala BP4K yang diawali dengan pengarahan. Acara selanjutnya penyampaian materi dan diskusi.

Peserta yang hadir pada Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super yaitu sebanyak 60 orang yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan, BP4K Kabupaten Bengkulu Selatan, Seluruh PPL di Wilayah kerja BP3K Kedurang, Petugas dari BP3K Kedurang I lir, Camat Kecamatan Kedurang, Babinsa, Kepla Desa Tanjung Besar, KTNA Kecamatan Kedurang dan semua petani kooperator


(49)

display padi jajar legowo super di Desa Tanjung Besar Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu.

Komposisi peserta Temu Teknis Budidaya padi Jajar Legowo Super tertera pada Tabel . sebagai berikut :

Tabel 4. Komposisi peserta Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super di Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan pada tanggal 24 Agustus 2016

No Asal Peserta Jumlah (orang)

1 Dinas Pertanian 1

2 BP4K 2

3 Camat 1

4 BP3K Kedurang 17

5 BP3K Kedurang I lir 2

6 Babinsa 2

7 Kepala Desa 1

8 KTNA Kecamatan Kedurang 1

9 Petani 26

10 BPTP Bengkulu 7

Jumlah 60

Sebelum acara Temu Teknis dimulai dilakukan pengisian kuisioner untuk semua peserta. Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta Temu Teknis terhadap inovasi teknologi jajar legowo super sebelum mengikuti acara Temu Teknis.

Acara Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super dimulai pukul 08.00-16.00 WI B dengan dipandu oleh Tim pelaksana Kegiatan BPTP Bengkulu. Mengawali acara Temu Teknis sambutan selamat datang dari Camat Kecamatan Kedurang, penjelasan pelaksanaan display/ demplot demplot Budidaya Padi Jajar Legowo Super BPTP Bengkulu, kepala bidang pertanian Dinas Pertanian Bengkulu Selatan dan dibuka secara resmi oleh Kepala BP4K setelah memberikan pengarahan. Acara selanjutnya penyampaian materi, diskusi dan Kunjungan Lapangan ke lahan display padi jajar legowo super di Desa Tanjung Besar.


(50)

a. Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi dari Dinas Pertanian disampaikan oleh Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu Haroni, SP. Adapun tema materi yang disampaikan ” Program Dinas Pertanian dalam Rangka Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan”. Ringkasan materi yang disampaikan sebagai berikut : a. Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016 adalah

peningkatan produktivitas padi melalui penerapan teknologi tanam jajar legowo. Sejalan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2016 upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan intensifikasi (peningkatan produktivitas) dan kegiatan ekstensifikasi (perluasan areal tanam). Seluruh kegiatan intensifikasi diwajibkan menerapkan teknologi tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan ekstensifikasi diharapkan dapat menerapkan teknologi tanam jajar legowo atau disesuaikan dengan kondisi setempat.

b. Adapun program kegiatan pengembangan tanaman padi di Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2016 yaitu : 1) Gerakan Tanaman Padi dengan Penerapan Jajar Legowo seluas 3.000 ha, 2) Pengembangan Desa Pertanian Organik seluas 20 ha, 3) Pengembangan Padi dengan Teknologi Hazton seluas 25 ha.

c. Untuk mendukung penerapan teknologi tanam jajar legowo maka akan difasilitasi bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak kepada petani/ kelompok tani/ gapoktan/ LMDH pelaksana kegiatan serta fasilitasi biaya pembuatan papan nama, dukungan pembinaan, bimbingan, pemantauan, evaluasi pengelolaan produksi padi, kegiatan ubinan bersama serta gerakan tanam dan panen.

d. Penyuluh Pertanian/ PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI -AD) tetap harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada dan dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota dan Bakorluh/ Bapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di luar areal non program.


(51)

e. Pos simpul koordinasi (POSKO) pelaksanaan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dapat memanfaatkan Pokja yang ada di masing-masing daerah antara lain seperti Pokja UPSUS. Sedangkan mekanisme dan hubungan kerja antar lembaga dalam rangka UPSUS peningkatan produksi padi dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi mengacu pada Permentan 131/ Permentan/ OT.140/ 12/ 2014 tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang Membidangi Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional.

f. Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan produktivitas padi adalah benih dan alat tanam antara lain caplak. g. Fasilitasi pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi

dengan teknologi Hazton selain bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer dan agensia hayati. Penggunaan bantuan sarana produksi tersebut, jenis dan jumlah/ dosis, di tingkat lapangan disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah (spesifik lokasi) dan secara Teknis disesuaikan dengan anjuran teknologi di lokasi masing-masing.

h. Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan Desa pertanian organik padi selain benih dan alat tanam antara lain caplak, juga diberi bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi pendukung pertanian organik. Penggunaan bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida nabati (jenis dan jumlah/ dosis, dll) disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah(spesifik lokasi).

i. Teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi peningkatan produktivitas maupun lokasi perluasan areal tanam hendaknya dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan BPTP setempat dan sesuai dengan kondisi di lapangan (spesifik lokasi) guna menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga diharapkan


(52)

dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas dan produksi padi.

j. Guna mendukung pencapain tujuan tersebut di atas, maka pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup Kementerian Pertanian, TNI -AD (Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa) dan stakeholders lainnya.

k. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas Provinsi dan Kabupaten/ Kota termasuk Penyuluh/ PPL, POPT, PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI -AD beserta jajarannya/ BABI NSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta petugas Pusat. Pengawalan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing- masing lokasi yang penugasannya melalui Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

b. BP4K Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi dari BP4K disampaikan langsung Kepala BP4K yaitu I r. Trisman, M.Si, adapun tema materi yang disampaikan “ Peran BP4K dalam Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan”. Ringkasan materi yang disampaikan adalah sebagai berikut :

a. Permentan Nomor 45 Tahun 2011 merupakan salah satu instrument kebijakan dengan maksud untuk memberikan acuan bagi kelembagaan Teknis, kelembagaan penelitian dan pengembangan serta kelembagaan penyuluhan pertanian di pusat, propinsi, Kabupaten/ kota dan Kecamatan dalam mendukung program P2BN.

b. Sesuai dengan Permenten No. 45 Th. 2011 adapun tugas dari BP4K/ BP2KP adalah


(53)

1) Menyusun programa penyuluhan Kab/ Kota untuk mendukung pencapaian target produksi padi yang telah ditetapkan Dinas Pertanian di tingkat Kab/ Kota

2) Menyusun materi penyuluhan dan menyebarluaskan teknologi spesifik lokasi yang direkomendasikan BPTP di Provinsi.

3) Melakukan penyuluhan melalui media cetak/ elektronik

4) Menyusun pengalokasian penugasan tenaga penyuluh pertanian berdasarkan lokasi SL-PTT dan sentra produksi

5) Meningkatkan kapasitas dan kinerja penyuluh melalui pelatihan di BPP dalam rangka peningkatan produksi padi

6) Menetapkan lokasi demplot, demfarm, demarea SL-PTT berdasarkan usulan BPP

7) Merencanakan dan melaksanakan rembug/ forum perTemuan petani, Temu Teknis, dan Temu tugas

8) Melakukan seleksi dan mengusulkan calon penerima penghargaan bagi penyuluh, petani berprestasi yang behasil dalam peningkatan produksi beras tingkat Kab/ Kota.

c. Operasionalisasi permentan perlu didukung oleh semua pihak khususnya dinas/ instansi terkait didaerah untuk mendorong optimalisasi pencapaian produktivitas.

c. BPTP Bengkulu

Penyampaian materi dari BPTP Bengkulu disampaikan oleh I r. Ahmad Damiri, M.Si, dengan tema ” I novasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super”. Adapun ringkasan materi yang disampaikan sebagai berikut :

a. Teknologi jajar legowo super adalah t eknologi budidaya terpadu padi sawah irigasi Berbasis Tanaman Jajar Legowo.

b. Bagian-bagian penting dari jajar legowo super adalah : 1) Varietas Unggul baru (VUB) Potensi Hasil tinggi, 2) Biodekomposer, diberikan sebelum pengolahan tanah, 3) Pupuk Hayati sebagai seed treatment, 4) Pemupukan berimbang berdasarkan PUTS, 5) Pengendalian OPT menggunakan pestisida hayati, 5) Alat dan mesin pertanian, khususnya untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen (combine harvester)


(54)

1. Persemaian :

a) Persemaian Sistem Dapok untuk penanaman menggunakan I ndo Jarwo Transplanter:

- Benih diperam selama 2 hari lalu ditiriskan - Campurkan pupuk hayati 500g/ 25 kg benih

- Benih disebar pada kotak Dapok ukuran 18 x 56 cm dengan benih 100-125 g/ dapok

- Penanaman saat umur benih 14-17 hss (tinggi 10-15 cm dan 2-3 helai daun)

- Kebutuhan bibit 200-230 dapok/ hektar. b) Sistem Persemaian biasa Transplanter:

- Benih diperam selama 2 hari lalu ditiriskan - Campurkan pupuk hayati 500g/ 25 kg benih - Benih disebar pada petak persemaian - Ukuran persemaian 400-500 m2

- Penanaman saat umur benih 15-18 hss 2. Penyiapan Lahan

a) Olah Tanah Basah

- Tanah digenangi 2-5 cm selama 2-3 hari

- Bajak pertama sedalam 15-20 cm dg bajak singkal lalu biarkan 3-4 hari

- Perbaikan pematang dan cangkul bagian sudut yg tdk terbajak - Bajak kedua (pelumpuran, pembenaman gulma) dan aplikasi

Biodekomposer

- Peratan tanah menggunakan balok/ papan b) Olah Tanah Kering

- Semprot Biodekomposer pada tunggul jerami (4 bks @ 500 g pada 400 liter air)

- Tanah dibajak menggunakan Traktor sedalam 20 cm, biarkan lembab selama 7 hari.

- Tanah digaru untuk menghancurkan bongkahan tanah

- Peratan tanah menggunakan balok/ papan setelah tersedia air 3. Varietas


(55)

Kriteria I npari 10 I npari 30 I npari 32 HDB I npari 33 Umur 112 hari 111 hari 120 hari 107 hari Rasa Nasi Pulen Pulen Sedang Sedang Rata Hasil 4,8 t/ ha 7,2 t/ ha 6,30 t/ ha 6,6 t/ ha Potensi Hasil 7,0 t/ ha 9,6 t/ ha 8,42 t/ ha 9,8 t/ ha Anjuran Cocok utk

musim kemarau n

Datara rendah – 400 m dpl

Datara rendah – 600 m dpl

Datara rendah – 600 m dpl

4. Tanam

a) Sistem Tanam Jajar Legowo 2: 1

- Jarak Tanam [ (25 x 12,5) x 50 cm)]

Jumlah tanaman 213.333 tanaman (meningkat 33,3% ) dibandingkan Tegel 25 x 25 cm (160.000 tanaman)

- Jarak Tanam [ (20 x 10) x 40 cm)]

Jumlah tanaman 333.333 tanaman (meningkat 33,3% ) dibandingkan Tegel 20 x 20 cm (250.000 tanaman)

b) Bibit umur < 21 hari, Berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm dan Satu lubang ditanam 2-3 bibit kedalaman 2 cm

5. Pemupukan

Pemupukan sebaiknya dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada umur 10 HST, 24 HST dan 40 HST denga ndosis masing masing 150 Kg Phonska dan kedua 200 Kg phonska. Pemupukan ure juga dilakukan pada tiga tahapan yaitu 40 kg, 25 kg dan 85 kg.

6. Penyemprotan Pestisida (Bio Protector)

- Pestisida Nabati berdaya racun rendah, berbahan aktif senyawa: Eugenol, sitronelol, dan geraniol, Efektif untuk mengendalikan Wereng Batang Coklat, Keong Mas, dan Walang Sangit.

- Pengenceran:

- Satu botol BioProtector (290 ml) dengan satu liter Solar, atau untuk setiap tangki (15 L) diisi campuran 15 ml Solar dengan 4 ml BioProtector dan penyemprotan sesuai petunjuk pada masing-masing petani


(56)

7. Panen

- Padi siap panen pada umur sesuai deskripsi, 95% gabah berwarna kuning.

- Pengubinan bersama untuk mendapatkan hasil produktivitas Keunggulan Jajar Legowo Super :

- Pemberian Biodekomposer pada saat pengolahan tanah mampu mempercepat pengomposan jerami

- Pemberian pupuk hayati sebagai seed treatment yg dpt menghasilkan fitohormon (pemacu tumbuh tanaman), penambat nitrogen, pelarut fosfat, peningkat kesuburan dan kesehatan tanah

- Penggunaan pestisida nabati yg efektif dlm pengendalian hama seperti wereng coklat

- Penggunaan mesin pertanian utk penghematan tenaga kerja serta penguranga kehilangan hasil panen.

Diskusi

Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan diskusi terhadap materi yang disampaikan oleh pemateri kepada peserta Temu Teknis budidaya jajar legowo super. Adapun pertanyaan dan saran-saran yang disampaikan peserta Temu Teknis Jarwo Super beserta tanggapan dari narasumber adalah sebagai berikut :

Pertanyaan :

1. Petani (Kurianto)

a. Dengan adanya kegiatan display pada kelompok di Desa Kedurang sudah merasa senang namun belum puas karena masih berkeinginan petakan sawah luas seperti di Kabupaten Seluma untuk itu mohon bantuan pemerintah mendistribusikan hand traktor di hamparan sawah di Desa Tanjung Besar guna memperbaiki petakan sawah yang masih kecil tersebut.

b. Sebagai laporan bahwa dilahan yang jarak tanam { (20x10) x 40} bibit kurang ?

2. Petani (Elman)

a. Ungkapan rasa senang terhadap ukuran petak persemaian yang luas karena dengan petak semai yang luas sudah dirasakan sendiri bibit 1 batang sudah menghasilkan anakan 2-3 batang sehingga benih yang


(57)

dijadikan bibit kemaren menjadi lebih. Hal tersebut baru pengalaman yang pertama untuk petak semai yang luas.

b. Selanjutnya untuk cara tanam legowo ini cukup menyenangkan tinggal menunggu hasil, jika hasil nanti tinggi sistem tanam jajar legowo selanjutnya akan diterapkan secara terus menerus.

3. Kepala Desa Tanjung Besar (I ril Dianto)

a. Rasa terima kasih kepada BPTP Bengkulu telah mengadakan display di Desa Tanjung Besar khususnya di kelompok tani Cugung Malu

b. Dalam pelaksanaan display ini sangat diperlukan kerja sama yang baik dan lebih maksimal, karena Besar harapan jika kegiatan ini berhasil kita akan mengadakan panen raya.

c. Untuk pelaksanaan program jajar legowo 2: 1 ini perlu kesabaran dan ketekunan bagi tukang tanam dan pemilik lahan, namun untuk mendukung kegiatan ini mohon bantuan caplak roda.

4. Ketua KTNA (Jokson)

Untuk Desa Karang Agung semua fasilitas pertanian mendukung seperti jalan usaha tani, handtraktor, mesin tanam, irigasi sehingga berharap tahun depan jika ada kegiatan dari BPTP Bengkulu di Desa Karang Agung siap menjadi kooperator kegiatan.

Tanggapan :

Semua pertanyaan diajukan kepada pemateri Temu Teknis, selanjutnya tanggapan yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. BPTP Bengkulu

a) untuk petakan yang kecil tersebut memang sangat berpengaruh terhadap hasil dikarenakan mengurangi jumlah populasi tanaman. Untuk itu diharapkan kepada petani yang petak lahannya masih kecil secara berangsur-angsur diubah (BPTP Bengkulu).

b) Sedangkan jumlah bibit yang kurang mungkin saat dipersemaian dimakan hama seperti tikus dan burung, karena jumlah benih yang dibagikan itu sudah berdasarkan luasan lahan yang akan ditanami. c) Untuk perbanyak caplak silakan dari petani sendiri kalau dari BPTP

Bengkulu hanya membantu 4 buah caplak saja. Untuk ukuran roda disesuaikan dengan caplak yang sudah ada.


(1)

270 179 Prospek Pengembangan Bawang

Merah di Provinsi Riau

Rachmiwati Yusuf, Sri Swastika

BPTP Riau

181 Pertumbuhan dan Hasil Kangkung, Selada Serta Pakcoy Pada Tiga Model Akuaponik Mini yang Disusun Vertikal

Yudi Sastro, Nofi A. Rokhma, I krarwati, Susi Sutardi,

Lukman Hakim

BPTP Jakarta

182 Kefektifan Urin Kelinci terhadap Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Pakcoy dan Selada pada Budidaya dalam Pot

I krarwati, Yudi Sastro, Susi Sutardi

BPTP Jakarta

183 Pengembangan Sistem I nformasi PTT Padi Oswald Marbun, Agus Nurawan BPTP Jawa Barat

184 Pengaruh Suhu dan Lama Simpan terhadap Mutu Buah Pepaya Madu di Kalimantan Barat

Jhon David BPTP Kalimantan Barat 185 Quantitative Analysis of Soybean

Toward Giving Concentrate of Cow Blood and Several Bioactivator

Fiana Podesta, Dwi Fitriani, Suryadi Universitas Muhammadiyah Bengkulu 186 Keragaman Genetik dan Evaluasi

Plasma Nutfah Jambu Biji Berdasarkan Karakter Morfologi Sri Hadiati, Kuswandi, dan Fitriana Nasuti Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

186 Pengetahuan Petani terhadap Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kota Bengkulu Umi Pudji Astuti, Bunaiyah Honorita BPTP Bengkulu


(2)

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan.

Stand pameran BPTP Bengkulu pada pameran BKP Provinsi Bengkulu

Kunjungan Bapak Gubernur Bengkulu Dr. Ridwan Mukti yang juga mencicipi kopi petik merah di stand BPTP Bengkulu


(3)

272 Olah tanah dan persiapan lahan display kedelai di lahan sub obtimal Kabupaten Bengkulu Tengah

Pertumbuhan tanaman kedelai di lahan sub obtimal Display kedelai di Kabupaten Bengkulu Tengah umur 4 HST dan 10 HST


(4)

Pemeliharaan tanaman dan pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai pada display kedelai di lahan subobtimal Kabupaten Bengkulu tengah.


(5)

274 Display Padi rawa di Kabupaten Bengkulu Tengah


(6)

Pelaksanaan Seminar Nasional di Hotel Santika Bengkulu

Pembukaan ekspose oleh Ka.Balitbangtan Kementan dan wawancara bersama media elektronik TVRI