Menjamin Tersedianya Ruang Terbuka Hijau RTH

3 potensi nila-nilai intrinsik kearifan lokal yang terpendam, keatas permukaan kompleksitas masalah saat ini bagi manfaat pemenuhan kebutuhan kekinian, dalam kerangka metoda logis yang sedemikian dinamis. SOLUSI CERDAS PENATAAN RUANG KOTA Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Wujud proses dan hasil penataan ruang adalah dalam Kebijakan , Rencana dan Program Tata Ruang KRP. Untuk menghasilkan rencana tata ruang yang sekaligus dapat menghambat, mengurangi atau bahkan mengatasi dampak-dampak langsung ataupun tak langsungnya terhadap lingkungan alami, maka diperlukan beberapa peraturan atau metoda analisis yang wajib diintegrasikan sebagai solusi cerdas kedalam proses penataan ruang, antara lain:

1. Menjamin Tersedianya Ruang Terbuka Hijau RTH

Patut disyukuri, bahwasanya Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum cepat menyadari akan arti penting ruang terbuka hijau sebagai prasyarat kota yang berkelanjutan. Bahwa perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30 dari luas wilayah kota. Memperkuat amanat isi Undang-undang no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang tersebut, diterbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW KotaRDTR KotaRTR Kawasan Strategis Kota RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan agar menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi: a Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis, b Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi; c Area pengembangan keanekaragaman hayati; d Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan dikawasan perkotaan; e Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat; f Pembatas perkembangan kota kearah yang tidak diharapkan; g Pengamanan sumberdaya baik alam, buatan maupun historis; h Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta criteria pemanfaatannya; i Area mitigasi evakuasi bencana; dan j Ruang 4 penempatan pertandaan signage sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut. Tujuan penyelenggaraan RTH adalah Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbang- an antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Fungsi Utama intrinsic RTH adalah Fungsi Ekologis, yakni memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari system sirkulasi udara paru-paru kota, pengatur iklim mikro agar system sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancer, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. Adapun fungsi tambahan extrinsic RTH adalah fungsi sosial dan budaya, fungsi ekonomi sebagai sumber produk yang bisa dijual, fungsi estetika untuk meningkatkan kenyamanan dan keindahan, fungsi-fungsi ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati. Manfaat langsung Ruang Terbuka Hijau RTH membentuk keindahan dan kenyamanan serta mendapatkan bahan- bahan bernilai ekonomi, disamping manfaat tidak langsung seperti pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.

2. K.L.H.S. sebagai