Komunikasi kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society

(1)

KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNITAS PANGALENGAN IN SLANKERS SOCIETY

( Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society

Dalam Membangun Prestasi )

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : Defri Aditya,

41806858

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iv ABSTRAK

KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNITAS PANGALENGAN IN SLANKERS SOCIETY

( Studi Deskrif Tentang Komunikasi Kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society

Dalam Membangun Prestasi ) DEFRI ADITYA

41806858

Skripsi ini dibawah bimbingan: DRA. KIKI ZAKIAH. M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi kelompok Pangalengan In Slankers Society dalam membangun Prestasi untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat identifikasi masalah yang diambil dari teori prestasi kelompok yang berisikan tentang masukan komunikasi, variable media dan hasil dari komunikasi .

Pendekatan penelitian kualitatif dan metode penelitian deskriptif. Menurut stodgill, prestasi kelompok dapat dilihat dari kelompok tersebut menjalankan ke tiga tahap dari teori prestasi kelompok tersebut. Dimana Pangalengan In Slankers Society merupakan sebuah kelompok yang mempunyai ketiga dasar dalam melakukan komunikasi, menerapkan media dan menghasilkan tujuan bersama sesuai dengan harapan mereka.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pangalengan In Slankers Society melakukan masukan komunikasi yang baik, melakukan interaksi sosial, mengaplikasikan hasil dengan perbuatan serta menaruh harapan bersama dalam kelompok tersebut. Dengan menggunakan variable media komunikasi yang baik dalam berkelompok, struktur formal anggota Pangalengan In Slankers Society digunakan dengan baik serta struktur peran yang diperankan oleh para anggota juga baik.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa, Pangalengan In Slankers Society adalah kelompok yang bisa menghasilkan prestasi hasil dari komunikasi kelompok yang dilakukan oleh para naggota.

Saran untuk Pangalengan In Slankers Society agar kelompok ini harus lebih bisa meningkatkan kesolidaritasannya serta lebih bisa menghasilkan prestasi yang jauh lebih baik lagi dimata masyarakat.


(3)

v ABSTRACT

COMMUNITY GROUPS IN COMMUNICATION Pangalengan SLANKERS SOCIETY (Studies Deskrif About Communications Group

Community Pangalengan In Slankers Society In the Building Performance)

DEFRI ADITYA 41806858

This thesis under the guidance of: DRA.KIKI ZAKIAH. M. Si

This study aims to determine how group communication Pangalengan In Slankers Society in building achievements to answer the above purpose, the researcher picked up the identification of problems taken from the theoretical achievements of the group that contains the input communication variables and the outcome of the communication media.

Approach to qualitative research and descriptive research methods. According stodgill, group achievement can be seen from the group runs into three stages of the theory of group achievement. Where Pangalengan In Slankers Society is a group that has third base in the communications, media and apply the result in shared goals according to their expectations. The results of this study indicate that Pangalengan In Slankers Society perform input good communication, social interactions, applying the results of the actions and expectations shared within the group. By using variable communication media in both groups, the formal structure Pangalengan In Slankers Society members are used properly and the structure of the role played by the members is also good.

Researchers conclude that, Pangalengan In Slankers Society is a group that can produce performance results of group communication done by the members.

Suggestions for Pangalengan In Slankers Society that this group should be able to increase kesolidaritasannya and more can result in a much better performance in the eyes of society again.


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil,alamin, Segala Puji dan syukur seraya peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah meridhoi segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam melakukan penelitian skripsi ini tidak sedikit peneliti menghadapi kesulitan serta hambatan baik tekhnis maupun non tekhnis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual, dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga ananda dapat membahagiakan Mama dan Bapak serta menjadi seperti apa yang Mama dan Bapak harapkan .

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :


(5)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Melly Maulin. P, S. Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Hj.Kiki Zakiah. Dra. M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat, semangat serta izin dalam penyusunan penelitian skripsi ini.

5. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku staf dosen tetap dan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia serta dosen wali saya selama menjadi mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Kemahasiswaan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak Adiyana Slamet, S.IP. M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.


(6)

viii

8. Bapak Arie Prasetyo,S.Sos.,M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

9. Yth. Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom , selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

10.Yth. Bapak Sanggra Juliano S.I.Kom, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

11.Ibu Astri Ikawati A.Md.Kom, selaku Sekretariat Jurusan yang telah membantu dalam dalam mengurus surat-surat izin pelaksanaan penelitian ke perusahaan dan yang surat-surat lainnya.

12.Seluruh anggota Pangalengan In Slankers Society, yang telah mengijinkan dan membantu saya dalam melakukan penelitian saya. Keep Peace Love Unity and Respect.

13.Kakak dan Kakak Ipar saya yang senantiasa memberikan motivasi dan ceramahnya kepada penulis dalam menylesaikan penelitian ini.

14.Keluarga besar Juherman S. yang telah banyak membekali wawasan dan pengalaman hidup kepada saya.

15.R.M Isya, Chandra Riza , Rino AM, Widi Hasdi, Ivan P, Reza A, Gino Y, Teguh Firmansyah dan yanglainnya yang telah banyak mendukung, membantu dan menemani peneliti dalam mengumpulkan dan menyusun


(7)

ix

penelitian skripsi, dengan doa dan pemikirannya serta mancaynya. Akhirnya kita LULUS…..

16.Hendra Yana, Deny R, Eko Nugroho, Andre Rebel, yang telah banyak memberikan dukungan dalam mengumpulkan dan menyusun penelitian ini, saya yakin kalian akan menyusul tahun depan. Semangat coy….

17.Teman Teman Ik Humas-3 2007 yang telah bersama sama dalam kelas menyelesaikan akademik di Universitas Komputer Indonesia Kenangan bersama kalian tidak akan bisa terlupakan dan akan menjadi kenangan manis di detik-detik kebersamaan kita

18.Teman-teman Jurnalistik 06-07.. yang telah banyak membantu dalam segala hal akademik maupun saat diluar akademik.

19.Nenenk ietzah yang telah memberikan banyak waktu dan pemikirannya untuk memotivasi saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

20.Anak - Anak Kosan KAPAW JAYA yang telah 3 tahun bersama dalam satu atap " kegeblohan kalian adalah kunci sukses kalian ".

21.Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah mendorong peneliti selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.


(8)

x

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya umumnya. Semoga semua bantuan, dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiien.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011 Peneliti


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk sosial yang saling me mbutuhkan satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, merupakansuatu konsesus mut lak dan tertanaman dalam benak set iap insan manusia. -Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan kerjasama satudengan yang lain untuk mempermudah mencapai tujuan. Kumpulan manusia yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama, kegiatan bersama, norma yang disepakat i bersama secara umum disebut dengan kelo mpok.

Kelo mpok ini beragam jenis dan pemba gian klasifikasikasinya, ada yang berdasarkan fungsinya, bentuknya, ikatanya dan lain - lain. Kuncinya menurut Cartwright dan Zander bahwasanya masing-masing manusiadi dalam kelompok itu saling bergantung satu dengan yang lain serta saling mempengaruhi dan berinteraksi.

Kelompok adalah sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan ini menjadi begitu penting dalam membangun kelompok.


(10)

2

Hal kedua yang menjadi penting dalam pembangunan kelompok adalah bagaimana melanggengkan atau mengupayakan eksisnya suatu kelompok. Tentang ini, sangat ditentukan oleh individu-individu yang ada dalam kelompok itu sendiri. Untuk itu, yang harus dimiliki individu-individu yang berkelompok adalah adanya sebuah ikatan sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan dan kepedulian individu pada kelompok yang telah didirikan.

Untuk membangun ikatan sosial, dibutuhkan sebuah kesadaran pada masing-masing individu yang didasari atas masalah dan kebutuhan bersama. Ujungnya, diharapkan akan ada gerakan bersama untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan bersama, yang pada gilirannya, akan terbentuk solidaritas dalam kelompok tersebut.

Menurut Cartwright dan Zander Solidaritas pada masing-masing individu ini, akan menjadi ikatan tanggung renteng dalam kelompok. Tanggung renteng dalam arti sederhana bisa dianalogikan sebagai saat dimana dalam sebuah kelompok itu ada individu yang sakit, maka individu yang lain ikut merasakannya. Apabila kelompok yang dibentuk sudah mencapai tingkat kesadaran tersebut, kelompok ini akan dapat berkembang dan bisa memecahkan masalah-masalah anggotanya. Dalam hal ini, aturan main yang baku dalam kelompok, bisa jadi tidak begitu penting, bahkan, bisa jadi tidak diperlukan lagi untuk mengikat individu-individu yang masuk di dalamnya.


(11)

3

Di sini akan terbangun adanya ketidakpercayaan antar individu dalam kelompok tersebut. Apabila aturan di kelompok tersebut, kemungkinan besar akan dilanggar oleh anggotanya, yang terjadi adalah konflik di antara mereka.

Dari dasar pemikiran diatas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana merumuskan cara membangun kelompok dan mewujudkan terbentuknya kelompok yang ideal. Dalam hal ini, perlu adanya penyadaran di tingkat masyarakat atas pentingnya berkelompok, yang diharapkan akan menumbukan kesadaran bahwa masalah tidak dapat diselesaikan dan kebutuhan tidak dapat tercapai secara sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Kemudian, perlu adanya penyadaran atas masalah dan kebutuhan bersama. Hal ini disebabkan karena masalah dan kebutuhan, bisa berubah oleh waktu dan kondisi, sehingga, perlu adanya perumusan atas masalah dan kebutuhan tersebut secara terus-menerus. Diharapkan, ini juga akan menyadarkan masyarakat untuk secara terus-menerus melakukan pertemuan dan kesepakatan dalam melakukan kegiatan sebagai pemecahan masalah serta upaya mencapai kebutuhan bersama.

Sebelum membentuk kelompok, tujuan harus dirumuskan dan disepakati bersama. Ini akan menyeleksi dan menyadarkan para anggotanya, terutama saat ada anggota yang tidak setuju, maka ia akan keluar dari lingkaran secara alamiah. Setelah itu, dilakukan upaya membangun kepercayaan di antara anggota dengan jalan menyadarkan mereka untuk melakukan segala hal yang menyangkut kepentingan bersama, didasari atas nilai-nilai kemanusiaan.


(12)

4

Selanjutnya, dilakukan upaya membangun ikatan sosial dengan melakukan kegiatan-kegiatan silaturahmi atau pertemuan-pertemuan rutin untuk mengetahui keadaan, kondisi anggota dan sebagainya. Walaupun kegiatan-kegiatan tersebut dirasa relatif masih kecil manfaatnya, namun ini mempunyai nilai strategis dalam membangun kebersamaan di antara anggota kelompok melalui mekanisme komunikasi di antara mereka.

Langkah dan upaya selanjutnya adalah penyelesaian masalah dengan bermusyawarah dan berkomunikasi (dua arah). Harapannya, dengan ini, akan mampu meminimalisir konflik di antara anggota, karena, melalui penyelesaian masalah dengan cara tersebut, akan muncul sebuah kearifan-kearifan lokal di antara mereka, yang disepakati bersama dan bisa diterima kelompok.

Dari beberapa hal di atas, kesemuanya tidak lepas dari esensi pembelajaran dan penyadaran bagi masyarakat dalam membangun kelompok yang lebih baik, hingga mampu mewujudkan cita-cita maupun harapan bersama, terutama dalam menyelesaikan masalah kemiskinan mereka. Namun diakui, dalam pelaksanaannya, tak semudah membalik telapak tangan, karena senantiasa butuh continuity, kepedulian dan kerja sama antar masyarakat dengan berbagai pihak terkait.

Menurut Bass, kelompok sosial bukan merupakan kelompok statis. Kelompok sosial selalu berubah, berkembang atau tumbuh karena pengaruh dari luar, yang mengakibatkan terjadinya proses formasi dan reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut. Berubahnya struktur kelompok dapat terjadi karena perubahan


(13)

5

situasi, pergantian anggota kelompok dan perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi.

Di dalam setiap sistem sosial dapat diidentifikasi adanya 3 (tiga) subsistem, yaitu subsistem teknologi, subsistem struktur dan subsistem tata nilai. Kategori ketiga subsistem tersebut dilandasi oleh kategori perilaku manusia, yaitu kelompok perilaku yang berhubungan dengan upaya untuk mencapai tujuan bersama dan kelompok perilaku yang berhubungan dengan kriteria manfaat atau kegunaan segala objek atau subjek perilaku ( Goldberg Alvin : 1975 ).

Dinamika kelompok secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu dinamika kelompok sebagai cabang suatu ilmu dan dinamika kelompok dalam pengertian umum. Pada dasarnya latihan dinamika kelompok berupaya menggali sekelumit pengalaman hidup yang sesungguhnya, untuk diamati dalam laboratorium agar dapat dipelajari secara mendalam sehingga peserta mendapat pandangan dan kematangan kepribadian yang lebih tepat untuk bergerak dan bekerja dalam kelompok secara lebih efektif dan efisien.

Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Penelitian, dan terapan, yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka yang kecil. Komunikasi kelompok hanya memusatkan perhatiannya pada proses komunikasi pada kelompok kecil, sedangkan dinamika kelompok memusatkan perhatiannya pada tingkah laku kelompok.


(14)

6

Komunikasi kelompok maupun diskusi kelompok sama-sama memusatkan perhatiannya pada tingkah laku para anggota kelompok dalam berdiskusi. Akan tetapi komunikasi kelompok memandang proses diskusi kelompok kecil dari sudut pandang yang lebih ilmiah, artinya lebih sebagai bidang ilmu penyelidikan dan agak kurang sebagai bidang pengembangan keterampilan dan penyempurnaan kelompok. Komunikasi kelompok lebih tertarik pada deskripsi dan analisis proses diskusi daripada merumuskan bermacam-macam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi kelompok.

Pada awalnya, selama lebih dari dua dekade, Slank telah berhasil sikap yang sehat terhadap karir musik mereka, yang pada gilirannya telah membantu mereka sepanjang tahun. Slank juga memperoleh sedikit dari status kultus di Indonesia, penggemar Slank dikenal Slankers, dan mereka memiliki reputasi untuk pengabdian. Mereka melambaikan mereka bendera Slank, yang terdiri dari Slank berbentuk kata menjadi gaya kupu-kupu grafiti. Mereka bernyanyi bersama dengan lagu-lagu punk-rock dan dilakukan beberapa panggilan stadion-layak-dan rutin-respon. Menurut salah satu gitaris Ridho, Slankers span segala usia dari anak-anak hingga dewasa.

Slankers adalah wadah para Slankers yang terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998 ( Ardhana:2008 ). Bunda Iffet, sebagai manager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di panggil oleh Bunda untuk di beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah bagi Slankers yang sekarang di beri nama Slank Fans Club. Saat ini Slank Fans Club


(15)

7

mempunyai 98 wilayah cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 2 cabang di luar negeri yaitu Malaysia dan Timur Leste.

Desa kecil di pinggiran daerah Kabupaten Bandung, yaitu Pangalengan kini juga sudah marak dengan komunitas yang bernamakan Pangalengan In Slankers Society yang disingkat PISS. PISS yang dibentuk sejak tahun 2009 ini, sekarang telah tumbuh sebagai komunitas yang cukup besar karena komunitas ini mempunyai tujuan – tujuan positif yang membuat minat para kalangan masyarakat di Pangalengan tertarik untuk bergabung dengan komunitas PISS.

Dengan rapat-rapat sederhana layaknya sebuah komunitas yang sering kali dilakukan rutin setiap seminggu sekali ini dengan obrolan ringan dan membuat konsep baru dalam acara – acara yang sudah masuk dalam daftar acara PISS kedepannya ini membuat para petinggi PISS merasa santai dalam cara berkomunikasinya. Demi tujuan bersama, para pringgi PISS tidak sungkan dan tidak memilah – milah mana pengurus maupun anggota untuk selalu menampung aspirasi, kritik dan saran untuk PISS sesuai dengan lirik slank yang isinya “ musyawarah mufakat”.

Perwujudan dari kualitas dan kemampuan seseorang atau kelompok, dapat ditunjukkan atau diperoleh dengan prestasi. Terkadang tanpa kita perlu tunjukkan eksistensi atau pengakuan dari orang akan keberadaan kita akan muncul seiring dengan prestasi, hasil yang kita lakukan. Namun disinilah justru letak kesalahan yang


(16)

8

terjadi. Banyak orang berlomba-lomba menunjukkan kemampuan yang akhirnya berujung pada pamer hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan.

Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai.

Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan.

Pangalengan In Slankers Society ( PISS ), komunitas yang merupakan penggemar grup band SLANK ini menyatakan bahwa eksistensi komunitas mereka akan selalu bisa terjaga karena motto SLANK yang berbunyi “PLUR“ yang artinya Peace, Love Unity and Respect.

Dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti berharap penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah tentang : Bagaimana Komunikasi Kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society Dalam Membangun Prestasinya ) “.


(17)

9 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan topik yang akan diteliti, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana masukan ( input ) komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

2. Bagaimana aspek media komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

3. Bagaimana prestasi hasil komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendefinisikan dan menjabarkan fenomena dan membahas realita yang ada mengenai Maksud penelitian ini adalah untuk mendefinisikan dan menjabarkan fenomena dan membahas realita yang ada mengenai , “ Komunikasi Kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society ( Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Kelompok Komunitas Pangalengan In Slankers Society Dalam Membangun Prestasi ) .


(18)

10 1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui masukan ( input ) komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ).

2. Untuk mengetahui aspek media komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) .

3. Untuk mengetahui prestasi hasil komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) .

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penulis berharap penelitian ini dapat menjadi pengembangan ilmiah terutama bagi ilmu komunikasi umumnya dan pengembangan ilmu humas khususnya yang menyangkut dengan komunikasi kelompok serta pengembangan ilmiah tentang komunitas atau kelompok yang berpartisipasi dengan masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Kegunaan Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk


(19)

11

meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks komunikasi kelompok.

b. Kegunaan Bagi Universitas

Untuk pihak universitas khususnya jurusan Ilmu Komunikasi berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh mahasiswa untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa memberikan pengetahuan tentang komunikasi kelompok sebuah komunitas.

c. Kegunaan bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai komunikasi kelompok yang ingin membentuk sebuah komunitas yang lebih baik. Masyarakat bisa membentuk suatu kelompok atau komunitas yang bisa lebih baik lagi untuk bersosialisasi dengan masyarakat serta masyarakat bisa mempelajari bagaimana membuat citra baik dimata masyarakat.


(20)

12 1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Penelitian ini didasari pula pada kerangka pemikiran secara teoritis maupun praktis dengan fokus penelitian adalah studi deskriptif komunikasi kelompok komunitas Slankers.

Kelompok adalah sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama.

Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.


(21)

13

Dalam menciptakan dan meningkatkan prestasinya, sebuah kelompok mengacu terhadap teori yang sudah ada, walaupun dengan aplikasi yang tidak sama dengan kelompok lainnya.

Teori Prestasi Kelompok (Theory of Group Achievement) teori prestasi kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Stogdill menganggap bahwa teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Maka dari itu, Stogdill mengajukan teori prestasi kelompok. Teori yang dikemukakan oleh Stogdill ini, menyertakan:

1. Masukan (input) 2. Variabel media 3. Prestasi (output)

Teori ini merupakan hasil pengembangan dari teori-teori sebelumnya yang tergolong dalam tiga orientasi yang berbeda, seperti, orientasi penguat (teori-teori belajar), orientasi lapangan (teori-teori tentang interaksi), dan orientasi kognitif (teori-teori tentang harapan).

Asumsi dasar dan uraian teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back). Berikut ini


(22)

14

adalah penjabaran teori prestasi yang terbagi atas beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, yaitu :

1. Masukan dari anggota merupakan sumber input.

Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu :

a. Interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi).

b. Hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan c. Harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat,

fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya hasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).


(23)

15

Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu :

a. Struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masing membawa harapan dan perbuatannya sendiri ).

b. Struktur peran ( struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut ).

3. Prestasi kelompok

Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu :

a. Produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok),

b. Moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan


(24)

16

c. Kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan .

1.5.2 Kerangka Konseptual

Pada kerangka konseptual ini pengumpulan data dengan pencarian informasi mengenai komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society dalam meningkatkan eksistensinya.

Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan lewat konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain, interaksi dan harapan - harapan sebagai input variabel mengarah pada struktur formal dan struktur peran sebagai mediating variables yg pada akhirnya menuju kepada produktivitas, semangat dan keterpaduan sebagai group achievement.

1. Masukan dari anggota merupakan sumber input.

Komunitas Pangalengan In SLankers Society ( PISS ) adalah suatu kelompok yang memiliki sistem interaksi yang terbuka. Struktur kelompok PISS dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan - tindakan anggota PISS dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu :

a. Interaksi sosial ( suatu hubungan yang dilakukan komunitas PISS dari mulai pengurus hingga anggota


(25)

17

komunitas tersebut , interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok PISS yang berinteraksi dengan rapat – rapat ringan hingga rapat perencanaan acara yang akan dilaksanakan oleh para pengurus dan seluruh anggota PISS).

b. Hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi para anggota PISS yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan itu sudah sering dilakukan dalam komunitas PISS tersebut. Apalagi apabila komunitas PISS akan melaksanakan acara – acara besar yang harus selalu melibatkan seluruh anggota komunitas PISS tersebut); dan

c. Harapan ( Maka dari itu lah para anggota dan pengurus komunitas PISS ini selalu ingin memberikan hasil terbaik untuk komunitas tersebut. Dimana eksistensi mereka menjadi sebuah harapan agar menjadi dorongan agar komunitas PISS terus bisa berjalan sebagai komunitas sosial masyarakat maupun komunitas pecinta musik tanah air ).


(26)

18 2. Variabel media

Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok dimana adanya suatu pertemuan, kegiatan dan acara rapat kepengurusan dalam sebuah kelompok termasuk kelompok PISS tersebut. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu :

a. Struktur formal komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) dimana para pengurus menjadi pembimbing untuk para anggota mereka untuk bisa menjalankan tujuan – tujuan komunitas PISS itu sendiri. Adanya pengaturan bagian untuk tugas tiap – tiap pengurus maupun anggota dimana terdiri dari Ketua kelompok, Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara, seksi – seksi pengurus komunitas PISS dan anggota yang sudah mempunyai tanggung jawab masing – masing. Ditambah media untuk sebuah wadah komunikasi mereka yaitu salah satunya adalah facebook sebagai media online mereka dalam berkomunikasi untuk setiap waktu.

b. Struktur peran komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) dimana pengurus dan anggota semuanya sama rata, dimana semua anggota mempunyai tanggung jawab yang sama dan mempunyai tugas yang sama dan mempunyai status yang sama dimana tidak ada fungsi staytus maupun posisi


(27)

19

dalam variabel media yang ada didalam ruang lingkup kelompok PISS.

3. Prestasi PISS merupakan output atau tujuan dari komunitas tersebut. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok PISS, yaitu :

a. Produktivitas (derajat perubahan komunitas PISS serta harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok PISS tersebut dimata para anggota maupun masyarakat),

b. Moral (derajat kebebasan dari perilaku dan kegiatan – kegiatan sosial mereka yang berpartisipasi langsung dengan masyarakat dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok PISS menuju tujuannya), dan

c. Kesatuan (tingkat kemampuan kelompok PISS yang sangat kokoh dengan mempunyai motto dari group band SLANK sendiri yaitu, PLUR ( Peace, Love, Unity and Respect ) untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress) dalam komunitas PISS tersebut.


(28)

20 1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi deskriptif sebagaimana diungkapkan oleh Deddy Mulyana yang di kutip dari bukunya “Metodologi Penelitian Kualitatif”.

Metode penelitian kualitatif dalam arti penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubah menjadi entitas-entitas kuantitatif. (Mulyana, 2003:150).

Furchan (1992:21-22), menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, penulis dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Maka penelitian kualitatif selalu mengandaikan adanya suatu kegiatan proses berpikir induktif untuk memahami suatu realitas, peneliti yang terlibat langsung dalam situasi dan latar belakang fenomena yang diteliti serta memusatkan perhatian pada suatu peristiwa kehidupan sesuai dengan konteks penelitian. Bagi peneliti kualitatif, satu-satunya realita adalah situasi yang diciptakan oleh individu-individu yang terlibat dalam penelitian. penulis melaporkan realita di lapangan secara jujur dan mengandalkan pada suara dan penafsiran informan.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian,


(29)

21

dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa,

1. Penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat.

2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan 3. Tidak adanya uji hipotesis.


(30)

22 1.7 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana masukan ( input ) komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

a. Bagaimana interaksi sosial komunitas Pangalengan In Slanker’s Society ?

b. Apa saja hasil perbuatan yang dapat di aplikasikan dari hasil mauskan ( input ) komunikasi komunitas Pangalengan In Slanker’s Society ?

c. Bagaimana harapan dari masukan ( input ) komunikasi komunitas Pangalengan In Slanker’s Society?

2. Bagaimana aspek media komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

a. Bagaimana struktur formal yang ada dalam aspek media komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

b. Bagaimana struktur peran yang ada dalam aspek media komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

3. Bagaimana prestasi kelompok hasil komunikasi kelompok komunitas Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

a. Bagaimana produktivitas hasil komunikasi kelompok komunikasi Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?


(31)

23

b. Bagaimana moral yang dihasilkan dari komunikasi kelompok komunikasi Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

c. Bagaimana kesatuan yang dihasilkan dari komunikasi kelompok komunikasi Pangalengan In Slankers Society ( PISS ) ?

1. 8 Subjek Penelitian dan Informan 1.8.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. (tatangmanguny.wordpress.com)

Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dan subjek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah kelompok Pangalengan In Slankers Society.

1.8.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam


(32)

24

penelitian ini yaitu berasal dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Adapun definisi narasumber menurut Bagong Suyatna adalah:

“Peranan informan dalam mengambil data yang akan digali dari orang -orang tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak diteliti, mempunyai keahlian dan berwawasan cukup” (Suyatna, 2005 :72) Informan dipilih secara purposive (purposive sampling) berdasarkan aktivitas mereka dan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi pengalaman mereka secara sadar dam tidak sadar. Peneliti dapat memilih informan, atau bisa juga informan yang mengajukan secara sukarela.

Pada penelitian ini menarik orang-orang yang berada di wilayah Pangalengan sebagai informan yang menjadi pengurus dan anggota PISS yang berjumlah 5 orang. Jumlah 5 orang berdasarkan pra riset sebelumnya yang berbentuk wawancara kecil dan observasi dimana informan yang akan diwawancara adalah benar – benar terdaftar menjadi pengurus dan anggota dari komunitas PISS.

Pengambilan informan secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau kriteria tertentu yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan informan yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.

Informan diambil berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan informan. Oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, sebagai


(33)

25

penulis, penulis memahami ciri dan karakteristik objek atau informan yang sesuai dengan persyaratan dan tujuan penelitian sehingga memperoleh data yang akurat.

Data informan tersebut ditampilkan sebagai berikut : Table 1.1

Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1 Tealhe Pengurus

2 Andry Rere Pengurus

3 Oshenk Anggota

4 Dinda Anggota

5 Hj. Herman,S.PT Tokoh Masyarakat Sumber: Data Peneliti, Maret – April 2011

1.9 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik analisis deskriptif. Menurut Jalaludin Rakhmat dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, Penelitian deskriptif ditujukan untuk:

a) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.


(34)

26

b) Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa, kondisi dan praktek-praktek yang berlaku

c) Membuat penjelasan atau evaluasi

d) Menentukan apa, yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan Kepusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat, 2004:25)

Adapun ciri dari metode deskriptif, yaitu: a) Mencari teori bukan menguji teori.

b) Titik berat pada observasi.

c) Peneliti bertindak sebagai pengamat dalam suasana, alamiah.

d) Mungkin lahir karena kebutuhan.

e) Timbul karna, peristiwa, yang menarik perhatian tetapi belum ada kerangka teorinya. (Rakhmat 2004:25).

Berdasarkan penjelasan mengenai definisi penelitian deskriptif diatas, melalui teknik analisis deskriptif dan mengetahui dengan jelas komunikasi kelompok Pangalengan In Slankers Society ( PISS ).


(35)

27 1.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dalam pelaksanaannya mengadakan Tanya jawab terhadap orang-orang yang erat kaitannya dengan permasalahan, baik secara tertulis maupun lisan guna memperoleh keterangan atas masalah yang diteliti :

“wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. (Koentjaradiningrat, 1986:136)

Wawancara dapat dilakukan beberapa kali untuk memberikan data-data yang benar-benar aktual. Seperti juga dalam metode penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul dilapangan, kemudian terus-menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.

2. Observasi

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatannya terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.


(36)

28

Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya .

3. Studi Literatur

Dalam studi literatur ini penulis menganut sistem kepustakaan terbuka dimana dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui bahan bacaan mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapat dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memeperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan diuraikan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

5. Penelusuran Data Online

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :

“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis” (Bungin, 2008: 148).

Dari pendapat Burhan Bungin yang dikutip diatas, peneliti menggunakan sumber yang online sebagai data pendukung untuk kebutuhan


(37)

29

informasi penelitian ini, baik dengan menggunakan jasa “search engine” seperti: google, yahoo, dan blog karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini. Jadi, sudah selayaknya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan, yang bisa didapat dari jaringan online untuk umum.

1.11 Teknik Analisa Data

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan yang lebih menarik melalui penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari sebuah pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif (Suwardi Endraswara, 2006:81).

Logika yang dilakukan dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif bersifat induktif (dari yang khusus kepada yang umum), seperti dikemukakan Faisal (dalam Bungin, 2003: 68-69):

”Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari ”khusus ke umum”; bukan dari ”umum ke khusus” sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan


(38)

30

satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Huberman dan Miles melukiskan siklusnya seperti terlihat pada gambar berikut ini” :

Gambar 1.1

Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Reduksi Data ( Data reduction) : Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokkan sesuai topik masalah.

(sumber: Faisal (dalam Bungin, 2003: 69)

DATA COLLECTION

CONCLUTIO N DRAWING,

&

DATA REDUCTION

DATA DISPLAY


(39)

31

2. Pengumpulan Data ( Data collection ): Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian. 3. Penyajian Data ( Data Display ): Melakukan interpretasi data yaitu

menginterpretasikan apa yang telah diinterpretasikan informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification): Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.

5. Evaluasi: Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus penelitian.

Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian yang ada di dalamnya berkaitan satu sama lainnya, sehingga saling berhubungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya.


(40)

32 1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.12.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Pangalengan Kabupaten Bandung. Penelitian yang dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.

Lokasi Penelitian : Jl.Raya Pangalengan RT02/RW19 Pangalengan Kabupaten Bandung 40378

Telepon : 08562253832

Email : piss_plur@yahoo.com

Facebook :

www.facebook.com/home.php#!/profile.php?id=100001241431196

1.12.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 5 bulan, yaitu mulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juli 2011.


(41)

33 Tabel 1.2

Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3 4 1 Pengajuan

judul

2 Penulisan Bab 1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab II

Bimbingan

5 Penulisan Bab III

Bimbingan

6 Pengumpul an Data Wawancar a Bimbingan

7 Pengolahan Data

Penulisan Bab IV


(42)

34 Sumber : Peneliti Maret 2011

1.13 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang penulisan dari skripsi ini, maka ringkasan secara sistematis dijelaskan pada beberapa bab yang akan dibuat sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian (kegunaan teoritis dan kegunaan praktis), kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, subjek dan informan, teknik analisis data, sistematika penulisan, lokasi dan waktu penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori yang mendukung penelitian serta kaitannya dengan permasalahan yang diangkat. Dalam hal ini tinjauan tentang studi deskriptif,

Bimbingan

8 Penulisan Bab V

Bimbingan

9 Penyusuna n Bab

10 Sidang kelulusan


(43)

35

penjelasan tentang komunikasi kelompok serta teori penunjang lainnya dalam memecahkan masalah pada penelitian ini.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai komunitas Pangalengan In Slanker’s Society .

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang uraian dari hasil penelitian berdasarkan wawancara data yang terkumpul, yang meliputi studi deskriptif, identitas respon dan rangkuman.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah dan juga saran-saran pada komunitas dan peneliti berikutnya.


(44)

36 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan manusia, yang sangat mendasar. Seperti halnya, makan dan minuman, manusia, membutuhkan komunikasi untuk kelangsungan hidupnya. Komunikasi diibaratkan seperti detak janung, keberadaannya, amat penting bagi kehidupan manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

Sejak lahir manusia telah melakukan komunikasi, dimulai dengan tangis bayi pertama merupakan ungkapan perasaannya untuk ratilai membina, komunikasi dengan ibunya. Semakin dewasa manusia, maka semakin rumit komunikasi yang dilakukannya. Dimana. komunikasi yang dilakukan tersebut dapat berjalan lancar apabila terdapat persamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Hal ini sesuai dengan pengertian dari komunikasi itu sendiri yaitu :

"Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa, Inggris "Communication" yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah latin "Communis" yang dalam bahasa Indonesia berarti "sama" dan menurut Sir Gerald Barry yaitu "Communicare" yang berarti berercakap-cakap". Jika kita berkomunikasi, berarti kita mengadakan "kesamaan, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna. (Effendy:2003).

Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, hampir 90% dari kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan berkomunikasi. Dimanapun, kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi macam apapun manusia selalu tetjebak


(45)

37

dengan komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuan hidupnya, karma berkomunikasi merupakan suatu kebutuhart manusia yang amat mendasar. Oleh karna itu sebagai makhluk sosial manusia senang tiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. la ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, Bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan rasa ingin tabu inilah yang memaksa manusia perlu berkomunikasi

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa, komunikasi merupakan proses penyampaian simbol-simbol balk verbal maupun nonverbal. Rangsangan atau stimulus yang disampaikan komunikator akan mendapat respon dari komunikan selama keduannya memiliki manna yang sama terhadap pesan yang disampaikan Jika disimpulkan maka komunikasi adalah suatu proses, pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam seseorang dan atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu sebagaimana diharapkan oleh komunikator.

2.1.2. Unsur-unsur komunikasi

Komunikasi akan terjadi bila telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Artinya, komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk melihat unsur-unsur komunikasi berikut beberapa unsur komunikasi menurut Cangara:


(46)

38 Gambar 2.1

UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

Sumber: www.google.com Keterangan:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source,sender,decoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isi pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau proganda. Dalam istilah asing pesan diterjemahkan dengan kata message, content, atau information

3. Media

Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Selman atau media komunikasi terbagi atas media massa dan media nirmassa. Nirmassa merupakan komunikasi tatap muka sedangkan media massa

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK


(47)

39

menggunakan saluran yang berfungsi sebagai alat yang dapat menyampaikan pesan secara massal.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.(Cangara, 2004:21-25). 38

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Effendy ada empat fungsi utama dari kegiatan komunikasi, yaitu:

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain 2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan


(48)

40 3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna, untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setup individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha Baling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.(Wendy, 1997 : 36).

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Komunikasi memiliki tujuan. Seperti kegiatan lainnya, komunikasi memiliki tujuan atau destination yang ingin dicapai oleh para, pelaku komunikasi. Menurut Schramm dalam. Sendjaja (2004) menjelaskan, "Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua persfektif yaitu : kepentingan komunikator dan kepentingan komunikan”.Tujuan komunikasi dilihat dari sudut kepentingan number atau komunikator antara lain:

a. Memberikan informasi

Komunikasi merupakan proses 1 pesan yang didalamnya samt akan informasi. Melalui komunikasi, pecan tersebut disampaikan komunikator kepada komunikan.


(49)

41 b. Mendidik

Dari sekedar memberikan informas akhirnya banyak input yang disampaikan komunikator agar komunikan menjadi lebih luas pengetahuannya.

c. Menghibur

Seorang komunikator berkomunikasi tidak semata-mata memberikan informasi dan pengetahuan melainkan juga, menghibur perasaan komunikan. Hal ini Sering dilakukan untuk mengakrabkan ikatan emosional.

d. Menganjurkan suatu tindakan

Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi komunikan melalui komunikasi.

2.1.5 Pengertian Media Komunikasi

Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, memproduksi mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Jenis media komunikasi berdasarkan fungsinya media komunikasi dibagi menjadi 3 yakni :

a) Fungsi Produksi, ialah media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan informasi, contohnya adalah komputer pengolah kata word processor;


(50)

42

b) Fungsi Reproduksi, ialah media komunikasi yang kegunaannya untuk memproduksi ulang dan menggandakan informasi, misalnya audio tapes recorder dan videotapes.

c) Fungsi penyampaian informasi, ialah media komunikasi dipergunakan untuk menyearluaskan dan menyampaikan pesankepada komunikan yang menjadi sasaran. Contoh : telepon, bulletin, faksimile dsb.

Berdasarkan bentuknya media komunikasi dibagi menjadi 3 yaitu :

a) Media Cetak, ialah segala barang cetak yang dapat dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan, contohnya seperti surat kabar, leaflet, brosur, bulletin dan sebagainya.

b) Media Visual atau Media Pandang, artinya untuk menerima pesan yang disampaikan digunakan indera penglihatan, Misalnya film, televisi, lukisan, foto, pameran, dll

c) Media Audio, untuk menerima pesan yang disampaikan dengan menggunakan indera pendengaran, seperti radio, telepon, tape recorder dan sebagainya. d) Media Audio-Visual, ialah media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus

ddengar. Jadi untuk dapat mengakses informasi yang disampaikan, digunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. Yang termasuk dalam jenis ini adalah tv dan film.

Berdasarkan jangkauan penyebaran informasi terbagi menjadi 2 yaitu media komunikasi external dan media komunikasi internal.


(51)

43 A. Media Komunikasi Eksternal

Media komunikasi eksternal adalah media komunikasi yang dipergunakan untuk menjalin hubungan dan menyampaikan informasi dengan pihak-pihak yang berada di luar perkantoran. Media komunikasi eksternal yang sering digunakan antara lain :

1. Media cetak ialah media komunikasi tercetak atau tertulis dimaksudkan untuk menjangkau public eksternal seperti pemegang saham, konsumen, pelanggan, mitra kerja, dan sebagainya. Contohnya adalah majalah perusahaan, bulletin, brosur dan leaflet. Media eksternal cetak ini berfunghsi sebagai :- Media Penghubung;- Sarana menyampaikan keterangan-keterangan kepada kalayak- Media Pendidikan- Sarana membentuk opini publik- Sarana membangun citra.

2. Radio merupakan media audio yang mampu mengirimkan pesan berupa informasi lisan (suara) kepada khalayak. Beberapa perkatoran memilih memanfaatkan radio untuk menyampaikan informasi secara luas kepada khalayak sasaran. Penggunaan media radio oleh suatu perusahaan dapat dilakukan dengan mendirikan pemancar, mengisi acara pada stasiun radio, TV Kepentingan perusahaan untuk menyampaikan pesan kepada public melalui televisi dapat ditempuh dengan memasang iklan, mengundang wartawan atau reporter televisi agar memuat berita tentang kegiatan perusahaan atau dapat pula mengajukan permohonan untuk mengisi acara


(52)

44

3. Telepon Sebagai media komunikasi, telepon sangat penting untuk menyampaikan dan menerima informasi lisan secara cepat dengan pihak public eksternal

4. Surat merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat konvensional maupun surat elektronik. Surat menyurat merupakan salah satu kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar masuk perusahaan melalui media surat, karena surat merupakan media komunikasi yang efektif apabila yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau lisan. Internet merupakan media komunikasi berbasis komputer teknlogi informasi. Internet banyak dipilih oleh perusahaan guna menjalin kemampulan dalam menjangkau khalayak. Keunggulan media komunikasi internet adalat

a) Mudah, cepat dan murah dengan jangkauan dunia

b) Tidak ada birokrasi baik secara teknis maupun non teknis

c) Tersebar di berbagai pelosok kota

B. Media Komunikasi Internal

Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian dan penerimaan informasi di kalangan public internal perusahaan, dan biasanya bersifat non komersial. Penerima maupun pengirim informasi adalah orang dalam atau orang dalam tau public internal, terdiri atas pimpinan, angota, pegawai, maupun unit-unit


(53)

45

kertja yang ada di dalam perusahaan tersebut, Jenis media yang dipergunakan secara internal ini antara lain :

a. Telepon b. Surat

c. Papan pengumuman

d. House Journal Bentuknya dapat berupa majalah bulanan, profil perusahaan, prospectus, bulletin dan tabloid.

e. Printed material Media komunikasi dan publikasi berupa barang-barang cetakan seperti booklet, pamlet, kop surat, logo, kartu nama dan memo.

f. Media pertemuan dan pembicaraan

2.2 Tinjauan tentang Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.


(54)

46

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

2.2.1 Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

 Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling


(55)

47

tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya. 4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan

kelompok sekunder instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

 Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya


(56)

48

cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

 Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.

Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan


(57)

49

identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

2.2.2 Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi

 Konformitas.

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.


(58)

50

 Fasilitasi sosial.

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

 Polarisasi.

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.


(59)

51

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

1. ukuran kelompok. 2. jaringan komunikasi. 3. kohesi kelompok.

4. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994). 2.3 Pengertian Penelitian Deskripsi

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang


(60)

52

sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

2.3.1 Karakteristik Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa

(1) penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat.

(2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan


(61)

53 2.3.2 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;

1. Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.

2. Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.

3. Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional.


(62)

54

4. Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.

5. Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.

6. Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.

7. Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.


(63)

55 BAB III

OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Pangalengan In Slankers Society

Slank adalah nama salah satu grup musik papan atas Indonesia yang bermula dari Desember 1983 dengan pendirian Cikini Stones Complex (CSC), grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. Di sinilah Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kesukaan mereka terhadap karya-karya Rolling Stones.

Sayangnya grup ini tidak bisa bertahan dan membubarkan diri. Selanjutnya berturut-turut terjadi perombakan personil sampai akhirnya terbentuk formasi ke-14 pada tahun 1996 yang bertahan sampai sekarang. Formasi akhir ini, yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar).

Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik, yang dikenal sebagai Slankers. Berikut ini sejarah singkat tentang berdirinya Slank. Slank berdiri desember 1983. dengan nama awal cikini stone complex, dengan beranggotakan, Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bas), Uti (vokal), Wel Welly (vokal).Mereka sering membawakan musik2 dari Rolling Stone, idola mereka. Di tengah jalan beberapa dari mereka keluar. karena keuletan Bimbim, panggilan Bimo Setiawan membentuk band lagi dan merubah nama menjadi Red Evil. dengan formasi


(64)

56

Bim2(drum), Bongky (gitar), Kiki (gitar), Denny (bas), Erwan (vokal). dan mereka sudah mulai berani memainkan lagu2 mereka sendiri.

Penampilan mereka diatas panggung yang cenderung seadanya dan slenge’an. sehingga para penonton sering menyebut mereka band slenge’an. mulai saat itu nama band mereka berubah menjadi Slank. Pergantian personil menjadi kebiasaan dalam band ini. sudah kali band ini ganti personil, dengan personel Bim2(Drum), Kaka(Vokal), Bongky(Bas), Indra(Keyboard), Pay(Gitar).

Berkali-kali mengirim demo ke berbagai label, berkali2pula rekaman mereka ditolak. lalu mereka bertemu dengan seorang produser Budi Susatio. setelah mendengarkan musik mereka, Budi yakin bahwa musik mereka akan banyak disukai. karena musik mereka beda dari musik mainstream pada masa itu. Slank menggabungkan antara pop, rock n roll, etnik dan punk. yang menjadi warna musik Slank.

Hingga sekarang slank masih berkarya dan banyak memiliki penggemar yang biasa menyebut diri mereka slankers. Mereka cenderung setia pada slank. karena mereka menganggap musik slank adalah musik jujur apa adanya. yang mewakili jiwa dan semangat muda.

Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank. Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagai manager Slank melihat komunitas


(1)

114

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian Untuk Public Relatios Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bass & Stogdill's handbook of leadership : Theory, research, and managerial applications.

Cangara, Hafied. 1988. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Cartwright, D. Zander, A., 1960, Group Dynamics: Research and Theory, Harper & Row, New York

Danim,Sudarwan 2007. Metode Penelitian untuk Ilmu ilmu perilaku. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Djajoesman, Noegroho. 1999. Mari Bersatu Memberantas Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta: Kepolisian Negara Republik Indonesia

Effendy, Onong 1994. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Fisher, B. Aubrey. 1986. Perpsectives on human communication. Bandung: CV. Remaja karya.

GOLDBERG, Alvin A. Judul Buku, : Komunikasi kelompok: Proses-proses diskusi dan penerapannya. Publisher, : Jakarta;UIP;1975

Hakim, M. Arief. 2009. Bahaya Narkoba dan Alkohol (Cara Islam Mencegah, Mengatasi, & Melawan). Ujung Berung-Bandung: Nuansa


(2)

115

Kuswarno, Engkus.2009. Metodelogi Penelitian Komunikasi Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman Dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran. Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Poerwadarminta,W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Rakhmat Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rasyid. H.L Raslim. 1991. Menanggulangi Ketagihan Obat dan Alkohol. Bandung:

Institute Teknologi Bandung

Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada.


(3)

116 INTERNET

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html Pada hari Minggu Tanggal 20/03/2011 Pukul 7:15

http://whencoih.blogspot.com/2009/01/sejarah-berdiri-band-slank.html Pada hari Minggu Tanggal 20/03/2011 Pukul 7:15

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ Pada hari Minggu Tanggal 20/03/2011 Pukul 7:15

http://www.scribd.com/doc/51439258/Dialog-berEtika-dalam-persatuan-bangsaPada hari senin Tanggal 14/03/2011 pukul 6:48

http://www.slideshare.net/yudhi1973/rps-teori-komunikasi Pada hari senin Tanggal 14/03/2011 pukul 6:48

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/prestasi-kerja.html Pada hari senin Tanggal 14/03/2011 pukul 6:48

http://www.crayonpedia.org/mw/Bentukbentuk_interaksi_sosial:_Antar_individu_de ngan_individu._Antar_individu_dengan_kelompok._Antar_keompok_dengan_kelom pok_7.1 Pada hari senin Tanggal 14/03/2011 pukul 6:48

http://www.ergonomimakmur.co.cc/2011/04/produktivitas-productivity.html Pada hari senin Tanggal 14/03/2011 pukul 6:48

http://id.wikipedia.org/wiki/Moral Pada hari selasa 21 Juni 2011 21.00

http://www.docmanual.com/archives/Nilai_Moral_Menurut_Psikologi_Sosial.html Pada hari selasa 21 Juni 2011 21.00

http://www.alfredarch.co.cc/2011/03/aspek-aspek-kesatuan.html Pada hari selasa 21 Juni 2011 21.00


(4)

153

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap Defri Aditya

Tampat, Tanggal Lahir Bandung, 13 Desember 1988

Agama Islam

Jenis Kelamin Laki Laki

Status Mahasiswa

Alamat Jl. Pangalengan RT.02/RW.19

No. Telephone -

No. Handphone 022-91292124


(5)

154

II. PENDIDIKAN FORMAL

2006 – Sekarang

Mahasiswa Program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

2003 – 2006 SMA Negeri 1 Pangalengan

2000 – 2003 SMP Negeri 1 Pangalengan

1994 -- 2000 SD PELITA UTAMA

1993– 1994 TK PERTIWI Pangalengan

III.SEMINAR, KEGIATAN non AKADEMIS dan KULIAH UMUM

20 & 24 April 2010 Kejuaraan Communication Cup Futsal III Kampus Jurusan Ilmu Komunikasi Unikom

24 November 2009 Kejuaraan Communication Cup Futsal II Kampus Jurusan Ilmu Komunikasi Unikom


(6)

155

23 Juli 2009

Kuliah Umum “Kebudayaan Film &

-Film” Di Auditorium UNIKOM

27 Mei 2008

Pelatihan Master Of Ceremony di Auditorium Unikom

27 Mei 2008

Pelatihan Personal Development dan Brain Management di Auditorium Unikom.

29 Desember 2010 Seminar Budaya Preneurship "Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship"

IV.PENGALAMAN BEKERJA

2007

2008

2010

Desain packing janaraya Bandung Publikasi Iklan Outdoor dan Indoor PT. Agrifa Bandung

PKL di Mulia Visitama Indonesia