Pasar keuangan menunjukkan optimisme di akhir tahun

Indonesian Economic Review and Outlook rate. Pada bulan Desember 2013, tingkat suku bunga deposito berjangka ada pada level 7,61. Sedangkan pada Januari 2014 meningkat menjadi 7,96. Hal ini bisa menjadi sinyalemen perbankan sedang menghadapi masalah likuiditas.

2. Pasar keuangan menunjukkan optimisme di akhir tahun

Di pasar finansial, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menunjukkan pergerakan positif, dan obligasi Surat Utang Negara bergerak fluktuatif di bulan Januari dan Februari 2014. IHSG meningkat 3,38 ke level 4.418,757 Desember 2013 – Januari 2014 kemudian 4,56 ke level 4.620,216 Januari – Februari 2014. Penguatan IHSG pada Januari dan Februari 2014 bisa menjadi sinyal investor asing mulai masuk ke Indonesia. Di sisi lain, pergerakan imbal hasil yield obligasi SUN di pasar fluktuatif di kisaran 8,6 Desember 2013, 9,01 Januari 2014, dan terakhir 8,4 Februari 2014. Hal tersebut dikarenakan yield SUN mengikuti perkembangan tingkat inflasi. Yield akan naik ketika inflasi meningkat, Deposito, Februari 2011 – Februari 2014 dalam LPS menaikkan tingkat suku bunga penjaminan, deposito berjangka 3 bulan melebihi BI Rate dan suku bunga LPS = Januari 2014 deposito berjangka dan Februari 2014 suku bunga penjaminan Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014 4 5 6 7 8 9 10 Suku Bunga Penjaminan Maksimum IDR, 1 bln Deposito Berjangka 3 bln 24 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada seperti yang terjadi pada bulan Januari 2014, dan menurun pada Februari 2014. SUN dengan tenor menengah, seperti tenor 10 tahun, menjadi favorit investor sebagai investasi aman sebagai antisipasi terjadinya sentimen negatif di pasar finansial, selain cukup likuid di pasar sekunder. Setelah sempat menurun pada kuartal III-2013, transaksi modal dan finansial kembali menunjukkan tren menaik di kuartal IV-2013. Surplus transaksi modal dan finansial naik dari USD 5,6 miliar menjadi USD 9,2 miliar dengan tingkat pertumbuhan quarter-to-quarter sebesar 65,4. Peningkatan surplus ini dikarenakan terjadinya perubahan drastis pada komponen investasi lainnya yang pada kuartal III-2013 mengalami defisit berubah menjadi surplus pada kuartal berikutnya. Adapun investasi langsung dan portofolio mengalami penurunan meskipun tetap mengalami surplus. Nilai investasi langsung dan portofolio menurun pada kuartal-IV 2013. Penurunan terbesar terjadi pada investasi langsung, dari USD 5,7 miliar di kuartal III-2013 menjadi USD 1,6 miliar pada kuartal IV-2013. Sedangkan investasi portofolio hanya turun sedikit dari USD 1,9 miliar menjadi USD 1,8 miliar. Secara persentase nilai investasi langsung dan portofolio turun Tahun, Februari 2011- Februari 2014 dalam IHSG terus menguat sejak Desember hingga Februari; yield SUN turun di akhir Februari 2014 Sumber: IDX, CEIC, dan Bloomberg 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 IHSG, LHS Yield SUN 10 Tahun , RHS 25 Indonesian Economic Review and Outlook sebesar 71,9 dan 9,6 pada periode tersebut. Penurunan nilai investasi langsung dikarenakan defisit direct investment abroad naik menjadi USD 2,5 miliar pada kuartal IV-2013, kuartal sebelumnya hanya defisit sebesar USD 87 juta. Selain itu surplus foreign direct investment di Indonesia juga menurun sebesar USD 1,7 miliar dari kuartal sebelumnya. Nilai investasi lainnya meningkat pesat di kuartal IV-2013. Pada kuartal III-2013 nilai investasi lainnya mengalami defisit USD 2 miliar. Kemudian nilainya melonjak menjadi surplus USD 5,9 miliar di kuartal berikutnya. Peningkatan pesat surplus investasi lainnya berdasarkan data dari Bank Indonesia disebabkan oleh penarikan simpanan bank di luar negeri dari sisi aset serta terjadinya surplus neto pada kewajiban sektor swasta. Dibandingkan dengan kuartal-IV tahun 2012, kinerja transaksi modal dan finansial mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan nilai surplus yang lebih tinggi pada kuartal IV-2012 yaitu sebesar USD 12 miliar daripada kuartal IV-2013 yang hanya sebesar USD 9,2 miliar. Secara year-on-year, surplus transaksi modal dan finansial turun sebesar 23,1 . Kinerja neraca pembayaran pada kuartal IV-2013 membaik kembali. Hal ini ditunjukkan dengan posisi neraca pembayaran yang mengalami USD miliar Surplus transaksi modal dan finansial meningkat Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014 -15 -10 -5 5 10 15 2010:Q1 2010:Q4 2011:Q3 2012:Q2 2013:Q1 2013:Q4 Investasi Langsung Investasi Portofolio Investasi Lainnya Transaksi Modal dan Finansial Transaksi Berjalan 26 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada surplus USD 4,4 miliar pada kuartal IV-2013. Sebaliknya pada kuartal III- 2013, neraca pembayaran Indonesia defisit USD 2,6 miliar. Perbaikan neraca pembayaran terjadi karena surplus transaksi modal dan finansial membesar sementara defisit transaksi berjalan mengecil. Dibandingkan dengan kuartal IV-2012, Kinerja neraca pembayaran sedikit lebih baik. Pada kuartal IV-2012 neraca pembayaran mengalami surplus sebesar USD 3,2 miliar. Kemudian pada tahun 2013 kuartal yang sama, surplus neraca pembayaran meningkat menjadi USD 4,4 miliar. Secara year-on-year, surplus neraca pembayaran tumbuh sebesar 36,8. Neraca pembayaran surplus pada kuartal IV-2013 Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014 -15 -10 -5 5 10 15 2010:Q1 2010:Q4 2011:Q3 2012:Q2 2013:Q1 2013:Q4 Transaksi Berjalan Transaksi Modal dan Finansial Selisih Perhitungan Neraca Pembayaran 27 Indonesian Economic Review and Outlook C. GAMA LEI DAN KONSENSUS PROYEKSI EKONOMI 1. GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI Leading Economic Indicator merupakan salah satu model early warning system untuk memprediksi arah siklus ekonomi di masa depan. GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI merupakan model peramalan yang dikembangkan oleh Tim Macroeconomic Dashboard FEB UGM. Titik balik serta kenaikanpenurunan garis pada model GAMA LEI diharapkan mampu memprediksi siklus pergerakan perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. GAMA LEI dibentuk berdasarkan uji kuantitatif dan kualitatif untuk menghasilkan peramalan terbaik. GAMA LEI mampu meramalkan siklus perekonomian PDB Indonesia dengan cukup akurat pada beberapa waktu sebelumnya. Peramalan model GAMA LEI mampu memprediksi arah siklus perekonomian Indonesia selama ini dengan baik. Pada saat ini GAMA LEI melihat adanya peningkatan kinerja pada beberapa indikator kunci perekonomian Indonesia yang menyebabkan perkembangan positif pergerakan siklus perekonomian -4 -2 2 4 6 8 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 -10 -5 5 10 15 20 Siklus PDB LHS GAMA LEI RHS, IDR triliun Growth YoY RHS, Growth Q to Q RHS, Gambar 22: GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI memprediksi kecenderungan penurunan siklus perekonomian Indonesia 28 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada GAMA LEI disusun dari berbagai macam indikator yang telah melewati uji statistik secara ketat. Adanya peningkatan kinerja pada variabel seperti ekspor ke dua wilayah ekonomi China dan Eropa dan cadangan devisa dari sisi ekonomi makro serta market capitalization dan IHSG dari pasar modal cukup berpengaruh pada kondisi perekonomian. Meskipun demikian, patut dicatat bahwa beberapa indikator ekonomi makro lainnya dapat berubah dengan cepat dalam beberapa waktu ke depan. Adanya keberagaman pola pada pertumbuhan ekonomi Indonesia serta proyeksi siklus perekonomian dalam model GAMA LEI menghasilkan peramalan yang komprehensif. Peramalan siklus bisnis menekankan pada pergerakan siklus perekonomian apakah berada pada fase ekspansi atau kontraksi dalam beberapa waktu ke depan. Siklus GAMA LEI 2013:Q4 berada pada fase ekspansi pada kondisi di atas nol meskipun mempunyai arah menurun. Sebagai contoh: pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2013:Q4 secara year-on-year tercatat meningkat, namun siklus PDB yang dihasilkan dalam model tersebut mengalami pergerakan menurun walaupun masih dalam fase ekspansi. GAMA LEI pada edisi ke-5 ini memprediksi masih terdapat kecenderungan penurunan siklus perekonomian PDB Indonesia. Meskipun demikian, dilihat dari pergerakan dan pola perekonomian baik year-on-year maupun quarter-to-quarter keduanya mengindikasikan adanya kenaikan tipis pada pertumbuhan ekonomi di 2014:Q1. Jika pemerintah tidak menjaga pertumbuhan ekonomi yang telah tercatat meningkat secara year- on-year di 2013:Q4, maka momentum perbaikan ekonomi tersebut akan terlewatkan.

2. Konsensus Proyeksi Indikator Makroekonomi