Perdarahan postpartum primer disebabkan oleh: -
Atonia Uteri -
Retensio plasenta -
Robekan jumlah lahir b.
Perdarahan postpartum sekunder Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang berlangsung
setelah 24 jam pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh:
- Tertinggalnya sebagian plasenta atau membrannya
- Perlukaan terluka kembali dan menimbulkan perdarahan
- Infeksi pada tempat implantasi plasenta.
2.5 Atonia Uterus
2.5.1 Pengertian
- Atonia uterus adalah tidak berkontraksi uteri dalam 15 detik setelah
dilakukan rangsangan taktil pemijatan fundus uteri Azwar, 2004. -
Perdarahan Atonia Uteri terjadi bila uterus atonik dan tidak mampu berkontraksi dengan baik setelah kelahiran Vicky, 2006.
2.5.2 Sebab Atonia Uteri
1. Otot uterus tidak mengalami retraksi dan kontraksi yang kuat sehingga
pembuluh darah terbuka 2.
Menimbulkan perdarahan yang banyak dan singkat 3.
Terjadinya atonia uteri mempunyai predisposisi yang dapat diperkirakan Manuaba, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri
a. Kenali dan tegakkan diagnosa kerja atonia uteri
b. Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika,
lakukan kompresi bimanual. c.
Pastikan plasenta lahir lengkap bila ada indikasi sebagian plasenta masih tertinggal, lakukan evaluasi sisa plasenta dan tak ada laserasi jalan lahir.
d. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan
e. Lakukan uji beku lihat solusi plasenta untuk komfirmasi sistem
pembekuan darah hacker, 2001.
Kompresi Bimanual Internal KBI
a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut
masukkan tangan dengan cara menyatukan kelima ujung jari ke introitus dan kedalam vagina ibu.
b. Periksa vagina dan serviks – jika ada selaput ketuban atau bekuan darah
pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh. c.
Letakkan kepalan tangan pada foniks anterior, tekan dinding anterior uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat
dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam. d.
Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat, kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah didalam dinding
uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi. e.
Evaluasi keberhasilan i.
Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan – lahan keluarkan
1.
Universitas Sumatera Utara
tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara melekat selama kala empat.
ii. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa
perenium, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi dibagian tersebut segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.
iii. Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal KBE kemudian teruskan dengan langkah – langkah penatalaksanaan atonia
uteri selanjutnya. Alasan atonia uteri sering kali diatasi dengan KBI, jika KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindak –
tindakan lain. 2.
Berikan 0,2 mg ergometri 1 M jangan berikan ergometri kepada ibu dengan hipertensi
Alasan : ergometrin yang diberikan akan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal.
3. Menggunakan jarum berdiameter besar ukuran 16 atau 18, pasang infus dan
berikan 500 ml larutan ringer laktat yang mengandung 20 unit oksitoksin. Alasan : jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan IV
secara cepat, dan dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan transfusi darah. Oksitoksin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus. Ringer
laktat akan membantu mengganti volume cairan yang hilang selama perdarahan.
4. Pakai sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI.
Universitas Sumatera Utara
Alasan : KBI yang digunakan bersama dengan ergometri dan oksitoksin dapat membantu uterus berkontraksi.
5. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera lakukan
rujukan berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat–darurat di fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tindakan
pembedahan dan tranfusi darah. 6.
Dampingi ibu ketempat rujukan, teruskan melakukan KBI hingga ibu tiba di tempat rujukan. Teruskan pemberian cairan IV hinga ibu tiba di fasilitas
rujukan: a.
Infus 500 ml yang pertama dan habiskan dalam waktu 10 menit. b.
Kemudian berikan 500 mljam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang di infuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan
125 mljam. c.
Jika cairan IV tidak cukup, infuskan botol kedua berisi 500 ml cairan dengan tetesan lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan cairan
tambahan.
Kompresi Bimanual Eksternal
1. Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat diatas simfisis
pubis 2.
Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen dibelakang korpus uteri usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
3. Lakukan gerakan saling merapat kedua tangan untuk melakukan kompresi
pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus diantara
Universitas Sumatera Utara
kedua tangan tersebut. Ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus Aswar, 2004.
Konsep Dasar Atonia Uteri
Perdarahan karena atonia uteri yang paling sering dan paling banyak dijumpai dan dapat ditangani dengan cara:
a. Metode dickinson untuk menghentikan perdarahan uterus diangkat dengan
tangan kanan. Menekan arteria uterina dengan jalan melingkarkan jari tangan disekitar serviks, sementara itu fundus uterus dipergunakan untuk
menekan kolumna vertebralis b.
Bimanual, tekanan bimanual pada uterus – uterus ditekan antara kepalan tangan kiri pada formiks anterior sedangkan tangan kanan melipat uterus
melalui dinding abdomen.
2.6 Faktor Predesposisi Perdarahan Postpartum