mempertahankan diri terhadap serangan predator dan untuk mengatasi resistensi tanaman inang terhadap serangan kumbang tersebut Klowden, 2002.
Feromon ini mempunyai bahan aktif Ethyl-4 methyloctanoate dimana bahan aktif ini 10 kali lipat lebih efektif dibandingkan feromon terdahulu yang
bahan aktifnya Ethyl chrysanthemumate. Feromon diletakkan dalam ferotrap yaitu menggunakan ember plastik dan perangkap PVC. Satu ferotrap cukup efektif
untuk 2 ha dan kantong feromon sintetik dapat digunakan selama 60 hari Utomo, dkk, 2007.
Gambar 6. Ferotrap Sumber: Foto langsung
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Serangga
Jika lingkungan cocok dan pakan cukup, kumbang badak terbang dalam jarak yang dekat saja. Namun jika pakan kurang baik kumbang bisa terbang
sampai sejauh 10 km Pracaya, 2007.
a. Angin
Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama dalam proses penyebaran hama tanaman. Misalnya kutu daun dapat terbang terbawa angin
sejauh 1.300 km. Kutu loncat Heteropsylla cubana, penyebarannya dipengaruhi oleh angin. Seperti halnya pada tahun 1986, pernah terjadi letusan hama outbreak
Universitas Sumatera Utara
atau explosive kutu loncat lamtoro pada daerah yang luas dalam waktu relatif singkat. Belalang kayu Valanga nigricornis Zehntneri Krauss, bila ada angin
dapat terbang sejauh 3-4 km. Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang bisa menghambat bertelurnya kupu-kupu, bahkan sering menimbulkan kematian
Arantha, 2010.
b. Cahaya
Beberapa aktivitas serangga dipengarui oleh responya terhadap cahaya sehingga timbul jenis serangga yang aktif pada pagi, siang, sore atau malam hari.
Cahaya matahari dapat mempengarui aktifitas dan distribusi lokalnya. Habitat serangga dewasa imago dan serangga pradewasa larva dan pupa ada yang sama
dan ada yang berbeda. Pada ordo lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya menjadi hama, sedangkan serangga dewasanya hanya menghisap nectar atau
madu bunga. Pada ordo coleoptera, umumnya larva dan imago aktif makan dengan habitat yang sama sehingga kedua-duanya menjadi hama Jumar, 2000.
Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan, perkembangannya dan tahan kehidupannya serangga baik secara langsung
maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis
serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya. Berdasarkan hasl di atas serangga dapat digolongkan :
o Serangga diurnal yaitu serangga yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi aktif pada siang hari
Universitas Sumatera Utara
o Serangga krepskular adala serangga yang membutuhkan intensitas cahaya sedang aktif pada senja hari.
o Serangga nokturnal adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya rendah aktif pada malam hari
o Penelitian menunjukkan bahwa cahaya bulan berpengaruh nyata pada tangkapan lampu perangkap terhadp serangga nokturnal
Ysvina, 2010.
C. Suhu
Serangga memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia dapat hidup. Diluar kisaran suhu tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Pengaruh
suhu ini jelas terlihat pada proses fisiologi serangga. Pada waktu Tertentu aktivitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu yang lain akan berkurang
menurun . Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah suhu minimum 15 ºC, suhu optimum 25 ºC dan suhu maksimum 45 ºC. Pada suhu optimum
kemampuan serangga untuk melahirkan keturunan besar dan kematian mortalitas sebelum batas umur akan sedikit Jumar, 2000.
Pengaruh suhu terhadap kehidupan serangga banyak dipelajari di negara beriklim dinginsedang, dimana suhu selalu berubah menurut musim. Di negara
tropika seperti Indonesia keadaanya berbeda, iklimnya hampir sama sehingga variasi suhu relatif kecil. Perbedaan suhu yang nyata adalah karena ketinggian.
Serangga adalah organisme yang sifatnya poikilotermal sehingga suhu badan serangga banyak dipengaruhi dan mengikuti perubahan suhu udara. Beberapa
aktifitas serangga dipengaruhi oleh suhu dan kisaran suhu optimal bagi serangga bervariasi menurut spesiesnya. Secara garis besar suhu berpengaruh pada
Universitas Sumatera Utara
kesuburanproduksi telur, laju pertumbuhan dan migrasi atau penyebarannya. Kematian serangga dalam hubungannya dengan suhu terutama berkaitan dengan
pengaruh batas-batas ekstrim dan kisaran yang masih dapat ditahan serangga suhu cardinal. Suhu yang sangat tinggi mempunyai pengaruh langsung terhadap
denaturasi merusak sifat protein yang mengakibatkan serangga mati. Pada suhu rendah kematian serangga terjadi karena terbentukknya kristal es dalam sel
Ysvina, 2010.
d. Kelembaban Hujan