METODE PENELITIAN Hubungan Religiusitas dengan Penyesuaian Perkawinan pada Dewasa Dini Muslim

39

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain Hadi, 2000. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui sejauhmana hubungan antara religiusitas dengan penyesuaian perkawinan pada dewasa dini muslim. III.A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  Variabel X : Religiusitas  Variabel Y : Penyesuaian Perkawinan III.B. Defenisi Operasional Variabel penelitian 1. Religiusitas Merupakan suatu keyakinan dan penghayatan akan ajaran agama yang mengarahkan perilaku seseorang sesuai dengan ajaran yang dianutnya. Religiusitas diukur dengan menggunakan skala religiusitas yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Suroso 2005, yaitu : dimensi keyakinan atau akidah Islam, dimensi peribadatan praktik agama atau syariah, dimensi pengamalan atau akhlak, dimensi pengetahuan atau Ilmu dan dimensi Universitas Sumatera Utara 40 pengalaman atau penghayatan. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala religiusitas ini maka semakin tinggi religiusitas subjek. Semakin rendah skor yang diperoleh dari skala religiusitas maka semakin rendah religiusitas subjek. 2. Penyesuaian perkawinan Merupakan proses membiasakan diri beradaptasi dengan situasi baru sebagai suami istri untuk memenuhi harapan atau tujuan perkawinan dan memecahkan konflik yang muncul dalam perkawinan. Penyesuaian perkawinan diukur dengan skala yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan lima kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan yang dikemukakan oleh Hurlock 1999, yaitu : Kebahagiaan suami istri, kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat, kebersamaan, penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan, dan penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dari skala maka semakin baik penyesuaian perkawinan subjek. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek dari skala maka semakin buruk penyesuaian perkawinan subjek. III.C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel III.C.1. Populasi dan sampel Populasi adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini Universitas Sumatera Utara 41 adalah dewasa dini yang telah menikah selama minimal 4 bulan hingga maksimal 2 tahun, belum memiliki anak dan beragama Islam di kota Medan. Dikarenakan keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 95 orang. Adapun karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:  Pria dan wanita usia dewasa dini 18- 40 tahun Karena pada tahapan dewasa ini gaya hidup yang paling menonjol adalah dalam bidang perkawinan dan peran orang tua Hurlock, 1999  Status Menikah  Usia perkawinan minimal 4 bulan hingga 2 tahun dan belum memiliki anak Menurut tahapan perkawinan Duvall, tahapan awal merupakan 0-2 tahun dan memiliki anak. Minimal 4 bulan dikarenakan permulaan konflik dan masalah-masalah penyesuaian adalah 4 bulan pertama.  Beragama Islam Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan perkawinan. Di dalam Alquran dan hadis banyak menekankan tentang perkawinan. Universitas Sumatera Utara 42 III.C.2. Metode pengambilan sampel Hadi 2000 mengemukakan bahwa metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik incidental sampling. Hadi 2000 mengatakan bahwa incidental sampling adalah tekhnik pengambilan sampel nonprobability dimana tidak semua populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan sampel, hanya individu-individu atau kelompok-kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang dijadikan sampel penelitian. III.C.3. Jumlah subjek penelitian Jumlah total subjek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang. Mengenai jumlah sampel tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian. Menurut Azwar 2000, secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi 2000 menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Universitas Sumatera Utara 43 III.D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi yang berbentuk skala likert dengan beberapa pilihan, yaitu dengan cara menyebarkan skala yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat mengisi dengan mudah Azwar, 2000. Hadi 2000 mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada laporan-laporan pribadi self report. Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut : 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Apa yang dikatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya 3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan dua buah skala psikologi yaitu skala religiusitas dan skala penyesuaian perkawinan. III.D.1. Skala religiusitas Skala ini disusun berdasarkan lima dimensi yang dikemukakan oleh Suroso dalam Ancok, 2005, yaitu : dimensi keyakinan atau akidah Islam, dimensi peribadatan praktik agama atau syariah, dimensi pengamalan atau akhlak, dimensi pengetahuan atau Ilmu dan dimensi pengalaman atau penghayatan. Universitas Sumatera Utara 44 Skala religiusitas terdiri dari 2 dua bagian. Skala religiusitas bagian I diisi oleh dimensi keyakinan atau akidah Islam, dimensi peribadatan praktik agama atau syariah, dimensi pengamalan atau akhlak, dan dimensi pengalaman atau penghayatan. Skala ini disebut sebagai skala relligiusitas bagian I. Skala religiusitas bagian I terdiri dari sekumpulan pernyataan yang bersifat unfavorable dan favorable dan disajikan dalam bentuk skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Pemberian skor untuk skala ini dapat dilihat pada tabel 1. sedangkan Blue print skala religiusitas bagian I dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1 Bobot nilai pernyataan skala religiusitas Bobot nilai STS TS S SS Favorable 1 2 3 4 Unfavorable 4 3 2 1 Tabel 2 Blue print skala religiusitas I sebelum Ujicoba No Dimensi Religiusitas Item favorable item unfavorable Total 1. Dimensi keyakinan Akidah Islam 1,7,16,20,27,33, 38,42 2,5,14,21,35,43,4 8,59 14 2. Dimensi peribadatan Syariah 3,15,22,28,34,3 9,49,56 8,13,23,17,29,44, 50,63 14 3. Dimensi pengamalan Akhlak 11,19,25,31, 41,52,57,61 10,26,32,37, 40,53,58,62 14 4. Dimensi pengalaman Penghayatan 4,9,24,36,45,55, 60,64 6,12,18,30,46,47, 51,54 14 TOTAL 32 32 64 Skala religiusitas bagian II digunakan untuk mengukur dimensi ilmu pengetahuan keagaamaan subjek. Skala religiusitas bagian II ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dengan bentuk Universitas Sumatera Utara 45 pilihan ganda dengan 4 alternatif pilihan jawaban. Nilai dari jawaban yang diberikan adalah 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Jumlah jawaban yang benar dari subjek menunjukkan tingkat pengetahuan agama yang dimiliki subjek. Skala religiusitas bagian II ini berjumlah 25 pertanyaan. Skala religiusitas bagian I dan II berbeda dalam bentuk, cara pemberian skor dan pengujian validitas dan reliabilitas, namun dalam penyajiannya dilakukan secara bersamaan kepada subjek penelitian. Blue print skala religiusitas bagian II dapat dilihat pada tabel…. Tabel 3 Blue print skala Religiusitas II sebelum Ujicoba NO Aspek-aspek Dimensi Pengetahuan Aitem Jumlah 1. Isi Alquran 1,2,8,9 4 2. Rukun Iman 3,4,5,10,11,12,13 7 3. Rukun Islam 6,7,14,15,22,23 6 4. Hukum-hukum Islam 16,17,21,24,25 5 5. Sejarah Islam 18,19,20 3 Jumlah 25 III.D.2. Skala penyesuaian perkawinan Alat ukur yang digunakan untuk mengukur penyesuaian perkawinan adalah skala yang disusun berdasarkan kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan yang dikemukakan oleh Hurlock 1999, yaitu : kebahagiaan suami istri,hubungan yang baik antara anak dan orang tua, penyesuaian yang baik dari anak-anak, kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat, kebersamaan, penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan dan penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan. Dari tujuh kriteria yang dikemukakan Universitas Sumatera Utara 46 oleh Hurlock, hanya lima kriteria yang digunakan dalam skala penyesuaian perkawinan. Skala disusun berdasarkan kriteria : kebahagiaan suami istri, kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat, kebersamaan, penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan dan penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan. Skala sikap yang digunakan dalam mengukur penyesuaian perkawinan ini menggunakan skala likert yang berjumlah 70 item yang terdiri dari item favorable dan unfavorable, dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Pemberian skor untuk skala ini dapat dilihat pada tabel 4, sedangkan Blue print skala dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 4 Bobot nilai pernyataan skala penyesuaian perkawinan Bobot nilai STS TS S SS Favorable 1 2 3 4 Unfavorable 4 3 2 1 Tabel 5 Blue print skala penyesuaian perkawinan sebelum Ujicoba No Kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan Item favorable item unfavorable Total 1. Kebahagiaan suami istri 1,12,17,26,43, 59,63 6,14,19,24,34,39, 48 14 2. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat 2,18,25,60,44, 54,60 7,13,20,36,40,49, 68 14 3. kebersamaan 8,21,27,31,50, 55,69 3,35,42,45,51,56, 64 14 4. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan 4,9,22,37,41,46, 52 10,15,28,32,57,66 ,70 14 5. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan 5,11,16,33,38, 53,62 23,29,47,58,61,65 ,67 14 TOTAL 35 35 70 Universitas Sumatera Utara 47 III.E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur III.E.1. Validitas alat ukur Validitas adalah ukuran mengenai seberapa cermat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya, artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar,2000. Validitas skala religiusitas dan penyesuaian perkawinan dicapai dengan cara validitas isi content validity. Validitas isi menunjukkan sejauhmana item- item dalam tes mencakup keseluiruhan kawasan isi yang hendak diukur. Pengertian ini mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu harus komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Pengujian validitas isi ini tidak menggunakan komputasi statistik Sebelum melakukan penyusunan alat ukur, peneliti menentukan terlebih dahulu kawasan isi dari religiusitas dan penyesuaian perkawinan. Kemudian peneliti akan membuat item-item yang bertujuan untuk mengungkap kawasan isi tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan pengujian validitas isi dengan melakukan analisis rasional atau profesional judgement, dimana dalam hal ini adalah dosen pembimbing peneliti sendiri. Universitas Sumatera Utara 48 III.E.2. Reliabilitas alat ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi,2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsisitensi atau alat kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar,2000. Uji reliabilitas untuk skala religiusitas dan penyesuaian perkawinan ini menggunakan pendekatan konsistensi internal hanya diperlukan satu kali dalam pengukuran pada sekelompok subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefesiensi tinggi Azwar, 2000. Formula reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah formula alpha dari Cronbach melalui bantuan SPSS versi

12.0. Pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala

religiusitas dan penyesuaian perkawinan. III.E.3. Hasil ujicoba alat ukur penelitian III.E.3.a. Hasil ujicoba alat ukur religiusitas Ujicoba skala religiusitas bagian I diujicobakan pada 50 orang dewasa dini di kota Medan yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Hasil uji coba skala religiusitas bagian I menunjukkan bahwa alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,920 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang dimulai dari -0,192 – 0,665. Jumlah aitem yang baik setelah dilakukan uji coba adalah sebanyak 50 aitem dengan koefisien korelasi r ix minimal 0,30. Azwar 2000 menyatakan Universitas Sumatera Utara 49 bahwa semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Penyusun tes boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi aitemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan skala yang disusun. Berdasarkan hasil uji coba aitem-aitem skala religiusitas bagian I maka aitem-aitem dalam skala religiusitas bagian I yang digunakan dalam penelitian adalah aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi tertinggi dari masing-masing dimensi religiusitas dan aitem-aitem ini disusun dengan jumlah yang proporsional dalam masing-masing dimensinya. Maka dari 50 aitem yang memiliki indeks diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari 0,30, hanya 32 aitem yang dijadikan alat ukur. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah aitem yang dibutuhkan untuk menjadi alat ukur sudah mencukupi dan untuk menghindari munculnya rasa bosan dan lelah pada diri subjek penelitian dengan jumlah aitem yang terlalu banyak. Distribusi aitem yang digunakan pada skala religiusitas bagian I dapat dilihat pada tabel… Tabel 6 Blue print skala religiusitas I setelah Ujicoba No Dimensi Religiusitas Item favorable item unfavorable Total 1. Dimensi keyakinan Akidah Islam 16,27,38,42 2,5, 43, 48 8 2. Dimensi peribadatan Syariah 3, 39,49,56 23,44,50,63 8 3. Dimensi pengamalan Akhlak 31,41,57,61 10,37,40,58 8 4. Dimensi pengalaman Penghayatan 24,45,55,60 6,12,18,47 8 TOTAL 16 16 32 Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti pada tabel ... Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 7 Blue print Skala religiusitas I untuk penelitian No Dimensi Religiusitas Item favorable item unfavorable Total 1. Dimensi keyakinan Akidah Islam 5,10,14,18 2,4,19,23 8 2. Dimensi peribadatan Syariah 1,15,24,27 11,20,25,32 8 3. Dimensi pengamalan Akhlak 12,17,28,31 6,13,16,29 8 4. Dimensi pengalaman Penghayatan 8,21,26,30 3,7,9,22 8 TOTAL 16 16 32 Ujicoba skala religiusitas bagian II dilakukan terhadap 50 orang dewasa dini yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Hasil uji coba skala religiusitas bagian II menunjukkan bahwa alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,806 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang bergerak dari -0,180 – 0,753. Jumlah aitem yang baik setelah dilakukan uji coba adalah sebanyak 13 aitem dengan koefisien korelasi r ix minimal 0,30. Azwar 2000 menyatakan bahwa semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Distribusi aitem yang digunakan pada skala religiusitas bagian II dapat dilihat pada tabel… Tabel 8 Blue print Skala religiusitas II setelah uji coba NO Aspek-aspek Dimensi Pengetahuan Aitem Jumlah 1. Isi Alquran 1, 8 2 2. Rukun Iman 4, 5, 10, 11 4 3. Rukun Islam 6, 7 ,14 ,22 4 4. Hukum-hukum Islam 21 ,24 2 5. Sejarah Islam 19 1 Jumlah 13 Universitas Sumatera Utara 51 Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti pada tabel ... Tabel 9 Blue print Skala religiusitas II untuk penelitian NO Aspek-aspek Dimensi Pengetahuan Aitem Jumlah 1. Isi Alquran 1,6 2 2. Rukun Iman 2,3,7,8 4 3. Rukun Islam 4,5,9,12 4 4. Hukum-hukum Islam 11,13 2 5. Sejarah Islam 10 1 Jumlah 13 III.E.3.b. Hasil ujicoba alat ukur penyesuaian perkawinan Ujicoba skala penyesuaian perkawinan dilakukan pada 50 orang dewasa dini di kota Medan yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Hasil uji coba skala penyesuaian perkawinan menunjukkan bahwa alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,957 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang dimulai dari -0, 386 – 0,772. Jumlah aitem yang baik setelah dilakukan uji coba adalah sebanyak 64 aitem dengan koefisien korelasi r ix minimal 0,30. Azwar 2000 menyatakan bahwa semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Penyusun tes boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi aitemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan skala yang disusun. Berdasarkan hasil uji coba aitem-aitem skala penyesuaian perkawinan maka aitem-aitem dalam skala penyesuaian perkawinan yang digunakan dalam penelitian adalah aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi tertinggi dari Universitas Sumatera Utara 52 setiap kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan dan aitem-aitem ini disusun secara proporsional jumlahnya. Maka dari 64 aitem yang memiliki indeks diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari 0,30, hanya 40 aitem yang dijadikan alat ukur. Distribusi aitem yang digunakan pada skala penyesuaian perkawinan dapat dilihat pada tabel… Tabel 10 Blue print Skala penyesuaian perkawinan setelah uji coba No Kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan Item favorable item unfavorable Total 1. Kebahagiaan suami istri 1, 17, 43,63 6,19,39,48 8 2. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat 25,44, 54,60 7,36,40,49 8 3. kebersamaan 8,21,50, 55 3,35,42,51 8 4. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan 4,22,37,52 10, 28,66,70 8 5. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan 5,11, 33,67 29, 47,53, 58 8 TOTAL 20 20 40 Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti pada tabel ... Tabel 11 Blue print Skala penyesuaian perkawinan untuk penelitian No Kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan Item favorable item unfavorable Total 1. Kebahagiaan suami istri 1,10, 24,37 5,11,21,27 8 2. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat 14,25, 33,36 6,19,22,28 8 3. kebersamaan 7,12,29,34 2,18,23,30 8 4. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan 3,13,20,31 8,15,38,40 8 5. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan 4,9,17,39 16,26,32,35 8 TOTAL 20 20 40 Universitas Sumatera Utara 53 III.F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian III.F.1. Tahap persiapan Tahap persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Pembuatan alat ukur Alat ukur yang terdiri skala religiusitas yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi religiusitas agama Islam yang dikemukakan oleh Suroso 2005 dan skala penyesuaian perkawinan yang peneliti susun berdasarkan kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan yang dikemukakan oleh Hurlock 1999. Skala religiusitas terdiri dari dua bagian, skala religiusitas bagian I terdiri dari 32 aitem dan skala religiusitas bagian II terdiri dari 13 aitem pertanyaan. Sedangkan untuk skala penyesuaian perkawinan ada sebanyak 40 aitem. Skala dibuat dalam bentuk buku ukuran setengah folio dimana disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban. 2. Uji coba alat ukur Uji coba alat ukur dilakukan ppada tanggal 2 Oktober 2007 hingga 24 Oktober 2007 terhadap 50 orang usia dewasa dini di kota Medan yang sesuai dengan karakteristik populasi. Azwar 2000 menyatakan ukuran banyaknya sampel untuk uji coba harus diperoleh dari subjek dalam jumlah yang banyak, agar dapat diperoleh skor-skor yang variasinya menyebar secara normal atau mengikuti distribusi normal. Hadi 2000 menyatakan besarnya minimal 30 bisa disebut sebagai sampel besar dan Universitas Sumatera Utara 54 pada sampel besar yang kebanyakan distribusi sampling statistiknya mendekati distribusi normal. Setiap subjek yang diikutsertakan dalam uji coba alat ukur menerima tiga buah alat ukur yang berisi 64 aitem skala religiusitas I, 25 aitem untuk skala religiusitas II dan 70 aitem untuk skala penyesuaian perkawinan. 3. Revisi alat ukur Setelah uji coba alat ukur maka peneliti selanjutnya menguji reliabilitas skala dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Hasil ujicoba skala religiusitas I menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,920 dengan 50 aitem yang sahih. Hal ini berarti dari 64 aitem pada skala religiusitas I maka terdapat 50 aitem yang dapat digunakan untuk membedakan antara individu yang memiliki atribut yang ingin diukur dengan individu yang tidak memiliki atribut yang ingin diukur. Namun dari 50 aitem yang sahih tersebut hanya 32 aitem yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk hasil ujicoba skala religiusitas II menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,806 dengan jumlah aitem yang sahih sebanyak 13 aitem dari 25 aitem. Sedangkan untuk ujicoba skala penyesuaian perkawinan menunjukkan koefisien korelasi reliabilitas alpha sebesar 0,957 dengan jumlah aitem yang sahih sebanyak 64 aitem dari 70 aitem. Namun dari 64 aitem yang sahih tersebut hanya 40 aitem yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah diperoleh aitem-aitem yang memenuhi, kemudian peneliti Universitas Sumatera Utara 55 menyusun aitem-aitem tersebut untuk dijadikan skala bentuk buku ukuran setengah folio. Skala ini yang digunakan dalam penelitian. III.F.2. Tahap pelaksanaan penelitian Setelah diujicobakan, maka selanjutnya peneliti akan melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur berupa skala religiusitas dan skala penyesuaian perkawinan pada sejumlah sampel. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan tekhnik incidental sampling. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 21 November 2007 hingga 10 Desember 2007. Pengambilan data dilakukan terhadap 95 Orang usia dewasa dini di kota Medan yang sesuai dengan karakteristik populasi. III.G. Metode Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan analisa statistika. Pertimbangan penggunaan analisa ini adalah Hadi, 2000 : 1. Statistik bekerja dengan angka 2. Statistik bersifat objektif 3. Statistik bersifat universal dalam arti dapat digunakan dalam hampir semua bidang penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara religiusitas dengan penyesuaian perkawinan pada dewasa dini muslim, maka analisa data yang digunakan adalah korelasi pearson product moment. Alasan peneliti menggunakan Universitas Sumatera Utara 56 analisa ini karena korelasi pearson product moment dipakai untuk melukiskan hubungan antara dua gejala dengan skala interval Hadi, 2000. Sebelum dilakukan analisa data, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang meliputi : 1. Uji normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov. 2. Uji linieritas Uji linieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi penelitian yaitu variabel bebas religiusitas dan variabel tergantung penyesuaian perkawinan memiliki hubungan linier. Uji linearitas dilakukan menggunakan tekhnik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar scatter plot. Penelitian ini menggunakan diagram pencar dengan bantuan komputer karena efektif dalam hal waktu dan tenaga. Universitas Sumatera Utara 57

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA