2.3 Lengkung Gigi
Lengkung gigi adalah lengkung yang dibentuk oleh mahkota gigi-geligi. Moyers menyatakan bahwa lengkung gigi merupakan refleksi gabungan dari ukuran
mahkota gigi, posisi dan inklinasi gigi, bibir, pipi dan lidah cit, Arthadini 2008 .
12
Bentuk lengkung gigi awalnya dibentuk oleh konfigurasi tulang pendukung dan diikuti dengan erupsi gigi oleh otot-otot sirkum oral dan tekanan fungsional intraoral.
Peneliti pada zaman dulu mendeskripsikan bentuk lengkung gigi dalam bentuk qualitatif sederhana seperti elips, parabola dan bentuk U.
Keberhasilan suatu perawatan ortodontik dapat dinilai berdasarkan stabilitas hasil perawatan. Salah satu hal yang mempengaruhi stabilitas adalah keberhasilan
mempertahankan bentuk lengkung gigi.
13,14
12
Perbedaan bentuk dan dimensi lengkung gigi dapat mempengaruhi perawatan secara klinis. Setiap orang memiliki variasi
lengkung gigi oleh sebab itu dokter harus memperkirakan besarnya ruang yang tersedia, stabilitas, estetika gigi, prospek pertumbuhan dan perkembangan gigi dalam
merawat semua kasus.
2
Selain itu bentuk lengkung gigi selalu diperhatikan karena prinsip dasar perawatan ortodonti adalah mempertahankan bentuk dasar lengkung
gigi awal pasien sebelum dirawat. Bentuk lengkung gigi tersebut diharapkan menjadi stabil setelah perawatan selesai.
15
2.4 Klasifikasi Bentuk Lengkung Gigi
Penelitian mengenai bentuk lengkung gigi telah dimulai sejak awal berkembangnya ilmu ortodontik itu sendiri. Berbagai metode dan formulasi
dikembangkan untuk dapat memprediksi bentuk lengkung gigi individual, tetapi belum ada diantara formulasi tersebut yang dapat mewakili variasi bentuk lengkung
gigi pada seluruh populasi dan ras. Ada beberapa formulasi yang dahulu cukup popular dalam menentukan bentuk lengkung gigi, yaitu:
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.1 Lengkung Gigi Bonwill
Pada tahun 1885, Bonwill menjadi perintis dalam mengemukakan suatu postulat untuk memprediksi bentuk lengkung gigi individual. Beliau mengatakan
bahwa bentuk tripod dari mandibula merupakan suatu segitiga yang sama sisi dengan jarak antar kondilus sebagai dasar segitiga dan titik kontak insisif sentral sebagai
puncaknya. Panjang rata-rata tiap sisinya adalah 4 inci dengan variasi tidak lebih dari ΒΌ inci cit, Arthadini 2008.
12
Bentuk lengkung gigi Bonwill dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Bentuk lengkung gigi Bonwill.
13
2.4.2 Lengkung Gigi Hawley
Tahun 1994, Hawley memodifikasi postulat Bonwill yang dikenal sebagai Bonwill-Hawley Chart. Chart ini menggunakan jumlah lebar enam gigi anterior
sebagai radius lingkaran, lalu gigi disusun pada lingkaran tersebut. Dari lingkaran ini dibuat segitiga yang seimbang dengan lebar interkondil sebagai dasar. Konstruksi ini
dapat membantu untuk memprediksi bentuk lengkung gigi normal.
13,17
Bentuk lengkung gigi Hawley dapat dilihat pada gambar 10.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 10. Bentuk Lengkung Gigi Bonwill-Hawley.
16
2.4.3 Lengkung Gigi Catenary
Tahun 1949, MacConail dan Scher memperkenalkan disain Catenary. Kurva ini ditentukan berdasarkan lebar intermolar yang diukur dari sentral fossa molar
pertama kanan dan kiri. Kurva Catenary adalah kurva yang terbentuk dari lengkung kawat halus yang ditekan pada kedua ujungnya. Graber menambahkan bahwa bentuk
kurva hanya tepat pada sekitar 27 dari total subyek penelitiannya cit, Arthadini 2008.
13,14
Bentuk lengkung gigi Catenary dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Kurva Catenary Graber.
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.4 Lengkung Gigi Brader
Tahun 1972 dipopulerkan suatu disain lengkung gigi Brader yang dikenal dengan tripocal ellipses. Bentuk lengkung gigi ditentukan berdasarkan jarak antar
molar kedua terhadap permukaan bidang fasial dan gingival. Kekurangan dari disain elips ini adalah kurang memperhatikan region kaninus yang seringkali menjadi
sangat lebar cit, Arthadini 2008.
13,14
Bentuk lengkung gigi Brader dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Lengkung gigi Brader.
13
2.4.5 Lengkung Gigi Raberin
Beberapa klinisi membuat klasifikasi bentuk lengkung gigi guna memudahkan pekerjaannya untuk mengatasi banyaksnya variasi lengkung gigi. Raberin misalnya,
dengan melakukan penelitian pada subyek tanpa perawatan ortodontik, mengklasifikasikan lima bentuk lengkung gigi pentamorphic yaitu : narrow, wide,
mid, pointed dan flat. Titik referensi pada system pentamorphic ini adalah titik tengah insisal gigi insisivus sentral, puncak tonjol gigi kaninus, puncak tonjol mesio-bukal
gigi molar pertama, puncak tonjol disto-bukal gigi molar kedua .
18
Lengkung gigi Raberin dapat dilihat pada gambar 13.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 13. Lengkung gigi Raberin.
17
2.5 Pengukuran Bentuk Lengkung Gigi
Bentuk lengkung gigi menggambarkan posisi dan hubungan dari satu gigi ke gigi yang lainnya dalam bentuk 3 dimensi yang merupakan hasil dari morfologi
skeletal, jaringan lunak sekitarnya dan efek dari lingkungan. Pendeskripsian dari bentuk lengkung gigi sangat bervariasi, mulai dari bentuk
geometri sampai ke fungsi matematika. Setiap metode penentuan bentuk lengkung gigi memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode konvensional mudah dilakukan
namun kurang memiliki bukti matematika dan terdiri dari faktor-faktor yang selalu mengarah pada pemahaman yang beragam karena tergantung pada pemeriksaan
visual pribadi. Sedangkan metode kuantitaf banyak menggunakan evaluasi matematika yang melibatkan pengukuran titik referensi tertentu dan menganalisis
berbagai fungsi aljabar dengan menetapkan 4 sampai 5 jenis bentuk lengkung gigi. Metode ini mengembangkan data yang banyak serta membutuhkan kaliberasi rumit
dengan peralatan tertentu.
8
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Orthoform Template