2.6 Orthoform Template
Chunk pada tahun 1932 mengklasifikasikan bentuk lengkung ke dalam 3 bentuk yaitu square, ovoid dan tapered cit, Arthadini 2008.
12
Kemudian pada tahun 1987 Felton mencoba untuk mengevaluasi perbedaan lebar bentuk lengkung kawat
gigi pada arch wire yang digunakan untuk perawatan ortodonti dari sebuah perusahaan ortodonti. Dari penelitiannya tersebut, Felton menemukan orthoform
template yaitu sebuah template transparan yang di atasnya digambar 3 bentuk lengkung gigi yang berbeda yaitu bentuk lengkung gigi square,ovoid dan tapered cit,
Othman 2012. Orthoform template digunakan untuk menentukan bentuk lengkung gigi
secara kualitatif. Orthoform template diletakkan pada bagian atas midline lengkung gigi pada model cetakan baik pada rahang atas dan rahang bawah. Bentuk lengkung
gigi dipilih disesuaikan dengan template yang paling cocok dengan model cetakan gigi.
19
19
Orthoform template dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 14. Orthoform template bentuk tapered.
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 15. Orthoform template bentuk ovoid.
19
Gambar 16. Orthoform template bentuk square.
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Lengkung Gigi
Perubahan dimensi lengkung gigi merupakan mekanisme kompensasi yang terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan dan diperlukan untuk menjaga keseimbangan
fungsional, struktural wajah dan pertumbuhan gigi. Dimensi lengkung gigi berubah secara sistematis selama pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Van der Linden faktor yang mempengaruhi karakteristik lengkung gigi antara lain :
20
a. Fungsi Rongga Mulut Fungsi rongga mulut dibedakan atas periode neonatal dan postnatal. Fungsi
rongga mulut periode neonatal antara lain menyusui dan menelan, pemeliharaan jalan nafas, menangis, batuk dan gagging. Sedangkan fungsi rongga mulut postnatal adalah
untuk mengunyah, ekspresi wajah, berbicara dan penelanan matur. b. Kebiasaan Oral
6
Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain mengisap ibu jari, bernafas melalui mulut, dan kebiasaan menjulurkan lidah. Peran kebiasaan oral
terhadap perubahan dan karakteristik lengkung tergantung dari frekuensi, intensitas, dan lama durasi. Aktifitas kebiasaan buruk ini berkaitan dengan otot-otot rongga
mulut. Aktifitas ini paling sering ditemukan pada anak-anak usia muda dan bisa dianggap normal pada masa bayi, tetapi hal ini menjadi tidak normal apabila berlanjut
hingga dewasa. Dampak perubahan dapat mengenai morfologi fasial yaitu mengenai gigi, rahang dan skeletal fasial.
c. Otot Rongga Mulut
6
Otot pengunyahan yang kuat akan meningkatkan mekanisme pengunyahan rahang, dan ini memicu pertumbuhan sutura dan aposisi tulang yang menyebabkan
peningkatan pertumbuhan rahang. Otot yang berperan terhadap perubahan karakter lengkung gigi adalah otot orofasial dan pengunyahan. Gangguan otot sering
dihubungkan dengan kelainan neuromuskular, genetik dan penyakit.
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross-sectional, yaitu melihat gambaran tipe wajah dengan bentuk lengkung gigi pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat: Klinik Spesialis Ortodonti RSGMP FKG USU Jl. Alumni No. 2 Universitas Sumatera Utara
Waktu: Agustus 2012 – Februari 2013
3.3 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif mengikuti perkuliahan.
3.4 Sampel Penelitian
Pada penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Besar sampel dihitung menggunakan rumus:
Keterangan : n
= Jumlah sampel Zα
= D erajat batas atas; untuk α = 0,05 → Zα = 1,96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA