Teknik Pengambilan Fotografi Ekstra Oral yang Baik

2.2.2 Teknik Pengambilan Fotografi Ekstra Oral yang Baik

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan fotografi ekstra oral, diantaranya adalah: a. Foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat. Merupakan foto yang pertama kali diambil dan termudah dalam teknik fotografi ekstra oral. Namun, pengambilannya tetap harus memperhatikan beberapa panduan penting agar tercipta hasil yang baik pada saat proses foto. 11 Teknik pengambilan foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: kamera berada dalam posisi yang tegak serta memiliki tinggi yang sama dengan kepala pasien. Pengaturan jarak antara lensa kamera ke pasien adalah 1,50 m. Warna latar belakang yang baik adalah warna putih atau warna gelap seperti kain biru tua. Ukuran kain latar belakang adalah dengan lebar 0,95 m dan tinggi 1,10 m. Jarak antara pasien dengan latar belakang kurang lebih 0,75 m untuk mencegah terbentuknya bayangan. 10,11 Kemudian pasien duduk di kursi dengan posisi tubuh yang tegak dan mata menatap lurus ke lensa kamera sehingga dapat menghasilkan keadaan natural head position NHP. Keadaan natural head position NHP adalah suatu orientasi kepala yang dibutuhkan untuk Teknik pengambilan foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat. a Pengaturan tepi foto, b Garis median pasien dalam keadaan lurus, c Garis khayal interpupil disejajarkan, d Foto frontal dengan bibir dalam keadaan istirahat 11 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keperluan fotografi ekstra oral, yang akan terbentuk apabila tubuh pasien berada dalam posisi tegak dan menatap ke satu titik yang cukup jauh dan tingginya sejajar dengan mata pasien. 10 Pasien diinstruksikan untuk memberi ekspresi serius dan bibir dikatupkan ringan posisi istirahat. Garis inter-pupil pasien berada dalam garis yang sejajar. Garis median pasien juga harus berada dalam keadaan yang lurus. Bagian yang harus diambil adalah bagian wajah dan leher pasien dengan tepi sekitarnya yang dapat disesuaikan. 10,11 b. Foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan tersenyum. Teknik pengambilan foto ini hampir sama dengan teknik foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat, hanya saja pasien diinstruksikan untuk tersenyum secara alami dan gigi terlihat. Foto ini bertujuan untuk memperlihatkan keadaan proporsi jaringan lunak wajah selama tersenyum. 11 Foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan tersenyum dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan tersenyum. 11 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Foto lateral wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat. Foto ini disebut juga foto profil. Setelah melakukan pengambilan foto frontal wajah, pasien diinstruksikan untuk memutar badannya ke sebelah kiri, sehingga profil wajah sebelah kanan pasien dapat menghadap ke operator. Di hadapan pasien diletakkan cermin dengan jarak 1,10 m. Tubuh dalam posisi tegak dan pasien melihat kedua pupil matanya di cermin sehingga dapat menghasilkan keadaan natural head position NHP. Posisi kepala yang salah dapat memberikan informasi yang salah mengenai pola skeletal pasien. 11 Foto lateral wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. d. Foto oblique wajah dengan posisi pasien miring 45º dan bibir tersenyum. Posisi pengambilan foto lateral wajah, pasien diinstruksikan untuk memutar kepalanya ke kanan kurang lebih ¾ putaran dari posisi awal. Kemudian pasien diinstruksikan untuk tersenyum hingga giginya terlihat. 11 Foto oblique wajah dengan posisi pasien miring 45º dan bibir tersenyum dapat dilihat pada gambar 7. a b c Foto lateral wajah. a Posisi ideal, b Posisi tidak benar, menginformasikan maloklusi klas III, c Posisi tidak benar, menginformasikan maloklusi klas II 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 7. Foto oblique wajah miring 45 dan bibir tersenyum. 11

2.2.3 Pengukuran Tipe Wajah Menggunakan Facial Index