Influence of Women Economic Contribution and Role of Gender toward Family Welfare (Case at Ampek Angkek District, Agam Regency, West Sumatera)

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN DAN
PERAN GENDER TERHADAP KESEJAHTERAAN
KELUARGA
(Kasus di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat)

WIWIK GUSNITA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Kontribusi Ekonomi
Perempuan dan Peran Gender Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus di
Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat) adalah karya saya
dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun di
perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, November 2011

Wiwik Gusnita
NRP I251090021

ABSTRACT

WIWIK GUSNITA. Influence of Women Economic Contribution and Role of
Gender toward Family Welfare (Case at Ampek Angkek District, Agam Regency,
West Sumatera). Under the Guidance of HERIEN PUSPITAWATI and
HARTOYO.
The objective of this study was to analyze woman economic contribution
and role of gender, also its influence towards family welfare. This cross sectional
study was conducted at Ampek Angkek District, Agam Regency, West Sumatra,
involved 100 women who had productive activities (formal or informal) that
chosen purposively. This study revealed that woman economic contributied
correlation with total family income was statistically significant, and sample’s
subjective family well-being was high. Based on regression test, variables that
influenced subjective family well-being were: asset ownership and total family

income. Total family income had positive influence toward economic contribution
of woman while husband education level and number of family had negative
influence on it. Factors influenced the role of gender on decision making were
asset ownership, contribution economic of women (positive influence), and wife’s
age and education level (negative influence).
.
Keywords: women economic contribution, role of gender, family well-being

RINGKASAN
WIWIK GUSNITA. Pengaruh Kontribusi Ekonomi Perempuan dan Peran
Gender Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Kasus di Kecamatan Ampek Angkek,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat). Dibimbing oleh HERIEN PUSPITAWATI
dan HARTOYO
Penelitian ini bertujuan untuk mengakaji pengaruh kontribusi ekonomi
perempuan dan peran gender terhadap kesejahteraan subjektif. Tujuan penelitian
adalah (1) Mengidentifikasi kontribusi ekonomi perempuan terhadap pendapatan
keluarga; (2) Mengidentifikasi pembagian peran gender dalam pengambilan
keputusan dan manajemen sumberdaya keluarga (pembagian tugas dalam
keluarga, pembagian tugas dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan
kegiatan keluarga dan pembagian peran dalam pendapatan dan pengeluaran

keluarga/manajemen keuangan keluarga); (3) Mengidentifikasi tingkat
kesejahteraan keluarga subjektif; (4) Menganalisis faktor-fakor yang
mempengaruhi kontribusi ekonomi perempuan, peran gender, dan kesejahteraan
keluarga subjektif.
Disain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Waktu
penelitian dari Bulan Maret sampai Juni 2011. Pengumpulan data dilaksanakan
pada bulan Maret sampai Mei 2001. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga
yang istrinya memiliki usaha produktif (formal atau informal), sedangkan
responden penelitian ini adalah istri. Penentuan contoh diambil secara pursposive
yang berjumlah 100 orang.
Karakteristik contoh dan keluarga dianalis secara deskriptif, sementara uji
korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
contoh dan keluarga, kontribusi ekonomi perempuan, peran gender dan
kesejahteran keluarga. Uji regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi perempuan,
peran gender dalam pengambilan keputusan, dan terhadap kesejahteraan keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (75%) contoh berada pada kelompok
umur 21-45 tahun, lebih dari separuh (54%) suami contoh berada pada kelompok
umur 21-45 tahun. Baik contoh maupun suami contoh berpendidikan sampai

Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan persentase yang hampir sama yaitu
masing-masing (39%) dan (40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika
dilihat dari jumlah anak, maka hampir seluruhnya (92%) memiliki kurang dari
sama dengan empat anak. Dilihat dari besar keluarga, separuh (51%) contoh
termasuk ke dalam keluarga sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan total keluarga contoh per
bulan berkisar antara Rp 1.200.000,- - Rp.10.000.000,- dengan rata-rata Rp
3.697.020,-. Separuh (52%) suami contoh dan lebih dari sepertiga (37%) contoh
memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 916.125,- Rp 1.832.249,-. Dengan
demikian, sebagian contoh memiliki pendapatan di atas UMR.
Kontribusi pendapatan istri terhadap pendapatan total keluarga per bulan
berkisar antara 40,1 persen sampai dengan 50,0 persen dengan rata-rata 43,3
persen dan dapat dikatakan angkanya sudah signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa kontribusi istri sangat besar terhadap pendapatan keluarga.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda ditemukan bahwa yang
berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi perempuan adalah umur istri dan
kepemilikan aset. Dengan meningkatnya umur istri dan kepemilikan aset dalam
rumah tangga akan meningkatnya kontribusi ekonomi perempuan. Pendapatan
suami berpengaruh negatif terhadap kontribusi ekonomi perempuan. Dengan

meningkatnya pendapatan suami dalam keluarga maka akan terjadinya penurunan
kontribusi ekonomi perempuan. Sedangkan yang berpengaruh terhadap peran
gender dalam pengambilan keputusan adalah kepemilikan aset dan kontribusi
ekonomi perempuan, selain itu pendidikan istri dan umur istri berpengaruh negatif
terhadap peran gender dalam pengambilan keputusan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan keluarga subjektif adalah kepemilikan aset dan
pendapatan total. Artinya peningkatan kepemilikan aset, pendapatan total dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga subjektif. Sedangkan faktor-faktor lain
seperti pendidikan istri, umur, pendidikan suami, umur suami, pendapatan suami,
jumlah anak, besar keluarga, presentasi pendapatan total istri terhadap pendapatan
total, dan peran gender dalam keluarga yang tidak berpengaruh terhadap tingkat
kesejahteraan keluarga subjektif.
Kata kunci: kontribusi ekonomi perempuan, peran gender, kesejahteraan subjektif.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusnan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN DAN
PERAN GENDER TERHADAP KESEJAHTERAAN
KELUARGA
(Kasus di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat)

OLEH
WIWIK GUSNITA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2011

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si

Judul Tesis

: Pengaruh Kontribusi Ekonomi Perempuan dan Peran Gender
Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus di Kecamatan
Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat)

Nama

: Wiwik Gusnita

NRP

: I251090021

Program Studi


: Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc, M.Sc
Ketua

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
Anggota

Diketahui

Koordinator Program Studi
Ilmu Keluarga dan
Perkembangan Anak

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB


Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc, M.Sc

Dr.Ir.Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian: 18 Oktober 2011

Tanggal lulus:

PRAKATA

Alhamdulillah serta segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi sekaligus tesis penulisan yang berjudul Pengaruh Kontribusi
Ekonomi Perempuan Dan Peran Gender Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi
Kasus di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari dorongan semangat dan
sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih
dan penghargaan pada kesempatan ini penulis saampaikan kepada:
1.


Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc, M.Sc, dan Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc. selaku
komisi

pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, nasehat, kesabaran,

kesempatan, dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis
selama penyusunan tesis ini.
2.

Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. atas kesediaan dan waktunya untuk
menjadi penguji penulis.

3.

Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku wakil Koordinator Program Studi Ilmu
Keluarga dan Perkembangan Anak atas waktu dan masukan yang telah
diberikan kepada penulis selama ujian tesis.

4.


Seluruh staf pengajar pada Program Pasca Sarjana IPB dan khususnya pada
Program Studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak, yang telah
membekali penulis dengan teori-teori selama perkuliahan.

5.

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB serta staf yang telah memberikan pelayanan
akademik selama penulis belajar di IPB.

6.

Rektor, Dekan, dan Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang yang telah memberikan
kesempatan

dan ijinnya serta bantuan dana kepada penulis untuk

melanjutkan studi di Program Pascasarjana IPB.
7.

Pengelolaan bantuan dana pendidikan (BPPS) dari Dikti yang telah
memberikan bantuan dana pendidikan selama penulis menempuh pendidikan.

8.

Camat dan staf serta ibu-ibu yang ada di Kecamatan Ampek Angkek yang
telah membantu pelaksanaan penelitian.

9.

Seluruh keluarga, terutama ayahanda, ibunda, ibu mertua, suami dan anak
tercinta, serta adik-adik terutama Anyah berserta suami, yang telah
mencurahkan cinta, kasih sayang, doa, semangat, pengorbanan serta materil
yang diberikan untuk keberhasilan penulis menyelesaikan studi ini.

10. Teman-teman seangkatan 2009, Mbak Kenty, Mbak Mul, Ilham, Nia, Puji,
Dian, serta Novit dan Ana teman senasib yang telah memberikan dukungan
dan keceriaanya.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih perlu penyempurnaan lebih lanjut,
karena itu penulis juga mohon maaf bila masih ada yang kurang berkenan
sehubungan dengan tesis ini. Tetapi bagaimanapun penulis berharap semoga tesis
ini ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Bogor, November 2011
Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Baso, Sumatera Barat,
pada tanggal 1 Agustus 1976. Penulis anak pertama dari enam bersaudara. Lahir
dari pasangan Bapak Rafani dan ibu Asnida.
Penulis menamatkan Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga Negeri
(SMKKN) tahun 1995. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan
di IKIP Padang yang sekarang berubah menjadi Univesitas Negeri Padang (UNP)
di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan pada Program Studi Tata Boga,
dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada tahun 2000.
Sejak tahun 2005 penulis bekerja sebagai dosen tetap di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang

Jurusan Tata Boga. Pada tahun 2009, penulis

memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Program Magister pada
Program Studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak (IKA), Institut Pertanian
Bogor, dengan beasiswa dari BPPS Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan
Nasional RI.

 

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...........................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xvi

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

Latar Belakang Masalah .........................................................................
Perumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Manfaat Penelitian ..................................................................................

1
3
5
5

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................

7

Pengertian Keluarga dan Pendekatan Teori ............................................
Pengertian Fungsi Keluarga ...............................................................
Pendekatan dari Teori Struktural Fungsional.....................................
Pendekatan Teori Pertukaran .............................................................
Pendekatan Teori Gender ...................................................................
Peran Gender dalam Ekonomi Keluarga ................................................
Kontribusi Ekonomi Perempuan ........................................................
Kesejahteraan Keluarga .....................................................................
Karakteristik Sistem Matriarkhi ............................................................

7
7
9
11
12
21
21
25
28

KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................................

33

METODE PENELITIAN ..............................................................................

37

Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................
Cara Pengambilan Contoh ......................................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .........................................................
Pengukuran Variabel Penelitian .............................................................
Pengolahan dan Analisa Data .................................................................
Definisi Operasional ...............................................................................

37
37
39
40
42
44

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................

47

Keadaan Sosial Ekonomi Lokasi Penelitian ...........................................
Kabupaten Agam................................................................................
Kecamatan Ampek Angkek ...............................................................
Nilai-nilai Keluarga dalam Masyarakat dan Norma Matrilineal ............
Karakteristik Contoh dan Keluarga ........................................................
Umur Contoh dan Suami....................................................................
Tingkat Pendidikan ............................................................................
Jenis Pekerjaan ...................................................................................
Jumlah Anak Contoh ..........................................................................
Besar Keluarga ...................................................................................

47
47
48
48
53
53
53
54
55
55

 
 

Keadaan Ekonomi Keluarga Contoh.......................................................
Kepemilikan Aset ...............................................................................
Pendapatan Keluarga..........................................................................
Kontribusi Pendapatan Istri Terhadap Pendapatan Total ........................
Pembagian Peran Gender dalam Keluarga..............................................
Peran Gender dalam Pelaksanaan Pekerjaan Rumah Tangga
dan Sosial ...........................................................................................
Peran Gender dalam Pengambilan Keputusan Keluarga ....................
Kesejahteraan Keluarga Subjektif ...........................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Ekonomi .......................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Gender dalam
Pengambilan Keputusan ..........................................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga ..................
Pembahasan Umum.................................................................................

56
56
59
61
65
65
70
78
82
84
87
90

KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................

93

Kesimpulan .............................................................................................
Saran........................................................................................................

93
94

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

97

LAMPIRAN .................................................................................................... 105

 
 

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Variabel, jenis data, cara pengumpulan data dan alat bantu ........................ 39

2

Sebaran contoh dan suami contoh berdasarkan umur.................................. 53

3

Sebaran contoh dan suami contoh berdasarkan lama pendidikan ............... 53

4

Sebaran contoh dan suami berdasarkan jenis pekerjaan ............................. 54

5

Sebaran contoh berdasarkan jumlah anak.................................................... 55

6

Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga ................................................ 56

7

Sebaran contoh berdasarkan persentase kepemilikan aset........................... 58

8

Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga dan pendapatan
keluarga per bulan ...................................................................................... 60

9

Sebaran contoh berdasarkan pendapatan per kapita perbulan ..................... 60

10

Sebaran contoh berdasarkan kontribusi pendapatan istri terhadap
pendapatan total keluarga ............................................................................ 61

11

Sebaran contoh berdasarkan persentase karakteristik keluarga dan
kategori kontribusi perempuan rumah tangga ............................................. 63

12

Sebaran contoh berdasarkan presentase pembagian tugas
rumah tangga ............................................................................................... 67

13

Sebaran contoh berdasarkan kategori pembagian tugas suami dan
Istri dalam keluarga .................................................................................... 68

14

Sebaran contoh berdasarkan pembagian peran gender dalam
pengambilan keputusan ............................................................................... 74

15

Sebaran contoh berdasarkan kategori pengambilan keputusan
dalam keluarga ............................................................................................. 76

16

Sebaran contoh berdasarkan kesejahteraan subjektif .................................. 80

17

Sebaran contoh berdasarkan kategori kesejahteraan keluarga
Subjektif ...................................................................................................... 81

18

Hasil analisis regeresi linear berganda terhadap kontribusi ekonomi
perempuan ................................................................................................... 82

19

Hasil analisis regeresi linear berganda terhadap peran gender dalam
pengambilan keputusan............................................................................... 85

20

Hasil analisis regeresi linear berganda terhadap kesejahteraan
Keluarga subjektif ......................................................................................... 87

 
 

 
 

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Kerangka pemikiran penelitian pengaruh kontribusi ekonomi perempuan
dan peran gender terahadap kesejahteraan keluarga (studi kasus di
Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam Sumatera Barat) ……………

36

2 Metode penarikan contoh dalam penelitian………………………………….. 38

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

Peta lokasi penelitian...................................................................................... 107

2

Hasil uji Korelasi Pearson .............................................................................. 108

3

Nilai –nilai keluarga contoh ........................................................................... 109

4

Aktifitas-aktifitas Perempuan......................................................................... 118

 
 

 

 

1
 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu
mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United
Nation for Development Programme (UNDP) tahun 2010, kualitas sumberdaya
manusia Indonesia yang diukur dengan indikator pembangunan manusia masih
relatif rendah di bandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada
tahun 2007/2008, Indonesia berada pada peringkat 107 dari 177 negara. Walaupan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan pada tahun 2009,
namun peringkat Indonesia mengalami penurunan menjadi 111 dari 182 negara.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan kualitas SDM di Indonesia masih
belum memberikan hasil yang optimal dan cenderung kalah cepat dengan
pembangunan kualitas sumberdaya manusia di negara Asia Tenggara lainnya.
Pembangunan nasional belum menunjukkan hasil yang optimal dalam
pengentasan kemiskinan. Jumlah dan proporsi penduduk miskin di Indonesia
masih relatif tinggi yaitu sekitar 31,02 juta jiwa (13,33 persen) dari total penduduk
(BPS 2011). Untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs),
diperlukan

program pengentasan kemiskinan yang lebih komprehensif dan

efektif, baik yang diarahkankan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia untuk meningkatkan daya beli. Pada giliranya program itu dapat
meningkatkan IPM.
Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat (basic unit of
society), memiliki peranan yang penting dalam pencapaian target pembangunan
nasional. Kualitas sumberdaya manusia dalam keluarga berkontribusi dalam
penilaian Human Development Index (HDI) maupun IPM yang pada akhirnya
akan menentukan keberhasilan pembangunan nasional.
Perempuan berperan penting dalam rangka pembentukan kehidupan
keluarga yang kokoh sehingga tidak terkena pengaruh negatif dari perubahan serta
pencapaian suatu keadaan yang sehat, sejahtera dan bahagia, sehingga mendukung
terhadap penciptaan masyarakat yang sejahtera, baik lahir maupun batin.
Kemampuan dan potensi yang memadai dari perempuan, sebagai istri dan ibu
rumahtangga merupakan aspek terpenting dalam menentukan keberhasilan

2
 

(penunjang utama strategi suksesnya) suatu rumahtangga (terutama masa depan
anak-anak/generasi penerus). Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan adopsi yang
berkaitan dengan strategi peningkatan kemampuan dan potensi kaum perempuan,
sehingga perempuan dapat berperan optimal di sektor domestik secara profesional
(Elizabeth 2007). Dengan demikian, perempuan memiliki peranan yang penting
dalam pencapaian suatu keadaan yang sejahtera dalam keluarga sehingga
mendukung terhadap upaya tujuan pembangunan nasional.
Tekanan ekonomi yang tinggi menyebabkan banyak perempuan yang masuk
ke dalam ranah publik untuk bekerja. Oleh karena itu, tak jarang, perempuan
harus memikul beban ganda yaitu di sektor domestik dan di sektor publik. Dalam
keluarga miskin, peran ganda perempuan ini sangat diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Penghasilan tambahan dari aktivitas
perempuan di sektor produktif diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
ekonomi keluarga. Selain itu, peran perempuan atau istri dalam sektor domestik
untuk mengelola sumberdaya keluarga yang dimilikinya diharapkan dapat
mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2005 menunjukkan
bahwa tingkat patisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan masih relatih rendah
yaitu 56,6 persen, dibandingkan dengan laki-laki 86,0 persen. Kontribusi
penduduk perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non-pertanian juga masih
rendah yaitu 28,3 persen pada tahun 2002. Hal ini didukung dengan data Badan
Pusat Statistik (BPS) bahwa perempuan lebih dominan sebagai pekerja tidak
dibayar yang mencapai 36,9 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang
hanya 28,2 persen (Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia
2006).
Perempuan

umumnya

dihargai

dengan

upah

yang

lebih

rendah

dibandingkan laki-laki. Seringkali upah yang dihasilkan oleh istri untuk keluarga
dianggap sebagai hasil kontribusi suami terhadap pendapatan keluarga.
Kontribusi ekonomi perempuan masih dianggap sekunder dan hanya sebagai
pelengkap hasil dari laki-laki (Sobari 1992). Sebab perempuan seringkali
dipandang sebagai orang kedua yang hanya membantu pasangan (subordinat),

3
 

berpendidikan

rendah,

dan

memiliki

keterbatasan

keterampilan

untuk

menghasilkan kontribusi ekonomi bagi keluarga (Zehra 2008).
Hubeis (2010) mengatakan bahwa umumnya perempuan di pedesaan dan
berusia muda bekerja karena membutuhkan pengahasilan untuk melanjutkan
kelangsungan kehidupan keluarga (terutama anak-anak) bukan untuk mengejar
karir sehingga menerima berbagai jenis pekerjaan apapun tanpa memperhatikan
besarnya pendapatan yang ditawarkan dari lingkungan kerja.
Menurut Lasswell M & Lasswell T (1987), kontribusi ekonomi perempuan
dalam ekonomi keluarga akan menghasilkan peningkatan dalam keuangan
keluarga, kepemilikan barang mewah, standar hidup yang lebih tinggi dengan
pencapaian rasa aman yang lebih baik sehingga berdampak pada peningkatan
status sosial keluarga. Meskipun pekerjaan perempuan memiliki kontribusi yang
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga, namun pada
kenyataanya perempuan masih saja dipandang sebelah mata dalam masyarakat
(Zehra 2008).
Selain itu produktivitas perempuan dalam pengembangan ekonomi keluarga
sama

sekali

belum

disentuh

secara

mendetail

dan

berkesinambungan.

Produktivitas perempuan dalam hal ini diukur berdasarkan kontribusi pekerjaan
publik yang dibayar, sedangkan pekerjaan perempuan di aspek domestik tidak
diperhitungkan. Peran gender di sektor domestik melibatkan peran reproduktif
atau domestik yang menyangkut aktivitas manajemen sumberdaya keluarga
(materi, non-materi, waktu, pekerjaan dan keuangan), pengasuhan dan pendidikan
anak serta pekerjaan dalam rumah tangga (Puspitawati 2007). Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk meneliti besarnya kontribusi ekonomi perempuan dan peran
gender terhadap kesejahteraan keluarga di Kecamatan Ampek Sumatara Barat.

Perumusan Masalah

Permasalahan utama pembangunan dicerminkan oleh masih rendahnya
tingkat kesejahteraan rakyat yaitu masih besarnya jumlah penduduk miskin.
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Agam masih tinggi. Pada tahun 2007 terdapat
22,81 persen rumah tangga yang ada di Kabupaten Agam berstatus miskin. Pada

4
 

tahun 2008 jumlahnya mulai menurun menjadi (18,7%). Tingkat pengangguran
terbuka dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan dari 206.201 angkatan
kerja Kabupaten Agam, hanya 3,78 persen penduduk yang merupakan
pengangguran terbuka dan didominasi oleh laki-laki. Dilihat dari lapangan
usahanya, sebagian besar penduduk bekerja di sektor primer, namun
persentasenya menurun dari tahun 2007 hingga tahun 2008. Pada tahun 2009
jumlah penduduk yang bekerja di sektor primer adalah (46,22%). Persentase
terbesar kedua adalah sektor tersier (46,22%) dan sekunder (12,36%) ( Statistik
daerah Kabupaten Agam 2009). Belum ada perhitungan mengenai kontribusi
ekonomi perempuan di Indonesia.
Peran perempuan juga sangat dibutuhkan dan strategis kedudukannya dalam
mengatur dan mengurus sumberdaya keluarga, terutama anak-anak. Mengurus,
merawat, dan membesarkan anak-anak merupakan pekerjaan mulia, disamping
suami sebagai kepala keluarga tentunya, serta sumberdaya material rumah tangga
lainnya. Perlunya kesadaran tinggi bahwasanya seorang ibu (perempuan) dalam
mengatur dan mengurus rumahtangga merupakan aspek penting dalam
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rumah tangganya. Anak-anak
merupakan faktor yang terpenting sumberdaya manusia utama, sebagai calon
generasi penerus (Elizabeth 2007).
Sistem matrilineal menyebabkan istri tidak tergantung pada suaminya,
karena pola pewarisan yang diperuntukkan bagi perempuan, menyebabkan
perempuan di Minangkabau, secara ekonomi relatif kuat. Dalam kaitannya
dengan fenomena perempuan bekerja, tentu saja akan mempunyai pengaruh
semakin kuatnya kedudukan perempuan, terutama dalam keluarga.
Begitu pentingnya peran keluarga terutama perempuan dalam meningkatkan
kualitas manusia maka seorang perempuan harus pandai dalam melakukan
pembagian waktunya dengan optimal,

pemanfaatan waktu dapat digunakan

secara efektif sehingga dapat menciptakan sumberdaya manusia yang bekualitas.
Selain itu pekerjaan perempuan juga belum begitu diperhitungkan dalam
perekonomian regional dan kontribusinya terhadap kesejahteraan keluarga.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
diteliti yaitu:

5
 

1. Seberapa besar kontribusi ekonomi perempuan terhadap pendapatan keluarga?
2. Bagaimanakah pembagian peran gender dalam keluarga (pembagian peran
dalam pelaksanaan tugas keluarga dan sosial dan pembagian peran dalam
pengambilan keputusan keluarga)?
3. Seberapa besar tingkat kesejahteraan keluarga?
4. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi
perempuan, peran gender dalam pengambilan keputusan, dan kesejahteraan
keluarga?

Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kontribusi ekonomi perempuan dan peran gender terhadap kesejahteraan keluarga
subjektif di Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi

kontribusi

ekonomi

perempuan

terhadap

pendapatan

keluarga.
2. Mengidentifikasi pembagian peran gender dalam keluarga (pembagian peran
dalam pelaksanaan tugas keluarga dan sosial dan pembagian peran dalam
pengambilan keputusan keluarga).
3. Mengidentifikasi tingkat kesejahteraan keluarga.
4. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi
perempuan, peran gender dalam pengambilan keputusan dan kesejahteraan
keluarga.

Manfaat Penelitian

Bagi Pengembangan Ilmu
1. Memperkaya khasanah keilmuan, khususnya ekonomi keluarga dan peran
gender dalam keluarga.

6
 

2. Sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
keluarga mengenai kontribusi ekonomi perempuan perdesaan masyarakat ke
sektor perdagangan dan home industry lainnya khususnya di Sumatra Barat.
3. Sebagai tambahan informasi yang akan memberikan sumbangan pemikiran
bagi Pemda Bukitinggi, dalam menetukan kebijakan yang berkaitan dengan
usaha peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pengefektifan peran
perempuan (istri) dan pria (suami) dalam keluarga.

Bagi Perempuan Bekerja dan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kedudukan peran perempuan sebagai pekerja dan istri yang membantu
perekonomian keluarganya dengan mengetahui kontribusi terhadap kesejahteraan
ekonomi keluarga. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan pemahaman
kepada para suami bahwa pekerjaan istri dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga secara signifikan, sehingga suami dapat lebih menghargai
istri dan dapat berpartisipasi dalam peran domestik di keluarga.

7
 

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Keluarga dan Pendekatan Teori
Pengertian dan Fungsi Keluarga
Keluarga adalah wahana utama dan pertama bagi anggota-angotanya untuk
mengembangkan potensi, mengembangkan aspek sosial dan ekonomi, serta
penyemaian cinta kasih-sayang antar anggota keluarga.

Pengertian keluarga

menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10 keluarga adalah
”unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan
anak”. Keluarga adalah institusi yang ada dalam setiap masyarakat. Keluarga
menurut U.S. Bureau of the Census (2000) diacu dalam Newman dan Grauerholz
(2002) adalah dua orang atau lebih yang memiliki ikatan darah, perkawinan, atau
adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah tangga.
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1994 tentang delapan fungsi keluarga
agar dapat mengembangkan potensinya dalam mewujudkan kesejahteraan
keluarga.

Kedelapan fungsi utama keluarga tersebut adalah: 1) Fungsi

keagamaan, 2) Fungsi sosial budaya, 3) Fungsi cinta kasih, 4) Fungsi melindungi,
5) Fungsi sosialisasai dan pendidikan, 6) Fungsi reproduksi. 7) Fungsi ekonomi,
dan 8) Fungsi pembinaan lingkungan. Sedangkan menurut resolusi majelis umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), fungsi utama keluarga adalah: sebagai
wahana untuk mendidik, mangasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan
kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat
dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna
tercapainya keluarga sejahtera.
Keluarga sebagai sebuah sistem mempunyai tugas dan fungsi dalam hal
menjalankan tugas-tugas, pencapaian tujuan, integrasi dan solidaritas, serta pola
kesinambungan atau pemeliharaan keluarga. Keluarga, sebagai kelompok primer
yang terikat oleh hubungan intim mempunyai fungsi-fungsi utama yang meliputi
(Munandar 1985) :
1. Pemberian afeksi, dukungan, dan persahabatan
2. Memproduksi dan membesarkan anak
3. Meneruskan norma-norma kebudayaan, agama dan moral pada yang muda

8
 

4. Mengembangkan kepribadian
5. Membagi dan melaksanakan tuga-tugas di dalam keluarga maupun diluarnya.
Keluarga inti maupun keluarga luas merupakan satu kesatuan sosial terkecil
yang mempunyai fungsi sebagai berikut (Depdikbud 1995):
1. Mempersiapkan anak-anak bertingkahlaku sesuai dengan nilai dan normanorma serta aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada
(sosialisasi).
2. Mengusahakan terselenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi),
sehingga keluarga sering disebut unit produksi.
3. Melindungi anggota keluarga yang tidak produktif lagi (jompo).
4. Meneruskan keturunan (reproduksi).
Menurut Guhardja et al. (1988), keluarga bertanggung jawab dalam
menjaga, menumbuhkan dan mengembangkan anggota-anggotanya.

Dengan

demikian pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan untuk mampu bertahan, tumbuh,
dan berkembang perlu tersedia, yaitu:
1. Pemenuhan akan kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kesehatan untuk
perkembangan fisik dan sosial.
2. Kebutuhan

akan

pendidikan

formal,

informal,

dan

noformal

untuk

pengembangan intelektual, sosial, mental, emosional, dan spiritual.
Levy mengatakan bahwa tanpa ada pembagian tugas yang jelas pada
masing-masing anggota dengan status sosialnya, maka fungsi keluarga akan
terganggu yang selanjutnya akan mempengaruhi sistem yang lebih besar lagi. Hal
ini bisa terjadi bila ada satu posisi yang peranannya tidak dapat dipenuhi, atau
konflik akan terjadi karena adanya kesempatan siapa yang akan memerankan
tugas apa. Apabila terjadi, maka keberadaan institusi keluarga tidak akan
berkesinambungan (Megawangi 1999). Persyaratan struktural yang harus dipenuhi
agar struktur keluarga sebagai system dapat berfungsi antara lain (Megawangi
1999):
1. Diferensiasi peran. Dari serangkaian tugas dan aktivitas yang harus dilakukan
dalam keluarga, maka harus ada alokasi peran untuk setiap anggota dalam
keluarga. Terminologi diferensiasi peran bisa mengacu pada umur, gender,
generasi, juga posisi status ekonomi dan politik dari masing-masing aktor.

9
 

2. Alokasi solidaritas. Distribusi relasi antaranggota keluarga menurut cinta,
kekuatan, dan intensitas hubungan. Cinta atau kepuasan menggambarkan
hubungan antaranggota. Misalnya keterikatan emosional antara seorang ibu
dan anaknya. Kekuatan mengacu pada keutamaan sebuah relasi relative
terhadap relasi lainnya. Hubungan antara bapak dan anak laki-laki mungkin
lebih utama daripada hubungan suami dan istri pada suatu budaya tertentu.
Sedangkan intensitas adalah kedalaman relasi antar anggota menurut kadar
cinta, kepedulian, ataupun ketakutan.
3. Alokasi ekonomi. Distribusi barang-barang dan jasa untu mendapatkan hasil
yang dinginkan. Disferensiasi tugas juga ada dalam hal ini terutama dalam hal
produksi, distribusi, dan konsumsi dar barang dan jasa dalam keluarga.
4. Alokasi politik. Distribusi kekuasaan dalam keluarga dan siapa yang
bertanggung jawab atas tindakan anggota keluarga. Agar keluarga dapat
berfungsi maka distribusi kekuasaan pada tingkat tertentu diperlukan.
5. Alokasi integrasi dan ekspresi. Distribusi teknik atau cara untuk sosialisasi,
internalisasi, dan pelestarian nilai-nilai dan prilaku yang memenuhi tuntunan
norma yang berlaku untuk setiap anggota keluarga.

Pendekatan Teori Struktural-Fungsional
Pendekatan struktural-fungsional adalah salah satu pendekatan teori
sosiologi yang diterapkan dalam institusi keluarga.

Keluarga sebagai sebuah

institusi dalam masyarakat mempunyai prinsip-prinsip serupa yang terdapat dalam
kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan ini mengakui adanya segala keragaman
dalam kehidupan sosial yang merupakan sumber utama dari adanya segala
keragaman dalam kehidupan sosial yang merupakan sumber utama dari adanya
struktur masyarakat dan keragaman dalam fungsi sesuai dengan posisi seseorang
dalam struktur sebuah sistem (Megawangi 1999).
Pendekatan teori struktural-fungsional dapat digunakan untuk menganalisis
peran anggota keluarga agar keluarga dapat berfungsi dengan baik untuk menjaga
keutuhan keluarga dan masyarakat (Newman dan Grauerholz, 2002). Pendekatan
ini mempunyai warna jelas, yaitu mengakui adanya segala keberagaman dalam
kehidupan sosial. Keragaman ini merupakan sumber utama dari adanya struktur

10
 

masyarakat. Akhirnya keragaman dalam fungsi sesuai dengan posisi seseorang
dalam struktur sebuah system. Misalnya, dalam sebuah organisasi sosial pasti ada
segmen anggota yang mampu menjadi pemimpin, dan yang menjadi sekretaris
atau anggota biasa. Tentunya kedudukan seseorang dalam struktur organisasi
akan menentukan fungsinya, yang masing-masing berbeda. Namun perbedaan
fungsi ini tidak untuk memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan tetapi
untuk mencapai tujuan organisasi sebagai kesatuan. Tentunya struktur dan fungsi
ini tidak akan pernah terlepas dari pengaruh budaya, norma, dan nilai-nilai yang
melandasi sistem masyarakat itu (Megawangi 2001).
Teori ini berkembang untuk menganalisis tentang struktur sosial masyarakat
yang terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait meskipun memiliki fungsi
yang berbeda. Perbedaan fungsi tersebut justru saling diperlukan untuk saling
melengkapi sehingga suatu sistem yang seimbang dapat terwujud. Oleh karena itu
konsep gender menurut teori struktural fungsional dibentuk menurut pembagian
peran dan fungsi laki-laki maupun perempuan secara dikotomi agar tercipta
keharmonisan antara laki-laki dan perempuan (Narwoko 2004). Teori struktural
fungsional dalam melihat sebuah sistem dapat diterapkan dalam berbagai situasi.
Sebuah sistem dapat berbentuk apa saja: keluarga, kelompok, organisasi, klubklub sosial dan lain-lain.
Teori yang dikembangkan oleh Parsons (1964), dan Parson dan Bales
(1956) adalah teori yang paling dominan sampai akhir tahun 1960-an dalam
menganalisis institusi keluarga. Penerapan teori struktural-fungsional pada
keluarga oleh Parsons, adalah sebagai reaksi dari pemikiran-pemikiran tentang
melunturnya atau berkurangnya fungsi keluarga karena adanya modernisasi.
Bahkan menurut Parsons, fungsi keluarga pada zaman modern, terutama dalam
hal sosialisasi anak dan tension management untuk masing-masing anggota
keluarga, justru akan semakin terasa penting.
Secara struktural, keluarga merupakan sebuah subsistem di dalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah sistem yang tidak statis, ia selalu
berubah dan beradaptasi dengan perubahan sistem lain yang lebih besar dimana
keluarga berada di dalamnya. Perubahan ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari
interaksi antara subsistem dalam keluarga (anggota keluarga) dengan subsistem

11
 

lain di luar keluarga, misalnya anggota dari dari keluarga lain, lingkungan
sekolah, lingkungan kantor dan sebagainya. Semua proses interaksi tersebut, baik
antara anggota keluarga maupun luar keluarga berpotensi menimbulkan konflik
yang pada akhirnya dapat menggagu keseimbangan keluarga sebagai sebuah
system (Megawangi 2005).

Pendekatan Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial (Social Exchange Theory) merupakan salah satu
pendekatan konseptual yang dapat digunakan untuk menjelaskan perkembangan
individu dalam konteks keluarga. Teori pertukaran sosial didasari oleh faham
utilitarianisme yang menganggap bahwa dalam menentukan pilihan, individu
secara rasional menimbang antara imbalan yang akan diperoleh dan biaya yang
harus dikeluarkan. Para sosiolog yang menganut teori ini menyatakan bahwa
seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain jika hal itu dianggapnya
menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini keuntungan merupakan seslisih antara
imbalan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan.
Teori pertukaran sosial yang dikemukakan oleh George Thomas dan Peter
Blau dilandaskan pada prinsip ekonomi yang elementer. Individu menyediakan
barang dan jasa sebagai imbalannya berharap memperoleh barang dan jasa yang
dinginkan. Teori ini bertumpu pada asumsi bahwa individu terlibat dalam perilaku
untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Ganjaran atau hukuman
tersebut dapat berbentuk ekstrinsik (barang dan jasa) maupun instrisik (perhatian,
kasih sayang dan lain-lain). Thomas berpendapat bahwa individu bertindak
dengan orientasi tujuan dengan memperkecil biaya dan memperbesar keuntungan
(Poloma 1987).
Asumsi lain yang juga merupakan bagian penting dalam teori pertukaran
adalah individu-individu yang terlibat dalam suatu hubungan berusaha
memelihara hubungan tersebut dalam suatu kondisi yang simetris, yaitu
menguntungkan pihak-pihak yang terlibat atau minimal tidak bersifat merugikan.
Teori pertukaran sosial Thomas kemudian disempurnakan oleh Peter Blau yang
mengemukakan “ The emergence principle”,prinsip ini menyatakan bahwa dalam
suatu hubungan terdapat nilai-nilai kohesi dan solidaritas sosial. Nilai-nilai ini

12
 

berfungsi membantu menciptakan rasa kesatuan bersama menggantikan nilai
keuntungan yang mungkin berkurang pada kondisi hubungan yang tidak simetris
(Poloma 1987).

Pendekatan Teori Gender
Kata gender dapat diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat
serta perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan
jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Ada perbedaan secara biologis antara
namun kebudayaan menafsirkan perbedaan biologis ini menjadi seperangkat
tuntutan sosial tentang kepantasan dan dalam berperilaku, dan pada giliranya hakhak dan sumberdaya, dan kuasa (Bank Dunia 2000). Selanjutnya gender bukan
hanya membicarakan tentang perempuan saja, namun juga membicarakan tentang
laki-laki dalam kaitannya dengan kerjasama/partnership dan pembagian peran
antara laki-laki dan perempuan untuk ,mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,
gender membahas permasalahan perempuan dan laki-laki dalam kehidupan
bermasyarakat (Puspitawati & Krisnatuti 2007).
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran,
fungsi, hak, tanggungjawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial,
budaya dan adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut
waktu serta kondisi setempat (Puspitawati 2009). Sedangkan menurut Kantor
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (2001), gender adalah pandangan
masyarakat tentang perbedaan peranan, fungsi, dan tanggung jawab antara
perempuan dan laki-laki yang merupakan hasil kontruksi sosial budaya dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Relasi adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan
pembagian peran yang dijalankan masing-masing pada tipe dan struktur keluarga
(keluarga miskin/kaya, keluarga desa/kota, keluarga lengkap/tunggal, keluarga
punya anak, keluarga pada berbagai tahapan life cycle). Bahkan relasi gender ini
juga diperluas secara bertahap berdasarkan luasan ekologi, mulai dari mikro,
meso, ekso dan makro (keluarga inti, keluarga besar, masyarakat regional,
masyarakat nasional, bangsa, dan negara serta masyarakat internasional)
(Puspitawati & Krisnatuti 2007).

13
 

Mugniesyah (2007) menyatakan bahwa relasi gender adalah hubungan
kekuasaan antara perempuan dan laki-laki yang terlihat pada lingkup gagasan
(ide), praktek dan representasi yang meliputi pembagian kerja, peranan dan
alokasi sumberdaya antara laki-laki dan perempuan. Peranan dan relasi itu
dinamis. Perubahan peranan gender sering terjadi sebagai respon terhadap
perubahan situasi ekonomi, sumberdaya alam, dan politik, termasuk perubahan
usaha-usaha pembangunan atau penyesuaian program struktural oleh kekuatankekuatan di tingkat nasional global. Namun demikian, tidak semua perubahan
peranan bermakna perubahan dalam relasi gendernya. Itu sebabnya, banyak ahli
gender dan pembangunan mengemukan bahwa pembangunan yang mampu
mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.
Keadilan gender (gender equity) diartikan sebagai keadilan perlakuan bagi
laki-laki dan perempuan berdasar pada kebutuhan-kebutuhannya, mencakup
perlakuan setara atau perlakuan yang berbeda akan tetapi dalam koridor
mempertimbangkan kesamaan dalam hak, kewajiban, kesempatan, dan manfaat.
Adapun kesetaraan gender (gender equity) adalah suatu konsep yang menyatakan
laki-laki dan perempuan keduanya memiliki kebebasan untuk mengembangkan
kemampuan personal dan membuat pilihan tanpa pembatasan oleh seperangkat
stereotip, prasangka dan peranan gender yang kaku. Dinyatakan lebih lanjut
bahwa perbedaan perilaku, aspirasi dan kebutuhan perempuan dan laki-laki
dipertimbangkan, dinilai, dan didukung secara setara bukan berarti bahwa lakilaki dan perempuan menjadi sama, akan tetapi hak-hak, tanggungjawab, dan
kesempatannya tidak ditentukan karena ia terlahir sebagai laki-laki dan
perempuan (ILO 2000).
Analisis Gender Kerangka Moser. Terdapat lima kerangka berpikir gender
yang umum digunakan dalam menganalisis gender yakni:
1. The Harvard Analytical Framework, juga dikenal dengan the Gender Roles
Framework.
2. The Moser Gender Planning Framework
3. The Women’s Empowerment Framework (WEP), dan
4. The Social Relations Approach
5. The Analysis Matrix (GAM)

14
 

Dalam penelitian ini analisis gender mengadopsi kerangka Moser, sehingga
pembahasan akan lebih menyoroti kerangka berfikir ini. Kerangka Moser ( The
Gender Planning Framework) dikenal juga sebagai “the University CollegeLondon Department of Planning Unit (DPU) Framework”.

Secara singkat,

kerangka ini mewarkan pembedaan antara kebutuhan praktis dan strategis dalam
perencanaan pemberdayaan komunitas dan berfokus pada beban kerja perempuan.
Uniknya, kerangka Moser tidak berfokus pada kelembagaan tertentu tetapi lebih
berfokus pada rumahtangga. Tiga konsep utama dari kerangka ini adalah:
1. Peran lipat tiga (triple roles) perempuan pada tiga bidang: kerja reproduksi,
kerja produktif, dan kerja komunitas. Ini berguna untuk pemetaan pembagian
gender dan alokasi kerja. Moser (1993) mengemukakan adanya tiga kategori
peranan gender (triple roles), yaitu:
a. Peranan produktif, yakni peranan yang dikerjakan perempuan dan laki-laki
untuk memperoleh bayaran/upah secara tunai dan sejenisnya. Termasuk
produksi

pasar

dengan

suatu

nilai

tukar,

dan

produksi

rumahtangga/subsistem dengan suatu nilai guna, tetapi juga sesuatu nilai
tukar potensial. Contohnya, kegiatan bekerja baik di sektor formal maupun
informal.
b. Peranan

reproduktif,

tanggungjawab

yakni

pengasuhan

peranan
anak

dan

yang

berhubungan

tugas-tugas

domestik

dengan
yang

dibutuhkan untuk menjamin pemeliharaan dan reproduksi tenaga kerja
yang menyangkut kelangsungan hidup keluarga. Misalnya, melahirkan,
memelihara dan mengasuh anak, mengambil air, meamasak, mencuci,
membersihkan rumah, memperbaiki baju dan lainya.
c. Peran pengelolaan masyarakat dan politik yang dikelompokan menjadi dua
kategori, yakni; a) Peranan pengelolaan masyarakat ( kegiatan sosial) yang
mencakup semua aktifitas yang dilakukan pada tingkat komunitas sebagai
kepanjangan peranan reproduktif, bersifat volunteer, dan tampa upah, b)
Pengelolaan masyarakat politik (kegiatan politik), yaitu peranan

yang

dilakukan pada tingkat pengorganisasian komunitas pada tingkat formal
secara politik, biasanya dibayar (langsung ataupun tidak langsung), dan
meningkatkan kekuasaan status.

15
 

2. Berupaya untuk membedakan antara kebutuhan yang bersifat praktis dan
strategis bagi perempuan dan laki-laki. Kebutuhan strategis berelasi dengan
kebutuhan transformasi status dan posisi perempuan (seperti subordinasi).
3. Pendekatan analisis kebijakan – dari fokus pada pada kesejahteraan (welfare),
kesamaan (equaity), anti kemiskinan, efisiensi dan pemberdayaan atau dari
(Women in Development) ke GAD (Gender and Development).
Salah satu program yang berupaya mengedepankan kesetaraan gender
adalah program PIDRA (Participatory Integrated Development in Rainfed Area)
yang merupakan program pemberdayaan bagi masyarakat miskin di pedesaan
yang berdomisili pada daerah-daerah yang berlahan kritis, tadah hujan dan kurang
mendapat kesempatan dalam proses pembangunan wilayah dengan pendekatan
partisipatif. Diantara capaian program ini, nilai tabungan Kelompok Mandiri
Wanita (KMW) lebih tinggi dibandimg Kelompok Madiri Pria (KMP) karena
KMW lebih teliti dan bertanggungjawab dalam pengelolaan

keuangan, serta

transparan dalam pengelolaan keuangan. Dengan demikian, secara kuantitatif
perempuan dalam

kegiatan

pembangunan

ternyata cukup memberikan

kontribusi yang sangat berarti (Satuan Kerja Pengembangan Partisipasi Lahan
Kering Terpadu (PIDRA) Kabupaten Timur Tengah Utara (2008).
Beberapa hasil penelitian mengenai peran dan

relasi gender disajikan

sebagai berikut:
1. Penelitian di Provinsi Jawa Tengah pada nelayan yang mempun