dalam Kepmendagri dan standar akuntansi, Pemerintah Daerah seharusnya mengacu kepada Standar Akuntansi keuangan Pemerintah.
B. Laporan Keuangan Daerah 1. Pengertian Laporan Keuangan Daerah
Laporan Keuangan Daerah merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur finansial yang merupakan pencerminan
hasil aktivitas tertentu. Istilah “Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” meliput i semua laporan dan berbagai penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut
akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan.
2. Bentuk dan Unsur-Unsur Laporan Keuangan Daerah 2.1 Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai esset kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh
neraca terdiri dari asset, kewajiban dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut :
1. Asset adalah sember daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dengan satuan uang termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan
jasa bagi masyarakat umum dan untuk pemeliharaan sumber-sumber daya karena alasan sejarah dan budaya. Manfaat ekonomi masa depan yang
Universitas Sumatera Utara
terwujud dalam asset adalah potensi asset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, baik kegiatan
operasional pemerintah berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. Asset diklasifikasikan ke dalam asse lancar jika
diharapkan dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. Asset yang
tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai asset nonlancar. Asset lancar meliputi kas dan setara kas, piutang dan
persediaan. Asset nonlancar meliputi asset keuangan yang bersifat jangka panjang, asset yang digunakan untuk kegiatan operasi pemerintah dan
asset tidak berwujud. Asset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi permanen, asset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. Asset
nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai asset lainnya, termasuk dalam asset lainnya antara lain ; asset tidak berwujud dan dana cadangan.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintahan. Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa
pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya akan datang. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan
tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber
pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga
terjadi karena perikatan pegawai yang bekerja pada pemerintahan atau
Universitas Sumatera Utara
dengan pemberi jasa lainnya. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum atau sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau
peraturan perundang-undangan. Kewajiban di kelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban
jangka pendek merupakan kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan sejak tanggal pelaporan, kewajiban yang
penyelesaiannya baru wajib dilakukan setelah dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.
3. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara asset dan kewajiban pemerintah.
Ekuitas Dana dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.
Ekuitas Dana lancar, yaitu selisih antara asset lancar dan dana cadangan atas kewajiban jangka pendek.
2. Ekuitas Dana Investasi, yaitu selisih antara asset nonlancar dan dana
cadangan atas kewajiban jangka panjang. 3.
Ekuitas Dana Cadangan, yaitu dana yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 NERACA
PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSIKABUPATENKOTA PER 31 DESEMBER 20xx dan 20xx
No URAIAN
Dalam Rupiah 20xx
20xx
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
19. 20.
21. 22.
23. 24.
25. 26.
27. 28.
29. 30.
31. 32.
33. 34.
35. 36.
37. 38.
39. 40.
41. 42.
43. 44.
45. 46.
47. 48.
49. 50.
51. 52.
ASSET ASSET LANCAR
Kas di Kas Daerah Kas di Pemegang Kas
Piutang Pendapatan Asli Daerah PAD Piutang Lain-lain
Persediaan Bagian Lancar Pinjaman Kepada Badan Usaha Milik Negara
BUMN Bagian Lancar Pinjaman Kepada Badan Usaha Milik Daerah
BUMD Bagian Lancar Pinjaman Kepada Lembaga Internasional
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi TGR
Jumlah Asset Lancar INVESTASI PERMANEN
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pinjaman Kepada Badan Usaha Milik Negara BUMN
Pinjaman Kepada Badan Usaha Milik Daerah BUMD Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Otonom Penyertaan Modal Dalam Proyek Pembangunan
Jumlah Investasi Permanen ASSET TETAP
Tanah Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan Jalan dan Irigasi
Asset tetap lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan
Jumlah Asset Tetap ASSET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
Asset Tak Berwujud Dana Cadangan
Asset Lain-lain Jumlah Asset Lainnya
JUMLAH ASSET KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Perhitungan Fihak Ketiga PFK
Hutang Lainnya Hutang lancar Kewajiban Jangka Panjang
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Universitas Sumatera Utara
53. 54.
55. 56.
57. 58.
59. 60.
61. 62.
63. 64.
65. 66.
67. 68.
69. 70.
71. 72.
73. Jumlah Kewajiban Lancar
Bagian lancar Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban lancar
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Obligasi
Utang Bunga Obligasi Utang Bunga Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR
Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran SilPA Dana lancar Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan Dana yanh harus disediakan untuk pembayaran Hutang jangka
Panjang Jumlah Ekuitas Dana Lancar
EKUITAS DAN INVESTASI Diinvestasi dalam Investasi Permanen
Diinvestasi dalam Aset Tetap Diinvestasi dalam Asset Lain-Lain
Dana yang disediakan untuk Pembayaran Hutang jangka Panjang
Jumlah Ekuitas Dana Investasi EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasi dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DAN DANA
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Sumber Data : Manual Akuntansi Keuangan Daerah
2.2 Laporan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD
Laporan realisasi menyajikan ikhtisar sumber, alokasi pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Komponen yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran meliputi unsur pendapatan, belanja dan pembiayaan. Masing-masing komponen
didefinisikan sebagai berikut : 1.
Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara atau kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi hak pemerintah pusat atau daerah, yang tidak perlu dibayar diperoleh dibayar kembali pembayarannya oleh pemerintah.
2. Belanja adalah semua pengeluaran kas umum negara atau kas daerah yang
menguarangi ekuitas dana lancar dam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh
pemerintah. 3.
Pembiayaan financing adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan
diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 LAPORAN PERHITUNGAN APBD
PEMERINTAH DAERAHKABUPATENKOTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER
20xx dan 20xx
No URAIAN
APBD 20xxx APBD 20xx
ANGGA RAN
REALISA SI
ANGG ARAN
REALIS ASI
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
18. 19.
20. 21.
22. 23.
24. 25.
26. 27.
28. 29.
30. 31.
32. 33.
34. 35.
36. 37.
38. 39.
40. 41.
42. 43.
44. 45.
46. 47.
48. 49.
50. 51.
52.
PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah Bersih Pendapatan Retribusi Daerah Bersih
Pendapatan Bagian Laba Perusahaan milik Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN
Pendapatan Bagian Daerah Dari PBB dan BPHTB Pendapatan Bagian Daerah Dari Pajak Penghasilan
Pendapatan Bagian Daerah Dari SDA Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan
PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMPROP Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Jumlah Pendapatan Bagi Hasil dan Pemprop
PENDAPATAN LAIN-LAIN YANG SAH Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lain-Lain
Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA Organisasi
DPRD Bupati dan Wakil Bupati
Sekretaris Daerah Dispenda
Dinas Kesehatan Dinas Pekerjaan Umum
BAPPEDA BAPEDALDA
JUMLAH BELANJA BAGI HASIL PENDAPATAN KE DESA
Bagi Hasil Pajak Ke Desa Bagi Hasil Retribusi Ke Desa
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Ke Desa JUMLAH BAGI HASIL PENDAPATAN KE
DESA DANACADANGAN
Pembentukan Dana Cadangan Pencarian Dana Cadangan
DANA CADANGAN NETTO SURPLUSDEFISIT
PEMBIAYAAN Penerimaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Universitas Sumatera Utara
53. 54.
55. 56.
57. 58.
59. 60.
61. 62.
63. 64.
65. 66.
67. 68.
69. 70.
71. 72.
73. 74.
75. Penjualan Investasi Lainnya
Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dari Pemerintah Pusat
Pinjaman Dari Pemerintah Otonom Lainnya Pinjaman Dari BUMN
Pinjaman Dari BUMD Pinjaman Dari Bank
Pinjaman Dari Lembaga Keuangan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya
Jumlah Penerimaan Pengeluaran
Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat
Pembayaran Pokok Pinjaman Pemda otonom Lainnya
Pembayaran Pokok Pinjaman Kepada BUMN Pembayaran Pokok Pinjaman Kepada BUMD
Pembayaran Pokok Pinjaman kpd dlm Negeri Lainnya
Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Pemberian Pinjaman Kepada BUMN
Pemberian Pinjaman Kepada Pemberian Pinjaman Kepada
Pemberian Pinjaman Kepada Jumlah Pengeluaran
PEMBIAYAAN NETTO Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xx
Xx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Sumber Data : Manual Akuntansi Keuangan Daerah
2.3 Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan kegiatan operasional, investasi, pembiayaan dan transaksi nonanggaran menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pada periode tertentu. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Arus Kas terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut :
1. Penerimaan adalah semua penerimaan kas umum negara atau kas yang
dibukuka n dalam tahun anggaran yang bersangkutan. 2.
Pengeluaran adalah semua pengeluaran kas umum negara atau kas daerah yang dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3
PEMERINTAH KABUPATEN LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20xx DAN 20xx NO URAIAN
20xx 20xx
REALISASI ANGGARAN
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
19. 20.
21. 22.
23. 24.
25. 26.
27. 28.
29. 30.
31. 32.
33. 34.
35. 36.
37. 38.
39. 40.
41. 42.
43. 44.
45. 46.
47. 48.
49. 50.
51. 52.
53. 54.
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi I. Arus Kas Masuk
A. PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Total Pendapatan Asli Daerah
B. PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT Pendapatan Bagian Daerah Dari PBB dan BPHTB
Pendapatan Bagian Daerah Dari Pajak Penghasilan Pendapatan Bagian Daerah Dari SDA
Pendapatan Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
Total pendapatan Dana Perimbangan C. PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROPINSI
Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
Total Pendapatan Bagi Hasil Dari Pemerintah Propinsi D. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat
Lain-Lain Pendapatan Total Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Total Arus Kas Masuk II. Arus Kas Keluar
Belanja Pegawai Belanja Barang dan jasa
Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pinjaman Belanja Subsidi
Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial
Belanja Operasi Lainnya Belanja Tak Tersangka
Bagi Hasil Pajak Ke Desa Bagi Hasil Retribusi Ke Desa
Bagi Hasil Pendapatan Ke Desa Total Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi I-II Arus Kas Dari Transaksi Asset Tetap Dan Asset Lainnya
Arus Masuk Kas Pendapatan Dari Penjualan Asset Tetap
Pendapatan Dari Penjualan Asset Lainnya Total Arus Masuk Kas
Arus Keluar Kas Pembelian Asset Tetap
Pembelian Asset Lainnya Total Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih Dari Transaksi Asset Tetap Dan Asset Lainnya Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan
Arus Kas Masuk Penerimaan Penjualan Asset Yang Dipisahkan
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxxx Xxx
Xxx Xxxx
Xxx Xxx
Xxx Xxxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxxx Xxxx
Xxx Xxx
Xxxxx Xxx
Xxx Xxx
Xxxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxxx Xxx
Xxx Xxxx
Xxx Xxx
Xxx Xxxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxxx Xxxx
Xxx Xxx
Xxxxx Xxx
Xxx Xxx
Xxxx Xxx
Universitas Sumatera Utara
55. 56.
57. 58.
59. 60.
61. 62.
63. 64.
65. 66.
67. 68.
69. 70.
71. 72.
73. 74.
75. 76.
77. 78.
79. Penerimaan Kembali Pinjaman kpd BUMNDPemPusatDaerah Otonom
Lainnya Penerimaan Pinjaman Dari BUMNBUMD
Penerimaan Pinjaman Pemerintah Pusat Penerimaan Pinjaman Dari Pemerintah Otonom Lainnya
Penerimaan Pinjaman Dari dalam Negeri Penerimaan Pinjaman Luar Negeri
Total Arus Masuk Kas Arus Kas Keluar
Pembayaran Pokok Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat Pembayaran Pokok Pinjaman Kepada BUMND
Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Daerah Otonom Lainnya Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya
Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Total Arus Keluar kas Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pembiayaan
Arus Kas Dari Aktivitas Non Anggaran Arus Kas Masuk
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Arus Kas Keluar
Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Non Anggaran
KenaikanPenurunan Kas Saldo Kas Awal
Saldo Kas Akhir Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxxx Xxx
Xxx Xxx
Xxxx Xxxx
Xxx xxxxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxx Xxx
Xxxx Xxx
Xxx Xxx
Xxxx Xxxx
Xxx xxxxx
Sumber Data : Manual Akuntansi Keuangan Daerah
2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam laporan pertanggungjawaban keuangan daerah, terdapat tiga bentuk laporan keuangan daerah dan sistem akuntansi keuangan daerah ini, yaitu laporan
perhitungan APBD, laporan arus kas dan neraca daerah. Terdapat satu bentuk laporan lagi yang dipersyaratkan oleh peraturan yang berlaku yaitu nota
perhitungan APBD. Catatan atas laporan keuangan APBD merupakan dokumen yang disampaikan oleh Kepala Daerah dihadapan sidang paripurna DPRD.
Catatan atas laporan keuangan pada dasarnya menurut kinerja keuangan daerah dan ringkasan realisasi APBD yang disajikan dalam laporan perhitungan APBD.
Catatan atas laporan keuangan APBD ini merupakan laporan yang bersifat komprehensif yang menurut baik informasi-informasi keuangan maupun
Universitas Sumatera Utara
nonkeuangan. Oleh karena itu, penyusunannya bukanlah dihasilkan secara langsung oleh sistem, melainkan ditambah dengan berbagai data-data lainnya.
Catatan atas laporan keuangan APBD dapat disusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan
1.1 Umum
1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Catatan atas laporan keuangan APBD
1.3 Landasan Hukum Penyusunan Catatan atas laporan keuangan APBD
1.4 Sistematika Penulisan Catatan atas laporan keuangan APBD
Bab II Kinerja Keuangan Daerah Arah dan Kebijakan Umum APBD
Strategi dan Prioritas APBD Rencana Program Kegiatan dan Target Kinerja
Pelaksanaan Program Kegiatan dan Pencapaian Kinerja Bab III Ringkasan Realisasai APBD
3.1 Realisasi Pendapatan Daerah’ 3.2 Realisasi Belanja Daerah
3.3 Realisasi Pembiayaan 3.4 Posisi Dana Cadangan
Bab V Penutup
2.5 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan lain meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan relisasi anggaran, neraca dan laporan arus
kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakupi informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelapor dan informasi lain yang
Universitas Sumatera Utara
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal atau keuangan, ekonomi
makro, pencapaian target Undang-Undang APBN atau Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan.
3. Mengajukan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
4. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. 5.
Mengungkapkan informasi untuk pos-pos asset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual yang dimodifikasi atas
pendapatan dan belanja serta rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas. 6.
Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
3. Konsep Dasar dan Karakteristik Laporan Keuangan Daerah