Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan

pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

Oleh:

NAMA : RIODINAR HARIANJA

NIM : 050522007

DEPARTEMEN : AKUNTANSI


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

DAFTAR HADIR TIM PENGUJI

Panitia seminar proposal skripsi program studi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tidak keberatan untuk melaksanakan seminar proposal atas nama mahasiswa:

Nama : RIODINAR HARIANJA

Nim : 050522007

Judul :Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Studi Kasus Pemda Kabupaten Toba Samosir

Hari / Tgl : Sabtu / 12 April 2008 Pukul : 08.30 WIB

Tempat : Ruang PPAk

Dengan majelis penguji sebagai berikut:

1. Ketua Penguji : Drs. Arifin Akhmad, Msi.Ak 1. ………

2. Pembimbing : Idhar Yahya, SE, MBA 2 …………...

3. Penguji I : Dra. Erlina, MSi 3. …………..

4. Penguji II :Sambas Ade Kesuma, SE, MSi 4. …………..

Medan, 12 April 2008

Ketua Departemen Akuntansi


(3)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Universitas : Sumatera Utara

Fakultas : Ekonomi

Program : S1 Ekstensi

Jurusan : Akuntansi

Nama Mahasiswa : Riodinar Harianja

Nim : 050522007

Judul Skripsi : Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Pada

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (Skpkd) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

Pembimbing : Idhar Yahya, SE, MBA

Tgl/Bln/Tahun

Materi Bimbingan

Tgl/Bln/Tahun Diterima Paraf

Pembimbing Kembali

Paraf Pembimbing


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir”

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber informasi telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 05 Agustus 2008

Yang membuat pernyataan

Riodinar Harianja


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Yesus Kristus karena berkat kasih dan karuniaNya, maka skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa meskipun skripsi ini telah disusun melalui suatu usaha dan kemampuan secara maksimal, namun keterbatasan sebagai manusia tidak dapat dihindari menuju kesempurnaan. Dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda M. Harianja dan Ibunda L. Gultom almarhum juga kepada Ibunda H. Gultom, yang telah mendidik, membesarkan dan memberikan kasih sayang, doa yang tulus, nasehat dan dukungan moril, serta segala sesuatu yang terbaik dan yang tidak ternilai harganya bagi penulis.

Penulis juga dengan segenap hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(6)

5. Ibu Dra. Erlina, M.Si, Ak dan Bapak Sambas Ade Kesuma, M.Si, Ak selaku dosen penguji I dan II yang telah memberikan kritik dan sarannya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi yang telah mendidik dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Ir. Albert Marpaung, M.Si selaku Kepala BPKD Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengadakan penelitian.

8. Seluruh staff dan pegawai yang ada di BPKD, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala waktunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Buat saudara-saudaraku yang saya kasihi; Darlen Harianja dan istri, Roida Harianja dan keluarga, Ide Harianja, Pestaria Harianja, Dewi Sartika Harianja, terima kasih untuk doa dan segenap perhatiannya.

10.Buat adik-adik rohaniku yang terkasih; Maria, Saurma, Yuyeni, Parluasan, Brian, terima kasih untuk semua dukungan dan semangatnya.

11.Buat sahabat-sahabatku terkasih; Minda, Susi, Nelly, K’Wasti, K’Melva, Roy dan semua teman-temanku di K.O. Gloria.

Akhir kata penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, Tuhanlah kiranya memberkati dan membalas semua yang diberikan kepada penulis.

Medan, 05 Agustus 2008

Penulis

Riodinar Harianja

Nim. 050522007


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem akuntansi pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005.

Metode yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey pendahuluan, study kepustakaan, dan penelitian lapangan. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif dimana data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penatausahaan terhadap penerimaan dan pengeluaran sudah disesuaikan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006. Namun dalam pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) masih memerlukan penyempurnaan.

Kata kunci: Sistem Akuntansi Pemerintahan, Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.


(8)

ABSTRACT

The objective of research was to know whether the government accounting system in Regional Financial Managing Workforce of Toba Samosir District has complied with Permendagri No. 13/2006 and Government Regulation No. 24/2005.

The method used ini this research was descriptive method. Type of data used was primary and secoundary data. The technic of data collection used was introductory survey, library study, and field observation. The method of data analysis used was descriptive method in which the data collected was then analyzed to draw the conclusion.

The result of research indicated that the administrative of receivement and expenditure has been consistent with Permendagri No. 13/2006. However the implementation of government accounting system in Regional Financial Managing Workforce still needs some improvement.

Keywords: Government accounting system, Regional Financial Managing Workforce, district of Toba Samosir.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Pernyataan .. ... i

Kata Pengantar .. ... ii

Abstrak .. ... iv

Abstract .. ... v

Daftar Isi . ... vi

Daftar Gambar . ... viii

Daftar Lampiran .. ... ix

BAB I PENDAHULUAN …. ... 1

A. Latar Belakang Masalah .. ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Sistem Akuntansi ... 6

B. Unsur-unsur Sistem Akuntansi ... 7

C. Pengertian Pemerintah Daerah ... 7

D. Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran ... 8

E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pada SKPKD ... 17

1. Akuntansi Anggaran ... 18


(10)

4. Akuntansi Pembiayaan SKPKD ... 22

5. Akuntansi Aset SKPKD ... 27

6. Akuntansi Hutang SKPKD ... 28

7. Akuntansi Konsolidasian ... 30

8. Akuntansi Selain Kas ... 31

9. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD .. ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Tempat Penelitian ... 39

B. Jenis Penelitian ... 39

C. Jenis Data ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Metode Analisa Data .. ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

A. Data Penelitian ... 42

1. Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir. ... 42

2. Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Toba Samosir . ... 43

3. Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir ... 51

B. Analisis Hasil Penelitian .. ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran .. ... 68


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan alir pendapatan daerah melalui Bendahara Penerimaan .... 11 Gambar 2 : Bagan alir prosedur rancangan DPA-SKPD dan rancangan

anggaran kas . ... 13 Gambar 3 : Format buku besar. ... 34 Gambar 4 : Format neraca saldo. ... 35 Gambar 5 : Bagan alir akuntansi Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah.. 36 Gambar 6 : Format kertas kerja ... 38 Gambar 7 : Kartu Kendali Pendapatan ... 62 Gambar 8 : Kartu Kendali Belanja. ... 63


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format Surat Penyediaan Dana (SPD)

Lampiran 2 : Format SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) Lampiran 3 : Format Register SP2D

Lampiran 4 : Contoh SP2D untuk pengeluaran Uang Persediaan (UP) Lampiran 5 : Contoh SP2D untuk pengeluaran Ganti Uang (GU) Lampiran 6 : Contoh SP2D untuk pengeluaran Tambahan Uang (TU) Lampiran 7 : Contoh SP2D untuk pengeluaran Langsung (LS)

Lampiran 8 : Format laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran Lampiran 9 : Format laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan Lampiran 10 : Register Penutupan Kas


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem akuntansi pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005.

Metode yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey pendahuluan, study kepustakaan, dan penelitian lapangan. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif dimana data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penatausahaan terhadap penerimaan dan pengeluaran sudah disesuaikan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006. Namun dalam pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) masih memerlukan penyempurnaan.

Kata kunci: Sistem Akuntansi Pemerintahan, Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.


(14)

ABSTRACT

The objective of research was to know whether the government accounting system in Regional Financial Managing Workforce of Toba Samosir District has complied with Permendagri No. 13/2006 and Government Regulation No. 24/2005.

The method used ini this research was descriptive method. Type of data used was primary and secoundary data. The technic of data collection used was introductory survey, library study, and field observation. The method of data analysis used was descriptive method in which the data collected was then analyzed to draw the conclusion.

The result of research indicated that the administrative of receivement and expenditure has been consistent with Permendagri No. 13/2006. However the implementation of government accounting system in Regional Financial Managing Workforce still needs some improvement.

Keywords: Government accounting system, Regional Financial Managing Workforce, district of Toba Samosir.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem otonomi telah memberi dampak yang besar pada penyelenggaraan pemerintahan dan ruang lingkup kerja pada umumnya sehingga memberi dampak juga pada perubahan pengaturan sistem keuangan pemerintah daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah.

Otonomi daerah mewajibkan pemerintahan daerah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara demokratis, merata, adil dan berkesinambungan. Kewajiban itu bisa dipenuhi apabila pemerintah daerah mampu mengelola potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya keuangan secara optimal dengan menerapkan prinsip-prinsip “good governance” yaitu transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan good governance, maka diperlukan pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga tersediaanya data dan informasi yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat, akurat dan aman. Salah satunya yaitu pelaksanaan sistem akuntansi


(16)

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 (2006 : 81) “Sistem akuntansi pemerintahan daerah meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengiktisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”. Proses tersebut didokumentasikan dalam bentuk jurnal dan buku besar, dan apabila diperlukan ditambah dengan buku pembantu. Sistem akuntansi pemerintahan daerah dibagi dalam dua subsistem akuntansi yaitu sistem akuntansi pada SKPD dan sistem akuntansi pada SKPKD. Dalam pelaksanaanya transaksi yang terjadi di SKPKD diklasifikasikan sebagai transaksi sebagai satuan kerja dan transaksi-transaksi pada level pemda.

Sistem akuntansi pemerintahan daerah pada SKPKD dilakukan oleh PPKD. PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (Kepala SKPKD) yang bertugas menyusun laporan keuangan daerah dalam ragka pertanggungjawaban dan bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD).

Sistem akuntansi pemerintahan daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.

Dasar hukum yang mendasari pengelolaan keuangan daerah adalah:

1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang pemerintahan daerah. Telah direvisi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004


(17)

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah telah direvisi menjadi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah.

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah Kepala Daerah. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu pemerintah kabupaten di Propinsi Sumatera Utara diwajibkan melaksanakan sistem akuntansi pemerintahan daerah pada tingkat SKPD maupun SKPKD untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah. Penyusunan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum, didasari pada


(18)

dilaksanakan dengan baik maka laporan keuangan dapat dilaksanakan dengan mudah, andal, tepat waktu dan akurat.

Pada praktek pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan, Kabupaten Toba Samosir masih mengalami berbagai kesulitan. Hal ini dibuktikan tidak disajikannya laporan keuangan daerah dengan tepat waktu, di samping itu adanya ketentuan pokok perundang-undangan yang baru tentang pengelolaan keuangan daerah mengharuskan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir untuk melaksanakan sistem akuntansi yang sesuai.

Hal ini menjadi bentuk permasalahan yang melatarbelakangi penulis untuk membahas penerapan sistem akuntansi pemerintahan di SKPKD pada level Pemda, oleh karena itu penulis menyusun skripsi ini dengan judul “Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir”.

B. Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah hanya pada sistem akuntansi pemerintahan pada SKPKD Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah pada SKPKD Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah disusun berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitan ini adalah:

Untuk mengetahui apakah sistem akuntansi pemerintahan pada SKPKD Pemerintah Toba Samosir sudah sesuai dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan penulis dengan melihat langsung sistem akuntansi pemerintahan daerah pada SKPKD pada Toba Samosir

2. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran berupa saran-saran yang diperoleh sehubungan dengan sistem akuntansi pemerintahan daerah pada SKPKD Pemda Toba Samosir.

3. Untuk bahan masukan dan bahan perbandingan bagi setiap orang yang ingin menambah wawasan mengenai sistem dan prosedur akuntansi pada instansi pemerintah daerah.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah “Organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa guna untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Sedangkan sistem menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah “Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah: “Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar:

1. Menulis

2. Menggandakan 3. Menghitung 4. Memberi kode 5. Mendaftar 6. Memilih 7. Memindah


(21)

B. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

1. Formulir

Merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. 2. Jurnal

Merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

3. Buku Besar

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal

4. Buku Pembantu

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk merinci rekening yang ada di buku besar.

5. Laporan; merupakan hasil akhir proses akuntansi

B. Pengertian Pemerintah Daerah

Pengertian Pemerintah Daerah menurut Halim (2002 : 2) adalah “Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD”. Sedangkan pengertian menurut Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 (2004 : 1) adalah: “Penyelenggara urusan pemerintah daerah oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan RI sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Dasar RI Tahun 1945”.


(22)

Selain itu menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 (2006 : 3) Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, dan/atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah”.

C. Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran

Dalam rangka melaksanakan sistem akuntansi Pemerintahan Daerah baik di tingkat SKPD maupun di tingkat SKPKD diperlukan penatausahaan yang baik pula. Penatausahaan yang dilakukan yaitu penatausahaan penerimaan maupun pengeluaran. Untuk itu secara singkat penulis akan menguraikan tentang penatausahaan penerimaan maupun pengeluaran untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pelaksanaan sistem akuntansi Pemerintah Daerah di tingkat SKPKD.

1. Penatausahaan Penerimaan (Sistem dan Prosedur Penerimaan)

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam sistem dan prosedur penerimaan adalah:

a. PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah)

Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki wewenang untuk menetapkan SKP (Surat Ketetapan Pajak)

b. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini pengguna anggaran memiliki wewenang untuk 1)Menetapkan SKR (Surat Ketetapan Retribusi)


(23)

2)Menerima dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari bendahara penerimaan melalui PPK – SKPD.

c. PPK - SKPD

Dalam kegiatan ini, PPK – SKPD memiliki wewenang untuk melakukan verifikasi harian atas penerimaan

d. Bendahara Penerimaan

Dalam kegiatan ini, bendahara Penerimaan memiliki tugas sebagai berikut: 1) Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada SKP-Daerah/SKR

dari Wajib Pajak/Retribusi.

2) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen SKP-Daerah yang diterimanya dari PPKD.

3) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen SKR yang diterimanya dari Pengguna Anggaran.

4) Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Tanda Bukti yang Sah kepada Wajib Pajak/Retribusi.

5) Menyerahkan STS beserta uang yang diterimanya pada bank

6) Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan kepada pengguna anggaran dan PPKD selaku BUD

e. PPKD selaku BUD

Dalam kegiatan ini, PPKD selaku BUD memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menerima Laporan Pertanggungjawaban penerimaan dari Bendahara Penerimaan.


(24)

2) Melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis atas laporan pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD dalam rangka rekonsiliasi penerimaan.

Prosesnya dimulai dari PPKD menyerahkan surat ketetapan pajak (SKP) Daerah yang telah diterbitkan kepada Bendahara Penerimaan untuk keperluan melakukan verifikasi pada saat penerimaan pendapatan. Pengguna Anggaran menyerahkan Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang telah diterbitkan kepada Bendahara Penerimaan untuk keperluan melakukan verifikasi pada saat penerimaan pendapatan.

Kemudian Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyerahkan uang (Setoran Pajak/Retribusi). Bendahara Penerimaan kemudian melakukan verifikasi penerimaan uang dengan SKP Daerah/SKR yang bersangkutan. Setelah melakukan verifikasi, Bendahara Penerimaan mengeluarkan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah.

Selanjutnya Bendahara Penerimaan Menyiapkan Surat Tanda Setoran (STS) dan melakukan penyetoran kepada Bank disertai STS. STS yang telah diotorisasi oleh Bank kemudian diterima kembali oleh Bendahara Penerimaan untuk kemudian menjadi bukti pembukuan. Prosedur ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan alir sebagai berikut.


(25)

(26)

Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahan terhadap seluruh penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya dan menyampaikannya kepada PPKD selaku BUD. Berdasarkan SKP Daerah/SKR, STS dan Surat tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah, Bendahara Penerimaan menghasilkan:

a. Buku Kas Umum

b. Buku Pembantu Rincian Objek Penerimaan c. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian

2. Penatausahaan Pengeluaran (Sistem dan Prosedur Pengeluaran)

PPKD memberitahukan kepada semua kepala SKPD melalui Surat Pemberitahuan untuk menyusun Rancangan DPA-SKPD yang selanjutnya Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD. PPKD mengotorisasi Rancangan DPA-SKPD dan Rancangan Anggaran Kas SKPD. Proses ini dapat digambarkan dengan bagan alir sebagai berikut:


(27)

Prosedur Rancangan DPA-SKPD dan Rancangan Anggaran Kas


(28)

Untuk selanjutnya PPKD menyusun Rancangan Anggaran Kas SKPD menjadi Anggaran Kas Pemerintah Daerah, dimana dokumen ini akan digunakan dalam proses pembuatan dokumen penyediaan dana. Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD (Surat Pencairan Dana) dengan format yang ditampilkan pada lampiran 1. SPD disiapkan oleh kuasa BUD untuk ditandatangani oleh PPKD. Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan SPD adalah:

a. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Menganalisis DPA-SKPD yang ada.

2) Menganalisis anggaran kas pemerintah khususnya data Per-SKPD 3) Menyiapkan Draft SPD

4) Mendistribusikan SPD kepada para Pengguna Anggaran b. PPKD

Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Meneliti Draft SPD yang diajukan kuasa BUD

2) Melakukan otorisasi SPD c. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran mempunyai tugas sebagai berikut: 1)Memberikan keterangan yang diperlukan kuasa BUD


(29)

Prosedur pertama dimulai dari Kuasa BUD menyiapkan rancangan SPD segera setelah menerima Rancangan DPA-SKPD dan Anggaran Kas SKPD. Kuasa BUD menyiapkan rancangan SPD berdasarkan DPA-SKPD dan Anggaran Kas Pemerintah Daerah. Rancangan SPD yang telah dibuat, diserahkan kepada PPKD untuk diotorisasi dan ditandatangani oleh PPKD.

Rancangan SPD yang dibuat itu akan berisi jumlah penyediaan dana yang dibutuhkan, baik untuk mengisi Uang Persediaan (UP), Ganti Uang Persediaan (GU), Tambah Uang Persediaan (TU), dan pembelian barang dan jasa modal, maupun penggajian dan tunjangan (LS). Setelah PPKD mengotorisasi rancangan SPD, PPKD menyerahkan SPD kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

Berdasarkan SPD, Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD. SPP diajukan dengan SPD sebagai dasar jumlah yang diminta untuk dibayarkan kepada SKPD. SPP memiliki 4 jenis, yang terdiri dari:

1)SPP Uang Persediaan (SPP-UP) 2)SPP Ganti Uang (SPP-GU) 3)SPP Tambahan Uang (SPP-TU) 4)SPP Langsung (SPP-LS)

Pengajuan SPP tersebut dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dan sampai dengan jenis belanja. Apabila dokumen SPP sudah lengkap dan sah maka Pengguna Anggaran akan menerbitkan SPM (Surat


(30)

SPM yang telah diterbitkan akan diajukan kepada Kuasa BUD untuk penerbitan SP2D. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) adalah surat yang digunakan untuk mencairkan dana. Dokumen SP2D ditampilkan pada lampiran 2. Kuasa BUD akan meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/GU/TU/LS dan apabila Kuasa BUD menganggap bahwa dokumen sudah lengkap, maka kuasa BUD menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap:

1)Berkas pertama akan diberikan kepada Bendahara Pengeluaran SKPKD 2)Berkas kedua digunakan BUD untuk mencatat SP2D dan nota debet ke

dokumen penatausahaan

3)Berkas ketiga diberikan kepada PPK-SKPD 4)Berkas keempat diberikan kepada pihak ketiga

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam penerbitan SP2D adalah sebagai berikut: a. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, Kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut: 1) Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM 2) Mencetak SP2D

3) Mengirimkan SP2D kepada Bank

4) Membuat register SP2D, sesuai dengan lampiran 3. b. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas menandatangani SPM c. Bendahara Pengeluaran SKPD

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran SKPD memiliki tugas mencatat SP2D pada dokumen penatausahaan.


(31)

C. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pada SKPKD

Sistem akuntansi pemerintah daerah terdiri dari dua subsistem, yaitu: 1. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPKD, yang akan mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level pemda.

2. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh pejabat penatausahaan keuangan (PPK) SKPD

Dalam konstruksi keuangan negara, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu SKPD dan SKPKD. Transaksi yang terjadi di SKPKD dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja b. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level Pemda

Untuk selanjutnya pembahasan dalam skripsi ini adalah sistem akuntansi yang dilakukan oleh SKPKD pada level Pemda.

Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan daerah pada SKPKD:

1. Fungsi Akuntansi SKPKD

Dalam kegiatan ini, fungsi akuntansi SKPKD memiliki tugas sebagai berikut: a. Mencatat transaksi-transaksi pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, hutang

dan selain kas berdasarkan bukti-bukti yang terkait.

b. Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besarnya masing-masing. c. Membuat laporan keuangan, yang terdiri: Laporan Realisasi Anggaran,


(32)

2. Bendahara di SKPKD

Dalam kegiatan ini, bendahara di SKPKD memiliki tugas menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan akuntansi PPKD.

1. Akuntansi Anggaran

Menurut PP No. 24 Tahun 2005 (2005:54) “Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode”. Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

Akuntansi Anggaran diselenggarakan setelah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) disahkan oleh PPKD, dengan jurnal sebagai berikut:

Estimasi pendapatan SILPA

xxx xxx Apropriasi Belanja

(SILPA)

xxx xxx Estimasi Penerimaan Pembiayaan

SILPA

xxx xxx Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan (SILPA)

xxx xxx


(33)

2. Akuntansi Pendapatan

Peraturan Pemerintah No, 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai pendapatan. Dalam peraturan pemerintah ini disebutkan bahwa pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.

Pendapatan daerah dirinci menurut organisasi, kelompok, jenis objek dan rincian objek pendapatan

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Akuntansi Pendapatan pada SKPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level


(34)

Langkah 1

a. Fungsi Akuntansi di SKPKD (yang biasanya dilakukan oleh Bidang Akuntansi SKPKD di BPKD) menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini yang dilampiri salah satunya oleh tembusan Nota Kredit yang akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi pendapatan.

b. Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD dapat mengidentifikasi penerimaan kas yang berasal dari dana perimbangan.

Langkah 2

Berdasarkan dokumen Laporan tersebut, Fungsi Akuntansi di SKPKD menjurnal penerimaan kas dari dana perimbangan sebagai berikut:

Kas di Kas Daerah xxx

Pendapatan Dana Perimbangan xxx

Dalam kondisi nyata, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang harus dikembalikan ke pihak ketiga. Terhadap pengembalian ini, maka PPK – SKPKD mencatat transaksi pengembalian kelebihan tersebut dengan menjurnal “Akun Pendapatan sesuai jenisnya” di Debit dan “Kas di Kas Daerah” di kredit.

Pendapatan ………. xxx


(35)

Langkah 3

a. Jurnal pendapatan yang telah dibuat kemudian di posting ke Buku Besar SKPKD.

b. Setiap akhir bulan, Fungsi Akuntansi di SKPKD memindahkan saldo-saldo yang ada di setiap buku besar SKPKD ke dalam Neraca Saldo.

3. Akuntansi Belanja

Menurut PP no. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, belanja adalah semua pengeluaran dari rekening Kas umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah, sedangkan menurut Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pegelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah didefenisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemda. Berdasarkan Permendagri No. 13 tahun 2006, pengklasifikasian belanja daerah dibagi menurut fungsi, urusan pemerintah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja. Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.


(36)

Akuntansi Belanja SKPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk belanja, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Langkah 1

Fungsi Akuntansi SKPKD menerima SP2D dari kuasa BUD. Berdasarkan SP2D terkait, Fungsi Akuntansi SKPKD mencatat transaksi ke jurnal sebagai berikut:

Belanja bunga/subsidi/… Xxx

Kas di Kas Daerah xxx

Langkah 2

a.Setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar sesuai dengan kode rekening belanja.

b.Di akhir bulan, Fungsi Akuntansi SKPKD memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo.

4. Akuntansi Pembiayaan SKPKD

Pembiayaan (Financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Transaksi pembiayaan dapat berupa transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.


(37)

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, dan penjualan investasi permanen lainnya. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima di Kas Daerah. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas daerah karena memberikan pinjaman kepada pihak ketiga, pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah, dan pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkannya kas di Kas Daerah.

Akuntansi Penerimaan Pembiayaan

Langkah 1

a.Fungsi Akuntansi SKPKD menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi pembiayaan pada SKPKD (akuntansi penerimaan/pengeluaran kas).

b.Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD harus mengindentifikasi penerimaan kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan dapat berupa penggunaan SiLPA tahun lalu, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, dan penerimaan piutan daerah.


(38)

Langkah 2

Berdasarkan dokumen Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi SKPKD menjurnal penerimaan kas dari dana perimbangan sebagai berikut:

Pencairan Dana Cadangan

1

Kas di Kas Daerah xxx Penerimaan Pembiayaan – Dana Cadangan xxx

2

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx Dana Cadangan xxx

Penerimaan Pinjaman

Daerah

1

Kas di Kas Daerah xxx

Penerimaan Pembiayaan – Pinjaman kpd PD xxx

2

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran

Utang Jangka Panjang xxx

Pinjaman kepada PD xxx

Penerimaan Utang Daerah

1

Kas di Kas Daerah xxx Penerimaan Pembiayaan – Utang Dalam Negeri xxx

2

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang xxx Utang Dalam Negeri xxx

Penerimaan Dana Bergulir

1 Kas di Kas Daerah xxx Penerimaan Pembiayaan – Dana Bergulir xxx 2 Diinvestasikan dalam Investasi non Permanen xxx


(39)

Langkah 3

a.Jurnal-jurnal tersebut kemudian di posting ke Buku Besar SKPKD.

b.Setiap akhir bulan, Fungsi Akuntansi SKPKD memindahkan saldo-saldo yang ada di setiap buku besar SKPKD ke dalam Neraca Saldo

Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan

Langkah 1

a.Fungsi Akuntansi SKPKD menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi pembiayaan pada SKPKD (akuntansi Penerimaan/pengeluaran kas).

b.Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD harus mengindetifikasi pengeluaran kas yang digunakan untuk kegiatan pembiayaan. Pengeluaran pembiayaan dapat berupa pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, atau untuk pemberian pinjaman daerah.

Langkah 2

Berdasarkan dokumen Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi SKPKD menjurnal pengeluaran kas dari Kas Daerah sebagai berikut:

Pembentukan Dana Cadangan

1 Pengeluaran Pembiayaan – Dana Cadangan xxx Kas di Kas Daerah xxx


(40)

Penyertaan Modal Pemda

1

Pengeluaran Pembiayaan – Penyertaan Modal PEMDA xxx Kas di Kas Daerah xxx

2

Penyertaan Modal Pemda xxx

Diinvestasikan dlm Investasi

Jangka Panjang xxx

Pembayaran Pokok Utang

1 Pengeluaran Pembiayaan – Pembayaran Pokok Utang xxx Kas di Kas Daerah xxx

2

Utang Dalam Negeri xxx Dana yang Harus Disediakan utk Pembayaran

Utang Jangka Panjang xxx

Pembentukan Dana Bergulir

1

Pengeluaran Pembiayaan - Dana Bergulir xxx Kas di Kas Daerah xxx

2

Investasi non Permanen xxx

Diinvestasikan dalam Investasi non Permanen xxx

Langkah 3

a.Jurnal – jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum kemudian diposting ke buku besar SKPKD.

b.Setiap akhir bulan, Fungsi Akuntansi SKPKD memindahkan saldo-saldo yang ada di setiap buku besar SKPKD ke dalam Neraca Saldo.


(41)

5. Akuntansi Aset SKPKD

Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 (2006:92) “Prosedur akuntansi aset pada SKPKD meliputi serangkaian proses pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPKD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset adalah: a.Berita acara penerimaan barang

b.Surat keputusan penghapusan barang

c.Surat keputusan mutasi barang (antar SKPKD) d.Berita acara pemusnahan barang

e.Berita acara serah terima barang f. Berita acara penilaian

g.Berita acara penyelesaian pekerjaan Langkah 1

Berdasarkan bukti transaksi yang ada, Fungsi Akuntansi SKPKD membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai:

a.Jenis/nama investasi b.Kode rekening terkait c.Nilai investasi


(42)

Langkah 2

Fungsi Akuntansi SKPKD mencatat bukti memorial ke dalam buku jurnal umum. Jurnal pengakuan investasi, sebagai berikut:

Investasi ………. xxx

Diinvestasikan dalam investasi …… xxx

Jurnal pelepasan investasi, sebagai berikut: Diinvestasikan dalam investasi …… xxx

Investasi ………. xxx

Secara periodik, buku jurnal atas transaksi investasi jangka panjang tersebut diposting ke dalam buku besar rekening yang terkait.

Langkah 3

Setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.

6. Akuntansi Hutang SKPKD

Prosedur akuntansi hutang pada SKPKD merupakan pencatatan atas pengakuan hutang jangka panjang yang muncul dari transaksi pengeluaran pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.


(43)

Langkah 1

Berdasarkan bukti transaksi yang ada, Fungsi Akuntansi SKPKD membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai:

a.Jenis/nama hutang jangka panjang b.Kode rekening terkait

c.Nilai hutang d.Tanggal transaksi Langkah 2

Fungsi Akuntansi SKPKD mencatat bukti memorial ke dalam buku jurnal umum. Jurnal pengakuan hutang, sebagai berikut:

Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka panjang xxx

Hutang jangka panjang xxx Jurnal pembayaran hutang, sebagai berikut:

Hutang jangka panjang xxx

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang

xxx

Secara periodik, buku jurnal atas transaksi hutang jangka panjang tersebut diposting ke dalam buku besar rekening yang terkait.

Langkah 3


(44)

7. Akuntansi Konsolidasian

Menurut PP No 24 Tahun 2005 (2005:228) “Konsolidasian adalah proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian”. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan SKPD dan menyerahkannya ke SKPKD untuk dilakukan proses konsolidasian. Dalam hal ini terdapat sebuat akun perantara yang berfungsi sebagai jembatan antara SKPKD dan SKPD. Akun yang dimaksud adalah R/K Pemda dan R/K SKPD.

Langkah 1

a.Fungsi Akuntansi SKPKD menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi konsolidator pada SKPKD.

b.Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPD (berdasarkan dokumen sumber SP2D) dan sebaliknya aliran kas dari bendahara penerimaan SKPD ke BUD (berdasarkan dokumen sumber Nota Kredit).

Langkah 2

Fungsi Akuntansi SKPD kemudian mencatat aliran dana dari Kas Daerah ke kas bendahara pengeluaran SKPD dengan jurnal sebagai berikut:

R/K SKPD ………. xxx


(45)

Catatan: Penerimaan dana di Bendahara Pengeluaran dicatat oleh PPK SKPD dengan menjurnal “Kas di Bendahara Pengeluaran” di debit dan “R/K PPKD” di kredit

Sedangkan untuk mencatat aliran dana dari Bendahara Penerimaan SKPD ke Kas Daerah, Fungsi Akuntansi SKPKD mencatat jurnal sebagai berikut:

Kas di Kas Daerah xxx

RK SKPD …………. xxx

Catatan: Transfer dana dari Bendahara Penerimaan dicatat oleh PPK SKPD dengan menjurnal “R/K PPKD” di debit dan “Kas di Bendahara Pengeluaran” di kredit.

8. Akuntansi Selain Kas

Prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian selain kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah.

Prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD meliputi: a. Koreksi kesalahan pencatatan

Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah diposting ke buku besar.


(46)

Merupakan pengakuan terhadap perolehan aset, hutang dan ekuitas yang dilakukan oleh SKPKD. Pengakuan aset sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan oleh SKPKD

c. Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual dan prepayment

Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah dilakukan SKPKD namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang Bukti transaksi yang digunakan terdiri atas:

a.Berita acara penerimaan barang b.Surat Keputusan Penghapusan Barang c.Surat Pengiriman Barang

d.Surat Keputusan Mutasi Barang (antar SKPD) e.Berita Acara Pemusnahan Barang

f. Berita Acara Serah Terima Barang g.Berita Acara Penilaian

Langkah 1

PPK-SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.


(47)

Langkah 2

PPK-SKPKD mencatat transaksi bukti memorial ke dalam buku jurnal umum. Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas diposting ke dalam buku besar sesuai kode rekening yang bersangkutan. Langkah 3

Setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.

Setelah transaksi atau kejadian keuangan dicatat dan digolongkan ke dalam Buku Jurnal, proses akuntansi selanjutnya adalah peringkasan transaksi atau kejadian keuangan dari Buku Jurnal ke dalam Buku Besar. Dan dari buku besar akan diiktisarkan ke Neraca Saldo. Proses pemindahan data dari Buku Jurnal ke Buku Besar dikenal dengan istilah posting.

Format Buku Besar, Neraca Saldo dan bagan alir akuntansi pada SKPKD dapat digambarkan sebagai berikut:


(48)

Format Buku Besar

PEMERINTAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA…. BUKU BESAR

SKPD : ……….

KODE REKENING : ………. NAMA REKENING : ……….

PAGU APBD : ……….

PAGU PERUBAHAN APBD: ……….

Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit Saldo (Rp)

1 2 3 4 5 6

Jumlah

………, tanggal …….. PPK - SKPD

(Tanda tangan)

(Nama lengkap)

Nip.

Gambar 3: Format Buku Besar Sumber: Permendagri No. 13 Tahun 2006


(49)

Format Neraca Saldo

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …. NERACA SALDO PER TANGGAL …..

SKPD : ……….. Halaman ……

Kode Rekening Uraian Jumlah

Debit Kredit

1 2 3

……, tanggal …..

PPK – SKPD

(tanda tangan)

(Nama lengkap)


(50)

Akuntansi Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Gambar 5: Akuntansi Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Sumber: Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. SE.900/316/BAKD


(51)

9. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD

Laporan Keuangan PPKD adalah laporan keuangan yang dikeluarkan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda, yang dihasilkan dari proses akuntansi yang telah dijelaskan di atas.

Dengan demikian yang akan muncul dalam laporan keuangan PPKD adalah transaksi-transaksi pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, hutang dan selain kas. Laporan keuangan PPKD ini nantinya juga akan dikonsolidasikan bersama laporan keuangan SKPD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah/Provinsi/Kota/Kabupaten.

Tekhnisnya, PPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat untuk menyusun laporan keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembuatan laporan keuangan. Kertas kerja berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual. PPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan di kolom “Neraca Saldo” yang terdapat pada kertas kerja.

PPKD kemudian membuat jurnal penyesuaian, jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Jurnal penyesuaian tersebut diletakkan dal kolom “Penyesuaian” yang terdapat pada kertas kerja.

Selanjutnya, PPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaikan


(52)

Kertas Kerja. Berdasarkan Neraca Saldo yang Telah Disesuaikan, PPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran dan memindahkannya ke kolom “Laporan Realisasi Anggaran” yang terdapat pada Kertas Kerja. Begitu juga akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca akan dipindahkan ke kolom “Neraca” yang terdapat pada Kertas Kerja.

Dari Kertas Kerja yang telah selesai diisi, PPKD dapat menyusun Laporan Keruangan yang terdiri dari atas Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Berikut adalah tampilan contoh Kertas Kerja PPKD

Format Kertas Kerja (Worksheet) Ko-

de Rek ning

Urai an

Neraca Saldo

Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Laporan Realisasi Anggaran

Neraca

D K D K D K D K D K

Gambar 6: Format Kertas Kerja Sumber: Permendagri No. 13 Tahun 2006


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Jalan Sutomo No. 1 Pagar Batu Balige.

B. Jenis Penelitian

Dalam kegiatan pengumpulan data yang relevan dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Whitney (1960) dalam Nazir (2005:45) “Metode deskriptif adalah mencari fakta dengan interpretasi yang tepat”. Dengan mengumpulkan data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur lainnya kemudian menguraikannya secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian kemudian mencari penyelesaiannya.

C. Jenis Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian atau perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data ini diperoleh melalui hasil wawancara maupun observasi.

2. Data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan diperoleh langsung dari objek penelitian yang berkaitan dengan pembahasan yang dilakukan, serta bahan-bahan lain dari tempat penelitian yang telah diolah berupa peraturan daerah,


(54)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Survey Pendahuluan

Dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir termasuk di dalamnya sejarah dan kondisi Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir saat ini. Survey pendahuluan dilakukan untuk memahami secara jelas kondisi Kabupaten Toba Samosir, melihat kegiatan yang dilakukan sebagai bukti pendukung kepada permasalahan yang akan diteliti.

2. Studi Kepustakaan

Bertujuan untuk memperoleh landasan teori dan penerapannya melalui literatur-literatur, laporan-laporan, peraturan perundang-undangan dan catatan kuliah yang berkaitan dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan skripsi ini. Dari studi kepustakaan tersebut dapat dihubungkan dengan permasalahan yang ditemui pada survey pendahuluan untuk dapat menentukan rencana selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan.

3. Penelitian Lapangan

Langkah ini bertujuan untuk melihat secara lebih jelas serta memperoleh data yang lebih akurat sebagai proses analisis selanjutnya. Penelitian dilaksanakan melalui observasi langsung dan wawancara yang didukung dengan studi kepustakaan yang sesuai dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.


(55)

E. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif, pada langkah ini dimulai dengan mengumpulkan dan menyaring keterangan-keterangan yang masuk secara menyeluruh dan detail, kemudian diuraikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas. Selanjutnya membandingkan pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005, kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.


(56)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir dibentuk dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal di Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Bapak Menteri Dalam Negeri sekaligus melantik Drs. Sahala Tampubolon sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Toba Samosir.

Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah propinsi Sumatera Utara di jajaran bukit barisan dengan topografi berbukit dan bergelombang. Berada pada ketinggian 300-1500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Toba Samosir memiliki batas sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Karo

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Dairi

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu

Kabupaten Toba Samosir merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara, terutama karena potensi alamnya. Potensi alam, antara lain


(57)

luasnya lahan kering yang dapat dijadikan areal persawahan baru dengan membangun sarana irigasi yang memadai. Perairan Danau Toba yang cukup luas dan sungai yang dapat dimanfaatkan potensinya untuk irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dan panorama kawasan Danau Toba, kekayaan seni budaya asli merupakan hal yang dapat digali dan dikembangkan untuk pengembangan kepariwisataan di tanah air.

2. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 13 Tahun 2004 tentang Pembentukan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir, BPKD Kabupaten Toba Samosir adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir di Bidang Pengendalian Keuangan Daerah. Untuk itu BPKD Kabupaten Toba Samosir memiliki visi dan misi yang jelas. Visi adalah gambaran masa depan yang didambakan, yang memberikan petujuk kea rah mana pembangunan harus dilaksanakan, maka visi BPKD Kabupate Toba Samosir adalah: Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang tertib, teratur dan akuntabilitas. Sedangkan misi BPKD Toba Samosir adalah:

a.Melakukan pembinaan terhadap pengelolaan administrasi keuangan daerah b.Penyelenggaraan pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah

c.Menyelenggarakan penatausahaan keuangan pengendalian dan evaluasi di lingkungan BPKD Toba Samosir


(58)

d.Menciptakan pelayanan administrative keuangan dan kekayaan daerah yang tertib.

Tugas pokok BPKD Kabupaten Toba Samosir, ditetapkan sesuai dengan Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tugas Pokok dan Uraian Tugas Masing-masing Jabatan pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir.

Berikut susunan organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah beserta uraian tugas pokoknya.

a. Kepala Badan, dengan uraian tugas sebagai berikut:

1) Menyusun dan menetapkan rencana program kerja BPKD 2) Melaksanakan fungsi sebagai BUD

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah.

4) Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD

5) Mengkoordinasikan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan APBD 6) Mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi bendaharawan umum

7) Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan daerah 8) Mengkoodinasikan pengelolaan gaji PNS Daerah

9) Mengkoordinasikan penyusuanan laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban APBD

10) Menetapkan Rencana Strategis BPKD


(59)

12) Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

b. Kepala Bagian Tata Usaha, terdiri dari:

1) Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas di bidang keuangan dan kepegawaian, yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

2) Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas di bidang umum dan perlengkapan, yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

c. Kepala Bidang Anggaran dan Pendapatan yang tugas pokoknya adalah: 1) Menyusun rencana program kerja bidang anggaran dan pendapatan 2) Mempersiapkan pedoman penyusunan rencana kerja anggaran SKPD 3) Mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan da Rencana Anggaran

Belanja Daerah

4) Mempersiapkan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

5) Melakukan pemrosesan dokumen pelaksanaan anggaran

6) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis penganggaran keuangan daerah 7) Menyusun kebijakan pengelolaan pendapatan daerah


(60)

10) Meningkatkan mutu pelayanan dalam penyelenggaraan administrasi pendapatan daerah

11) Menyelenggarakan administrasi penerimaan pendapatan daerah

12) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya

13) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Kepala Bidang Anggaran dan Pendapatan, terdiri dari:

1) Kepala Sub Bidang Anggaran yang memiliki tugas pokok sebagai berikut: a) Membantu Kepala Bidang Anggaran dan Pendapatan dalam rangka

penyusunan anggaran

b) Menyiapkan penyusunan APBD dan perubahan APBD

c) Melakukan proses penelitian Surat Penyediaan Dana berdasarkan DPA Belanja tidak langsung dan Belanja langsung

d) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Anggaran dan Pendapatan.

2) Kepala Sub Bidang Pendapatan yang memiliki tugas pokok sebagai berikut:

a) Membantu Kepala Bidang Anggaran dan Pendapatan untuk menyusun kebijakan pengelolaan pendapatan daerah

b) Melakukan intensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah


(61)

c) Melakukan ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah

d) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Anggaran dan Pendapatan.

d. Kepala Bidang Perbendaharaan yang tugas pokoknya sebagai berikut: 1)Menyusun program kerja Bidang Perbendaharaan

2)Menguji kebenaran atas tagihan-tagihan yang diajukan Bendahara Pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk pengeluaran Belanja tidak langsung dan Belanja Langsung sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3)Memproses pembuatan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) untuk beban belanja tidak langsung dan belanja langsung atas tagihan-tagihan yang diajukan Bendahara Pengeluaran yang telah diuji kebenarannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku untuk ditandatangani Bendahara Umum Daerah (BUD) dan menyampaikan SP2D yang telah ditandatangani BUD kepada yang berhak

4)Melakukan penatausahaan administrasi keuangan pada bidang perbendaharaan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan APBD


(62)

Kepala Bidang Perbendaharaan terdiri dari:

1) Kepala Sub Bidang Administrasi Gaji dengan tugas pokok sebagai berikut:

a) Menyusun rencana program kerja Sub Bidang Administrasi Gaji

b) Memproses Pencetakan/pembuatan Daftar Gaji PNS Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

c) Menguji kebenaran SPP/SPM Gaji yang dibayarkan Bendahara Pengeluaran atau perubahan Daftar Gaji sesuai ketentuan peraturan yang berlaku

d) Memproses pembuatan dan penerbitan SP2D Gaji atas SPP/SPM yang diajukan terhadap Bendahara Pengeluaran

e) Mempersiapkan dan memproses penerbitan Surat Keterangan Pemberhentian pembayaran Gaji PNS yang pensiun dan mutasi

f) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perbendaharaan.

2) Kepala Sub Bidang Perbendaharaan yang memiliki tugas pokok sebagai berikut:

a) Menyusun Rancangan Program Kerja Sub Bidang Perbendaharaan b) Meneliti kebenaran atas tagihan yang diajukan Bendahara Pengeluaran

atas Belanja Daerah untuk pengeluaran Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung


(63)

c) Mempersiapkan penerbitan SP2D yang diajukan Bendahara Pengeluaran untuk Belanja tidak langsung maupun Belanja langsung d) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

tugasnya

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perbendaharaan.

e. Kepala Bidang Akuntansi Pelaporan dan Pengelolaan Kekayaan Daerah mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

1) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pendapatan, belanja dan pembiayaan setiap bulan, triwulan dan semester

2) Mengkoordinasikan pencatatan akuntansi pendapatan, belanja dan pembiayaan secara sistematis

3) Mengkoordinasikan tata cara pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan terhadap Bendahara SKPD, pembuatan laporan dan pelaksanaan administrasi barang daerah

4) Melaksanakan penyusunan pedoman tata cara inventarisasi asset Pemerintah Kabupaten dan petunjuk teknis pedoman pengelolaan serta penghapusan kekayaan daerah

5) Mengkoordinasikan pelaksanaan analisa kebutuhan barang perangkat daerah


(64)

Kepala Bidang Akuntansi Pelaporan dan Pengelolaan Kekayaan Daerah, terdiri dari:

1) Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

a) Melaksanakan prosedur akuntansi keuangan daerah pada BPKD

b) Melakukan verifikasi dan analisis terhadap laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD

c) Menyusun laporan arus kas BPKD

d) Menghimpun SPJ fungsional Bendahara Pengeluaran SKPD

e) Melakukan pengujian, investigasi, konfirmasi, rekonsiliasi atas asset baik fisik maupun non fisik untuk keperluan penyusunan laporan keuangan

f) Melakukan pembinaan pelaksanaan akuntansi pada unist SKPD sebagai pengguna anggaran

g) Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.

2) Kepala Sub Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah mempunyai tugas pokok sebagi berikut:

a) Menyusun pedoman tata cara inventarisasi asset Pemerintah Kabupaten dan petunjuk teknis administrasinya

b) Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pengadaan barang dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah


(65)

c) Merencanakan kebutuhan barang-barang Perangkat Daerah

d) Melaksanakan pembukuan pengadaan barang-barang Perangkat Daerah

e) Meneliti dan mengusulkan penghapusan barang bergerak maupun tidak bergerak sesuai dengan prosedur yang berlaku

f) Melaksanakan pengurusan surat-surat kendaraan dinas milik Pemerintah Kabupaten

g) Menyusun kode lokasi dan catalog barang atas barang asset inventaris Pemerintah Daerah

h) Menyusun dan menerima laporan pengadaan barang dari SKPD

i) Menghimpun dan merekapitulasi serta melaporkan Daftar Mutasi Barang

j) Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas Kepala Bidang k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

3. Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

Berdasarkan Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 27 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir, ditetapkan, beberapa ketentuan umum dalam pengaturan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah antara lain:

a.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh Dewan


(66)

Perwakilan Rakyat Daerah, yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berkenaan.

b.Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.

c.Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

d.Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

e.Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

f. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingka Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.

g.Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

h.Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan


(67)

uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

i. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Pengguna Anggaran. j. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari

penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

k.Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar SPP. l. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan

oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.

m. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

n.Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran. o.SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen


(68)

yang bersifat pengisian kembali yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

p.SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

q.SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.

r. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga.

s.Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.

t. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.


(69)

1) Sistem dan Prosedur Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

a) Surat Penyediaan Dana diterbitkan oleh SKPKD setelah DPA-SKPD mendapat pengesahan.

b) SPD dikeluarkan berdasarkan atas DPA-SKPD dan/atau uraian penjabaran dari APBD Kabupaten Toba Samosir.

c) SPD dikeluarkan sesuai dengan kredit pada APBD setiap bulan atau triwulan sesuai dengan kondisi kas pada Bank yang ditunjuk.

2) Sistem dan Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

a) Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran.

b) Kelengkapan dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D mencakup: (1) Surat Pengantar SPP-UP (SPP-1)

(2) Ringkasan SPP-UP (SPP-2) (3) Rincian SPP-UP (SPP-3) (4) Salinan SPD

(5) Surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan

(6) Contoh SP2D untuk pengeluaran UP ditampilkan pada lampiran 4. c) Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D mencakup:

(1) Surat Pengantar SPP-GU (SPP-1) (2) Ringkasan SPP-GU (SPP-2)


(70)

(4) Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran atas penggunaan dana SPP-UP/GU/TU sebelumnya.

(5) Salinan SPD

(6) Surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan.

(7) Buku kas umum

(8) Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas Negara (9) Register penutupan kas

(10) Contoh SP2D untuk pengeluaran GU ditampilkan pada lampiran 5 d) Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D mencakup:

(1) Surat pengantar SPP-TU (SPP-1) (2) Ringkasan SPP-TU (SPP-2) (3) Rincian SPP-TU

(4) Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat pengajuan SP2D kepada Kuasa BUD.

(5) Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan.


(71)

e) Kelengkapan dokumen SPM-LS untuk penerbitan SP2D mencakup: (1) Surat pengantar SPP-LS

(2) Ringkasan SPP-LS (3) Rincian SPP-LS

(4) Surat Pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran

(5) Bukti-bukti pengeluaran yang sah da lengkap sesuai dengan kelengkapan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan.

(6) Contoh SP2D untuk pengeluaran LS ditampilkan pada lampiran 7. f) Dalam hal dokumen SPM lengkap, Kuasa BUD menerbitkan SP2D

g) Dalam hal dokumen SPM tidak lengkap, Kuasa BUD menolak menerbitkan SP2D.

h) Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran/bendahara pengeluaran.

i) Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan pembayaran langsung kepada pihak ketiga.

3) Sistem dan Prosedur Pertanggungjawaban Bendaharan Pengeluaran

a) Bendahara Pengeluaran secara administratif wajib

mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD.


(72)

b) Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen laporan pertanggungjawaban yang disampaikan mencakup:

(1) Buku kas umum

(2) Ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran.

(3) Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas Negara (4) Register penutupan kas

c) Bendahara Pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaann uang yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD.

d) Setiap keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran SKPD yang disebabkan oleh kesengajaan dan/atau kelalaian, Kepala SKPKD selaku Bendahara Umum Daerah dapat memberikan sanksi berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan pencairan dana.

e) Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran laporan pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember untuk masing-masing SKPD disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember. f) Format laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran ditampilkan


(73)

4) Sistem dan Prosedur Bendahara Khusus Penerimaan

a) Bendahara Khusus Penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya dengan menggunakan:

(1) Buku kas umum

(2) Buku pembantu per rincian objek penerimaan (3) Buku rekapitulasi penerimaan harian

b) Bendahara khusus penerimaan dalam melakukan penatausahaan menggunakan dokumen:

(1) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP Daerah) (2) Surat Ketetapan Retribusi

(3) Surat Tanda Setoran (STS)

(4) Surat Tanda Bukti Pembayaran; dan (5) Bukti Penerimaan Lainnya yang Sah.

c) Bendahara khusus penerimaan wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD.

d) Laporan Pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan: (1) Buku kas umum

(2) Buku pembantu per rincian objek penerimaan (3) Buku rekapitulasi penerimaan harian


(74)

e) PPKD selaku BUD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pada SKPD dalam rangka rekonsiliasi penerimaan.

f) Format laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan ditampilkan pada lampiran 9.

5) Sistem dan Prosedur Keuangan pada Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) a) Kuasa BUD dalam mengelola administrasi keuangannya menggunakan

buku-buku sebagai berikut: (1) Buku Kas Umum (2) Buku Panjar

(3) Buku Simpanan Bank (4) Buku Bunga Bank

(5) Buku masing-masing Bendahara Pengeluaran SKPD

b) Kuasa Bendahara Umum Daerah, mempunyai wewenang untuk menolak pencairan dana/penarikan kas oleh Pemegang Kas apabila Panjar Uang belum di-SPJ-kan.

c) Kuasa BUD, mempunyai wewenang untuk menolak pencairan dana/penarikan kas oleh Pemegang Kas pada bulan berikutnya apabila dana yang telah ditarik belum di-SPJ-kan.

d) Kuasa BUD membuat Register Berita Acara Penutupan Kas Harian, disampaikan kepada Bupati Toba Samosir. Format sesuai dengan lampiran 10 dan lampiran 11.


(75)

e) Kuasa BUD, membuka rekening pada Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Cabang Balige untuk menampung kas/dana dari masing-masing Bendahara Pengeluaran SKPD.

f) Bendahara Pengeluaran masing-masing SKPD setiap pencairan dana/kas pada Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Cabang Balige untuk Uang Persediaan (UP) ganti Uang Persediaan (GU) maka SP2D-UP dan SP2D-GU tersebut secara langsung akan masuk pada Rekening Kuasa BUD.

Dalam peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 27 Tahun 2005 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir, belum menjelaskan secara jelas dan rinci mengenai pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah daerah. Di dalam prakteknya fungsi akuntansi pada BPKD Pemerintah Kabupaten Toba Samosir masing menggunakan Single Entry sehingga tidak ada penjurnalan dalam setiap transaksi akuntansi pada SKPKD.

Fungsi Akuntansi akan membuat Kartu Kendali Pendapatan dan Belanja setiap SKPD dengan Format Sebagai berikut:


(76)

Kartu Kendali Pendapatan

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

KARTU KENDALI LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN APBD PENDAPATAN

SKPD :

Tahun : Halaman :

No. Urut

No. Surat

Kode Rek.

Uraian

Jumlah

Keterangan Diterima Disetor Sisa

Jumlah

Gambar 7: Kartu Kendali Pendapatan Sumber: Pemerintah Kabupaten Toba Samosir


(77)

Kartu Kendali Belanja

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

KARTU KENDALI LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN APBD BELANJA

SKPD :

Tahun : Program :

Kegiatan : Halaman :

No. Urut

No. Surat

Kode Rek.

Uraian

Jumlah LS Gaji/LS/ UP/GU/TU SP2D SPJ

Jumlah

Gambar 8: Kartu Kendali Belanja Sumber: Pemerintah Kabupaten Toba Samosir


(78)

Dari kartu kendali ini, pada akhir periode akan dibuat Penjabaran Perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Dari laporan ini selanjutnya akan dikonversi menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir menyerahkan kepada pihak ketiga yaitu: Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Propinsi Sumatera Utara.

B. Analisis Hasil Penelitian

Sistem Akuntansi Pemerintahan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Taba Samosir berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005.

No Permendagri No. 13 Tahun 2006 PP No. 24 Tahun 2005

Yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tabo Samosir

1. Penatausahaan Penerimaan

a.PPKD selaku BUD menerima laporan pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan

b.PPKD selaku BUD melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis atas laporan pertangggungjawaban bendahara penerimaan SKPD.

Sesuai


(79)

2.

3.

c.Penerimaan Pendapatan Asli Daerah disetor langsung ke Kas Daerah.

Penatausahaan Pengeluaran

a.Surat Pencairan Dana diterbitkan oleh PPKD berdasarkan DPA-SKPD dan Anggaran Kas Daerah b.Berdasarkan SPD, Bendahara

Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD yang terdiri dari: SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS

c.Kuasa BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan SPM yang diterima.

Sistem Akuntansi pada SKPKD a.Akuntansi Anggaran

b.Akuntansi Pendapatan

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sistem Akuntansi pada SKPKD a.Akuntansi Pendapatan


(1)

2.

3.

c. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah disetor langsung ke Kas Daerah.

Penatausahaan Pengeluaran

a. Surat Pencairan Dana diterbitkan oleh PPKD berdasarkan DPA-SKPD dan Anggaran Kas Daerah b. Berdasarkan SPD, Bendahara

Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD yang terdiri dari: SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS

c. Kuasa BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan SPM yang diterima.

Sistem Akuntansi pada SKPKD a. Akuntansi Anggaran

b. Akuntansi Pendapatan c. Akuntansi Belanja

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sistem Akuntansi pada SKPKD a. Akuntansi Pendapatan


(2)

4.

d. Akuntansi Pembiayaan SKPKD e. Akuntansi Aset SKPKD

f. Akuntansi Hutang SKPKD g. Akuntansi Konsolidator

Pada akhir proses akuntansi SKPKD akan menghasilkan Laporan Keuangan PPKD yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan Sistem Pencatatan

Sistem pencatatan yang digunakan adalah sistem pencatatan Double entry

Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan pada akhir tahun.

a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Tidak membuat Laporan Keuangan PPKD.

Menggunakan sistem pencatatan single entry


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir pada saat ini diatur

dengan Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 27 Tahun 2007, tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir. Peraturan ini telah mengatur tentang sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan dan penatausahaan pengeluaran yang disesuaikan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006, tetapi belum mengatur secara jelas dalam penerapan sistem akuntansi yang dilaksanakan di SKPKD.

2. Untuk memenuhi tuntutan transformasi pengelolaan keuangan daerah, pada saat ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah menerapkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang dimulai untuk Tahun Anggaran 2007. Dalam hal ini penatausahaan terhadap penerimaan dan pengeluaran sudah dilaksanakan dengan sesuai, sedangkan pelaksanaan sistem akuntansi masih membutuhkan Peraturan Daerah yang mendukung, sehingga pelaksanaan sistem akuntansi Pemerintahan Daerah dapat berjalan dengan baik untuk dapat menyajikan Laporan Pertanggungjawaban Daerah tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan daerah.


(4)

3. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah menggunakan struktur organisasi khususnya di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang disesuaikan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 sehingga tuntutan adanya transparansi dapat dipenuhi, namun demikian latar belakang pendidikan pegawai dengan jurusan akuntansi masih sangat minim ditemukan. Hal ini perlu menjadi perhatian agar pencapaian sistem akuntansi pemerintahan daerah dapat diikuti perkembangannya dengan baik.

B. Saran

Tuntutan transparansi dalam sistem pemerintahan semakin meningkat pada era reformsi saat ini, tidak terkecuali transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban yang menggunakan sistem akuntansi yang telah diatur oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang bersifat mengikat seluruh Pemerintah Daerah. Oleh karena itu penulis menyarankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir senantiasa terus mengikuti perkembangan pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah dan dapat segera menerapkan pelaksanakan sistem akuntansi pemerintahan daerah berdasarkan Undang-undang da peraturan yang berlaku. Beberapa hal yang dapat diusulkan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Perlunya pembuatan Peraturan Daerah yang diperkuat dengan Surat Keputusan Bupati yang dapat mengatur kebijakan akuntansi terutama yang berkaitan dengan sistem akuntansi Pemerintah Daerah pada SKPKD.


(5)

2. Perlu dilaksanakannya sistem akuntansi pemerintahan daerah pada SKPKD yang disesuaikan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005, dalam rangka mewujudkan penyajian laporan keuangan daerah yang tepat waktu.

3. Perlunya pengadaan sarana dan prasarana kantor dalam pelaksanaan sistem akuntansi Pemerintahan Daerah, dukungan ini untuk mempermudah penerapan dan mempercepat pelaksanaan sistem akuntansi.

4. Perlunya pengadaan dan rekruitment aparatur yang memiliki spesialisasi dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, serta melakukan pelatihan-pelatihan dan bimbingan teknis terhadap aparatur yang sudah ada baik pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Pusat ataupun instansi terkait.

Demikianlah saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis, semoga dapat menjadi bahan kajian dan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam melaksanakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pada SKPKD. Semoga dengan adanya Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan PP No.24 Tahun 2005, tuntutan reformasi akan adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah dapat diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir pada saat sekarang dan yang akan datang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bactiar, Arif dan Muchlis, 2002, Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Bastian, Indra, 2006, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Halim, Abdul, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah, Penerbit Salemba Empat, Edisi Pertama, Jakarta.

Mardiasmo, 2002, Akuntasi Sektor Publik, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Gahlia Indonesia.

Nurdiawan, Deddi, Iswahyudi dan Maulidah, 2007, Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Bupati Toba Samosir No. 15 Tahun 2007 Tentang Tugas Pokok dan Uraian Tugas Masing-masing Jabatan pada BPKD Kabupaten Toba Samosir.

_______Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Toba Samosir.

Republik Indonesia, 2004, Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

________, 2005, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Jakarta.

________, 2005, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta.

________, 2006, Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor SE-900/316/BAKD, 2007, Perihal Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.