commit to user
3 perlu diperhatikan dalam menjalani perawatan ortodontik antara lain kontrol
rutin yang dilakukan setiap 3 minggu sekali, pembersihan karang gigi secara berkala, dan juga penggunaan sikat gigi dengan desain khusus. Pasien harus
lebih rajin dan teliti melakukan pembersihan dan penyikatan gigi dan alat ortodontiknya selama perawatan, karena adanya alat ortodontik di dalam
mulut mempermudah terjadi timbunan sisa makanan yang menempel pada gigi dan alat ortodontik tersebut Wayan, 2009. Kondisi ini memungkinkan
terjadinya pernurunan tingkat kebersihan gigi dan mulut. Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari proses
pembentukan plak McDonald dan Avery, 1994. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut ialah
Oral Hygiene Index OHI. Oral Hygiene Index OHI
adalah kombinasi dari Indeks Debris dan Indeks Kalkulus Greene Vermillion, 1964.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan status kebersihan mulut pada orang yang memakai alat ortodontik cekat dan tidak memakai alat ortodontik?
C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan status kebersihan mulut pada orang yang memakai alat ortodontik cekat dan tidak memakai alat ortodontik.
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan dan memberikan informasi bagi penelitian serupa di masa yang akan
datang. 2.
Aspek aplikatif Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam upaya promotif, preventif, dan rehabilitative bagi kebersihan gigi dan mulut masyarakat, yang selanjutnya digunakan untuk pencegahan
penyakit gigi dan mulut.
commit to user
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Oral Higiene
Oral higiene merupakan tingkat kebersihan dan higiene struktur gigi dan mulut melalui sikat gigi, stimulasi jaringan, pemijatan gusi,
hidroterapi dan prosedur lain yang dianjurkan oleh dokter gigi atau ahli hygiene gigi untuk pertahanan gigi dan kesehatan mulut Dorland,
2002. a.
Plak 1 Definisi
Plak gigi adalah lapisan tipis, halus yang terdiri atas sisa-sisa makanan, musin,dan sel-sel epitel yang mati yang tertimbun pada
gigi, yaitu media pertumbuhan berbagai bakteri. Komponen anorganik utama adalah kalsium dan fosfor, dengan sebagian kecil
magnesium, kalium, dan natrium; matriks organik terdiri dari polisakarida, protein, karbohidrat, lipid, dan komponen lain. Plak
mempunyai peranan etiologi penting dalam pembentukan karies gigi dan penyakit periodontal dan gusi serta merupakan dasar untuk
pembentukan materia alba; plak berkalifikasi membentuk karang gigi Dorland, 2006
commit to user
6 Plak gigi adalah suatu masa lunak yang melakat pada gigi
dan mengandung koloni kuman Budiharto, 1997 Plak gigi adalah merupakan lengketan yang berisi bakteri
beserta produk – produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi Kidd ad Joyston, 1992
2 Pembentukan Plak Email yang bersih terpapar di rongga mulut akan ditutupi
oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri dari glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan
terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifat lengketnya mampu membantu melekatkan bakteri – bakteri tertentu pada permukaan
gigi. Bakteri yang mula – mula menghuni pelikel terutama yang
berbentuk kokus. Yang paling banyak adalah
streptococcus
. Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan mengeluarkan
gel ekstra sel yang lengket dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri lain. Dalam beberapa hari plak ini akan bertambah tebal dan
terdiri dari berbagai macam organisme Kidd and Joyston, 1992 3
Susunan Plak Suatu lapisan yang menutupi gigi dan yang 70 dari
volumenya bakteri dan 30 material interselluler yang pada pokoknya berasal dari bakteri sisa makanan jarang ditemukan dalam
plak. Susunan plak menentukan sifat–sifat biologis dan patogennya.
commit to user
7 Di sini berlaku bahwa gigi, ludah, dan cairan krevikuler, diet, juga
tempat retensi, baik yang tiruan maupun yang tidak, menentukan lingkungan setempat. Pada gigi atau geraham yang sama dapat
terbentuk bermacam–macam plak Schuurs, 1992. 4 Letak Plak Pada Gigi
Berdasarkan lokasinya plak diklasifikasikan sebagai plak supraginggiva dan subgingiva Forest, 1981. Plak supragingiva
adalah penumpukan bakteri yang ditemukan di permukaan gigi yang meluas sampai celah gigi yang dengan segera berhubungan dengan
tepi gingival, sedangkan plak subgingiva adalah pengumpulan bahan yang ditemukan seluruhnya pada celah gingival dan kantong
gingival Genco
et al
, 1990 Pit dan fisura merupakan tempat retensi yang hamper
seluruhnya dikelilingi oleh dinding email yang sangat sukar di basuh bersih oleh ludah. Meskipun sejumlah besar jenis plak dapat
tinggal dan bertahan di dalam pit dan fissure, jenis plak ini rata–rata 80 terdiri atas koki Gram-positif.
S. sungius
secara kuantitatif menduduki tempat penting.
S. mutans
dan jenis
Lactobacillus
ditemukan dalam jumlah besar pada lesi awal. Spesies
Actinomyces
, seperti juga pada kebanyakan plak yang lain, dijumpai di sini,
meskipun tidak jelas apakah mereka memainkan peran penting pada proses karies.
commit to user
8 Plak tertimbun di bawah permukaan kontak elemen–elemen,
susunannya lebih
bervariasi. Plak
tersebut mengandung
Actinomyces
dalam presentase tinggi, juga bakteri Gram-negatif dan lebih sedikit
steptococcus
dibandingkan plak di dalam fisura. Pada permukaan licin gigi-gigi dan geraham–geraham hanya
dapat terbentuk sedikit plak karena adanya efek mekanis yang besar yang disebabkan oleh pipi, lidah dan sikat gigi. Hanya bakteri–
bakteri yang terutama dapat melekat pada permukaan keras gigi dapat berkoloni pada tempat – tempat ini.
S. mutans
, didahului oleh
S. salivarius
dan
Actinomyces
memainkan peran penting pada karies permukaan licin.
Plak terbanyak dengan susunan paling kompleks pada orang dewasa ditemukan pada permukaan gigi servikal. Cairan krevikuler
mencapai plak servikal, sehingga bersama dengan ludah yang mengandung berbagai cairan tubuh dapat memelihara plak. Pada
tempat–tempat itu di dalam plak pada satu permukaan gigi dapat ditemukan lebih dari 50 macam mikroorganisme Kidd and Joyston,
1992. b. Debris
Adalah plak yang tebal dan terlihat dengan jelas, tetapi debris lebih banyak mengandung sisa makanan sedangkan plak lebih banyak
mengandung mikroorganisme.
commit to user
9 c. Pewarnaan pada Gigi
Warna normal pada gigi sulung adalah putih kebiru – biruan atau putih susu. Warna normal pada gigi permanen adalah kuning
keabu–abuan. Perubahan warna pada gigi sulung maupun gigi permanen dapat berlangsung secara fisiologik maupun patologik.
Perubahan warna gigi secara fisiologis dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur, lapisan dentin menjadi lebih tebal,
sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi. Perubahan warna gigi secara patologik dapat bersifat ekstrinsik
dari luar maupun intrinsik dari dalam. Perubahan warna secara ekstrinsik disebabkan oleh deposit yang terjadi pada permukaan gigi.
Sementara perubahan warna secara intrinsik disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam jaringan gigi atau jaringan pulpa pembuluh
darah gigi. Perubahan warna email gigi terjadi karena proses penuaan, minum kopi, teh, atau merokok. Perubahan yang berat biasanya terjadi
karena penyerapan tetrasiklin pada masa pembentukan gigi, sehingga gigi menjadi berwarna kuning muda, coklat atau abu – abu.
2. Alat Ortodontik
a. Definisi
Alat ortodontik adalah alat untuk menimbulkan kekuatan mekanis yang dapat berupa alat cekat maupun lepasan. Kekuatan
mekanis tersebut dikenakan pada gigi, maka akan terjadi daerah yang tertekan dan tertarik. Daerah yang tertekan akan terjadi resorpsi,
commit to user
10 daerah yang tertarik akan terjadi pembentukan tulang, menyebabkan
gigi bergerak dan integritas tulang alveolar tetap terpelihara Wartadho, 1991.
b. Mekanisme Alat ortodontik
Alat cekat dapat memberikan kekuatan yang kontinyu terus- menerus serta dapat menggerakan gigi ke segala arah. Setelah alat
dipasang, maka tekanan terhadap gigi langsung terjadi. Akibat tekanan ditandai dengan adanya rasa sakit, yang akan hilang setelah beberapa
hari. Rasa sakit yang sangat disebabkan tekanan terhadap gigi yang terlalu besar, maka perlu dikontrol dan dikoordinasikan lagi
kekuatannya. Kontrol koordinasi alat setiap 3 minggu. Kemajuan gerak gigi diamati dengan membandingkan susunan gigi–geligi dengan studi
model Wartadho, 1991
commit to user
11
B. Kerangka Pemikiran