39 Setelah data yang diperlukan untuk simulasi wilayah 1 dan 2 selesai
dimasukkan, program simulasi pada masing-masing laptop dijalankan secara bersamaan dengan menekan tombol RUN pada toolbar. Kemudian hasil simulasi
sudah dapat diketahui. Hasil yang diharapkan pada simulasi ini adalah mengetahui jumlah iterasi pada masing-masing wilayah, mengetahui total pembangkit dan
total beban pada wilayah Sumabgut dan mengetahui total rugi-rugi losses pada saluran transmisi.
4.3 Hasil Simulasi Sistem Sumbagut 150 kV
Perhitungan aliran daya wilayah Sumbagut keseluruhan konvergen pada iterai ke-5. Profil tegangan magnitudo pada masing-masing bus dapat dilihat pada
gambar 4.12 berikut:
Gambar 4.12 Grafik Tegangan Pada Masing-Masing Bus Sistem Sumbagut 150 kV
Selanjutnya profil sudut fasa pada masing-masing bus ditampilkan pada gambar
4.13 berikut:
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 4.13 Grafik Sudut Fasa Di Masing-Masing Bus Pada Sistem Sumbagut 150 Kv
Kemudian dapat juga dilihat profil daya aktif beban dan daya reaktif beban di masing-masing bus seperti pada gambar 4.14 di bawah:
Gambar 4.14 Daya Aktif Beban dan Daya Reaktif Beban Sistem Sumbagut 150 kV
Universitas Sumatera Utara
41 Terakhir dapat dilihat grafik daya aktif generator bus slack bus dan daya reaktif
generator bus slack bus pada gambar 4.14 berikut:
Gambar 4.15 Daya aktif dan daya reaktif bus generator dan slack bus sistem Sumbagut 150 kV
4.4 Hasil Simulasi Wilayah 1 Sistem Sumbagut 150 kV
Dalam simulasi, data pembangkit dan data beban wilayah 1 terdiri dari 29 bus dengan penambahan 4 bus bus 26, bus 27, bus 28, dan bus 29 yang
berfungsi sebagai pengganti bus 5, bus 6, bus 27 dan bus 28 di wilayah 2. Dengan demikian saluran transmisi pada masing-masing wilayah tetap terhubung dan rugi-
ruginya masih bisa dihitung. Hasil simulasi wilayah 1 dapat diperlihatkan pada gambar 4.16 yaitu profil
tegangan magnitudo dan gambar 4.17 profil sudut fasa masing-masing bus.
Universitas Sumatera Utara
42
Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Tegangan Magnitudo Masing-Masing Bus Di Wilayah 1 Dengan Sumbagut
Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Sudut Fasa Masing-Masing Bus Di Wilayah 1 Dan Sumbagut
Lalu data daya aktif beban dan daya reaktif beban dapat dilihat di gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
43
Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Daya Aktif Masing-Masing Bus Beban Di Wilayah 1 Dan Sumbagut
Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Daya Reaktif Masing-Masing Bus Beban Di Wilayah 1 Dan Sumbagut
Pada gambar 4.18 dan 4.19 terlihat nilai daya aktif dan daya reaktif wilayah 1 dengan sistem sumbagut persis sama. Hal ini
dikarenakan tidak adanya perubahan daya aktif beban dan daya reaktif beban saat proses iterasi berlansung
dimasing-masing wilayah.
Universitas Sumatera Utara
44 Perbandingan daya aktif dan daya reaktif bus generator dan slack bus
dapat dilihat di gambar 4.19 dan 4.20 berikut:
Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Daya Aktif Masing-Masing Bus Generator Dan Slack Bus Di Wilayah 1 Dan Sumbagut
Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Daya Reaktif Masing-Masing Bus Generator Dan Slack Bus Di Wilayah 1 Dan Sumbagut
Dari Gambar 4.20 dan 4.21 di atas, terlihat ada perbedaan pada beberapa data pebandingan daya aktif dan reaktif antara wilayah 1 dengan sistem jaringan
Universitas Sumatera Utara
45 Sumbagut 150 kV. Hal ini disebabkan adanya proses transfer tegangan magnitudo
dan sudut fasa saat iterasi berlangsung di masing-masing wilayah. Hasil simulasi wilayah 1 konvergen pada iterasi ke-3.
Dari hasil simulasi wilayah 1 diperoleh informasi berikut: Total Pembangkitan
: 777,061 MW + 796,223 MVar Total Pembebanan
: 628,600 MW + 392,200 MVar Total injeksi daya reaktif
: 100 MVar Total rugi saluran
: 148,550 MW + 504,164MVar
4.5 Hasil Simulasi Wilayah 2 Sistem Sumbagut 150 kV