Pengertian Aplikasi Watermarking Dr. Zakaria Situmorang

jenis data digital sudah tersedia saat ini. Salah satu jenis pengolahan data digital untuk berbagai data digital yang akan dibicarakan disini adalah watermarking. Dari Steganography Ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain, dalam mempelajari teknik-teknik bagaimana penyimpanan suatu data digital ke dalam data host digital yang lain. Istilah host digunakan untuk data sinyal digital yang ditumpangi.

2.2. Pengertian

Watermarking Watermarking merupakan suatu bentuk aplikasi dari Steganography yang merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain. Watermarking ini agak berbeda dengan tanda air pada uang kertas. Tanda air pada uang kertas masih dapat dilihat oleh mata telanjang manusia pada posisi kertas tertentu tetapi watermarking pada media digital disini dimaksudkan agar tidak akan dirasakan kehadirannya oleh manusia tanpa alat bantu mesin pengolah digital seperti komputer dan sejenisnya. Steganography berbeda dengan cryptography, letak perbedaannya adalah hasil keluarannya. Hasil dari cryptography biasanya berupa data yang berbeda dari bentuk aslinya dan biasanya datanya seolah-olah berantakan tetapi dapat dikembalikan ke bentuk semula sedangkan hasil keluaran dari steganography ini memiliki bentuk persepsi yang sama dengan bentuk aslinya, tentunya persepsi disini oleh indera manusia, tetapi tidak oleh komputer atau perangkat pengolah digital lainnya. Watermarking ini memanfaatkan kekurangan-kekurangan sistem indera manusia seperti mata dan telinga. Dengan adanya kekurangan inilah, metoda watermarking ini dapat diterapkan pada berbagai media digital. Jadi watermarking merupakan suatu cara untuk penyembunyian atau penanaman datainformasi tertentu baik hanya berupa catatan umum maupun rahasia ke dalam suatu data digital lainnya, tetapi tidak diketahui kehadirannya oleh indera manusia indera penglihatan atau indera pendengaran, dan mampu menghadapi proses-proses pengolahan sinyal digital sampai pada tahap tertentu. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Teknologi Watermarking Pada Sebuah Citra [11]

2.3. Aplikasi Watermarking

Watermarkig sebagai suatu teknik penyembunyian data pada data digital lain dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti: 1. Tamper-proofing; watermarking digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasikan atau alat indikator yang menunjukkan data digital host telah mengalami perubahan dari aslinya. 2. Feature location; menggunakan metoda watermarking sebagai alat untuk identifikasikan isi dari data digital pada lokasi-lokasi tertentu, seperti contohnya penamaan objek tertentu dari beberapa objek yang lain pada suatu citra digital. 3. Annotationcaption; watermarking hanya digunakan sebagai keterangan tentang data digital itu sendiri. 4. Copyright-Labeling; watermarking dapat digunakan sebagai metode untuk penyembunyikan label hak cipta pada data digital sebagai bukti otentik kepemilikan karya digital tersebut. Semua aplikasi dari watermarking tersebut, menuntut hal-hal parameter yang berbeda dari penerapan metode watermarking. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode watermarking yaitu: 1. Jumlah data bitrate yang akan disembunyikan. 2. Ketahanan robustness terhadap proses pengolahan sinyal. 3. Invisible tidak tampak oleh indera manusia Universitas Sumatera Utara Terdapat suatu trade-off diantara kedua parameter bitrate dan robustness tersebut dengan invisible tidak tampak. Bila diinginkan robustness yang tinggi maka bitrate akan menjadi rendah, sedangkan akan semakin visible, dan sebaliknya semakin invisible maka robustness akan menurun. Jadi harus dipilih nilai-nilai dari parameter tersebut agar memberikan hasil yang sesuai dengan kita inginkan sesuai dengan aplikasi [13]. Hubungan invisibility dengan robustness dapat diterangkan sebagai berikut: misalkan suatu data asli diubah ditambah atau dikurangi sesedikit mungkin dengan maksud memberikan efek invisible yang semakin tinggi, maka dengan adanya sedikit proses pengolahan digital saja, perubahan tadi akan berubahhilang. Dengan demikian dikatakan robustness rendah, tetapi invisibility tinggi. Ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi dalam digital watermarking, yaitu: 1. Robustness, yaitu ketahanan watermark terhadap manipulasi yang dilakukan pada arsip penampungnya. 2. Fidelity, yaitu perbandingan antara kualitas arsip penampung setelah penyisipan watermark dengan kualitas arsip semula. Pada penyisipan yang baik, perubahannya tidak dapat dikenali oleh manusia. 3. Recovery, yaitu pengungkapan terhadap data yang disembunyikan. Watermark yang disisipkan harus dapat diambil kembali. 4. Security, yaitu keamanan watermark. Watermark tidak boleh terdeteksi oleh pihak lain, sekalipun algoritma penyisipannya bersifat publik. Watermarking dalam penerapannya terhadap data digital, dapat diterapkan pada berbagai domain. Maksudnya penerapan watermarking pada data digital seperti text, citra, video dan audio, dilakukan langsung pada jenis data digital tersebut misalnya untuk citra dan video pada domain spasial, dan audio pada domain waktu atau terlebih dahulu dilakukan transformasi ke dalam domain yang lain. Penerapan watermarking pada berbagai domain dengan berbagai transformasi turut mempengaruhi berbagai parameter penting dalam watermarking bitrate, invisible , dan robustness. Universitas Sumatera Utara

2.4. Watermarking untuk Pelabelan Hak Cipta HAKI di Indonesia