Media Transportasi Signal Listrik data

sebagai efek gabungan dari resistansi circuit, induktansi, dan kapasitif di anggap pada satu kesatuan. Sejak tahun 1953 sampai 1986 kabel koaksial digunakan secara luas untuk transmisi multikanal jarak jauh. Kabel koaksial sampai sekarang kebanyakan digunakan pada frekuensi radio radio frequency menghubungkan radio dan antenna. Hal ini disebabkan oleh hambatan jenis kabel koaksial dan serat optik tidak terlampau jauh dan juga radio frekuensi memiliki jarak sirkuit yang berjauhan, sehingga serat optik yang lebih stabil dalam transmisi data dianggap tidak efisien karena harganya yang begitu mahal dibandingkan kabel koaksial. Gambar 2.7 Skematik kabel koaksial 3. Kabel Serat Optik fiber optic cable Kabel serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik halus seperti sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Kecepatan dari transmisi kabel ini menjadikannya sebagai saluran transmisi sinyal data terpopuler saat ini. Kabel serat optik adalah transmisi yang terbaik untuk bandwidth yang sangat besar serta transmisi bawah laut. Kabel serat optik juga digunakan untu k kabel televisi “super trunk”. Bandwidth pada untai kabel serat optik dapat dengan stabil menyalurkan hingga terahertz THz. Faktanya seluruh spectrum radio frequency dapat dimuat pada satu untai kabel serat optik. Diameter dari satu untai kabel serat optik hanya berukuran seperti sehelai rambut manusia, dalam satu untai ini dapat membawa informasi satu bit serial pada 10 Gbps gigabits per second nilai transmisi. Maksimal panjang dari kabel serat optik adalah dari 20 mile 32 km hingga beberapa ratus mile km sebelum memerlukan repeater. Panjang dari jarak tempuh ini bisa diperpanjang dengan menambahkan amplifier dan atau repeater, dimana setiap amplifier memberi gain 20-40 dB. Gambar 2.8 Skematik kabel serat optik 4. Transmisi Radio Sistem transmisi radio berbeda dengan ketiga sistem penghantar yaitu kabel kawat, kabel koaksial, dan kabel serat optik. Sistem transmisi radio menggunakan radiasi sebagai penghantarnya. Dimana kecepatannya mencapai 300.000.000 meter per detik. Elemen terpenting pada sistem radio adalah transmitter dan receiver. Tipe modulasi dari sistem transmisi radio yaitu AM, FM, atau PM atau Hybrid. Perambatan gelombang radio memiliki karakteristik serupa dengan cahaya, yaitu dipengaruhi faktor lingkungan seperti pantulan reflection, pembiasan refraction, perubahan arah difraction, penyebaran scattering, penyerapan absorption. Gambar 2.9 Skematik transmitter dan receiver sistem radio 1. Pantulan reflection Terjadi jika sinyal radio frequency RF menabrak permukaan material yang halus atau rata seperti besi, cermin, aluminium, emas, rooftop dengan bahan mengkilap dan lain-lain, menyebabkan gelombang radio terpantul. Gambar 2.10 Pantulan gelombang radio 2. Pembiasan refraction Terjadi jika sinyal radio frequency RF menabrak permukaan material yang kepadatannya density berbeda seperti tembok, kayu, plastik, kaca transparan dan cairan. Gambar 2.11 Pembiasan gelombang radio 3. Perubahan arah difraction Terjadi jika sinyal radio frequency RF menabrak penghalang yang berada di area pancaran sehingga sinyal akan mengalami pembelokan atau perubahan orientasi pancaran. Contohnya seperti gedung, tembok, pohon dan lain sebagainya. Gambar 2.12 Perubahan arah gelombang radio 4. Penyebaran scattering Terjadi ketika sinyal radio frequency RF menabrak permukaan yang tidak rata, seperti pengunungan, hutan, material mengkilap yang bergelombang, dan lain sebagainya. Gambar 2.13 Penyebaran gelombang radio 5. Penyerapan absorption Terjadi ketika sinyal radio frequency RF menabrak permukaan material baik padat maupun cair seperti air hujan, hingga material yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi. Gambar 2.14 Penyerapan gelombang radio

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dimaksud ialah, proses yang dilakukan selama penelitian hingga finalisasi berupa pengaturan trafik secara teoritis serta dimensioning jaringan yang ideal diterapkan pada jaringan wifi di lingkungan kampus UMY. Berikut bagan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian Tidak Ya Pengambilan Data Analisis Perhitungan Performansi Pemodelan Trafik Hasil Dimensioning Jaringan Studi Pustaka Dalam penelitian ini hal yang utama perlu diketahui adalah karakteristik dari sebuah jaringan wifi di lingkungan UMY dengan melihat data trafik yang terekam. Oleh karena itu, pengambilan data dari sebuah proses penelitian ini adalah hal yang harus dilakukan. Setelah data dan karakteristik jaringan wifi telah diketahui, dilakukan analisis dengan memodelkan persamaan yang cocok untuk performansi jaringan wifi di lingkungan kampus UMY. Hasil yang didapatkan dari pemodelan tersebut nantinya akan dijadikan dimensioning jaringan yang ideal secara toeritis atau efektif secara penggunaan dan sesuai dengan kebutuhan user.

3.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk membandingkan penelitian sebelumnya sebagai acuan dan referensi yang memiliki karakteristik sesuai dengan penelitian ini. Selain sebagai referensi, tinjauan pustaka digunakan sebagai bukti bahwa penelitian ini asli dan memiliki latar belakang, tujuan, manfaat dan tempat yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

3.3 Pengambilan Data

Pengambilan data trafik jaringan wifi di lingkungan kampus UMY pada Biro Sistem Informasi BSI, Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta adalah data dua pekan user aktif menggunakan jaringan wifi secara berturut-turut, dengan mengabaikan hari libur. Dari data ini akan dianalisis menggunakan teori trafik. Dari berbagai teori trafik ini, nantinya akan dimodelkan persamaan yang sesuai dengan data pengamatan trafik penggunaan jaringan wifi di lingkungan UMY. Pengamatan data selama dua pekan menggunakan cisco 5500 series wireless controller melibatkan beberapa parameter pengamatan di antaranya, access point, IP address, Number of Client. Untuk mengetahui lebih jauh ketiga parameter ini, berikut penjelasan singkat ketiga parameter tersebut :

a. Access Point Name

Access Point Name digunakan sebagai identifikasi dari sebuah access point mengenai letak, dan wilayah operasi. Letak access point tersebar di berbagai gedung yang ada di lingkungan UMY. Access point ini terletak di lorong gedung, lobi hingga di tempat-tempat umum mahasiswa, seperti perpustakaan, laboratorium, student center, hingga lantai dasar masjid KH. Ahmad Dahlan. Meskipun telah banyak access point yang terpasang, user yang terhubung tetap tidak merata diakibatkan oleh penyebaran dan padatnya mahasiswa yang berbeda tiap gedung. Access point yang terdata di cisco wireless controller 5500 berjumlah 118 unit dari delapan gedung yang terpasang access point.

b. IP Address internet protokol

IP address merupakan singkatan dari Internet Protocol Address, sebuah alamat device, berbasis komputer yang berbentuk numerik, terhubung dalam suatu jaringan komputer serta menggunakan internet protokol sebagai sarana komunikasi . Setiap IP address yang terhubung pada satu waktu, akan tertampil dalam perangkat lunak cisco wireless controller 5500. Data IP address yang terekam nantinya akan menjadi salah satu pokok pembahasan dalam penentuan dimensioning jaringan wifi di lingkungan UMY.

c. Number Of Client

Number of client merupakan inti dari penentuan performansi trafik jaringan wifi di lingkungan UMY. Dari banyaknya pengguna yang terhubung dengan jaringan wifi kampus, dapat diketahui beberapa parameter yaitu, jam sibuk harian atau mingguan atau bulanan, letak access point dengan Number Of Client terbanyak, maksimumminimum user terhubung, data usage. Dari berbagai parameter tersebut, akan dapat diketahui bentuk grafik dari trafik penggunaan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY.

3.4 Analisis

a. Pemodelan Trafik

Pemodelan dalam rekayasa trafik sangat diperlukan dalam implementasi data trafik. Dari pemodelan ini akan didapatkan sebuah formula yang akan memecahkan permasalahan yang sering kali menjadi pengaruh tidak efektifnya performansi