Hasil Rangkuman Penentuan Lokasi Dan Kapasitas Daya Distributed Generation Tipe Mvar Control Untuk Mengurangi Rugi – Rugi Daya Dan Memperbaiki Tegangan Pada Jaringan Distribusi 20 Kv (Studi Kasus: Penyulang Tr 5 Gi Tarutung)

48 Dengan cara yang sama seperti di atas dilakukan interkoneksi DG pada bus yang berbeda sebanyak 29 bus sesuai dengan Single Line Diagram. Tabel data interkoneksi dan grafik Kapasitas DG vs Tegangan Minimum serta grafik Kapasitas DG vs Rugi-Rugi untuk tiap-tiap interkoneksi DG pada bus yang berbeda dapat dilihat pada Lampiran.

4.2 Hasil Rangkuman

Pada hasil rangkuman ini akan dirangkum kapasitas optimal DG pada tiap- tiap bus, profil tegangan pada sistem dan rugi-rugi total pada sistem untuk tiap- tiap koneksi optimal DG pada tiap bus. Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.3 dirangkumkan berapa kapasitas optimal DG pada masing-masing bus. Tabel 4.2 Kapasitas Optimal DG pada Masing-Masing Bus Bus Kapasitas Optimal DG MVAR Tegangan Sebelum Interkoneksi DG pu Rugi-Rugi Jaringan MVAR Tegangan Minimum pu Tegangan Maksimum pu Tingkat Kesesuaian DG 2 3,5 0,813 1,269 0,91 1,01 0,44 3 3,5 0,813 1,269 0,91 1,01 0,44 4 4 0,813 1,234 0,92 1,02 0,5 5 4,5 0,813 1,248 0,93 1,04 0,5 6 5 0,813 1,281 0,94 1,04 0,512 7 5 0,813 1,284 0,94 1,04 0,509 8 5,5 0,813 1,283 0,96 1,05 0,61 9 5 0,813 1,267 0,94 1,04 0,526 10 6 0,8132 1,218 0,97 1,05 0,693 11 6 0,8132 1,242 0,97 1,05 0,694 12 5,5 0,813 1,127 0,96 1,05 0,643 13 5,5 0,813 1,272 0,96 1,05 0,621 14 6,5 0,8134 1,173 0,99 1,05 0,75 15 6,5 0,8133 1,23 0,98 1,05 0,744 16 6,5 0,8133 1,221 0,98 1,05 0,744 17 6,5 0,8133 1,209 0,98 1,05 0,744 18 6,5 0,8136 1,06 0,99 1,03 0,75 19 6,5 0,8135 1,085 0,99 1,04 0,75 20 6,5 0,8135 1,086 0,99 1,04 0,75 21 6,5 0,8134 1,136 0,99 1,04 0,75 22 6 0,8147 0,923 0,98 1,01 0,821 23 6 0,8141 0,948 0,98 1,01 0,796 Universitas Sumatera Utara 49 Bus Kapasitas Optimal DG MVAR Tegangan Sebelum Interkoneksi DG pu Rugi-Rugi Jaringan MVAR Tegangan Minimum pu Tegangan Maksimum pu Tingkat Kesesuaian DG 24 6 0,8141 0,947 0,98 1,01 0,797 25 6 0,8142 0,941 0,98 1,01 0,803 26 6 0,8172 0,834 0,98 1 0,91 27 6 0,8175 0,819 0,98 1 0,925 28 5,5 0,8099 0,873 0,98 1 0,871 29 5,5 0,8084 0,888 0,98 1 0,856 30 5,5 0,7989 0,984 0,98 1 0,76 Melalui Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas optimum DG yang terkoneksi pada tiap-tiap bus berbeda-beda besarnya, dimana hal ini disebabkan oleh karena parameter beban pada tiap-tiap bus dan parameter jaringan antar bus tidak sama besarnya. Dari Tabel 4.2 di atas divisualisasikan di dalam Gambar 4.3 di bawah ini agar dapat lebih mudah melihat berapa kapasitas optimal dari tiap-tiap interkoneksi DG di tiap-tiap bus jaringan distribusi TR 5 Tarutung. Lanjutan Tabel 4.2 Universitas Sumatera Utara 50 Gambar 4.3 Kapasitas Optimal DG di Tiap-Tiap Bus 1 2 3 4 5 6 7 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 K a p a si ta s O p ti m u m D G M V A R Nomor Bus Universitas Sumatera Utara 51 Setelah diketahui kapasitas optimal DG di tiap bus, maka pada Tabel 4.3 dapat kita lihat bagaimana kondisi tegangan untuk tiap-tiap koneksi optimal DG. Tabel 4.3 Kondisi Tegangan pada Tiap Koneksi Optimal DG Koneksi DG di Bus Profil Tegangan 0,7 - 0,8 pu 0,8 - 0,9 pu 0,9 - 1 pu 1 - 1,06 pu Sebelum Koneksi DG 3,33 93,3 3,33 Bus 2 96,66 3,33 Bus 3 96,66 3,33 Bus 4 73,33 26,66 Bus 5 60 40 Bus 6 46,66 53,33 Bus 7 46,66 53,33 Bus 8 30 70 Bus 9 46,66 53,33 Bus 10 16,66 83,33 Bus 11 16,66 83,33 Bus 12 30 70 Bus 13 30 70 Bus 14 6,66 93,33 Bus 15 10 90 Bus 16 10 90 Bus 17 10 90 Bus 18 3,33 96,66 Bus 19 3,33 96,66 Bus 20 3,33 96,66 Bus 21 3,33 96,66 Bus 22 10 90 Bus 23 10 90 Bus 24 10 90 Bus 25 10 90 Bus 26 10 90 Bus 27 10 90 Bus 28 93,33 6,66 Bus 29 93,33 6,66 Bus 30 96,66 3,33 Universitas Sumatera Utara 52 Pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa untuk tiap kapasitas optimal DG pada masing-masing bus, profil tegangan pada tiap bus mengalami kenaikan tegangan yang hampir sama. Oleh karena itu, dalam menentukan titik interkoneksi yang terbaik kita tidak bisa hanya mengandalkan profil tegangan pada sistem saja, kita juga perlu membandingkan profil total rugi- rugi pada sistem untuk tiap koneksi optimal DG pada tiap bus agar kita dapat menentukan titik interkoneksi yang terbaik dan kapasitas optimalnya. Pada Tabel 4.4 akan dibandingkan Rugi-rugi total jaringan untuk tiap-tiap interkoneksi optimal DG pada bus yang berbeda. Rugi-rugi total jaringan merupakan penjumlahan rugi-rugi pada setiap segmen jaringan. Tabel 4.4 Profil Total Rugi-Rugi sebelum dan sesudah Koneksi Optimal DG Koneksi DG di Bus Profil Rugi-Rugi MVAR Sebelum DG Dikoneksikan Setelah DG Dikoneksikan Bus 2 2,088 1,269 Bus 3 2,088 1,269 Bus 4 2,088 1,234 Bus 5 2,088 1,248 Bus 6 2,088 1,281 Bus 7 2,088 1,284 Bus 8 2,088 1,283 Bus 9 2,088 1,267 Bus 10 2,088 1,218 Bus 11 2,088 1,242 Bus 12 2,088 1,127 Bus 13 2,088 1,272 Bus 14 2,088 1,173 Bus 15 2,088 1,23 Bus 16 2,088 1,221 Bus 17 2,088 1,209 Koneksi DG di Bus Profil Rugi-Rugi MVAR Sebelum DG Dikoneksikan Setelah DG Dikoneksikan Bus 18 2,088 1,06 Bus 19 2,088 1,085 Bus 20 2,088 1,086 Bus 21 2,088 1,136 Bus 22 2,088 0,923 Bus 23 2,088 0,948 Bus 24 2,088 0,947 Bus 25 2,088 0,941 Bus 26 2,088 0,834 Bus 27 2,088 0,819 Bus 28 2,088 0,873 Bus 29 2,088 0,888 Bus 30 2,088 0,984 Dapat dilihat dari Tabel 4.4 diatas, nilai rugi-rugi total sistem pada saat sebelum interkoneksi dan sesudah interkoneksi. Saat koneksi DG di bus 27 terdapat nilai rugi-rugi pada sistem yang paling kecil dibandingkan Universitas Sumatera Utara 53 dengan interkoneksi DG di bus yang lainya yaitu sebesar 0,819. Pada saat ini, nilai dari rugi-rugi pada sistem bertambah sebesar 60,77 dari keadaan sebelum DG diinterkoneksikan. Agar lebih mudah melihat bagaimana pengaruh dari kapasitas DG dan lokasi interkoneksi DG pada profil tegangan dan rugi-rugi jaringan pada sistem, maka melalui Gambar 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bagaimana profil tegangan dan rugi-rugi jaringan dari sistem untuk tiap interkoneksi optimal DG pada bus yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.4 Rugi-Rugi Jaringan untuk Tiap Kapasitas Optimal DG di Tiap Bus 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Bus 2 Bus 3 Bus 4 Bus 5 Bus 6 Bus 7 Bus 8 Bus 9 Bus 10 Bus 11 Bus 12 Bus 13 Bus 14 Bus 15 Bus 16 Bus 17 Bus 18 Bus 19 Bus 20 Bus 21 Bus 22 Bus 23 Bus 24 Bus 25 Bus 26 Bus 27 Bus 28 Bus 29 Bus 30 R u g i- R u g i M V A R Nomor Bus Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 4.5 Profil Tegangan Pada Tiap Bus untuk Tiap Besar DG Optimal di Tiap Bus 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 tanpa DG Bus 2 Bus 3 Bus 4 Bus 5 Bus 6 Bus 7 Bus 8 Bus 9 Bus 10 Bus 11 Bus 12 Bus 13 Bus 14 Bus 15 Bus 16 Bus 17 Bus 18 Bus 19 Bus 20 Bus 21 Bus 22 Bus 23 Bus 24 Bus 25 Bus 26 Bus 27 Bus 28 Bus 29 Bus 30 Universitas Sumatera Utara 56 Melalui Gambar 4.4 dan 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dengan dikoneksikannya DG pada sistem, maka sistem akan mengalami kenaikan tegangan secara keseluruhan pada tiap bus dan terjadi perubahan rugi-rugi jaringan pada sistem. Perubahan rugi-rugi dan profil tegangan ini diakibatkan oleh karena kehadiran DG membuat kapasitas daya dari sistem bertambah dan aliran daya pada sistem menjadi berubah. Melalui data profil rugi-rugi total jaringan dan profil tegangan di atas, didapatkan data bahwa penempatan DG yang paling Optimal adalah pada bus 27 dengan kapasitas DG sebesar 6 MVAR dengan tingkat kesesuaian DG sebesar 0,925, Dimana ketika DG diinterkoneksikan pada bus 27 rugi-rugi pada sistem menjadi sebesar 0,819 MVAR dan Pada kondisi ini sistem mengalami penurunan rugi-rugi sebesar 60,77, yang semula sebesar 2,088 MVAR menjadi 0,819 MVAR. Pada kondisi ini juga profil tegangan pada sistem mempunyai batas tegangan yang diizinkan menjadi 100 dimana sebelum adanya koneksi DG tambahan, profil tegangan pada sistem yang berada pada batas tegangan yang diizinkan yaitu 3,33. Universitas Sumatera Utara 57 5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan