48 Dengan cara yang sama seperti di atas dilakukan interkoneksi DG pada
bus yang berbeda sebanyak 29 bus sesuai dengan Single Line Diagram. Tabel data interkoneksi dan grafik Kapasitas DG vs Tegangan Minimum serta grafik
Kapasitas DG vs Rugi-Rugi untuk tiap-tiap interkoneksi DG pada bus yang berbeda dapat dilihat pada Lampiran.
4.2 Hasil Rangkuman
Pada hasil rangkuman ini akan dirangkum kapasitas optimal DG pada tiap- tiap bus, profil tegangan pada sistem dan rugi-rugi total pada sistem untuk tiap-
tiap koneksi optimal DG pada tiap bus. Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.3 dirangkumkan berapa kapasitas optimal DG pada masing-masing bus.
Tabel 4.2 Kapasitas Optimal DG pada Masing-Masing Bus
Bus Kapasitas
Optimal DG MVAR
Tegangan Sebelum
Interkoneksi DG pu
Rugi-Rugi Jaringan
MVAR Tegangan
Minimum pu
Tegangan Maksimum
pu Tingkat
Kesesuaian DG
2 3,5
0,813 1,269
0,91 1,01
0,44 3
3,5 0,813
1,269 0,91
1,01 0,44
4 4
0,813 1,234
0,92 1,02
0,5 5
4,5 0,813
1,248 0,93
1,04 0,5
6 5
0,813 1,281
0,94 1,04
0,512 7
5 0,813
1,284 0,94
1,04 0,509
8 5,5
0,813 1,283
0,96 1,05
0,61 9
5 0,813
1,267 0,94
1,04 0,526
10 6
0,8132 1,218
0,97 1,05
0,693 11
6 0,8132
1,242 0,97
1,05 0,694
12 5,5
0,813 1,127
0,96 1,05
0,643 13
5,5 0,813
1,272 0,96
1,05 0,621
14 6,5
0,8134 1,173
0,99 1,05
0,75 15
6,5 0,8133
1,23 0,98
1,05 0,744
16 6,5
0,8133 1,221
0,98 1,05
0,744 17
6,5 0,8133
1,209 0,98
1,05 0,744
18 6,5
0,8136 1,06
0,99 1,03
0,75 19
6,5 0,8135
1,085 0,99
1,04 0,75
20 6,5
0,8135 1,086
0,99 1,04
0,75 21
6,5 0,8134
1,136 0,99
1,04 0,75
22 6
0,8147 0,923
0,98 1,01
0,821 23
6 0,8141
0,948 0,98
1,01 0,796
Universitas Sumatera Utara
49
Bus Kapasitas
Optimal DG MVAR
Tegangan Sebelum
Interkoneksi DG pu
Rugi-Rugi Jaringan
MVAR Tegangan
Minimum pu
Tegangan Maksimum
pu Tingkat
Kesesuaian DG
24 6
0,8141 0,947
0,98 1,01
0,797 25
6 0,8142
0,941 0,98
1,01 0,803
26 6
0,8172 0,834
0,98 1
0,91 27
6 0,8175
0,819 0,98
1 0,925
28 5,5
0,8099 0,873
0,98 1
0,871 29
5,5 0,8084
0,888 0,98
1 0,856
30 5,5
0,7989 0,984
0,98 1
0,76
Melalui Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas optimum DG yang terkoneksi pada tiap-tiap bus berbeda-beda besarnya, dimana hal ini disebabkan
oleh karena parameter beban pada tiap-tiap bus dan parameter jaringan antar bus tidak sama besarnya.
Dari Tabel 4.2 di atas divisualisasikan di dalam Gambar 4.3 di bawah ini agar dapat lebih mudah melihat berapa kapasitas optimal dari tiap-tiap
interkoneksi DG di tiap-tiap bus jaringan distribusi TR 5 Tarutung. Lanjutan Tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 4.3 Kapasitas Optimal DG di Tiap-Tiap Bus
1 2
3 4
5 6
7
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 K
a p
a si
ta s
O p
ti m
u m
D G
M V
A R
Nomor Bus
Universitas Sumatera Utara
51 Setelah diketahui kapasitas optimal DG di tiap bus, maka pada Tabel
4.3 dapat kita lihat bagaimana kondisi tegangan untuk tiap-tiap koneksi optimal DG.
Tabel 4.3 Kondisi Tegangan pada Tiap Koneksi Optimal DG
Koneksi DG di Bus
Profil Tegangan 0,7 - 0,8 pu
0,8 - 0,9 pu 0,9 - 1 pu
1 - 1,06 pu Sebelum
Koneksi DG 3,33
93,3 3,33
Bus 2 96,66
3,33 Bus 3
96,66 3,33
Bus 4 73,33
26,66 Bus 5
60 40
Bus 6 46,66
53,33 Bus 7
46,66 53,33
Bus 8 30
70 Bus 9
46,66 53,33
Bus 10 16,66
83,33 Bus 11
16,66 83,33
Bus 12 30
70 Bus 13
30 70
Bus 14 6,66
93,33 Bus 15
10 90
Bus 16 10
90 Bus 17
10 90
Bus 18 3,33
96,66 Bus 19
3,33 96,66
Bus 20 3,33
96,66 Bus 21
3,33 96,66
Bus 22 10
90 Bus 23
10 90
Bus 24 10
90 Bus 25
10 90
Bus 26 10
90 Bus 27
10 90
Bus 28 93,33
6,66 Bus 29
93,33 6,66
Bus 30 96,66
3,33
Universitas Sumatera Utara
52 Pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa untuk tiap kapasitas optimal DG
pada masing-masing bus, profil tegangan pada tiap bus mengalami kenaikan tegangan yang hampir sama. Oleh karena itu, dalam menentukan titik
interkoneksi yang terbaik kita tidak bisa hanya mengandalkan profil tegangan pada sistem saja, kita juga perlu membandingkan profil total rugi-
rugi pada sistem untuk tiap koneksi optimal DG pada tiap bus agar kita dapat menentukan titik interkoneksi yang terbaik dan kapasitas optimalnya.
Pada Tabel 4.4 akan dibandingkan Rugi-rugi total jaringan untuk tiap-tiap interkoneksi optimal DG pada bus yang berbeda. Rugi-rugi total jaringan
merupakan penjumlahan rugi-rugi pada setiap segmen jaringan.
Tabel 4.4 Profil Total Rugi-Rugi sebelum dan sesudah Koneksi Optimal
DG
Koneksi DG di
Bus Profil Rugi-Rugi MVAR
Sebelum DG Dikoneksikan
Setelah DG Dikoneksikan
Bus 2 2,088
1,269 Bus 3
2,088 1,269
Bus 4 2,088
1,234 Bus 5
2,088 1,248
Bus 6 2,088
1,281 Bus 7
2,088 1,284
Bus 8 2,088
1,283 Bus 9
2,088 1,267
Bus 10 2,088
1,218 Bus 11
2,088 1,242
Bus 12 2,088
1,127 Bus 13
2,088 1,272
Bus 14 2,088
1,173 Bus 15
2,088 1,23
Bus 16 2,088
1,221 Bus 17
2,088 1,209
Koneksi DG di
Bus Profil Rugi-Rugi MVAR
Sebelum DG Dikoneksikan
Setelah DG Dikoneksikan
Bus 18 2,088
1,06 Bus 19
2,088 1,085
Bus 20 2,088
1,086 Bus 21
2,088 1,136
Bus 22 2,088
0,923 Bus 23
2,088 0,948
Bus 24 2,088
0,947 Bus 25
2,088 0,941
Bus 26 2,088
0,834 Bus 27
2,088 0,819
Bus 28 2,088
0,873 Bus 29
2,088 0,888
Bus 30 2,088
0,984
Dapat dilihat dari Tabel 4.4 diatas, nilai rugi-rugi total sistem pada saat sebelum interkoneksi dan sesudah interkoneksi. Saat koneksi DG di bus
27 terdapat nilai rugi-rugi pada sistem yang paling kecil dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
53 dengan interkoneksi DG di bus yang lainya yaitu sebesar 0,819. Pada saat
ini, nilai dari rugi-rugi pada sistem bertambah sebesar 60,77 dari keadaan sebelum DG diinterkoneksikan.
Agar lebih mudah melihat bagaimana pengaruh dari kapasitas DG dan lokasi interkoneksi DG pada profil tegangan dan rugi-rugi jaringan pada
sistem, maka melalui Gambar 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bagaimana profil tegangan dan rugi-rugi jaringan dari sistem untuk tiap interkoneksi optimal
DG pada bus yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 4.4 Rugi-Rugi Jaringan untuk Tiap Kapasitas Optimal DG di Tiap Bus
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4
Bus 2
Bus 3
Bus 4
Bus 5
Bus 6
Bus 7
Bus 8
Bus 9
Bus 10
Bus 11
Bus 12
Bus 13
Bus 14
Bus 15
Bus 16
Bus 17
Bus 18
Bus 19
Bus 20
Bus 21
Bus 22
Bus 23
Bus 24
Bus 25
Bus 26
Bus 27
Bus 28
Bus 29
Bus 30
R u
g i-
R u
g i
M V
A R
Nomor Bus
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 4.5 Profil Tegangan Pada Tiap Bus untuk Tiap Besar DG Optimal di Tiap Bus
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 tanpa DG
Bus 2 Bus 3
Bus 4 Bus 5
Bus 6 Bus 7
Bus 8 Bus 9
Bus 10 Bus 11
Bus 12 Bus 13
Bus 14 Bus 15
Bus 16 Bus 17
Bus 18 Bus 19
Bus 20 Bus 21
Bus 22 Bus 23
Bus 24 Bus 25
Bus 26 Bus 27
Bus 28 Bus 29
Bus 30
Universitas Sumatera Utara
56 Melalui Gambar 4.4 dan 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dengan
dikoneksikannya DG pada sistem, maka sistem akan mengalami kenaikan tegangan secara keseluruhan pada tiap bus dan terjadi perubahan rugi-rugi
jaringan pada sistem. Perubahan rugi-rugi dan profil tegangan ini diakibatkan oleh karena kehadiran DG membuat kapasitas daya dari sistem
bertambah dan aliran daya pada sistem menjadi berubah. Melalui data profil rugi-rugi total jaringan dan profil tegangan di
atas, didapatkan data bahwa penempatan DG yang paling Optimal adalah pada bus 27 dengan kapasitas DG sebesar 6 MVAR dengan tingkat
kesesuaian DG sebesar 0,925, Dimana ketika DG diinterkoneksikan pada bus 27 rugi-rugi pada sistem menjadi sebesar 0,819 MVAR dan Pada
kondisi ini sistem mengalami penurunan rugi-rugi sebesar 60,77, yang semula sebesar 2,088 MVAR menjadi 0,819 MVAR. Pada kondisi ini juga
profil tegangan pada sistem mempunyai batas tegangan yang diizinkan menjadi 100 dimana sebelum adanya koneksi DG tambahan, profil
tegangan pada sistem yang berada pada batas tegangan yang diizinkan yaitu 3,33.
Universitas Sumatera Utara
57
5 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan