Bedside Teaching TINJAUAN PUSTAKA

xxxiii o. Melakukan kontrak topik interaksi berikutnya p. Melakukan kontrak waktu interaksi berikutnya q. Melakukan kontrak tempat interaksi berikutnya

B. Bedside Teaching

1. Pengertian Bedside Teaching BST Menurut Snell 2008, bedside teaching adalah pengajaran atau pembelajaran aktif dengan kehadiran pasien. Menurut Wardaningsih 2008, bedside teaching adalah pengajaran atau pembelajaran aktif langsung pada pasien. Sedangkan menurut Office of Regional Primary Care Education, Asheville, North Carolina 2008, bedside teaching didefinisikan sebagai pengajaran yang dapat dilakukan pada berbagai situasi sepanjang terdapat kehadiran pasien. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bedside teaching adalah pengajaran atau pembelajaran aktif yang dilakukan menggunakan pasien langsung sebagai media pembelajaran. 2. Tujuan Bedside Teaching BST Menurut Wardaningsih 2008 tujuan bedside teaching meliputi: a. Mengembangkan keterampilan interpersonal developing interpersonal skills. b. Mengembangkan interaksi pengajar, mahasiswa dan pasien c. Mengembangkan role-modeling. 3. Keuntungan Bedside Teaching Menurut Wardaningsih 2008 keuntungan bedside teaching antara lain: xxxiv a. Memungkinkan memperoleh informasi tambahan tentang mahasiswa maupun pasien. b. Memungkinkan untuk mengobservasi langsung keterampilan mahasiswa. c. Kesempatan bagi pengajar untuk memberikan contoh role modeling. d. Meningkatkan asuhan yang humanis humanize care e. Meningkatkan pembelajaran aktif active learning f. Meningkatkan partisipasi aktif pasien dalam asuhan. g. Meningkatakan pemahaman mahasiswa terhadap pasien. 4. Langkah Bedside Teaching BST Menurut Affandi 2008, langkah-langkah bedside teaching adalah sebagai berikut: a. Tahap Pre-Round Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1 Perencanaan Aspek penting pada perencanaan adalah mempertimbangkan tingkat pengetahuan dan pengalaman mahasiswa prior knowledge serta menetapkan tujuan pembelajaran. 2 Orientasi atau briefing Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini antara lain: a Mahasiswa diberitahu hal-hal yang tidak boleh didiskusikan langsung di hadapan pasien. b Menghindarkan penggunaan alat komunikasi selama bedside teaching. xxxv b. Tahap Round Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1 Perkenalan atau pengantar Mahasiswa didampingi perseptor melakukan perkenalan dengan pasien. 2 Interaksi Mahasiswa didampingi perseptor melakukan interaksi dengan pasien. 3 Observasi Perseptor mengobservasi keterampilan yang dilakukan mahasiswa. 4 Instruksi Perseptor memberikan instruksi pada mahasiswa tanpa membuat mahasiswa kehilangan muka di hadapan pasien. 5 Penyimpulan Perseptor membantu mahasiswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil interaksi dengan pasien. c. Tahap Post-Round Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1 Debriefing Mahasiswa berkumpul kembali untuk proses evaluasi hasil interaksi. 2 Feedback Mahasiswa diberi kesempatan untuk self review, peer review dan diberi umpan balik oleh preseptor. xxxvi 3 Case Analysis Mahasiswa dengan didampingi preseptor melakukan analisis kasus berdasarkan data yang diperoleh selama bedside teaching.

C. Metode Demonstrasi