70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan mengenai Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X2012, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut : 1.
Bahwa Fungsi DPD yaitu DPD sebagai lembaga Negara memiliki kewenangan dalam bidang pertimbangan dan pengawasan secara konstitusional, dengan
kewenagan ini, DPD dapat berhasil memperjuangkan aspirasi daerah dan juga dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Rancangan Undang-
Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah walaupun sejumlah kalangan
berpendapat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 telah mereduksi peran DPD
2. Fungsi Legislasi DPD diperkuat lewat putusan perkara Mahkamah Konstitusi
Nomor 92PUU-X2012 dengan permohonan pemohon dikabulkan untuk sebagian. Sehingga peran DPD telah kuat dalam proses pengajuan Rancangan
Undang-Undang dan pembahasan Rancangan Undang-Undang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumner daya
71
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD
tidak mengakomodir seluruh putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU- X2012 yang bersifat final dan mengikat. Ketika putusan tidak diakomodir,
maka Undang-Undang tersebut masih bertentangan dengan UUD.
B. Saran
1. DPD sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah seharusnya diberi kewenangan
dalam suatu Undang-Undang sesuai dengan aturan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 sehingga dapat lebih aktif dan produktif dalam menjalankan fungsi
konsultasi, pengawasan dan legislasinya. 2.
DPD lebih menyuarakan lagi tentang kewenangan DPD dalam bidang legislasi di tiap daerah sehingga masyarakat lebih mengenal wewenang DPD itu setara
dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden dalam bidang legislasi. 3.
Lewat pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 di Mahkamah Konstitusi, fungsi dan tugas DPD benar-benar disesuaikan dengan UUD 1945,
dan memberi sanksi apabila terjadi lagi pengabaian putusan Mahkamah Konstitusi.
18
BAB II PENGATURAN TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN
DAERAH DI INDONESIA A.
Kewenangan Memberi Pertimbangan dan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
DPD sebagai Lembaga Negara mengemban fungsi dalam bidang legislasi, pertimbangan dan pengawasan. Secara konstitusional, DPD diharapkan dapat
memperjuangkan aspirasi daerah. Kewenangan DPD diatur dalam pasal 22C dan pasal 22D UUD 1945, dan sesungguhnya peluang dalam mengoptimalkan peran
DPD masih ada. Kewenangan DPD dapat mengajukan Rancangan Undang- Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah
29
DPD juga ikut membahas Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah, serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas Rancangan Undang-Undang anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak,
.
29
Pasal 22 D Ayat 1 UUD Negara RI 1945.
19
pendidikan dan agama
30
dan terakhir dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang mengenai otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
31
Menurut Sri Soemantri Martosoewignjo, fungsi DPD lainnya adalah fungsi pertimbangan, dimana fungsi ini berkenaan dengan rancangan undang-
undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
32
I Dewa Gede Palguna juga mengatakan bahwa DPD juga memiliki fungsi konsultasi atau
fungsi pertimbangan. DPD diberi wewenang untuk melakukan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat terhadap rancangan undang-undang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara APBN serta Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
33
Pengaturan wewenang DPD dalam UUD 1945 diatur secara beriringan dengan tugas DPD yang diatur dalam Pasal 224 sampai dengan Pasal 226
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009. Sebagai kelanjutan dari fungsi pertimbangan, DPD memiliki tugas dan wewenang dalam fungsi pertimbangan
30
Pasal 22 D Ayat 2 UUD Negara RI 1945.
31
Pasal 22 D Ayat 3 UUD Negara RI 1945.
32
Sri Soemantri Martosoewignjo, Makalah Focus Group Discussion “Kedudukan dan Peranan Dewan Perwakilan Daerah DPD dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”, Jakarta,
28 Januari 2003, Yogyakarta, 24 Maret 2003, dan Semarang.
33
I Dewa Gede Palguna, Makalah Focus Group Discussion “Kedudukan dan Peranan Dewan Perwakilan Daerah DPD dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”, Semarang.
20
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009, Pasal 224 ayat 1 huruf d, yaitu
34
Terkait fungsi pengawasan, Ruang lingkup fungsi pengawasan DPD dilakukan terhadap menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-
Undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, pelaksanaan undang-undang APBN, pajak,pendidikan, dan agama kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti, dengan
demikian hasil pengawasan yang dilakukan oleh DPD diteruskan kepada DPR sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akhir.
: “memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama”
Terbatasnya ruang lingkup fungsi dan wewenang yang dimiliki DPD, menyebabkan keberadaan DPD sebagai lembaga negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia merupakan subordinasi dari DPR.
35
Hal pengawasan yang dimiliki DPD ini diatur pada pasal 224 Ayat 1 huruf f dalam Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2009, yaitu
36
menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan undang-undang APBN, pajak,
pendidikan, dan agama kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
:
34
Lihat Pasal 224 Ayat 1 huruf d pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009.
35
Salmon E.M. Nirahua, Kedudukan dan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia
, Jurnal Hukum, Volume 18, nomor 4 Oktober, 2011, Hal 14
.
36
Lihat Pasal 224 Ayat 1 huruf f pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009.
21
B. Kewenangan Legislasi Dewan Perwakilan Daerah Berdasarkan Undang-