commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Fenomena elektromagnetik yang ditunjukkan Faraday pada tahun 1845 mengenai konsep garis gaya adalah tentang intensitas medan magnet yang dapat
memutar bidang cahaya terpolarisasi dan sekarang dikenal dengan nama efek Faraday Sujadmoko, 2004. Perputaran bidang polarisasi dapat berupa polarisasi linier,
polarisasi melingkar dan polarisasi ellips. Perbedaan dari tiga polarisasi tersebut adalah bentuk bidang arah perambatan medan listriknya.
Suatu bahan tertentu dapat memiliki sifat optik aktif, yang pada umumnya dimiliki oleh zat molekul organik kompleks. Bila sebuah cahaya terpolarisasi linier
jatuh pada bahan optik aktif, maka cahaya yang keluar dari bahan akan tetap terpolarisasi linear. Gula termasuk zat yang memiliki sifat optik aktif dan memiliki
dua jenis yaitu monosakarida dan disakarida. Monosakarida dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah glukosa dan fruktosa. Masing-masing gula tersebut memiliki
kemampuan memutar bidang polarisasi yang berbeda-beda. Glukosa memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan, sedangkan fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri
Risvan Kuswurj,2008. Glukosa merupakan salah satu jenis gula pereduksi yang terdapat dalam
madu. Glukosa dalam madu berguna untuk memperlancar kerja jantung dan meringankan gangguan penyakit hati. Glukosa merupakan sumber energi untuk
seluruh jaringan sisitem otot. Ada bererapa cara untuk menentukan konsentrasi glukosa dalam suatu larutan. Penentuan konsentrasi glukosa dapat dilakukan dengan
metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, refraktometri, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT maupun berdasarkan reaksi
gugus fungsional dari senyawa sakarida. Metode ini dapat menentukan kadar gula pereduksi total tetapi tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual.
1
commit to user
2
Metode KCKT mempunyai keuntungan yaitu dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar dan senyawa yang tidak tahan panas.
Penentuan sudut putar polarisasi pada larutan glukosa dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip efek Faraday. Prinsip efek Faraday yaitu ketika sebuah bahan
optik aktif gkukosa dikenai medan magnet luar, glukosa dapat memutar bidang polarisasi cahaya dengan sudut tertentu.
Dinar 2007 telah melakukan penelitian tentang efek Faraday pada gelas flinta. Ketika sebuah bahan Gelas flinta dikenakan medan magnet kuat, bahan ini
menjadi optik aktif Sayan, 1997. Pada penelitian tersebut menggunakan bahan Flint Glass dengan panjang 30 mm dan medan magnet yang digunakan sebesar
1,0924±0,006T. Hasil penelitian didapatkan bahwa medan magnet yang dihasilkan oleh elektromagnetik dapat membuat gelas flinta mampu memutar bidang polarisasi
cahaya. Perputaran bidang polarisasi sebanding dengan rapat medan magnet rata-rata, dan panjang medium optic. Faktor kesebandingan tersebut dinamakan konstanta
Verdet. Setyawan 2008 telah melakukan penelitian tentang efek Faraday pada bahan
transparan KDP. Pada penelitian tersebut menggunakan medan magnet luar yang dihasilkan dari kumparan dengan jumlah lilitan 810, menggunakan kawat berdiameter
0,8 mm dan medan magnet yang dihasilkan sebesar 194,23 mT. Panjang gelombang sinar laser yang digunakan sebesar 632,8 nm dan 532 nm. Hasil penelitian didapatkan
bahwa setelah bahan transparan mendapat pengaruh medan magnet luar, maka terjadi perubahan sudut polarisasi pada bahan KDP. Semakin besar medan magnet yang
diberikan maka semakin besar perubahan sudut polarisasi yang terjadi. Untuk variasi panjang gelombang sinar laser yang digunakan diperoleh bahwa semakin kecil
panjang gelombang yang digunakan maka perubahan sudut polarisasi semakin besar. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mempelajari tentang cara
menentukan konsentrasi glukosa dalam larutan gula pasir menggunakan metode efek Faraday. Di Sub Laboratorium Fisika UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS terdapat
commit to user
3
rangkaian alat yang dapat digunakan untuk mengamati peristiwa efek Faraday dan menentukan konstanta Verdet.
1.2. Perumusan Masalah