ekonomis yang relatif singkat. Secara sistematis rumus biaya penyusutan de- ngan metode garis lurus adalah sebagai berikut : P =
Di mana : P = Jumlah penyusutan per bulan B = Harga beli asset
S = Nilai sisa N = Umur ekonomis asset bulan
6. Penerimaan
Total penerimaan adalah hasil pengalian antara jumlah barang yang ter- jual dengan harga barang tersebut, nilainya tergantung dari jumlah barang.
TP = R Q = H Q x Q Di mana : TP = total penerimaan
R = penerimaan H = harga barang
Q = jumlah barang yang terjual Penerimaan marjinal didefinisikan sebagai perubahan dalam penerimaan
sebagai akibat terjadinya perubahan dalam jumlah barang yang terjual Nicholson, 1994.
Bentuk penerimaan dapat digolongkan atas dua bagian, yaitu penerima- an yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang diproses dan peneri-
maan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses. Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan usaha tapi berhubungan dengan adanya kegiatan u-
saha, seperti penerimaan dalam bentuk bonus karena pembelian barang-ba- rang kebutuhan kegiatan usaha, penerimaan bunga bank, nilai sisa aset scrap
value, sewa gedung, sewa kendaraan, dan lain sebagainya Ibrahim, 2003. Penerimaan tunai usaha didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima
dari penjualan produk. Pengeluaran tunai usahadidefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usaha. Peneri-
maan tunai dan pengeluaran tunai tidak mencakup yang berbentuk benda.
Jadi nilai produk usaha yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usaha dan nilai kerja yang dibayar dengan benda tidak dihitung sebagai
pengeluaran tunai usaha Soekartawi dkk, 1986.
7. Keuntungan
Keuntungan usaha merupakan selisih antara nilai penjualan yang diteri- ma dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang dijual
tersebut. Keuntungan disebut sebagai kelebihan penerimaan revenue atas biaya-biaya yang dikeluarkan. Jika biayanya lebih besar daripada nilai pen-
jualan, yang berarti labanya negatif, maka situasi seperti ini disebut rugi Lipsey, et al, 1990.
Keuntungan profit adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha. Se- makin besar keuntungan yang diterima, semakin layak usaha yang dikem-
bangkan. Didasarkan pada perkiraan dan perencanaan produksi dapat diketa- hui pada jumlah produksi berapa perusahaan mendapat keuntungan dan pada
jumlah produksi berapa pula perusahaan mendapat kerugian Ibrahim, 2003. Laba yang paling maksimum akan diperoleh jika perusahaan memilih
tingkat keluaran pada saat dimana penerimaan marginal sama dengan biaya marjinal. Laba maksimum merupakan tujuan satu-satunya suatu perusahaan.
Perusahaan akan memilih kombinasi masukan terbaik dan tingkat keluaran yang paling menguntungkan. Perusahaan akan membuat perbedaan yang se-
besar-besarnya antara biaya produksi dengan total penerimaan. Perusahaan yang menginginkan laba maksimum akan mengambil keputusan secara marji-
nal. Pengusaha akan menyesuaikan variabel-variabel yang bisa dikontrol se- hingga memungkinkan untuk memperoleh laba yang tinggi. Hal ini bisa dila-
kukan dengan melihat laba increamental atau laba marjinal yang diperoleh dari penambahan produksi satu unit masukan. Sepanjang laba marjinal ini po-
sitif, kita boleh memproduksi lebih banyak keluaran dan lebih banyak meng- gunakan masukan, tetapi jika laba marjinal sudah mencapai 0 sebaiknya peru-
sahaan menghentikan penambahan produksinya. Sebab penambahan produksi ini tidak akan membawa keuntungan bagi perusahaan Nicholson, 1994.
Menurut Sunaryo 2001, keuntungan didefinisikan sebagai total penda- patan dikurangi total biaya. Dalam definisi keuntungan semua pendapatan
dan biaya baik berwujud maupun tidak berwujud harus diperhitungkan. Ke- untungan pengusaha adalah total penerimaan dikurangi total biaya, dimana
total penerimaan sama dengan jumlah keluaran terjual dikalikan dengan har- ga jual barang tersebut. Secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut:
π = Q x H – TB Di mana
: π = keuntungan
Q = jumlah keluaran terjual
H = harga jual barang
TB = total biaya
8. Profitabilitas