Pengadaan Bahan Baku ANALISIS USAHA INDUSTRI KERUPUK KRECEK PATI SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN KLATEN

Tabel 5.3. Sumber Modal Industri Kerupuk Krecek Pati Skala Rumah Tangga di Kabupaten Klaten Kasus di Kecamatan Pedan Bulan Februari 2010 No. Sumber modal Jumlah orang Prosentase 1. 2. Modal Sendiri Modal Pinjaman 18 2 90 10 Total 20 100 Sumber: Diadopsi dan diolah dari lampiran 1 Berdasarkan Tabel 5.3. diketahui bahwa 90 atau sebanyak 18 orang pengusaha kerupuk krecek pati dalam menjalankan usahanya mengguna-kan modal sendiri dan hanya 10 atau sebanyak 2 orang responden yang menjalankan usaha kerupuk krecek pati menggunakan modal pinjaman. Modal pinjaman tersebut diperoleh dari Lembaga Kredit yang ada di Kecamatan Pedan seperti Koperasi Simpan Pinjam dan Bank Perkreditan.

4. Pengadaan Bahan Baku

Sebagian besar pengusaha kerupuk krecek pati yang ditemui sebagai responden dalam pengadaan atau pembelian bahan baku dan bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses produksi kerupuk krecek pati yaitu untuk satu kali proses produksi. Hal ini dikarenakan para pengusaha ter-sebut memang tidak suka menyimpan bahan karena takut dimakan tikus dan disesuaikan dengan uang yang mereka miliki pada saat itu. Ada juga pengusaha yang membeli bahan baku untuk lebih dari satu kali produksi dikarenakan dengan dilakukannya penyimpanan bahan maka akan dapat mencegah kehabisan stok bahan baku karena usaha kerupuk krecek pati di-lakukan setiap hari, mengurangi risiko pada saat harga bahan baku akan naik dan terutama agar pengusaha tidak perlu repot setiap hari membeli ke pedagang. Mereka membeli bahan baku dan bumbu berdasarkan bahan baku atau bumbu apa yang sudah habis pada waktu itu. Jadi, pada saat pembelian bahan baku pengusaha kerupuk krecek pati membeli dalam jumlah yang cukup banyak atau untuk lebih dari satu kali produksi dan hanya satu atau dua macam bahan baku atau bumbu yang dibeli. Bagi pengusaha yang membeli bahan baku untuk disimpan maka ha-rus berhati-hati dalam penyimpanannya. Penyimpanan bahan dapat dila-kukan dengan meletakkan bahan di ruang yang tidak mungkin dijangkau oleh hewan seperti tikus yang dapat merusak bahan, yaitu seperti ruang yang sering ditempati penghuni rumah ruang keluarga karena dengan adanya manusia maka hewan tikus tidak mungkin mendekatinya. Tidak tepat meletakkan bahan di dapur karena dapur merupakan tempat yang ja-rang disinggahi orang apalagi pada malam hari. Hal itu ada kemungkinan besar akan mengakibatkan tikus merusak bahan. Cara lain untuk penyim-panan bahan dengan dimasukkan dalam almari. Ini akan lebih aman karena sulit dijangkau hewan perusak seperti tikus. Bahan baku utama untuk pembuatan kerupuk krecek pati adalah tepung tapioka dan gandum. Perbandingan ukuran dalam kombinasi antara tapioka dan gandum yang dibutuhkan untuk satu kali produksi kerupuk krecek pati pada masing-masing pengusaha berbeda-beda, paling banyak diantara responden yang ditemui menggunakan perbandingan 50:50 arti-nya untuk campuran 20 kg bahan yaitu terdiri 10 kg tepung tapioka dan tepung terigu 10 kg, tapi ada juga yang lebih banyak bagian tepung tapio-ka dibanding gandumnya dengan perbandingan 2:1 dan 3:1. Pengusaha menambahkan bumbu-bumbu ke dalam adonan yang ter-diri dari garam, bawang putih, penyedap rasa, trasi, ebi, kemiri, dan bleng supaya kerupuk krecek pati yang dibuat tidak terasa hambar. Penggunaan bumbu- bumbu dalam pembuatan kerupuk krecek pati ini sesuai dengan se-lera dari masing-masing pengusaha, sehingga menghasilkan rasa yang ber-beda-beda pula antara kerupuk krecek pati dari pengusaha yang satu de-ngan pengusaha lainnya. Penggunaan perbandingan bahan baku dan bum-bu-bumbu yang dipakai pengusaha kerupuk krecek pati yaitu setiap 20 kg bahan yang terdiri dari 10 kg tepung tapioka dan 10 kg gandum meng-gunakan 1-2 ons garam, 5- 6 ons bawang putih, 1-2,5 ons penyedap rasa, 2 bungkus terasi, 2-3 bungkus ebi, 0,5-2 ons kemiri, dan 6-7 ons bleng. Bahan baku dan bumbu untuk membuat kerupuk krecek pati tersebut mereka dapatkan dari toko atau pedagang yang ada di dekat rumah ma-sing- masing pengusaha atau di pasar, kebetulan di Desa Keden terdapat satu pasar yaitu Pasar Keden. Pedagang yang menjual tepung tapioka dan gandum merupakan pedagang besar yang mengambil barang bahan dari Klaten Kota. Pembelian bahan baku oleh para pengusaha kerupuk krecek pati ini sistemnya diambil sendiri karena memang letak toko tidak jauh dari rumah mereka, jadi tidak begitu mempengaruhi biaya produksi. Pembayaran bahan baku ada yang dilakukan langsung tunai dan ada yang dibayar di belakang atau disebut dengan istilah “alap nyaur”, yang artinya pembayaran dilakukan setelah melakukan pembelian yang berikutnya.

5. Peralatan Usaha