19
Baja ini mengandung khrom dan nikel, bersama dengan tembaga, Aluminium, titanium, atau molybdenum. Mereka
memiliki ketahanan korosi dan keliatan bahan yang baik, serta memiliki kekuatan yang tinggi pada temperatur
tinggi. Penggunaan yang paling utama baja ini yaitu pada industri pesawat terbang dan komponen struktural
pesawat ruang angkasa. Penelitian ini menggunakan bahan baja tahan karat seri 430
yang termasuk kedalam jenis baja tahan karat ferit. Sifat mampu las baja tahan karat ferit adalah sangat sukar mengeras, tetapi butirnya
mudah menjadi kasar yang menyebabkan ketangguhan dan keuletannya menurun. Penggetasan biasanya terjadi pada
pendinginan lambat dari 600ºC ke 400ºC. Karena sifatnya ini maka pada pengelasan baja ini harus dilakukan pemanasan mula antara
70ºC sampai 100ºC untuk menghindari retak dingin dan pendinginan dari 600ºC ke 400ºC harus terjadi dengan cepat untuk
menghindari penggetasan
seperti diterangkan
diatas Wiryosumarto, H. dkk, 2000.
2.2.3 Aluminium
Aluminium dan paduan Aluminium termasuk logam ringan yang mempunyai kekuatan tinggi, tahan terhadap karat dan
merupakan konduktor listrik yang cukup baik. Logam ini dipakai
20
secara luas dalam bidang kimia, listrik, bangunan, transportasi dan alat-alat penyimpanan.
Wiryosumarto, H. dkk 2000 dalam hal pengelasan, paduan Aluminium mempunyai sifat yang kurang baik bila dibandingkan
dengan baja. Sifat-sifat yang kurang baik atau merugikan tersebut adalah:
1. Karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi maka sukar sekali untuk memanaskan dan mencairkan
sebagian kecil saja. 2. Paduan Aluminium mudah teroksidasi dan membentuk
oksida Aluminium yang mempunyai titik cair yang
tinggi. Karena sifat ini maka peleburan antara logam dasar dan logam las menjadi terhalang.
3. Karena mempunyai koefisien muai yang besar, maka mudah sekali terjadi deformasi sehingga paduan-paduan
yang mempunyai sifat getas panas akan cenderung membentuk retak-panas.
4. Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan hidrogen dalam logam cair dan logam padat, maka dalam proses
pembekuan yang terlalu cepat akan terbentuk rongga halus bekas kantong-kantong oksigen.
5. Paduan Aluminium mempunyai berat jenis rendah, karena itu banyak zat-zat lain yang terbentuk selama
pengelasan akan tenggelam. Keadaan ini memudahkan
21
terkandungnya zat-zat yang tidak dikehendaki ke dalamnya.
6. Karena titik cair dan viskositasnya rendah, maka daerah yang kena pemanasan mudah cair dan jatuh menetes.
Aluminium dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis paduan dan serinya. Wiryosumarto, H. dkk 2000 menguraikan sifat umum
dari beberapa jenis paduan Aluminium:
1. Jenis Al-murni teknik seri 1000 Jenis ini adalah Aluminium dengan kemurniannya antara
99,0 dan 99,9. Aluminium dalam seri ini disamping sifatnya yang baik dalam tahan karat, konduksi
panas,dan konduksi listrik juga memiliki sifat yang memuaskan dalam mampu-las dan mampu-potong. Hal
yang kurang menguntungkan adalah kekuatannya rendah.
2. Jenis paduan Al-Cu seri 2000 Paduan jenis ini adalah jenis yang dapat diperlaku-
panaskan. Dengan melalui pengerasan endap atau penyepuhan sifat mekanik paduan ini dapat menyamai
sifat dari baja lunak, tetapi daya tahan korosinya rendah bila dibanding dengan jenis paduan yang lainnya. Sifat
mampu las juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini biasanya digunakan pada konstruksi keling dan banyak
22
sekali digunakan dalam konstruksi pesawat terang seperti duralumin 2017 dan super duralumin 2024.
3. Jenis paduan Al-Mn seri 3000 Paduan ini adalah jenis yang tidak dapat diperlaku-
panaskan sehingga penaikan kekuatannya hanya dapat diusahakan melalui pengerjaan dingin dalam proses
pembuatannya. Bila dibandingkan dengan jenis Al-murni paduan ini mempunyai sifat yang sama dalam hal daya
tahan korosi, mampu potong dan sifat mampu lasnya. Dalam hal kekuatan jenis paduan ini lebih unggul
daripada jenis Al-murni. 4. Paduan jenis AL-Si seri 4000
Paduan Al-Si termasuk jenis yang tidak dapat diperlaku- panaskan. Jenis ini dalam keadaan cair mempunyai sifat
mampu alir yang baik dan dalam proses pembekuannya hampir tidak terjadi retak. Karena sifat-sifatnya, maka
paduan jenis Al-Si banyak digunakan sebagai bahan atau logam las dalam pengelasan paduan Aluminium baik
paduan cor maupun paduan tempa. 5. Paduan jenis Al-Mg seri 5000
Jenis ini termasuk paduan yang tidak dapat diperlaku- panaskan, tetapi mempunyai sifat yang baik dalam daya
tahan korosi, terutama korosi oleh air laut, dan dalam sifat mampu-lasnya. Paduan Al-Mg banyak digunakan
23
tidak hanya dalam konstruksi umum, tetapi juga untuk tangki-tangki penyimpanan gas alam cair dan oksigen
cair. 6. Paduan jenis Al-Mg-Si seri 6000
Paduan ini termasuk dalam jenis yang dapat dipelaku- panaskan dan mempunyai sifat mampu-potong, mampu
las dan daya tahan korosi yang cukup baik. 7. Paduan jenis Al-Zn seri 7000
Paduan ini termasuk jenis yang dapat diperlaku- panaskan. Biasanya kedalam paduan pokok Al-Zn
ditambahkan Mg, Cu dan Cr. Kekuatan tarik yang dapat dicapai lebih dari 50kgmm², sehingga paduan ini
dinamakan juga ultra duralumin. Berlawanan dengan kekuatan tariknya, sifat mmapu las dan daya tahannya
terhadap korosi kurang menguntungkan. Dalam waktu akhir-akhir ini paduan Al-Zn-Mg mulai banyak digunakan
dalam konstruksi las, karena jenis ini mempunyai sifat mampu las dan daya tahan korosi yang lebih baik
daripada paduan dasar Al-Zn. Disamping itu juga pelunakan pada daerah las dapat mengeras kembali
karena pengerasan alamiah. Pada penelitian ini menggunakan bahan Aluminium paduan
jenis Al-Mg-Si dengan seri 6019, material ini digunakan karena dapat dengan mudah didapatkan dipasaran. Aluminium jenis ini
24
dapat dilas dengan baik asal diikuti dengan perlakuan panas kembali Wiryosumarto, H. dkk, 2009.
2.2.4 Seng Zinc