DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Klasifikasi Analisis Validitas isi
36 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian Tabel
39 Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
44 Tabel 3.4. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata
Bahan Ajar Pembelajaran 45
Tabel 3.5. Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
46 Tabel 4.1. Hasil Standarisasi Bahan Ajar
50 Tabel 4.2. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum
Nilai komunikatif, kerjasama dan rasa ingin tahu Siswa Kelompok Sampel
51 Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data
Tes Awal Hasil Belajar kelompok Sampel 51
Tabel 4.4. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data Tes Akhir Hasil Belajar Kelompok Sampel
52 Tabel 4.5 Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data
Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data 54
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Komunikatif, Kerjasama dan Rasa Ingin Tahu 55
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Gain Hasil Belajar Siswa 56
Tabel 4.10.
Derajat Determinasi 56
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Bahan Ajar
41 Gambar 3.2 Skema Desain Langkah-langkah
Bahan Ajar dan Karakter 41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Hidrolisis
66 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rpp
69 Lampiran 3a. Lembar Analisiss Pertemuan 1
80 Lampiran 3b. Jawaban Analisis Masalah Pertemuan 1
87 Lampiran 4a. Lembar Analisis Pertemuan 2
90 Lampiran 4b. Jawaban Analisis Masalah Pertemuan 2
94 Lampiran 5. Karakter Komunikatif,Kerjasama,Rasa Ingin Tahu
97 Lampiran 6. Instrumen Tes Sblm Valid
99 Lampiran 7. Instrumen Tes Sesudah Valid
107 Lampiran 8. Jawaban Instrumen Tes Sblm Valid
112 Lampiran 9. Jawaban Instrumen Tes Ssdh Valid
113 Lampiran 10. Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes
114 Lampiran 11. Kisi-Kisi Instrumen Validator 1
138 Lampiran 12. Kisi-Kisi Instrumen Tes Validator 2
158 Lampiran 13. Format Lembar Jawaban
178 Lampiran 14. Bahan Ajar
180 Lampiran 15. Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran
206 Lampiran 16. Validitas Hitung
218 Lampiran 17. Realibilitas
219 Lampiran 18. Tabel Realibilitas
220 Lampiran 19. Tingkat Kesukaran
221 Lampiran 20. Perhitungan Daya Beda
223 Lampiran 21. Tabel Distraktor
224 Lampiran 22. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test
228 Lampiran 23. Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran
230 Lampiran 24. Penilaian Buku Teks Pelajaran
242 Lampiran 25. Data Hasil Karakter
252 Lampiran 26. Data Hasil Penelitian
254 Lampiran 27. Uji Normalitas
256 viii
Lampiran 28. Uji Homogenitas Data 262
Lampiran 29. Uji Hipotesis 263
Lampiran 30. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 267
Lampiran 31. Perhitungan Koefisien Determinasi 268
Lampiran 32. Jadwal Kegiatan Penelitian 269
Lampiran 33. Tabel Nilai-Nilai R-Product Moment 271
Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 271
Lampiran 35. Surat 280
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu pembaharuan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pendidikan
diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah
budaya dan karakter bangsa. Tujuan pendidikan dalam Undang-undang tentang sistem Pendidikan
Nasional No.20 Bab II pasal 3 Tahun 2003 menjelaskan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” Depdiknas, 2003. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia
Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa. Namun salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran dikelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya untuk kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi
mereka miskin aplikasi. Dengan kata lain pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan membangun karakter potensi yang dimilki untuk
memecahkan masalahnya sendiri serta tidak menjadikan manusia yang lebih kreatif.
Isi yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional serta permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan sekarang terlihat jelas bahwa pendidikan bukan
hanya membangun ranah kognitif atau ranah yang mencakup kegiatan otak mental yang berorientasi pada kemampuan berfikir saja tetapi juga membentuk
ranah psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu serta
membangun ranah afektif yang mencakup watak prilaku karakter seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai.
Berdasarkan hasil observasi selama dan wawancara dengan guru kimia di MAPN 4 Medan masih menggunakan proses pembelajaran kimia dengan cara
yang monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru teacher centered approach
. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan proses belajar mengajar perlu pengalaman pemecahan masalah. Dengan pendekatan yang
diterapkan oleh guru tersebut, menyebabkan masih belum tercapainya efektivitas pembelajaran kimia di sekolah. Di samping itu, sumber belajar yang ada
umumnya hanya menyajikan sebatas materi. Peserta didik masih bergantung pada pendidik dalam proses pemahamannya. Peserta didik enggan ketika diminta untuk
mempelajari sendiri materi dalam buku. Adanya permasalahan ini mendorong perlunya sumber belajar.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guruinstruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis Makmur, 2012. Pengembangan bahan ajar yang berkualitas dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter diharapkan dapat menciptakan generasi berkarakter yang memiliki kompetensi utuh, termasuk yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pendidikan yang memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang mampu menguasai IPTEK yaitu pendidikan dalam bidang sains IPA. Salah satu cabang dari pendidikan IPA adalah pendidikan kimia.