Teknik Pengumpulan Data Simpulan

b. Pengetahuan dan Pemhaman Tentang Peraturan Perpajakan

Pengetahuan peraturan perpajakan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pemahaman peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang telah ada. Wajib pajak yang tidak mengerti akan perpajakan maka akan menjadi wajib pajak yang tidak taat. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 5 poin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Isgiyarta 2014 pengetahuan dan pemahaman tentang perpajakan diukur melalui kuesioner sebagai berikut: a. Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak. b. Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan Penghasilan Neto dikurangi PTKP kemudian dikalikan dengan tarif yang berlaku. c. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak diperoleh dari sosialisasi yang diadakan oleh KPP. d. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak diperoleh dari training.

c. Kualitas Layanan

Pelayanan adalah variabel independen yaitu cara melayani dengan membantu dn mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang. Definisi kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang membutuhkannya. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 5 poin. Berdasarkan penelitian Syahputra 2015 mengukur kualitas layanan melalui kuesioner sebagai berikut: a. Petugas pajak telah memberikan pelayanan dengan baik b. Petugas pajak senantiasa memperhatikan keberatan Wajib pajak atas pajak yang dikenakan. c. Dalam menentukan pajak, ketetapan tarifnya telah adil. d. Cara membayar dan melunasi pajak adalah mudah dan efisien

d. Kondisi keuangan

Kondisi keuangan adalah kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan primer maupun tersier berdasarkan pendapatan yang dimiliki kondisi keuangan dapat dikatakan baik jika kebutuhan yang dimiliki tidak meminta bantuan dari orang lain atau tidak melakukan pinjaman dari orang lain. sebaliknya, jika individu tersebut sering meminta bantuan atau melakukan pinjaman dari orang lain dapat dikatakan kondisi keuangan wajib pajak tersebut buruk. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 5 poin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nurvita 2016 kondisi keuangan diukur melalui kuesioner sebagai berikut: a. Saya melaporkan kewajiban pajak dengan sebenar- benarnya sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. b. Dari penghasilan yang diterima diperoleh saya melaporkan pajak tepat waktu c. Semakin tinggi penghasilan yang diterima, semakin tinggi pajak yang harus dibayar

e. Kemauan membayar pajak

Kemauan membayar pajak adalah suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang yang ditetapkan dengan peraturan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum Negara dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi secara langsung.Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 5 poin. Berdasarkan Nurmiati 2014 dan Nugroho 2016 kemauan membayar pajak diukur melalui kuesioner sebagai berikut: a. Wajib Pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak. b. Wajib Pajak berusaha mencari informasi mengenai tempat dan cara membayar pajak. c. Wajib Pajak berusaha mencari informasi mengenai batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak. d. Sebelum melalukan pembayaran pajak, Wajib Pajak melakukan konsultasi dengan pihak yang memahami tentang peraturan pajak. e. Wajib Pajak mendaftarkan sendiri sebagai Wajib Pajak untuk mendapatkan NPWP. f. Wajib Pajak menyampaikan SPT atas kemauan dan keinginan sendiri. g. Wajib Pajak mengalokasikan dana untuk membayar pajak. h. Wajib Pajak membayar pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. i. Saya selalu membayar pajak tepat waktu. 2.Pengukuran Variabel Penelitian ini terdiri atas 4 empat variabel bebas kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, kualitas layanan, dan kondisi keuangan, dan 1 satu variabel terikat yaitu kemauan membayar pajak.

a. Kesadaran membayar pajak

Keterangan : Jika 1 berarti kesadaran membayar pajak sangat rendah, jika 2 berarti kesadaran membayar pajak rendah, jika 3 berarti kesadaran membayar pajak ragu-ragu, jika 4 berarti kesadaran membayar pajak tinggi, jika 5 berarti kesadaran membayar pajak sangat tinggi b. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan Keterangan : Jika 1 berarti Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan sangat rendah, jika 2 berarti Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan rendah, jika 3 berarti Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan ragu-ragu, jika 4 berarti Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan tinggi, jika 5 berarti Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan sangat tinggi c. Kualitas layanan Keterangan : Jika 1 berarti Kualitas layanan sangat rendah, jika 2 berarti Kualitas layanan rendah, jika 3 berarti kualitas layanan ragu-ragu, jika 4 berarti Kualitas layanan tinggi, jika 5 berarti Kualitas layanan sangat tinggi.

d. Kondisi keuangan

Keterangan : Jika 1 berarti Kondisi keuangan sangat rendah, jika 2 berarti Kondisi keuangan rendah, jika 3 berarti Kondisi keuangan ragu-ragu, jika 4 berarti Kondisi keuangan tinggi, jika 5 berarti Kondisi keuangan sangat tinggi e. Kemauan Membayar Pajak Keterangan : Jika 1 berarti kemauan membayar pajak sangat rendah, jika 2 berarti kemauan membayar pajak rendah, jika 3 berarti kemauan membayar pajak ragu-ragu, jika 4 berarti kemauan membayar pajak tinggi, jika 5 berarti kemauan membayar pajak sangat tinggi.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner maka perlu dilakukan uji kualitas instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas .

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur. Instrumen dapat dikatakan valid apabila menghasilkan hasil ukur sesuai dengan apa yang diinginkan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Factor Analysis, dimana suatu instrument dapat dikatakan valid jika jika component matrix 0,4 Nazaruddin 2006.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi derajat ketergantungan dan stabilitas alat ukur.Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Agar suatu variabel dapat diketahui reliable atau tidaknya maka perlu dilakukan uji statistik dengan melihat hasil Cronbach’s Alpha.Pengambilan keputusan berdasarkan : jika nilai Cronbach Alpha melebihi 0,70 maka pertanyaan tersebut reliabel, demikian pula sebaliknya Ghozali, 2011

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis linear berganda. Pengujian regresi linier beganda dengan persaaan sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + e Keterangan : Y = kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi α = Konstanta Intercept β1-β4 = Koefisien Regresi X1 = Kesadaran Membayar Pajak X2 = Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan X3 = Kualitas layanan X4= Kondisi Keuangan e = Standar error

a. Uji nilai F

Uji nilai F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara bersama- sama.Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika nilai sig 0,05 maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama sama

b. Uji nilai t

Uji nilai t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak.Yaitu untuk mengetahui pengaruh pengaruh variabel independensi, kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, kualitas layanan dan kondisi keuangan secara parsial dengan variabel dependen yakni kemauan membayar pajak.Untuk dapat melihat apakah variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dapat di uji dengan menggunakan tingkat signi fikansi α = 0,05.Untuk menganalisanya menggunakan ketentuan yaknijika signifikan t 0,05 dan koefisien beta searah dengan hipotesis maka hipotesis diterima, sedangkan jika signifikasi t 0,05 dan koefisien beta tidak searah dengan hipotesis maka hipotesis ditolak.

c. Uji koefisien determinasi Adjusted R Square

Uji ini digunakan untuk dapat mengetahui seberapa besar keterikatan variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai koefisien dapat dilihat dari nilai adjusted r squarenya. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati angka 1 menandakan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin jelas

2. Analisis Data

a. Statistic Deskriptif

Statistic deskriptif berfungsi untuk menunjukkan gambaran secara statistic data yang diteliti meliputi jumlah data, mean, standar deviasi, dan nilai variasi dari masing-masing variabel penelitian. Maksimum-maksimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dai populasi sedangkan jarak range di gunakan untuk melihat selisih antara nilai maksimum dan minimum. Mean digunakan untuk menilai besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispresi rata- rata dari sampel.Nilai variasi data variance digunakan untuk menilai tingkat variasi dari suatu data.

b. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1 Uji normalitas Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Ones Sample Kormogrov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dilihat dari nilai sig. unstandardized Residual yang dihasilkan. Jika nilai sig 5 maka dapat disimpulkan residual menyebar normal, dan jika nilai sig 5 maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar tidak normal Nazaruddin dan Basuki, 2016 2 Uji multikolinearitas Uji multikolinierias dilakukan untuk menguji apakah terdapat model regresi yang berkolerasi dengan variabel bebas dalam penelitian.Pendeteksian multikolinieritas dapa dilihat dari nilai Variance Inflation Factors VIF.Apabila nilai VIF 10 maka tidak terdapat multikolinieritas dalam variabel bebas, begitu pula sebaliknya Nazaruddin dan Basuki, 2016. 3 Uji heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser, dengan cara melihat nilai sig yang dihasilkan. Apabila nilai sig 5 maka dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas Nazaruddin dan Basuki, 2016. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi, penyebaran dan pengambilan kuesioner dilakukan mulai tanggal 27 Desember 2016 sampai 1 Januari 2017 di wilayah bantul. Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan, peneliti berhasil menyebar 100 kuesioner. Penelitian dilanjutkan dengan menggunakan web agar mempermudah pengsian dan proses kembalinya kuesioner tersebut. Dimana penyebaran tersebut dilakukan dengan cara memberikan link web melalui social media seperti bbm,line, dan WhatsApp. Dari penyebaran 80 kuesioner yang dibagikan maka dapat dilihat hasil dari kuesioner yang kembali dan telah diisi secara lengkap sesuai dengan criteria sebanyak 50 kuesioner. Penyebaran kuesioner yang dilakukan mendapat anggapan yang baik dari setiap responden yang diminta untuk mengisi angket sehingga tidak ada kuesioner yang hilang atau tidak kembali. Dari total 180 kuesioner yang disebar oleh peneliti, terdapat 75 kuesioner yang tidak dapat diolah dimana kuesioner tersebut tidak memenuhi criteria atau rusak. Dari data yang dapat diolah sebanyak 105 kuesioner. Kemudian dari data-data hasil kuesioner tersebut dianalisis untuk mendapatkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lamanya menjadi wajib pajak. Dari hasil penerimaan kuesioner tersebut, dapat dilakukan analisis data yang dirangkum pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Gambaran pengumpulan kuesioner Kuesioner yang disebarkan langsung 100 Kuesioner yang disebarkan melalui web 80 Kuesioner yang tidak memenuhi criteria 75 Kuesioner yang dapat diolah 105 Sumber: Data primer diolah 2017

1. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lamanya menjadi wajib pajak. Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Wajib Pajak No Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1 Laki-laki 34 47,2 2 Perempuan 38 52,8 Total 72 100 Sumber: Data primer diolah 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini responden yang memiliki jenis kelamin Laki-laki dominan yaitu sebanyak 38 atau presentase sebesar 52,8. Responden perempuan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34 atau presentase sebesar 47,2 . Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Wajib Pajak No Usia Jumlah Presentase 1 20-30 59 76,6 2 31- 40 9 11,7 3 41-50 8 10,4 4 50 1 1,3 Total 77 100 Sumber: Data primer dioleh 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan dalam penelitian ini responden dengan usia 20-30 tahun diperingkat pertama yaitu sebanyak 59 atau sebesar 76,6. Responden dengan usia 31-40 tahun pada peringkat kedua yaitu sebanyak 9 atau sebesar 11,7. Responden dengan usia 41-50 tahun pada peringkat ketiga yaitu sebanyak 8 atau sebesar 10,4. Responden dengan usia diatas 50 tahun pada peringkat terakhir yaitu sebanyak 1 atau sebesar 1,3. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Wajib Pajak No Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase 1 SD 1 1,3 2 SMP 5 6,6 3 SMA 47 61,8 4 D3 5 6,6 5 S1 14 18,4 6 S2 4 5,3 Total 76 100 Sumber: Data Primer Diolah 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir, pendidikan SMA lebih dominan yaitu sebanyak 47 atau sebesar 61,8. Responden berdasarkan pendidikan terakhir pada peringkat kedua yaitu S1 sebanyak 14 atau sebesar 18,4. Responden berdasarkan pendidikan terakhir pada peringkat ketiga yaitu D3 sebanyak 5 atau sebesar 6,6. Responden berdasarkan pendidikan terakhir pada peringkat keempat yaitu SMP sebanyak 5 atau sebesar 6,6. Responden berdasarkan pendidikan terakhir pada peringkat kelima yaitu S2 sebanyak 4 atau sebesar 5,3. Responden berdasarkan pendidikan terakhir yang menduduki peringkat terakhir yaitu SD sebanyak 1 atau sebesar1,3. Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Wajib Pajak No Lamanya menjadi Wajib Pajak Jumlah Presentase 1 1-5 49 65,3 2 6-10 10 13,3 3 11-15 4 5,4 4 20 12 16 Total 75 100 Sumber: Data Primer Diolah 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini responden lamanya menjadi wajib pajak 1-5 tahun lebih dominan yaitu sebanyak 49 atau sebesar 65,3. Responden lamanya menjadi wajib pajak diatas 20 tahun diperingkat kedua yaitu sebanyak 12 atau sebesar 16. Responden lamanya menjadi wajib pajak 6-10 tahun diperingkat ketiga yaitu sebanyak 10 atau sebesar 13,3. Rasponden lamanya menjadi wajib pajak 11-15 tahun diperingkat terakhir yaitu sebanyak 4 atau sebesar 5,4 . Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Wilayah No Wilayah Jumlah Presentase 1 Bantul 77 73,3 2 Sleman 28 26,7 Total 105 100 Sumber: Data Primer Diolah 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penilitian ini responden di wilayah Bantul lebih dominan yaitu sebanyak 77 atau sebesar 73,3. Responden di wilayah Sleman dalam penelitian ini yaitu sebanyak 28 atau sebesar 26,7.

B. Hasil dan Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil pengujian analisis statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Uji Statistik Deskripitif Variabel N Kisaran Teoritis Mean Teoritis Kisaran Aktual Mean Aktual Std. Deviasi Kemauan 105 9-45 19 26-45 36,03 3,758 Kesadaran 105 8-40 18 22-40 33,25 3,567 PPTP 105 4-20 10 10-20 15,55 2,029 KL 105 4-20 14 6-20 15,44 2,635 KK 105 3-15 6 9-15 12,41 1,524 Sumber: Data Primer Diolah 2017 Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif dari suatu daa yang dapat dilihat dari nilai rata-rata mean dan standar deviasi.Kisaran teoritis menjelaskan kisaran yang seharusnya antara skor jawaban paling rendah dengan skor jawaban paling tinggi berdasarkan jumlah butir dan jumlah skala interval dalam kuesioner.Kisaran actual menjelaskan skor jawaban responden penelitian terendah dan tertinggi. Mean merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distribusi data berdasarkan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok data yang diteliti. Sedangkan, standar deviasi merupakan varian untuk mengukur disperse dengan nilai dikuadratkan Bambang dan Indrianto 2002. Berdasarkan data pada tabel 4.7 diatas dapat diketahui informasi tentang standar deviasi, rata-rata, serta rentag teoritis masing-masing pertanyaan dan rentang actual dari masing-masing responden. Berdasarkan tabel 4.7 disajikan hasil; statistic deskriptif tentang variabel-variabel penelitian sebagai berikut: a. Kemauan membayar pajak Variabel kemauan diukur dengan menggunakan instrument yang terdiri dari 9 pertanyaan. Pada tabel 4.7 dari 105 responden dihasilkan rentang actual 26-45, artinya kemauan membayar pajak yang rendah berada pada kisaran 26 dan tingkat kemauan membayar pajak yang lebih tinggi berada pada kisaran 45 sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 9 menunjukkan kemauan yang paling rendah sampai 45 menunjukkan kemauan yang paling tinggi. Tanggapan menegenai kemauan membayar pajak menunjukkan mean actual sebesar 36,03 yang berada diatas mean teoritis yaitu sebesar 19. Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa memiliki kemauan membayar pajak yang tinggi. b. Kesadaran membayar pajak Variabel kesadaran diukur dengan menggunakan instrument yang terdiri dari 8 pertanyaan. Pada tabel 4.7 dari 105 responden dihasilkan rentang actual 22-40, artinya kesadaran membayar pajak yang rendah berada pada kisaran 22 dan tingkat kesadaran membayar pajak yang lebih tinggi berada pada kisaran 40 sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 8 menunjukkan kesadaran yang paling rendah sampai 40 menunjukkan kesadaran yang paling tinggi. Tanggapan menegenai kesadaran menunjukkan mean actual sebesar 33,25 yang berada diatas mean teoritis yaitu sebesar 18. Hal ini menunjukkan adanya penilaian bahwa ada sikap positif dari wajib pajak mengenai kesadaran membayar pajak. c. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan Variabel Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan diukur dengan menggunakan instrument yang terdiri dari 4 pertanyaan. Pada tabel 4.7 dari 105 responden dihasilkan rentang actual 10-20, Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan yang rendah berada pada kisaran 10 dan tingkat Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan yang lebih tinggi berada pada kisaran 20 sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 4 menunjukkan Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan yang paling rendah sampai 20 menunjukkan Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan yang paling tinggi. Tanggapan menegenai Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan menunjukkan mean actual sebesar 15,55 yang berada diatas mean teoritis yaitu sebesar 10. Hal ini menunjukkan adanya Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan yang relatif tinggi dari responden. d. Kualitas layanan Variabel Kualitas layanan diukur dengan menggunakan instrument yang terdiri dari 4 pertanyaan. Pada tabel 4.7 dari 105 responden dihasilkan rentang actual 6-20, Kualitas layanan yang rendah berada pada kisaran 6 dan tingkat Kualitas layanan yang lebih tinggi berada pada kisaran 20 sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 4 menunjukkan Kualitas layanan yang paling rendah sampai 20 menunjukkan Kualitas layanan yang paling tinggi. Tanggapan menegenai kualitas layanan menunjukkan mean actual sebesar 15,44 yang berada diatas mean teoritis yaitu sebesar 14. .Hal ini menunjukkan adanya penilaian bahwa responden merasakan mendapatkan pelayan yang baik dari petugas pajak. e. Kondisi keuangan Variabel kondisi keungan diukur dengan menggunakan instrument yang terdiri dari 3 pertanyaan. Pada tabel 4.7 dari 105 responden dihasilkan rentang actual 9-15, kondisi keungan yang rendah berada pada kisaran 9 dan tingkat kondisi keungan yang lebih tinggi berada pada kisaran 15 sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 3 menunjukkan kondisi keungan yang paling rendah sampai 15 menunjukkan kondisi keungan yang paling tinggi. Tanggapan menegenai kondisi keuangan menunjukkan mean actual sebesar 12,41 yang berada diatas mean teoritis yaitu sebesar 6. Hal ini menunjukkan adanya penilaian bahwa ada persepsi positif dari wajib pajak mengenai kondisi keungan pribadi wajib pajak.

2. Uji Kualitas data

a. Uji Validitas

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas No Variabel Nilai Component Matrix Keterangan 1 Kemauan membayar pajak Kemauan1 0,632 Kemauan2 0,631 Kemauan3 0,807 Kemauan4 0,640 Kemauan5 0,663 Kemauan6 0,764 Kemauan7 0,616 Kemauan8 0,732 Kemauan9 0,778 Valid 2 Kesadaran memabayar pajak Kesadaran1 0,609 Kesadaran2 0,631 Kesadaran3 0,699 Kesadaran4 0,704 Kesadaran5 0,724 Kesadaran6 0,825 Kesadaran7 0,772 Valid Kesadaran8 0,699 3 Pengetahuan dan pemahaman4tentang peraturan perpajakan PPTP1 0,643 PPTP2 0,794 PPTP3 0,752 PPTP4 0,801 Valid 4 Kualitas layanan KL1 0,825 KL2 0,913 KL3 0,805 KL4 0,847 Valid 5 Kondisi keuangan KK1 0,905 KK2 0,842 KK3 0,845 Valid Sumber: Data Primer diolah 2017 Uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrument dapat mengukur sah alat ukur dari instumen atau kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat Component Matrix 0,4 maka instrument terebut dikatakan valid Nazaruddin 2006. Dari hasil analisis seperti yang disajikan pada tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa masing-masing untuk tiap indikator dinyatakan valid karena component matrix 0,4.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel.Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan metode uji statistic Cronbach’s Alpha koefisien keandalan yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik suatu item instrument berkorelasi positif dengan item lainnya.Semakin tinggi Alpha berarti semakin baik pengukuran suatu instrument. Variabel dikatakan andal reliable jika memberikan Cronbach’s Alpha 0,70 Ghozali,2011. Berdasarkan analisis uji reliabilitas menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan Kemauan Membayar pajak 0,865 Reliable Kesadaran membayar pajak 0,855 Reliable Pengetahuan dan Pemahaman Tentang peraturan Perpajakan 0,737 Reliable Kualitas Layanan 0,867 Reliable Kondisi Keuangan 0,830 Reliable Sumber: Data Primer Diolah 2017 Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang berarti apabila pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relative sama dengan jawaban yang sebelumnya.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang diunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N 105 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.85866920 Most Extreme Differences Absolute .100 Positive .057 Negative -.100 Kolmogorov-Smirnov Z 1.020 Asymp. Sig. 2-tailed .249 Sumber: Data Primer diolah 2017 Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan hasil bahwa nilai Asmp. Sig 2-tailed sebesar 0,249 a 0,05. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Uji mulikolinieritas dalam penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance atau Variance Inflation Factor VIF. Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.11 Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolinieritas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 6.251 1.812 3.451 .001 KESADAR AN .236 .083 .224 2.830 .006 .389 2.568 PPTP .838 .151 .453 5.541 .000 .367 2.727 KL .135 .100 .094 1.351 .180 .501 1.996 KK .548 .172 .222 3.188 .002 .503 1.988 Sumber: Data Primer diolah 2017 Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan hasil VIF masing-masing variabel 10 dan nilai tolerance 0,1. Kesadaran sebesar 2,568 dan nilai tolerance sebesar 0,389; Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan PPTP sebesar 2,727 dan nilai tolerance sebesar 0,367 ; Kualitas layanan KL sebesar 1,996 dan nilai tolerance sebesar 0,501; Kondisi Keuangan KK sebesar 1,988 dan nilai tolerance sebesar 0,503. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1Constant -.132 1.105 -.119 .905 KESADARAN .075 .051 .225 1.466 .146 PPTP -.137 .092 -.234 -1.481 .142 KL -.067 .061 -.150 -1.109 .270 KK .181 .105 .232 1.722 .088 Sumber: Data Primer diolah 2017 Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan dari masig-masing variabel independen pada penelitian ini lebih besar dari a 0,05. Variabel kesadaran membayar pajak sebesar 0,146; pengetahuan dan pemahaman tentang peratura perpajakan sebesar 0,142; variabel kualitas layanan sebasar 0,270; variabel kondisi keuangan sebesar 0,088.Jadi dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

C. Hasil Penelitian Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.251 1.812 3.451 .001 KESADARAN .236 .083 .224 2.830 .006 PPTP .838 .151 .453 5.541 .000 KL .135 .100 .094 1.351 .180 KK .548 .172 .222 3.188 .002 Sumber: Data Primer diolah 2017 Dari tabel 4.13 Diatas terdapat nilai konstanta dan nilai koefisien regresi linier berganda untuk masing-masing variabel bebas. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat ditentukan model regresi linier berganda yang dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Y = 6,251 + 0,236 KESADARAN + 0,838 PPTP + 0,135 KL + 0,548 KK + e Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat hubungan masing- masing variabel sebagai berikut: a. nilai konstanta sebesar 6,251 menunjukkan apabila sikap wajib pajak pada kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas layanan dan kondisi keuangan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak pribadi konstan atau tetap. b. Nilai koefisien regresi untuk variabel kesadaran membayar pajak adalah positif sebesar 0,236 persen yang berarti setiap kesadaran membayar pajak sebesar 1 persen akan diikuti dengan peningkatan kemauan membayar pajak 0,236. c. Nilai koefisien regresi untuk variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan adalah positif sebesar 0,838 persen yang berarti setiap pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebesar 1 persen akan diikuti dengan peningkatan kemauan membayar pajak 0,838. d. Nilai koefisien regresi untuk variabel kualitas layanan adalah positif sebesar 0,135 persen yang berarti setiap kualitas layanan sebesar 1 persen akan diikuti dengan peningkatan kemauan membayar pajak 0,135. e. Nilai koefisien regresi untuk variabel kondisi keuangan adalah positif sebesar 0,548 persen yang berarti setiap kondisi keuangan sebesar 1 persen akan diikuti dengan peningkatan kemauan membayar pajak 0,548.

2. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Square

Analisis koefisien determiniasi bertujuan untuk mengetahui presentase pengaruh variabel independen terhadap dependen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas lanan, dan kondisi keuangan terhada kemauan membayar pajak. Hasil analisi data ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .869 a .755 .746 1.895 Sumber: Data Primer diolah 2017 Berdasarkaan tabel diatas diketahui bahwa nilai koefisien adjusted R square adalah sebesar 0,746 atau 74,6. Hal ini berarti bahwa variabel dependen yaitu kemauan membayar pajak dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas layanan dan kondisi keuangan. Sedangkan sisanya 100 - 74,6 = 25,4 dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari penelitian. Angka koefisien korelasi R pada tabel diatas sebesar 0,869 atau sebesar 8,69. Hal ini berarti bahwa hubungan antar variabel independen terhadap dependen adalah sangat kuat karena memliki nilai koefisien korelasi diatas 0,05

3. Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji nilai F digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas layanan dan kondisi keuangan dapat berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu kemauan membayar pajak. Berdasarkan analisis data ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.15 Uji Signifikan Simultan Uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1397.001 4 349.250 133.442 .000 a Residual 248.639 95 2.617 Total 1645.640 99 Sumber: Data Primer diolah 2017 Berdasarkan hasil uji F yang ditunjukan pada tabel diatas diperoleh nilai sig value sebesar 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas layanan, dan kondisi keuangan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.

4. Uji Signifikan Parsial Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara parsial l terhadap variabel dependen. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.16 Hasil Nilai Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.251 1.812 3.451 .001 KESADARAN .236 .083 .224 2.830 .006 PPTP .838 .151 .453 5.541 .000 KL .135 .100 .094 1.351 .180 KK .548 .172 .222 3.188 .002 Sumber: Data Primer diolah 2017

1. Hasil Uji Hipotesis 1: Kesadaran Membayar Pajak berpengaruh

terhadap Kemauan Membayar Pajak Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.16 variabel kesadaran membayar pajak mempunyai tingkat signifikan sebesar 0,006. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran membayar pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kesadaran membayar pajak lebih kecil dari 0,05.

2. Hasil Uji Hipotesis 2: Pengetahuan dan Pemahaman tentang

Peraturan Perpajakan berpengaruh terhadap Kemauan Membayar pajak Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabeL 4.16 Variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan mempunyai tingkat signifikan sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kesadaran membayar pajak lebih kecil dari 0,05.

3. Hasil Uji Hipotesis 3: Kualitas Layanan berpengaruh terhadap

Kemauan Membayar Pajak Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabeL 4.16 Variabel kualitas layanan mempunyai tingkat signifikan sebesar 0,180. Hal ini berarti bahwa variabel kualitas layanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kesadaran membayar pajak lebih besar dari 0,05.

4. Hasil Uji Hipotesis 4: Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap

Kemauan Membayar pajak Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.16 Variabel kondisi keuangan mempunyai tingkat signifikan sebesar 0,002. Hal ini berarti bahwa variabel kondisi keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kesadaran membayar pajak lebih kecil dari 0,05 Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis Hasil H1 Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak Diterima H2 Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh postif terhadap kemauan membayar pajak Diterima H3 Kualitas layanan berpengaruh postif terhadap kemauan membayar pajak Ditolak H4 Kondisi keuangan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Diterima

D. Pembahasan

Pengujian pada penelitian ini mengatakan bahwa apakah kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas layanan dan kondisi keuangan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam beberapa hipotesis penelitian, hasilnya menunjukkan variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan dan kondisi keuangan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, sedangkan variabel kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

1. Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kemauan

Membayar Pajak Hasil penelitian variabel kesadaran membayar pajak menunjukkan bahwa bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak dengan nilai signifikansi 0,006. Nilai tersebut dinyatakan signifikan karena nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lovihan 2014, Santi 2012, Fikriningrum 2012, Arum 2012, dan Handayani dkk 201 yang menemukan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Sehingga, apabila wajib pajak memiliki kesadaran membayar pajak yang tinggi maka semakin tinggi pula kemauan membayar pajak yang dilakukan wajib pajak.

2. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan

Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak Hasil penelitian variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kemauan memnayar pajak dengan nilai signifikan 0,000. Nilai tersebut dinyatakan signifikan karena nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Widyawati dan Nurlis 2010, Nugroho 2012, Lovihan 2014, Handayani 201, dan Utami 2012 yang menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak patuh, semakin wajib pajak paham maka semakin paham sanksi yang diterima bila kewajiban perpajakannya diabaikan.

3. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kemauan Membayar Pajak

Hasil penelitian variabel kesadaran membayar pajak menunjukkan bahwa bahwa kesadaran membayar pajak tidak memiliki rpengaruh terhadap kemauan membayar pajak dengan nilai signifikansi 0,180. Nilai tersebut dinyatakan tidak signifikan karena nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05. Kualitas layanan yang lebih baik dan sesuai dengan standar tidak mendorong masyarakat untuk mau membayar kewajiban perpajakannya.Hal ini dikarenakan secara tidak langsung masyarakat belum bisa sepenuhnya menikmati pelayanan yang berkualitas dari petugas pajak.Karena masyarakat belum mendapat dampak dari adanya kualitas layanan yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ada.Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Probondari 2013 dan Angga 2012 yang menunjukkan kualitas layanan aparat perpajakan tidak berpengaruh signifian terhadap kemauan membayar pajak.Selanjutnya penelitian yang dilakukan tidak mendukung hasil penelitian Arum 2012, Fikriningrum 2012, Amanda 2012, Sanjaya 2014, dan Lovihan 2014.

4. Pengaruh Kondisi Keuangan terhadap Kemauan Membayar

Pajak Hasil penelitian variabel kondisi keuangan menunjukkan bahwa kondisi keuangan terhadap kemauan memnayar pajak dengan nilai signifikan 0,002. Nilai tersebut dinyatakan signifikan karena nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi dan Setiawan 2014 yang menunjukkan kondisi keuangan berpengaruh positi dan signifikan pada kepatuhan wajib pajak. Hal ini didukung oleh penelitian Isgiyarta 2014 bahwa kondisi keuangan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Sulastri dkk 2016 juga menemukan kondisi keuangan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.Jika individu dapat memenuhi kebutuhan tanpa pinjaman atau bantun maka kondisi keuangan tersebut baik.Jika seringkali melakukan pinjaman berarti kondisi keuangan individu tersebut buruk. Sehingga semakin tinggi kondisi keuangan wajib pajak akan dapat menentukan prilakunya dengan lebih baik sesuai dengan ketentuan perpajakan sehingga kemauan dalam membayar pajak itu tinggi. 66 BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada wajib pajak orang pribadi di kota Yogyakarta yaitu didaerah Kulon Progo dan Bantul, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis satu H 1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Wajib pajak yang memiliki kesadaran yang baik sebagai warga Negara akan membayarkan kewajiban pajaknya sehingga, Apabila wajib pajak memiliki kesadaran membayar pajak yang tinggi maka semakin tinggi pula kemauan membayar pajak yang dilakukan wajib pajak. 2. Hasil pengujian hipotesis dua H 2 diterima. Hal tersebut berarti bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki wajib pajak akan mau membayarkan pajaknya tepat waktu agar terhindar dari sanksi pajak dan agar memberikan kontribusi terhadap Negara. Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak patuh, semakin wajib pajak paham maka semakin paham sanksi yang diterima bila kewajiban perpajakannya diabaikan. 3. Hasil pengujian hipotesis tiga H 3 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Kualitas layanan yang lebih baik dan sesuai dengan standar tidak mendorong masyarakat untuk mau membayar kewajiban perpajakannya. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung masyarakat belum bisa sepenuhnya menikmati pelayanan yang berkualitas dari petugas pajak. Karena masyarakat belum mendapat dampak dari adanya kualitas layanan yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ada. 4. Hasil pengujian hipotesis empat H 4 diterima. Hal tersebut berarti bahwa kondisi keuangan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Jika individu dapat memenuhi kebutuhan tanpa pinjaman atau bantun maka kondisi keuangan tersebut baik. Jika seringkali melakukan pinjaman berarti kondisi keuangan individu tersebut buruk. Sehingga semakin tinggi kondisi keuangan wajib pajak akan dapat menentukan prilakunya dengan lebih baik sesuai dengan ketentuan perpajakan sehingga kemauan dalam membayar pajak itu tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan hanya meneliti kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan kualitas layanan dan kondisi keuangan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi. 2. Wajib pajak dalam penelitian ini terbatas pada wajib pajak orang pribadi yang berada di kota Yogyakarta khususnya daerah Kulon Progo dan Sleman 3. Penelitian ini hanya berupa pengujian kuantitatif deskriptif sehingga jawaban responden kemungkinan berbeda dan jika dilakukan penelitian kembali sehigga tidak dapat digeneralisasi jika diteliti di tempat lain.

C. Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area pengambilan sampel tidak hanya di dua daerah saja, sehingga bisa mewakili populasi yang lebih luas. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variabel penelitian misalnya, presepsi yang baik atas efektifitas system perpajakan dan sanksi pajak dan peneliti selanjutnya diharapkan memperbanyak jumlah sampel di setiap area survey agar hasil penelitian dapat di generalisasikan Daftar Pustaka Agus, Jatmiko 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Unisversitas Diponegoro: Tesis Megister Akuntansi. Agustiantono, Dwi 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi: Aplikasi TPB Studi Empiris WPOP di Kabupaten Pati. Skripsi: Fakultas Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang. Ajzen. I., 1991. The Theory of Planned Behaviour. In: Organizational Behaviour and Human Decision Process. Amherst, MA: Elsevier, 50: 179-211. Alfiah, Irma 2014. Kesadaran Membayar Pajak, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus, Lingkungan Pajak, Pengetahuan akan Peraturan Perpajakan, Presepsi atas Efektifitas Sistem Perpajakan, Kemauan Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di PPKAD Grobogan-Purwodadi. Skripsi: Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus. Amanda, R. Siswanto Putri 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor PKB pada Kantor Bersama Samsat Kota Denpasar. Skripsi: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar. Angga,Satria Pradana 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arum, Harjanti Puspa 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Aryobimo, Putut Tri. 2012. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Pelayanan Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan dan Preferensi Resiko Sebagai Variabel Moderating. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang. Aryobimo, Putut dan Nur Cahyonowati. 2012. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Jurnal Akuntansi Volume 1 No.2. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universita Diponegoro. Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM. Blomquist, John. 2003. Impact Evaluation of Social Programs: A Policy Perspective. Social Safety Nets Primer Paper, World Bank. Washington, D.C Brotodihardjo, Santoso, 2008, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Refika Aditama, Bandung Faisal, Gatot S.M. 2009, How to be A Smarter Taxpayer: Bagaimana menjadi Wajib Pajak. Jakarta : Grasindo Fikriningrum, Winda Kurnia 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 1. Nomor 2. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga. Handayani, Sapti Wuri, dkk 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Universitas Jendral Soedirman. SNA XIV. Banda Aceh. Handayani, Sapti Wuri, dkk. 2012. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Jurnal Universitas Jenderal Soedirman. Henrik Hammar, Sverker C. Jagers, and Katarina Nordblom. 2005. Tax Evasion and the Importance of Trust. Working Paper in Economics no. 179. Swedia.gupea.ub.gu.sebitstream...gunwpe0179.pdf Isgiyarta, Tantra Ikhlas Nalendro. 2014. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berwirausaha dengan Lingkungan sebagai Variabel Moderasi. Ejournal-s1.undip.ac.id Volume 3 No.3 Ismawan Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Lovihan siska. 2014. Pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, dan kualitas layanan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi di Kota Tomohon. Ejournal.unsrat.ac.id Volume 5 No.1 Monica Dian Anggraeni. 2011. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Sunset Policy Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi Universitas Diponegoro. Skripsi:Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang. Mujiyati dan Aris, M. Abdul. 2011. Perpajakan Kontemporer. Surakarta : Muhamadiyah University Press Nugroho, Rahman Adi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Semarang Satu. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol.1 No 2. Nazaruddin, Ietje. 2006. Modul Praktikum Statistika. Yogyakarta: UPFE UMY. Nazaruddin, Itje dan Agus Tri Basuki. 2016. Analisis Statistik dengan SPSS. Danisa Media. Yogyakarta Nugroho, Edwin 2016. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Nurmiati 2014. Pengaruh Denda, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Layanan Fiskus dan Kondisi Keuangan Terhadap Kemauan Membayar Pajak Orang Pribadi. Skripsi: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin. Makassar. Nurvita, Mutia 2016. Pengaruh Presepsi Pengetahuan dan Pemahaman, Sosialisasi Perpajakan, Kondisi Keuangan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013. Skripsi: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. PemerintahRepublik Indonesia. PeraturanPemerintahNomor4Tahun2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Usaha Tertentu, Jakarta Pratiwi, Agung Mas Andriani dan Putu Ery Setiwan. 2014. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, dan Presepsi tentang Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Reklame di Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Jurnal ISSN2302-8556. Universitas Udayana Probondari, Ryanni Z. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bintan. Artikel Ilmiah, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Rahmawaty dkk. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol.4; 202 – 215. Ryff, Carol D. 1989. Happiness is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well- Being. ”Journal of Personality and Social Psychology”. Vol 57 :1069-1081.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KESADARAN, PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

1 17 20

Analisis Atas Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap kemauan Membayar Pajak (Survey Pada Wajib Pajak orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Di Kota Cianjur)

0 8 1

KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DILIHAT DARI SISI WETON WAJIB PAJAK Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Dilihat Dari Sisi Weton Wajib Pajak.

0 3 10

KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DILIHAT DARI SISI WETON WAJIB PAJAK Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Dilihat Dari Sisi Weton Wajib Pajak.

0 3 15

PENGARUH TINGKAT KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KONDISI Pengaruh Tingkat Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kondisi Keuangan Serta Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Wajib Pajak Badan ( Stud

0 1 15

PENGARUH TINGKAT KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KONDISI KEUANGAN Pengaruh Tingkat Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kondisi Keuangan Serta Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Wajib Pajak Bad

0 2 18

KUESIONER KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, SIKAP FISKUS, LINGKUNGAN PAJAK, PENGETAHUAN PERATURAN PAJAK, PERSEPSI EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI DPPKAD GROBOGAN- PURWODADI

0 0 35

PENGARUH PERSEPSI PENGETAHUAN PERATURAN PAJAK, SISTEM PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN KONDISI KEUANGAN TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN PADA WAJIB PAJAK Ita Dewi Sulastri

0 0 10

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (Studi

0 1 17

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 1 16