Strategi Komunikasi Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk

(1)

11 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti mengambil beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan, sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Nama Lilis Susilawati

NIM. 41806080

Wildan Hakim 1006798051

Yuwono Jati NIM. 41804140

1 Tahun 2013 2012 2010

2 Universitas Perpustakaan UNIKOM Perpustakaan Universitas Indonesia Perpustakaan UNIKOM 3 Judul

Penelitian

Strategi Komunikasi PT. SAFTA FERTI Bandung melalui Pemberian Reward dalam Meningkatkan Kinerja Karyawannya

Strategi Komunikasi

Serikat Pekerja

Pers Dalam

menyelesaikan Konflik Hubungan Industrial Di Perusahan Media

Strategi Humas Pt. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Dalam

Meningkatkan Citra Perusahaan Pada Pengunjung

Program Pencanangan

Sosialisasi Gerakan Hemat Energi Listrik Tahun 2008 Di Lapangan Tegalega Bandung 4 Tujuan

Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk


(2)

mengetahui

bagaimana strategi komunikasi PT Safta Ferti Bandung Melalui Pemberian Reward Dalam Meningkatan Kinerja Karyawannya,

dari mulai

perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan tujuan.

mengetahui

minimnya jumlah pekerja pers di perusahaan media di indonesia. Tidak banyak serikat pekerja yang berhasil dan eksis menjalankan

perannya diperusahaan media.yang

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan serikat pekerja pers.

mengetahui bagaimanakah strategi Humas PT. PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam

meningkatkan citra perusahaan melalui sosialisasi program Gerakan Hemat Energi Listrik tahun 2008 di Lapangan Tegalega Bandung. Untuk menjawab masalah diatas maka peneliti mengangkat

indikator, rencana, tujuan kegiatan, pesan, dan media untuk mengukur variable strategi. 5 Metode

Penelitian

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif-deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu tanpa menggunakan

hipotesa yang telah dirumuskan secara ketat. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan

pendekatan

kualitatif dengan metode studi kasus yang bersifat interpretif. Faktor penentu

keberhasilan

serikat pekerja pers dilihat dari teori kesadaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi pustaka dan internet searching. Populasi dalam penelitian ini adalah panitia, yang terbentuk sebagai tim yang terdiri dari karyawan PT. PLN beserta Event


(3)

yang digunakan adalah wawancara mendalam, obsevasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci

dan informan

pendukung.

Sedangkan penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis kualitatif model interaktif.

Organizer dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah tiga

orang yang

selanjutnya disebut sebagai informan.

Dua orang

informan ini merupakan bagian internal Humas dan satu orang dari Event Organizer. Teknik analisa data dilakukan dengan penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, dan menganalisa hasil penelitian.

6 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis penelitian, Strategi Komunikasi PT Safta Ferti Melalui Pemberian Reward Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan melalui beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan adalah tahap rencana pimpinan dalam memberikan reward yang diberikan agar kinerja karyawan meningkat. Tahap pelaksanaan dalam hal

Hasil penelitian eksistensis serikat

pekerja di

perusahaan media sangat ditentukan oleh ruang yang di berikan

perusahaan. Ketika ruang untuk berserikat tidak disediakan

otomatis serikat pekerja yang digagas atau dibangun akan menghadapi

masalah organisasi

Hasil penelitian ini dapat menunjukan bahwa strategi yang dilakukan PT. PLN

DJBB dalam

meningkatkan citra perusahaan melalui kegiatan sosialisasi program gerakan hemat energi listrik cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tujuan diadakannya

sosialisasi program tersebut, lalu perencanaan yang


(4)

ini bagaimana menjalankan

kebijakan yang ditetapkan. Tahap evaluasi dimana hal ini bertujuan untuk mendalami dan mengevaluasi hasil dari penerapan kebijakan yang dilaksanakan serta tahap penentuan tujuan, adalah reward bertujuan agar karyawan tersebut dapat menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dicapai.

yang kemudian memicu terjadinya masalah

komunikasi antara serikat pekerja dengan manajemen atau perusahaan. Ketiadaan ruang yang diberikan perusahaan bagi pekerjanya untuk mendirikan serikat pekerja akan memicu terjadinya pemberangusan serikat pekerja atau union busting dan membuat konflik antara serikat pekerja dengan manajemen atau perusahaan.

matang yang dilakukan oleh tim, dan pelaksanaan kegiatan yang berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh tim, serta pesan yang disampaikan mengarah tepat kepada sasaran karena media yang digunakan memang sangat tepat.

7 Kesimpulan Kesimpulan penelitian memperlihatkan bahwa strategi komunikasi yang diterapkan PT. Saftar Ferti Bandung melalui pemberian reward dalam meningkatkan kinerja karyawan dilakukan berdasarkan perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan tujuan. Hal ini dimaksud untuk memantangkan

kebijakan yang diterapkan, sehingga sasaran tujuan

Penelitian tentang strategi komunikasi serikat pekerja pers dalam

menyelesaikan konflik hubungan industrial ini menghasilkan sejumlah

kesimpulan, yaitu tidak semua pendirian atau pembentukan serikat pekerja pers didukung oleh adanya kesadaran kelas dari para pekerja atau

Kesimpulan

penelitian ini adalah tujuan, rencana, kegiatan, pesan dan media yang ada pada sosialisasi program Gerakan Hemat Energi Listrik di Tegalega telah berhasil memenuhi strategi

tim untuk

mensosialisasikan penghematan listrik kepada masyarakat. Saran yang dapat diberikan setelah penelitian


(5)

kebijakan tersebut dapat dicapai.Peneliti menyarankan agar reward yang diberikan

tidak dengan

kompensasi uang atau hanphone saja, tetapi juga dengan reward berupa barang lainnya yang dibutuhkan dalam keseharian karyawan agar dalam meningkatkan kinerja karyawan lebih maksimal.

karyawan

perusahaan media. Eksistensi serikat pekerja

diperusahaan media sangat ditentukan oleh

ruang yang

diberikan

perusahaan.hampir semua serikat pekerja menyadari arti penting strategi komunikasi dalam memperjuangkan aspirasinya.

dilakukan,

hendaklah PT. PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten yakni menyediakan forum khusus dalam website atau media yang lain agar keluhan masyarakat seputar

penghematan

pemakaian listrik bisa teratasi.

Persamaan Penelitian

Melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif, deskriptif

dan strategi

komunikasi, sama melakukan penelitian di perusahaan dengan tujuan utamanya untuk karyawan.

Perbedaan Penelitian

Peneliti

menggunakan studi deskriptif, ada satu referensi yang menggunakan studi kasus. Tidak melakukan

penelitian di perusahaan yang

sama dengan

peneliti lakukan


(6)

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna dan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lainnya, yang menghasilkan respon atau feedback.

Komunikasi Menurut Dedy Mulyana adalah :

“Komunikasi berasal dari kata: common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan.” (2008:1)

Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam bentuk pikirannya atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahuinya kepada orang lain.

Komunikasi merupakan proses dasar yang dilakukan manusia. Manusia selalu berinteraksi menggunakan komunikasi, baik secara verbal atau non verbal yang menggunakan lambang atau simbol-simbol yang memiliki arti.

Menurut Carl I. Hovland mengatakan : Komunikasi adalah dimana seorang (komunikator) menyampaikan stimuli (biasanya terdiri dari


(7)

lambang-lambang dan kata-kata) untuk membentuk tingkah laku orang lain. (Effendy, 2000:24)

Komunikator sebagai pihak yang menyampaikan stimuli atau pesan berusaha agar pihak yang dituju dapat menerima pesan tersebut dengan baik, sehingga akan mampu mempengaruhi seseorang berbuat seperti apa yang diharapkan komunikator tersebut.

Menurut W. Schramm, komunikasi adalah :

“Seseorang yang sedang memberikan informasi, gagasan atau sikap. Usaha untuk menghubungkan gagasan ini pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk membuat penerima dan pemberi pesan sama-sama setala (tuned) terhadap suatu pesan” (Effendy,2003: 25) Teori komunikasi disampaikan oleh C. Shannon dan Weaver dalam bukunya The Mathematical Theory of Communication, menjelaskan komunikasi adalah :

“Suatu proses penyampaian informasi yang melibatkan sumber informasi yang menyampaikan pesan melalui transmitter yang diubah dalam bentuk sinyal yang oleh penerima diubah kembali menjadi pesan yang dipahaminya. Selama proses tersebut, terjadi noise (gangguan) yang memungkinkan terjadinya gangguan atau kesalahan dalam penerimaan pesan”(Musrifah, 2005: 11)

Menurut Harold Lasswell, 1960.

“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)” (Mulyana, 2005 : 69)


(8)

Proses penyampaian pesan dalam komunikasi memang melalui berbagai tahapan dan bahkan sering terdapat gangguan sehingga seringkali pesan atau informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Artinya bahwa masyarakat dan individu sesungguhnya tidak mungkin dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial berinteraksi dengan manusia lain melalui suatu proses komunikasi secara timbal balik.

2.1.2.2Tujuan Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. menurut Gordon I Zimmerman yang dialihbahasakan dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar oleh Dedy mulyana, adalah :

“Kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.” (2008:10)

Sedangkan menurut Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa :

“Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.” (2008:11)


(9)

Menurut Onong Uchjana Effendy (2003 : 55), tujuan dari komunikasi adalah :

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi adalah mengandung hal-hal sebagai berikut :

1. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

2. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

3. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.


(10)

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

2.1.2.3Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Efeendy (2008:3) dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Proses komunikasi terdiri atas dua tahap. meliputi proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder.

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, gesture, gambar, warna, dan sebagainya. Syaratnya secara langsung dapat “menerjemahkan” pikiran atau perasan komunikator kepada komunikan.

Bahasa merupakan sarana yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya dengan bahasa (lisan atau tulisan) kita mampu menerjemahkan maksud yang dipikirkan seseorang kepada orang lain, baik yang berbentuk ide, informasi atau opini bisa dalam bentuk konkret ataupun abstrak. Hal itu bukan hanya suatu peristiwa yang sedang terjadi sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan datang.


(11)

Gesturememang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang

sehingga terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau memainkan jari-jari tangan, mengedipkan mata atau menggerakan anggota tubuh lainya hanya dapat mengkomunikasikan yang terbatas. Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan alat, seperti bedug, kentongan, sirine, dan lain–lain, adapun warna yang memiliki makna tertentu. Kedua lambang (isyarat dan warna) tersebut sangat terbatas terjemahannya atau arti dari lambang dan warna yang seseorang memberikan isyarat dan lambang kepada orang lain.

2. Proses Komunikasi Sekunder

Proses komunikasi sekunder merupakan proses penyampain pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau dalam jumlah yang banyak. Sarana yang sering dikemukakan untuk komunikasi sekunder sebagai media kedua tersebut, antara lain surat, telepon, faksimili, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain–lain.

Setelah pembahasan diatas mengenai proses komunikasi, adanya unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :


(12)

a. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

c. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang

bermakna yang disampaikan oleh komunikator. d. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan

dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna

pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya..

f. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari

komunikator.

g. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterpa pesan.

h. Feedback : Umpan Balik, yaitu tanggapan komunikan

apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam

proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.


(13)

2.1.2.4Bentuk Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ada beberapa bentuk komunikasi berdasarkan tingkatan (level), dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak, sebagai berikut :

1. Intrapersonal Communication

Intrapersonal Communication adalah komunikasi dengan diri

sendiri, baik disadari atau tidak. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain orang biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri, hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi orang dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi orang dengan diri sendiri.

2. Interpersonal Communication

Interpersonal Communication adalah komunikasi antara

orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif,


(14)

dan jarak fisik yang sangat dekat. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya

3. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh kelompok kecil. 4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak dapat dikenali satu persatu. Ciri-ciri komunikasi publik adalah : terjadi ditempat umum (public), misalnya auditorium, kelas, tempat ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan, terdapat agenda, beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya atau mungkin direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan


(15)

pembicara. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk.

5. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat.

6. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pada media elektronik pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas.

2.1.2.5Fungsi Komunikasi

Onong Ucjana Effendy (2006 : 8) dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan praktek, mengemukakan fungsi komunikasi dibagi menjadi empat, yaitu :


(16)

a. Menginformasikan (to inform), yaitu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

b. Mendidik (to educated), yakni komunikasi merupakan sebuah saran pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pemikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

c. Menghibur (to entertaint), yakni komunikasi selain berguna untuk menyampaikan pesan, pendidikan, dan mempengaruhi, komunikasi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

d. Mempengaruhi (to influence), yaitu dengan fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha untuk saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.2.6Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks komunikasi di sini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yakni terdiri dari :


(17)

1. Aspek bersifat fisik, seperti : iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis, seperti : sikap dan emosi para peserta komunikasi.

3. Aspek sosial, seperti: norma, nilai serta budaya. 4. Aspek waktu, yakni waktu berkomunikasi Konteks komunikasi antara lain :

1. Komunikasi Antar persona 2. Komunikasi Kelompok 3. Komunikasi Organisasi 4. Komunikasi Massa

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.3.1Definisi Komunikasi Organisasi

Komunikasi sangat berperan dalan menumbuhkan kesejahteraan manusia baik dalam bidang kehidupan sehari-hari atau dalam sebuah organisiasi. Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang di organisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dalam suatu organisasi. Bila dalam organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya.


(18)

Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Definisi fungsional komunikasi organisasi menurut R.Wayne Pace dan Don Faules dalam buku komunikasi organisasi dikutip oleh Deddy Mulyana, adalah Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi Formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi bersama sahabat dan teman-teman.

2.1.3.2Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Fungsi arus komunikasi dalam organisasi menurut Wiryanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, adalah :

a. Down Ward Communication

Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada jajaran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.


(19)

Fungsinya adalah untuk memberikan atau menyampaikan instruksi, menyampaikan informasi mengenai peraturan-peraturan, pemberian motivasi kepada karyawan, dan penyampaian informasi terhadap tugas.

b. Upward Communication

Komunikasi terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi ini adalah untuk penyampaian informasi mengenai pekerjaan, dan penyampaian saran-saran informasi.

c. Horizontal Communication

Komunikasi ini berlangsung diatara karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsinya adalah untuk membina hubungan melalui kegiatan bersama dan saling berbagi komunikasi. (Wiryanto, 2005 : 52)

Ada pun fungsi komunikasi organisasi dalam suatu organisasi, baik yang berorientasi komersil maupun sosial, aktivitas komunikasi melibatkan empat fungsi. Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja dalam buku Teori Komunikasi yaitu:

1. Fungsi Informatif

Dalam fungsi informatif organisasi dipandang sebagai suatu system pengelolaan informasi berupaya memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dengan kualitas sebaik-baiknya dan tepat waktu. Informasi yang diperoleh oleh setiap orang dalam organisasi


(20)

diharapkan akan memperlancar pelaksanaan tugas masing-masing. Melalui penyebaran informasi ini, setiap orang didalam organisasi menjadi mengerti akan tata cara serta kebijaksanaan yang diterapkan pimpinan.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif berhubungan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, ada dua hal yang berperan dalam fungsi ini, yaitu :

a. Atasan atau orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan (tatanan manajemen) adalah mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan informasi.

b. Berhubungan dengan pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian tata cara dara batasan mengenai pekerjaannya. 3. Fungsi Persuasif

Fungsi persuasif lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari karyawan tanpa adanya unsur paksaan apalagi kekerasan. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Pekerjaaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan


(21)

akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan jika pemimpin sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4. Fungsi Integratif

Untuk menjalankan fungsi integrasi, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. (Senjaya, 2007:4.8-4.10)

2.1.3.3Dimensi-Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi 1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal organisasi menurut Brennan dalam bukunya Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (2003:122) adalah :

“Proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.”

Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media massa). Komunikasi internal ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Komunikasi Vertikal

Komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,


(22)

pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb, kepada pimpinan.

b) Komunikasi Horizontal

Komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik :


(23)

a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak

Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato radio, film dokumenter, brosur, leaflet, poster, konferensi pers.

b) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

2.1.3.4Tinjauan Tentang Arus Komunikasi Organisasi Arus komunikasi dalam organisasi yaitu :

“Arah arus komunikasi organisasi dapat diihat secara vertikal, yaitu komunikasi ke atas dan ke bawah, serta komunikasi lateral yang menyamping”. (Wiryanto 2004 : 62)

a) Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi atau atas, misalnya, dari pelaksana ke manajernya. Jenis komunikasi ini mencakup, antara lain :


(24)

1. Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti bahwa apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa.

2. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab.

3. Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan 4. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai

organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.

b) Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh manajer kepada karyawannya merupakan komunikasi ke bawah.

c) Komunikasi Horizontal

Komunikasi Horizontal adalah pesan antara sesama, yakni dari manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan


(25)

memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan pekerja.

2.1.3.5Tinjauan Tentang Hubungan Dalam Organisasi

Salah satu ciri dari komunikasi organisasi yang paling nyata adalah hubungan dalam organisasi. Goldbaher (1979) mendefinisikan “organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan yang saling bergantungan” (R.Wayne Pace & Don Faules, 1993:201)

Bila sesuatu saling bergantung, ini berarti bahwa hal-hal tersebut saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi satu sama lainnya. Pola dan sifat hubungan dalam organisasi dapat ditentukan oleh jabatan dan peranan yang ditetapkan sehingga tercipta jalinan komunikasi. Terdapat hubungan dalam komunikasi organisasi yaitu :

1. Hubungan antarpersonal 2. Hubungan posisional 3. Hubungan atasan-bawahan 4. Hubungan berurutan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan dalam organisasi memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan organisasi. Sikap tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi dan kesediaan untuk berbagi informasi semua ini merupakan prasyarat untuk komunikasi ke atas dan kebawah yang efektif .


(26)

2.1.3.6Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi tidak selamanya berjalan dengan mulus dan lancar seperti yang diharapkan. Seringkali dijumpai dalam suatu organisasi terjadi salah pengertian antara satu anggota dengan anggota lainnya atau antara atasan dengan bawahannya mengenai pesan yang mereka sampaikan dalam berkomunikasi. Robbins meringkas beberapa hambatan komunikasi sebagai berikut :

a. Penyaringan (Filtering)

Hambatan ini merupakan komunikasi yang dimanipulasikan oleh pengirim pesan sehingga tampak lebih bersifat menyenangkan penerima pesan. Komunikasi semacam ini dapat berakibat buruk bagi organisasi, karena jika informasinya dijadikan dasar pengambilan keputusan, maka keputusan yang kelak akan dihasilkan berkualitas rendah dan salah.

b. Persepsi Selektif

Hambatan ini merupakan keadaan dimana penerima pesan didalam proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latar belakang pengalaman, dan ciri-ciri pribadi lainnya. Jadi, boleh jadi tidak sama dengan apa yang dilihat dan didengar oleh orang lain, dalam hal cara menafsirkan pesan-pesan tadi, maka pengalaman, pendidikan, pengetahuan, dan budaya akan ikut menentukan. Oleh karenanya persepsi yang demikian ini dapat menjadi penghambat bagi komunikasi yang efektif.


(27)

c. Perasaan

Hambatan ini merupakan bagaimana perasaan penerima pada saat dia menerima pesan komunikasi akan mempengaruhi cara dia menginterpretasikan pesan. Pesan yang sama yang diterima oleh seseorang disaat sedang marah akan berbeda penafsirannya jika dia menerima pesan itu dalam keadaan normal.

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 2.1.4.1Definisi Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Demikianlah pula strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. (Effendy,2003:301)

Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (plammed multi-media strategi) maupun secara mikro (single


(28)

communication medium strategi) mempunyai fungsi ganda (Effendy, 2000 : 300) :

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.

b. Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan

kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.

2.1.4.2Tujuan Strategi Komunikasi

Tujuan Strategi Komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective Communication terdiri dari 3 tujuan utama, yaitu:

a. To sercure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan

mengerti pesan yang diterima.

b. To establish acceptance, yaitu setelah ia mengerti dan menerima pesan tersebut maka ia harus dibina.

c. To motive action, yaitu setelah menerima dan dibina akhirnya kegiatan tersebut dimotivasikan. (Effendy, 2013 : 32)

2.1.4.3Korelasi Antara Komponen dalam Strategi Komunikasi

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan


(29)

komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikann dalam menyusun strategi komunikasi adalah sebagai berikut : (Effendy, 2013 : 35)

a. Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari terlebih dahulu siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi

b. Pemilihan Media Komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi, dapat dipilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, kesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu seperti menentukan teknik yang harus digunakan, isi yang akan disampaikan, dan bahasa yang harus digunakan.

d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi

Ada dua faktor yang penting yang perlu diperhatikan pada diri komunikator saat ia menyampaikan pesan, yaitu daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.


(30)

2.1.4.4Fungsi Strategi

Menurut Agustinus Sri Wahyudi, dikutip oleh Ruslan (1998 : 129), manfaat yang dapat diperoleh organisasi dalam menerapkan strategi (manajemen strategi) secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam jangka panjang. b. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang akan

mungkin terjadi dimasa mendatang.

c. Menciptakan suatu organisasi dan fungsional manajemen perusahaan akan lebih efektif dan efisien, dalam menghadapi persaingan yang kian tajam mengidentifikasi keunggulan komperatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin berisiko tinggi.

d. Keterkaitan personil dalam membuat strategi akan lebih memotivasi dalam tahap-tahap pelaksanaannya.

e. Aktivitas perusahaan, menggunakan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya berbagai masalah dimasa mendatang.

f. Aktivitas yang saling berkaitan antara unit atau divisi dapat dihindari.

2.1.5 Tinjauan Tentang Karyawan

Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak dan


(31)

manusiawi. Hal ini menyebabkan timbulnya suatu pendekatan yang berdasarkan pada kesejahteraan karyawan dalam manajemen personal. Karyawan harus mendapatkan perlakuan sedemikian rupa sehingga kebutuhan karyawan terpenuhi, dan perusahaan lebih baik.

Bila hubungan antara karyawan terjalin baik maka mudah untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.Untuk menjalin kerjasama yang baik antara pimpinan perusahaan dan karyawan, kedua pihak tersebut harus saling mengerti tentang kepentingan masing-masing dalam perusahaan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan, berkomunikasi sangat besar untuk keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Apabila seorang karyawan sudah terpenuhi segala kebutuhannya maka dia akan mencapai kepuasan kerja dan memiliki komitmen terhadap perusahaan. Tingginya komitmen karyawan dapat mempengaruhi usaha suatu perusahaan secara positif. Adanya komitmen akan membuat karyawan mendukung semua kegiatan perusahaan secara aktif, ini berarti karyawan akan bekerja lebih produktif. Kepuasan kerja dan komitmen organisasional cenderung mempengaruhi satu sama lain. Karyawan yang relatif puas dengan pekerjaannya akan lebih berkomitmen pada organisasi dan karyawan yang berkomitmen terhadap organisasi lebih mungkin mendapat kepuasan yang lebih besar (Mathis dan Jackson, 2001: 100).


(32)

2.1.6 Tinjauan Tentang Mitra Kerja

Dalam suatu perusahaan adanya mitra kerja atau sering disebut dengan hubungan kerjasama. Mitra kerja adalah sebagai pihak yang dapat diajak bekerjasama dengan perusahaan atau dengan organisasi. Adanya serikat kerja didalam lingkungan perusahaan adalah salah satu bentuk jalinan kerjasama karyawan pengelolaan yang merupakan salah satu bentuk kemitraan internal. Adanya kemitraan semacam ini akan sangat membantu karyawan. Mitra kerja dapat mengabulkan dan mewujudkan harapan dari karyawan, yang menciptakan hubungan timbal balik antar mitra kerja internal yang mampu membuat daya respons dan saling berbagi pengetahuan di dalam lingkungan kerja. Mitra kerja pun akan dapat pula memberikan respon yang positif sesuai dengan ketentuan yang ada, apabila tidak sesuai dengan ketentuan mitra kerja pun dapat memberikan respon yang negatif.

2.1.7 Tinjauan Tentang Manajemen Perusahaan

Manajemen suatu perusahaan adalah nyawa dari suatu perusahaan. Manajemen yang menentukan pertumbuhan atau kebangkrutan suatu perusahaan. Dengan adanya suatu pengelolaan dan manajemen yang baik maka suatu perusahaan akan mampu bertahan dari segala tekanan, kendala, dan rintangan yang ada. Bahkan akan berkembang menjadi lebih besar dan lebih baik lagi. Dalam mengelola perusahaan maka ada prinsip dan standarisasi dimana hal-hal tersebut akan sangat membantu perkembangan perusahaan bila diterapkan dengan baik. Prinsip dan standar ini bukanlah nilai mutlak dalam kesuksesan suatu perusahaan. Tidak selamanya suatu


(33)

perusahaan yang telah melakukan segala sesuatunya dengan baik akan sukses. Terkadang ada beberapa kendala atau halangan yang tidak dapat dihindari.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya. Semakin besar suatu perusahaan, semakin banyak karyawan yang bekerja didalamnya, sehingga besar kemungkinan timbulnya permasalahaan didalamnya, karena karyawan adalah aset utama perusahaan, sehingga harus dipelihara dengan baik oleh manajemen perusahaan. (Erni dan Kurniawan, 2005:4)

2.1.8 Tinjauan Tentang Harapan

Harapan adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan sesuai kebutuhan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

Harapan muncul ketika kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis". Tetapi terwujudnya harapan tersebut menjadi kenyataan, terdapat jarak atau rentang


(34)

waktu, yang terkadang bisa singkat, bisa juga memakan waktu yang panjang. Tergantung seberapa besar usaha untuk mewujudkannya. Sebuah harapan selalu mengandung dua sisi yaitu tercapai atau tidak. (Alwisol, 2009:199)

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini sebagai pemikiran yang mendasari peneliti tersusunlah kerangka pemikiran baik secara teoritis maupun konseptual.

Penelitian ini didasari pada pemikiran kerangka teoritis dengan fokus penelitian studi deskriptif tentang strategi komunikasi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pengertian strategi komunikasi menurut Middleton, 1980, menyatakan :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal” (Cangara, 2013 : 61)

Maka strategi komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Komunikator : Dalam menentukan komunikator, harus diperhatikan kesesuaian antara bidang ilmu yang dimiliki dengan kelompok sasaran, karena komunikator merupakan sumber utama dalam pelaksanaan komunikasi. Komunikator memiliki peranan penting, karena jika komunikasi tidak berhasil maka kesalahan utama berasal dari komunikator yang tidak memahami penyusunan pesan dan tidak memilih media yang tepat (Cangara : 2013 : 108). Dalam penelitian ini, peneliti harus menentukan komunikator dari Serikat Karyawan Telkom yang pas


(35)

dibidangnya agar mencapai tujuannya yaitu ketua serikat karyawan, atau yang berperan penting dalam pencapaian harapan karyawan.

2. Pesan : Penyusunan pesan sangat tergantung pada program apa yang akan dilaksanakan. Jika tujuan program adalah untuk program penyuluhan (sosialisasi) maka sifat pesannya harus persuasif dan edukatif (Cangara, 2013 : 114). Dalam penyampaian pesan kepada mitra kerja perusahaan, harus memiliki strategi yang akan menghasilkan respon positif dari mitra kerja manajemen perusahaan.

3. Media : Dalam memilih media komunikasi harus dipertimbangkan karakteristik isi pesan dan tujuan pesan yang akan disampaikan serta jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Hal ini penting dilakukan guna menghindari pemborosan biaya, waktu dan tenaga (Cangara, 2013 : 120). Dalam hal ini harus diperhatikan media apa yang cocok, agar menghasilkan respon positif dari mitra kerja manajemen perusahaan. 4. Penerima : Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang

dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Dimana ada pesan pasti disana ada komunikator, karena keberadaan penerima adanya sumber. (Hafied Cangara, 2008). Dalam hal ini yang menjadikan penerima adalah manajemen perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena manajemen perusahaan menerima aspirasi dan harapan-harapan dari karyawan melalui Serikat Karyawan sebagai komunikatornya agar tercapainya harapan karyawan.


(36)

5. Efek : Semua kegiatan/ program komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempengaruhi target/ sasaran. Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah penerima pesan (Cangara, 2013 : 139). Efek merupakan hal yang sangat penting dalam mengetahui berhasil atau tidaknya pesan yang disampaikan dan dilakukan. Efek dapat berupa perubahan pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior).

Dalam kerangka pemikiran konseptual ini peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi serikat karyawan kepada manajemen perusahaan sebagai mitra kerja dalam pencapaian harapan karyawan.

Peneliti mencoba mengaplikasikan kerangka pemikiran konseptualnya dalam gambar berikut :


(37)

Gambar 2.1

Model Alur Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti 2015

Dari gambar model alur kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa fokus peneliti akan meneliti strategi komunikasi serikat karyawan kepada manajemen perusahaan sebagai mitra kerja agar tercapainya harapan karyawan. Strategi yang akan menjadi fokus penelitian dimulai dari proses menetapkan komunikator, penyampaian pesan, pemilihan media, penerima dan melihat efek dari mitra kerja manajemen perusahaan.

Harapan Karyawan

 Kesejahteraan Karyawan/PKB

 Keluhan karyawan

 Ketidak nyamanan dalam bekerja

 Kondisi pekerjaan

 Kesehatan Karyawan/PKB

Serikat Karyawan

Komunikator Pesan Media

Manajemen Perusahaan/ Pemilik

Efek

Penerima Strategi Komunikasi


(38)

48 3.1 Desain Penelitian

Peneliti melakukan metode penelitian dengan Desain Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan maknadari pada generalisasi. (Sugiyono, 2012:1)

Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripftif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan diarahkan pada latar dan individu secara utuh.

Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rencana penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian.

Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, menyatakan :

“Metode penelitian kualitatif dalam arti penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk


(39)

dan isi perilau manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubah menjadi entitas-entitas kuantitatif.” (Mulyana, 2003 : 150)

Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln (1987) dalam buku Lexy Moleong, menyatakan bahwa:

“Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”(Moleong, 2007:5)

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif, metode deskriptif menurut Djalaludin Rakhmat adalah :

“Metode deskriptif yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidanng tertentu secara faktual dan cermat.”(Rakhmat,1997:22)

Sedangkan Menurut Dr. Elvinaro Ardianto dalam buku Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, metode kualitatif deskriptif sebagai berikut :

“Metode kualitatif deskriptif menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel.” (Ardianto, 2011:60)

Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinnya di analisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah.


(40)

3.2 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dipercaya untuk memberikan informasi tentang penelitian yang diharapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, dalam buku Memahami Penelitian Kualitatif menurut Sugiyono, adalah :

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.” (Sugiyono, 2012:54)

Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, berdasarkan lamanya anggota Serikat Karyawan TELKOM bergabung yang memiliki peranan penting dalam menjalin mitra kerja kepada manajemen dan jabatan dalam struktur organisasi dan divisi dalam perusahaan TELKOM.

Tabel 3.1

Data Informan Penelitian

No Nama Usia Lama

Bergabung di SEKAR

Jabatan di SEKAR

Divisi di TELKOM 1. Syahrul Akhyar 54 15 tahun Ketua Umum

DPP

Yakes

2. Imron 52 7 tahun Ketua 2 Dit. NITS

3. Anggiat Sitomorang

54 15 tahun Kabid. Litbang DSO 4. Purnama

Rahardja

43 8 tahun Kabid. Kesibo Telkom Corporate University


(41)

Adapun informan pendukung sebanyak 3 (tiga) orang, untuk memperkuat data dan informasi yang telah didapat. Kriteria yang termasuk dalam informan pendukung ini adalah perwakilan karyawan dari beberapa divisi dalam perusahaan Telkom.

Tabel 3.2

Data Informan Pendukung

No Nama Usia Divisi di TELKOM

1 Viki 32 Bisnis Service

2 Tri Pujianto 41 ISC

3 Asep Hidayat 52 Internal Audit

Sumber : Peneliti 2015

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Studi Pustaka

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yaitu, mencari sumber dari literatur atau referensi lain yang relevan untuk memperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka merupakan satu cara mendapatkan sumber dengan cara menemukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu. Dalam melengkapi data yang mendukung dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dan mencari informasi dari buku-buku, jurnal, dan skripsi yang relevan dengan penelitian yang peneliti teliti. Selain itu untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga menggunakan artikel dari website yang isinya berhubungan dengan penelitian ini.


(42)

b. Internet Searching

Untuk menghasilkan data yang lebih maksimal, peneliti juga memanfaatkan dunia maya (internet) dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :

“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mugkin dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis”.(Bungin,2008:148) Untuk memperoleh data secara online ini dilakukan dengan cara browsing atau mengunduh data yang diperlukan dari internet melalui website tertentu.

3.3.2 Studi Lapangan

a. Wawancara Mendalam (indepth interview)

Wawancara yang mendalam adalah suatu teknik metode penelitian dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Seringkali pewancara dilatih secara psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden (Dun, 1986 : 219).

Dengan demikian wawancara mendalam (in-depth interview)

adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara


(43)

dengan informan atau yang memberi informasi dalam konteks observasi partisipasi.

Dengan melakukan wawancara, peneliti dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan informan. Informasi berdasarkan perspektif, pikiran dan perasaan informan yang disebut informasi emik (pandangan informan) dan tidak dapat dipisahkan dari informasi etik (pandangan peneliti).

Teknik pengambilan data dengan menggunakan tanya jawab langsung dengan anggota organisasi Serikat Karyawan TELKOM, yang di anggap memiliki data dan dapat dijadikan sumber informasi tentang penelitian ini, dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang strategi komunikasi. Didalam wawancara ini peneliti menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan, serta menggunakan daftar pertanyaan yang terperinci, namun terbuka yang sudah peneliti persiapkan.

b. Observasi Non Partisipan

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. (Sugiyono,2012:64).

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan yaitu dengan mengamati pencapaian harapan karyawan


(44)

melalui serikat karyawan terhadap manajemen perusahaan TELKOM. Selama observasi berlangsung peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, dari seluruh peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Dokumentasi

Metode atau teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan yang di dalamnya terdapat sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau proses interaksi yang dilakukan pada saat wawancara.

3.4 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility atau uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik tringulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. (Moleong, 2011:330) Pada penelitian ini triangulasi data dilakukan dengan cara membandingkan jawaban yang disampaikan oleh


(45)

informan utama dengan informan pendukung untuk mendapatkan data yang cocok dan sesuai.

2. Member Check

Pengecekan dengan anggota atau member check yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan, yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. Para anggota yang terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti. (Moleong,2011:335)

Dapat diikhtisarkan bahwa pengecekan anggota berarti peneliti mengumpulan para peserta yang telah ikut menjadi sumber data dan mengecek kebenaran data dan interpretasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan :

a) Penilaian dilakukan oleh responden b) Mengoreksi kekeliruan

c) Menyediakan tambahan informasi secara sukarela

d) Memasukan responden dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai lanagkah awal analisis data. (Moleong,2011:336-337)

3. Diskusi Dengan Teman Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.


(46)

Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007:334)

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.

Definisi analisis data menurut Sugiyono dalam buku memahami penelitian kualitatif, adalah :

“Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisir data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”. (Sugiyono, 2005:89)

Data yang telah diperoleh dari penelitian yang telah di dapat, maka dilakukan beberapa tahap analisis data, sebagai berikut :


(47)

1. Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahap awal dalam teknik analisa data dimana peneliti melakukan pengumpulan dan pencarian akan data yang dibutuhkan. Pada tahap ini, peneliti pun dapat melakukan tahap klasifikasi awal yang secara ideal peneliti akan melakukan pengorganisasian, pelacakan, serta pencatatan data yang relevan dan yang dibutuhkan oleh peneliti.

2. Mereduksi Data

Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan seleksi data setelah peneliti memiliki berbagai data yang telah terkumpul. Selain menseleksi, proses reduksi datapun melalui tahapan-tahapan dimana peneliti harus merangkup, memilih hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya. Reduksi data dilakukan berpandu pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut. Dengan demikian, proses reduksi data bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Menampilkan Data

Data display merupakan tahapan kedua dalam teknik analisis data dimana pada tahap ini, data disajikan atau mendisplaykan data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, penyajian data didominasi oleh teks yang bersifat naratif dan didukung oleh data berbentuk bagan.


(48)

4. Kesimpulan Verifikasi

Tahap kesimpulan verifikasi atau conclution verification merupakan tahap terakhir dalam teknik analisis data. Dalam tahap ini, data yang diperoleh, direduksi, dan disajikan pada akhirnya melalui tahap pengumpulan atau disebut juga dengan tahap verifikasi. Dalam tahap ini, kesimpulan pada awalnya masih bersifat sementara, yang kemudian akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun tidak sepenuhnya seperti itu karena masalah dan rumusan masalah akan berkembang sesuai dengan yang terjadi di lapangan. (Sugiyono, 2012:92)

Gambar 3.1 Alur Model Analisa Data

Sumber : (Sugiyono, 2012 : 92) Data

Collection

Data Display

Data

Reduction Conclutions :


(49)

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kantor SEKAR TELKOM, PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Lantai 4 yang beralamat di Jl. Japati nomer : 1, Bandung.

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan Februari sampai bulan Agustus 2015. Mulai dari persiapan pengajuan judul, pelaksanaan hingga penyelesaian.


(50)

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No Uraian

Bulan (Tahun 2015)

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan

Pengumpulan Judul

Persetujuan Judul Persetujuan Pembimbing Bimbingan Judul

2. Pelaksanaan

BAB I BAB II BAB III ACC draft seminar UP

3. Seminar UP Revisi setelah UP

4. Penelitian - Observasi - Wawancara - Dokumentasi

5. BAB IV 6. BAB V

7.

Bimbingan semua draft skripsi

8. ACC skripsi


(51)

Mitra Kerja Manajemen Perusahaan Dalam Pencapaian Harapan Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Arum Tresna Chairunisa NIM : 41811111

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(52)

x

LEMBAR PERNYATAAN ... ii LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... x DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR GAMBAR ... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xviii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.2.1 Rumusan Masalah Makro... 6 1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 6 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7 1.3.1 Maksud Penelitian ... 7 1.3.2 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Kegunaan Penelitian ... 9 1.4.1 Kegunaan Penelitian Teoritis ... 9 1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis... 9


(53)

xi

1.4.2.4Kegunaan Bagi PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ... 10

BAB II TINJAUAN PUSATAKA DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 16

2.1.2.1 Definisi Komunikasi ... 16

2.1.2.2Tujuan Komunikasi ... 18

2.1.2.3Proses Komunikasi ... 20

2.1.2.4Bentuk Komunikasi ... 23

2.1.2.5Fungsi Komunikasi ... 25

2.1.2.6Konteks Komunikasi ... 26

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi ... 26

2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi ... 26

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ... 27

2.1.3.3 Dimensi-Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi 31 2.1.3.4 Tinjauan Tentang Arus Komunikasi Organisasi ... 33

2.1.3.5 Tinjauan Tentang Hubungan Dalam Organisasi ... 35

2.1.3.6 Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi ... 36

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi... 37


(54)

xii

2.1.5 Tinjauan Tentang Karyawan ... 40

2.1.6 Tinjauan Tentang Mitra Kerja ... 42

2.1.7 Tinjauan Tentang Manajemen Perusahaan ... 42

2.1.8 Tinjauan Tentang Harapan ... 43

2.2 Kerangka Pemikiran ... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 48

3.2 Informan Penelitian ... 50

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.3.1 Studi Pustaka ... 51

3.3.2 Studi Lapangan ... 52

3.4 Uji Keabsahan Data ... 54

3.5 Teknik Analisa Data ... 56

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Sejarah Serikat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 61

4.1.1.1 Visi dan Misi Serikat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 64


(55)

xiii

Indonesia, Tbk ... 67

4.1.1.4 Stuktur DPP SEKAR TELKOM ... 72

4.1.2 Hasil Penelitian ... 73

4.1.2.1 Identitas Informan ... 78

4.1.2.2 Analisis Hasil Penelitian ... 91

4.1.2.2.1 Cara Menentukan Komunikator Oleh Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam pencapaian Harapan Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ... 92

4.1.2.2.2 Cara Menyampaikan Pesan Oleh Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam pencapaian Harapan Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ... 94

4.1.2.2.3 Pemilihan Media Oleh Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam pencapaian Harapan Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ... 96

4.1.2.2.4 Penerima melalui Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja dalam Pencapaian Harapan Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ... 100


(56)

xiv

Indonesia,Tbk ... 106

4.2 Pembahasan ... 110

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 122

5.2 Saran ... 125

5.2.1 Saran Bagi Serikat Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ... 125

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 127

LAMPIRAN ... 130


(57)

xv

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian ... 50

Tabel 3.2 Data Informan Pendukung ... 51

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 60


(58)

xvi

Gambar 2.1 Model Alur Kerangka Pemikiran ... 47

Gambar 3.1 Alur Model Analisa Data... 58

Gambar 4.1 Logo Serikat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 66

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Serikat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 68

Gambar 4.3 Struktur DPP SEKAR TELKOM ... 72

Gambar 4.4 Ir. Syahrul Akhyar ... 79

Gambar 4.5 Imron, S.T ... 81

Gambar 4.6 Anggiat Sitomorang, S.E.MM ... 84

Gambar 4.7 Purnama R, S.T... 86

Gambar 4.8 Viki ... 88

Gambar 4.9 Tri Pujianto ... 89

Gambar 4.10 Asep Hidayat ... 90

Gambar 4.11 Model Strategi Komunikator Menentukan Komunikator Oleh Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam pencapaian Harapan Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 113

Gambar 4.12 Model Strategi sebagai Penyampaian Pesan Oleh Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam pencapaian Harapan Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 116


(59)

xvii

Gambar 4.14 Model Strategi sebagai Penerima dan Efek Oleh Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam Pencapaian

Harapan Karyawan PT.Telekomunikasi, Tbk ... 121

Gambar L.1 Ruangan depan dilihat dari pintu masuk ... 165

Gambar L.2 Bendera-bendera Sekar DPP, DPW, DPD ... 165

Gambar L.3 Ruangan Tengah kantor DPP Sekar ... 166

Gambar L.4 Ruangan Ketua Umum dan Sekjen... 167

Gambar L.5 Ruangan Pengurus DPP Sekar... 167

Gambar L.6 Ruang Aspirasi ... 168


(60)

xviii

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian Dari Dekan... 130

Lampiran 2 : Surat Balasan Penelitian ... 131

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Pembimbing ... 132

Lampiran 4 : Berita Acara Bimbingan ... 133

Lampiran 5 : Surat Rekomendasi Pembimbing mengikuti Sidang ... 134

Lampiran 6 : Surat Permohonan ... 135

Lampiran 7 : Lembar Revisi SUP ... 136

Lampiran 8 : Lembar Revisi Sidang ... 137

Lampiran 9 : Pedoman Wawancara ... 138

Lampiran 10 : Pedoman Observasi ... 142

Lampiran 11 : Hasil Wawancara Informan Kunci ... 147

Lampiran 12 : Hasil Wawancara Informan Pendukung ... 156

Lampiran 13 : Lembar Membercheck ... 158


(61)

127

Ardianto, Elvinaro. 2011. Hand Book Of Public Relations. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Ardianto, Elvinaro. 2011. Metode Penelitian untuk Public Relations. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. UMM Press.

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Cangara, Hafield. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(62)

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Pace, R. Wayne, Don F. Faules. 1993. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jalaludin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Gramedia Wilasarana Indonesia.

Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Gramedia Wilasarana Indonesia.

B. Internet Searching

Duniabaca.com/pengertian organisasi. (Maret 2015, pukul 15.00) Mathis dan Jackson, 2001: 100 tinjauan Karyawan

SekarTelkom.org

Sekartelkom-indonesia.org

C. Skripsi

Yuwono Jati, 2010. Skripsi. Strategi Humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Pada Pengunjung Program Pencanangan Sosialisasi Gerakan Hemat Energi Listrik Tahun 2008 Di Lapangan Tegalega Bandung. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Wildan Hakim, 2012. Skripsi. Strategi Komunikasi Serikat Pekerja Pers Dalam menyelesaikan Konflik Hubungan Industrial Di Perusahan Media. Jakarta : Universitas Indonesia


(63)

Lilis Susilawati, 2013. Skripsi. Strategi Komunikasi PT. SAFTA FERTI Bandung melalui Pemberian Reward dalam Meningkatkan Kinerja Karyawannya.Bandung : Universitas Komputer Indonesia

D. Sumber Lain

Dalimunthe A. Jainul, Permadi Sindar. 2002. Kebangkitan Nasionalisme

Karyawan BUMN. The Institute Of Public Service


(64)

168 DATA PRIBADI

Nama : Arum Tresna Chairunisa

Nama Panggilan : Arum, Rumi, Ica

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 29 November 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 082217029944

Status : Belum Kawin

Nama Ayah : Ade Juhanda

Pekerjaan : Wirausaha

Nama Ibu : Yanti Dwi Gianti

Pekerjaan : PNS

Alamat Orang Tua : Perumnas Teluk Jambe blok X, no. 311, Karawang Motto : Do your best at any moment that you have


(65)

PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 1997 - 1999 TKIT Al-Irsyad Al-Islamiyah Karawang

Berijazah

2. 1999 - 2005 SDIT Al-Irsyad Al-Islamiyah Karawang

Berijazah

3. 2005 - 2008 SMPN 1 Karawang Berijazah

4. 2008 - 2011 SMAN 5 Karawang Berijazah

5. 2011 s/d Sekarang Universitas Komputer Indonesia

PENDIDIKAN NONFORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2015 Language Training Center Bandung EEP

Bersertifikat

2. 2014 Public Speaking and Broadcasting DJarie

Bersertifikat

3. 2008 Pelatihan Atlet Renang Karawang

PENGALAMAN ORGANISASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2008 - 2009 Wakil Bendahara OSIS SMAN 5 Karawang

2. 2009 - 2010 Sekertaris OSIS SMAN 5 Karawang 3. 2008 - 2011 Paduan Suara Candra Gemilang

SMAN 5 Karawang

PRESTASI

No. Tahun Uraian Keterangan


(66)

2. 2008 - 2011 Diundang acara ulang tahun Karawang, dan setiap acara di DPRD Karawang

3. 2010 Juara 3 Pasanggiri Rampak Sekar, LSS ITB

Bersertifikat

PENGALAMAN KEGIATAN

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2014 Praktek Kerja Lapangan di RSHS Bandung

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 20 Maret 2015 sebagai peserta Semiloka Anti

Plagiarisme, di Auditorium

Unikom

Bersertifikat

2. 28 Februari 2015 sebagai peserta dalam

Talksho “tudy A road

Scholarship 2015 di UNPA“ Bandung

Bersertifikat

3. 21 Februari 2015 sebagai peserta Seminar dan

Pelatihan Menuju ASEAN

Economic Community 2015, di UNISBA Bandung

Bersertifikat

4. 13 Desember 2014 sebagai peserta Has

Succesfully Completed seminar and workshop

ele ator Pit h , di POLMAN Bandung

Bersertifikat

5. 15 November 2014 sebagai peserta Talkshow

Citizen Journalism : Everyone Can Be Journalist yang di selenggarakan oleh UNIKOM, di Pendopo Bandung

Bersertifikat

6. 1 Mei 2014 sebagai peserta

Kewirausahaan oleh Chairil

Tanjung, di Trans Studio


(1)

171

Bandung

7. 1 Mei 2014 sebagai peserta Workshop Public Speaking and Broadcasting, di Trans Studio Bandung

Bersertifikat

8. 1 Desember 2013 sebagai peserta Pesta Wirausaha Bandung, di Telkom Universitas Bandung

Bersertifikat

9. 23 September 2013 sebagai peserta seminar kebudayaan bersama Dr. Arthur S Nalan dan Budi Dalton, di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

10. 7 Juli 2013 sebagai peserta Marketing Entrepreneurship, di Azalea Room, BTC Fashion Mall Bandung

Bersertifikat

11. 4 Juni 2013 sebagai peserta kunjungan dan kuliah umum bersama Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, di Gedung Sate

Bersertifikat

12. 30 November 2011 sebagai peserta Dialog Publik PT Jasa Raharja, di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

13. 2011 Sebagai peserta Table Manner yang diselenggarakan oleh Universitas komputer Indonesia Bandung, di Hotel Golden Flower

Bersertifikat

14. 8 Desember 2011 sebagai peserta Islam dan Moralitas Pembangunan diselenggarakan oleh Universitas komputer Indonesia Bandung, di Auditorium UNIKOM Bandung


(2)

172

KEAHLIAN/BAKAT

No. Uraian

1. Pandai Bernegosiasi

2. Memiliki suara yang enak didengar saat di mic 3. Menguasai Komputer Aplikasi

4. Communication Skill

5. Dapat menggunakan mixer Radio

Bandung, Agustus 2015 Hormat saya,


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Assalam’ulaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Serikat Karyawan sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Serikat Karyawan Sebagai Mitra Kerja Manajemen Perusahaan dalam Pencapaian Harapan Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)

Peneliti menyusun penelitian ini untuk Mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dalam penelitian ini, peneliti banyak mendapat bantuan dan saran dari berbagai pihak. Terutama kepada kedua orangtua tercinta, Papap Ade Juhanda dan Ibu Yanti Dwi Gianti beserta adik ku tersayang Frida Tresna Kurniawati, dan Kakak ku Ichsan Tresna Primanizar yang telah memberikan dukungan moril dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Atas segala bantuan dan pengertiannya, pada kesempatan kali ini peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih yang tak terkira kepada :

1. Yth. Bapak Dr.Ir. Eddy Suryanto Sugoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)


(4)

vii

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo. Drs. M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 3. Yth. Ibu Melly Maulin P, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Universitas Komputer Indonesia, yang sudah bersedia memberikan pengesahan untuk melaksanakan sidang sarjana, dan juga Selaku Ketua Sidang dan Penelaah yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun kepada peneliti.

4. Yth. Bapak Sangra Juliano P, M.I.Kom, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia dan juga selaku penelaah sidang yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun kepada peneliti.

5. Yth. Bapak Inggar Prayoga, M.Ikom selaku Dosen Wali peneliti yang telah memberi dukungan terhadap penelitian ini.

6. Yth. Bapak Gandjar Nugraha, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing dan membantu peneliti dalam mengarahkan penyelesaian skripsi ini dan juga telah membantu peneliti untuk melakukan penelitian di PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

7. Yth. Ibu Tine A Wulandari, M.I.Kom, Ibu Rismawaty, S.Sos,M.Si, Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si, Bapak Dr. Ali Syamsudin, S.Ag,M.Si, Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si, Bapak Adiyana Slamet, S.IP.,M.Si, Bapak Olih Solihin, M.I.Kom selaku Bapak serta Ibu Dosen Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmu dan


(5)

viii

pengetahuannya serta membimbing peneliti selama perkuliahan dan penilaiannya.

8. Yth. Ibu Astri A.Md dan Seluruh staf Sekertariat Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membantu memberikan informasi dan memberikan pelayanan untuk peneliti demi kelancaran skripsi ini.

9. Untuk yang selalu menemani, mengantar, membantu dan terus memberikan semangat Afif Faisal, Afni Pratiwi, Annisa Ayulia, Kevin Fajar, Faisal Abdul Rahman, Isti Meirina, Deliana Zairina, Chitra Meita, Fredy Septian, Adami, Reisha, serta seluruh teman - teman yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

10.Teman-teman IK 3 dan IK Humas 2 2011, yang telah mendukung menjadi teman seperjuangan pada saat perkuliahan maupun diluar perkuliahan, dan kepada seluruh teman-teman program studi Ilmu Komunikasi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

11.Yth. Serikat Karyawan TELKOM, terimakasih telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Serikat Karyawan Telkom, serta telah membantu dalam penelitian ini.

12.Yth. Bapak Syahrul Akhyar, Bapak Anggiat Sitomorang, Bapak Imron, Bapak Purnama Rahardja, terimakasih telah bersedia menjadi informan penelitian kunci yang telah memberikan informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan di Serikat Karyawan Telkom.


(6)

ix

13.Yth. Bapak Viki, Bapak Tri Pujianto, Bapak Asep Hidayat, terimakasih telah bersedia menjadi informan pendukung yang telah memberikan informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan di Serikat Karyawan Telkom

14.Yth. PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk, terimakasih telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan ini.

15.Semua pihak yang mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan serta saran-sarannya kepada peneliti.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam pengerjaan Hasil Penelitian ini. Oleh karena itu peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya, selain itu juga dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka peneliti menerima segala kritikan serta saran untuk membangun agar hasil penelitian ini dapat mendekati sempurna.

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Amin ..

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Agustus 2015 Peneliti,

Arum Tresna C NIM. 41811111