1
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Sinyal Signalling Theory
Teori Persinyalan Signalling Theory pertama kali dikembangkan oleh Ross 1977. Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan
sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan baik. Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik
sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan.Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi
laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar
karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar khususnya investor dan kreditur.
Menurut Wolk et al. 2001 teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
2
perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Rustiarini 2010 menyatakan untuk
mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Salah satu informasi
yang diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility.
2.1.2 Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Legitimasi dapat dijadikan sebagai
wahana untuk mengkonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat. Legitimasi merupakan suatu
keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik Nor Hadi, 2009.
Gray et al. 1996 dalam Nor Hadi, 2009 berpendapat bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan
terhadap masyarakat society, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Hal ini mengharuskan perusahaan beroperasi sesuai dengan harapan masyarakat. Menurut
Deegan 2002 dalam Nor Hadi, 2009 social disclosure dapat dijadikan salah satu representasi keberpihakan sosial tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak
eksternal.
3
Pattern 1992 dalam Nor Hadi, 2009 menyatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengelola legitimasi agar efektif, yaitu
dengan cara: 1
Melakukan identifikasi dan komunikasidialog dengan publik. 2
Melakukan komunikasi dialog tentang masalah nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan serta membangun persepsinya tentang perusahaan.
3 Melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan, terutama terkait dengan
masalah social responsibility. Teori legitimasi dapat dijadikan pijakan bagaimana seharusnya perusahaan
merumuskan kebijakan agar tetap memperoleh pengakuan dan kepercayaan dari stakeholders. Terlebih dalam hal kebijakan pengungkapan serta kebijakan
keberpihakan sosial lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja sosial dan keuangan perusahaan Nor Hadi, 2009.
Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta mengungkapkan pelaksanaan tersebut merupakan salah satu cara perusahaan untuk memperoleh
legitimasi dan pengakuan di masyarakat. Perusahaan yang memperoleh pengakuan dari masyarakat dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya dimana hal ini
akan berdampak pada citra baik perusahaan yang nantinya akan direspon dengan baik oleh investor.
4
2.1.3 Agency Theory