2.4 COMBUSTION ENGINE
Berikut adalah proses pembakaran mesin diesel dengan penggunaan bahan bakar campuran biofuel vitamin engine. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 2.2 Grafik Proses Pembakaran Mesin Diesel
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode : a. Periode 1: Waktu pembakaran tertunda ignition delay A-B, pada periode ini
fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara didalam silinder agar mudah terbakar.
b. Periode 2: Perambatan api B-C, pada periode ini campuran bahan bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat
dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar
sekaligus,sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut pembakaran letup.
c. Periode 3: Pembakaran langsung C-D akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat
dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
d. Periode 4: Pembakaran lanjut D-E injeksi berakhir dititik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih
tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperature gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.
2.5 BAHAN BAKAR DIESEL
Selain calorific value nilai kalori, masih ada lagi beberapa spesifikasi dari bahan bakar terutama bahan bakar diesel yang sering diperlukan dalam praktik.
Spesifikasi ini antara lain : • Viskositas merupakan tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa
kapiler terhadap gaya gravitasi, umumnya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan untuk mengalir pada jarak tertentu. Jika viskositas tinggi, maka
tahanan untuk mengalir semakin tinggi. Viskositas sangat mempengaruhi kinerja injector bahan bakar. Viskositas yang tinggi akan mengakibatkan
bahan bakar tidak teratominasi dengan sempurna melainkan dalam bentuk tetesan-tetesan yang besar dengan momentum tinggi serta memiliki
kecenderungan untuk berrtumbukan dengan dinding silinder yang relative dingin. Hal ini dapat mengakibatkan pemadaman nyala flame dan
peningkatan deposit serta emisi gas buang. Sebaliknya, bahan bakar yang
memiliki viskositas yang rendah menghasilkan pengkabutan spray yang terlalu halus dan tidak dapat masuk lebih jauh kedalam silinder pembakaran
sehingga membentuk “ daerah kaya bahan bakar” Fuel rich zone • Bilangan Setana merupakan bilangan yang menunjukkan pada kualitas dan
cepat atau lambatnya suatu bahan bakar untuk menyala. Bilangan setana didasarkan pada persen volume setana. Semakin tinggi bilangan setana suatu
bahan bakar, maka kualitas penyalaan semakin baik. Ini berarti bahan bakar tersebut akan menyala ketika diinjeksikan kedalam silinder mesin diesel
dengan penundaan penyalaan yang lebih singkat, demikian sebaliknya. Bilangan setana untuk mesin diesel putaran tinggi berkisar 4000 rpm sampai
6000 rpm. • Titik tuang Pour Point adalah temperature rendah suatu minyak atau bahan
bakar cair mulai membeku atau berhenti mengalir. Titik tuang dipengaruhi derajat ketidakjenuhan angka iodium, semakin tinggi ketidakjenuhan maka
titik tuang semakin rendah. Titik tuang juga dipengaruhi oleh panjang rantai karbon, semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik tuang. Titik
tuang perlu diketahui khususnya pada saat menghidupkan mesin dalam keadaan dingin.
• Volatilitas merupakan kecenderungan suatu jenis bahan bakar untuk berubah fasa dari cair menjadi uap. Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang
rendah merupakan tanda-tanda dari tingginya volatilitas dari suatu bahan bakar.