Bella Aviana Sari, 2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian,
prosedur penelitian, dan analisis dan interpretasi data.
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yan akan digunakan adalah Penelitian Tindkan Kelas Classroom Action Research. Penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif sehingga data yang dibutuhkan itu harus fakta secara menyeluruh. Penelitian tindakan ini dilakukan
dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara langsung yang melibatkan masalah yang timbul di lapangan. Khususnya masalah yang ada di
dalam kelas. PTK yaitu suatu upaya dari pihak terkait khususnya guru sebagai
pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajarnya itu sendiri. Menurut Ebbutt
dalam Wiraatmadja 2012 hlm. 12 PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekolompok guru dengan
melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
3.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini adapun disain penelitian yang dikembangkan menurut Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Tahapan-tahapan lazim
yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, Observasi, dan reflektif. Berikut adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
dalam Sukardi, 2013 hlm. 5-8 :
Bella Aviana Sari, 2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur PTK Menurut Kemmis Mc Taggart
Sumber: Sukardi 2013
Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk meningkatkan apa yang hendk terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana
tindakan tersebut harus berorientasi ke depan. Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel, untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat
dilihat dan rintagan tersembunyi yang mungkin timbul. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis yang
Bella Aviana Sari, 2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial, dan mengenal rintangan yang sebenarnya.
Bella Aviana Sari, 2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Tindakan
Tindakan disini hatus terkontrol dan termonitor secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus dilakukan dengan hati-hati, dan merupakan
kegiatan praktis yang terencana. Tindakan yang baik adalah tindakan yang mengundang tiga unsur penting yaitu peningkatan praktik, peningkatan
pemahaman individual dan kolaboratif, dan peningkatan situasi dimana kegiatan berlangsung.
c. Observasi
Observasi dalam penilitian tindakan kelas mempunyai arti pengamatan terhadp treatment yang diberikan pada kegiatan tindkan.
Observasi mempunyai fungsi penting, yaitu melihat dan mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Oleh karena itu
observasi harus mempunyai beberapa syarat, seperti memliki orientasi prospektif dan dasar-dasar reflektif masa sekarang dan yang akan datang.
d. Reflektif
Merupakan langkah dimana tim peneliti menilai kembali situasi dan kondisi, setelah subjekobjek yang diteliti memperoleh treatment secara
sistematis. Komponen ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian, dan telah
dicatat dalam observasi. Pada kegiatan ini, peneliti berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja, poses, problem, isu dan hambatan
yang muncul dalam perencanaan dan treatment yang diberikan kepada subjek. Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan
isu-isu yang muncul, sebagai konsekuensi adanya tindkan terencana yang dilakukan dalam penelitian tindakan.
3.3 Lokasi Penelitian