PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhisebagiandariSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

RaisyaRiyanti P.

0902946

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

2013

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Raisya Riyanti P.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Raisya Riyanti P. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

RAISYA RIYANTI P. 0902946

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan di lapangan yang menunjukkan bahwa siswa kurang antusias dalam pembelajaran menyimak dan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak adanya media yang dapat meningkatkan daya minat, gairah dan motivasi siswa dalam menyimak dan berbicara, sehingga hasil evaluasi akhir siswa masih tergolong sangat rendah. Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari III siklus yang melibatkan 35 siswa sekolah dasar sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi, lembar kerja siswa, lembar pengamatan proses, dan kamera foto. Data penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif yang diperoleh dari hasil analisis dan refleksi dari setiap siklus.

Hasil penelitian dari tiga siklus yang dilaksanakan, pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa merasa senang dapat menyimak sebuah cerita dengan menggunakan media film cerita dengan pilihan cerita yang menarik dan dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa. Sehingga pada akhirnya siswa dapat menentukan tema, latar, penokohan dan membuat serta menceritakan kembali isi cerita secara runtut. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan rata-rata hasil evaluasi yang dilaksanakan tiap siklus, dengan rata-rata peningkatan keterampilan menyimak siklus I yaitu 65; siklus II yaitu 68; siklus III yaitu 98. Sedangkan peningkatan keterampilan berbicara siswa juga dapat terlihat dari nilai rata-rata siswa siklus I yaitu 58, siklus II 72 dan siklus III 83. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model PAIKEM dalam pembelajaran keterampilan menyimak siswa dapat meningkatkan motivasi belajar, siswa dapat menentukan tema, latar, alur, penokohan dan membuat serta menceritakan sinopsis secara runtut dengan metode film cerita yang dibuat semenarik mungkin dan berbeda pada setiap siklusnya. Dan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode permainan lempar bola sehingga siswa dapat berani maju kedepan kelas untuk menceritakan kembali isi cerita yang disimak. Rekomendasi bagi pendidik khususnya guru bahasa indonesia diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan pemanfaatnan media film cerita sebagai alternatif media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya dalam ketermpilan menyimak dan berbicara.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Hipotesis Tindakan ...4

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Hasil Penelitian ...4

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR A. Kajian Teori ...7

1. Model PAIKEM a. Pengertian PAIKEM ...7


(7)

c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam PAIKEM ...9

d. Peranan Guru Dalam Penggunaan Model PAIKEM ...10

e. Penerapan PAIKEM dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Menyimak dan Berbicara ...12

f. Kelebihan dan Kelemahan PAIKEM ... 12

2. Keterampilan Menyimak di SD a. Pengertian Menyimak ... 13

b. Keterampilan Menyimak di SD ... 14

c. Penilaian KemampuanMenyimak ... 15

3. KeterampilanBerbicara a. Pengertian Berbicara ...16

b. Keterampilan Berbicara di SD ...16

c. Penilaian Kemampuan Berbicara ...17

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ...18

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ...19

B. Model Penelitian ...21

C.Lokasi dan Waktu Penelitian ...23

D.Subjek Peneltian...23

E. Prosedur Penelitian ...23

F. Instrumen Penelitian ...28

G. Teknik Pengumpulan Data ...29


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian ...36

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...93

B. Rekomendasi ...97

DAFTAR PUSTAKA ...104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...105 Instrumen Penelitian ... Hasil Penelitian ...


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu mata pelajaran yang dapat mencapai tujuan pendidikan dasar ialah Bahasa Indonesia. Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP : 2006), sekolah dasar harus memberikan bekal kemampuan dan empat keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran bahasa.

Menurut Tarigan (1994) “ Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting

terutama sebagai alat untuk berhubungan antara manusia dengan manusia”. Begitu pentingnya

bahasa bagi manusia, sehingga tidak berlebihan jika bahasa harus dipelajari. Dengan diberlakukannya KTSP 2006, menuntut siswa agar dapat mengembangkan empat keterampilan berbahasa, yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Kurikulum dan pengajaran bahasa di sekolah merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mencegah kesalahan berbahasa siswa, serta untuk menumbuhkembangkan keterampilan berbahasa siswa.

Empat keterampilan berbahasa yang perlu disampaikan kepada siswa meliputi keterampilan berbicara ( speaking skills ), membaca ( reading skills), menulis (writing skills) dan menyimak (listening sklills). ( Tarigan, 1981)

Dalam belajar mengajar, keterampilan satu dengan yang keterampilan yang lainnya saling berkaitan dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperolehnya setiap individu dihadapkan pada tahapan yang diawali dengan kemampuan menyimak dan berbicara sebelum akhirnya mampu untuk menulis dan membaca yang biasanya diperoleh dari bangku sekolah.


(10)

Menyimak merupakan salah satu potensi berbahasa setiap orang.Potensi ini dimiliki setiap orang sejak lahir, kecuali bagi anak-anak yang ditakdirkan tunarungu sejak lahir.Potensi menyimak ini merupakan sebuah keterampilan berbahasa.Keterampilan menyimak dapat berkembang dan perkembangannya dapat pesat dapat juga lambat, tergantungpada upaya khusus untuk mengembangkannya.

Masyarakat kita terutama para ibu telah memahami pentingnya upaya pengembangan keterampilan anak dalam menyimak.Buktinya sejak anak lahir para ibu selalu mengajari anak dengan berbagai bunyi.Pemerolehan dan pembelajaran bahasa diarahkan guna meningkatkan wawasan dan keterampilan si anak. Pemerolehan bahasa ( language acquisition ) adalah proses yang berlaku dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Proses ketika seorang anak sedang memperoleh bahasa ibunya terdiri atas dua aspek, yakni pertama aspek pemahaman dan aspek pelahiran serta kedua adalah aspek kompetensi ( Hartati : 2000 )

Sementara itu Brooks dalam Tarigan (1990) menyebutkan bahwa keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting. Keterampilan ini mempunyai kaitan erat dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya, yaitu dengan berbicara, membeca dan menulis.Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa dua arah yang sifatnya langsung dan merupakan komunikasi tatap muka (face to face communication).Sehingga pada tahap ini, si anak dapat meniru langsung ucapan-ucapan dari si pembicara. Semakin sering seseorang menyimak bunyi bahasa maka akan semakin tinggi juga kualitas bicaranya. Jadi, meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.

Para pakar pendidikan, khususnya pakar pengajaran bahasa memahami benar pentingnya pengajaran keterampilan menyimak.Oleh karena itu, menyimak dijadikan sebagai salah satu bahan pengajaran bahasa meskipun tidak selamanya berdiri sendiri sebagai bahan pengajaran, melainkan terintegrasi dengan pengajaran ketiga keterampilan bahasa lainnya. Untuk kepentingan pengajaran menyimak dibutuhkan bahan-bahan pengajaran, seperti naskah non-fiksi (pengumuman dan laporan) dan naskah fiksi ( cerpen, drama, puisi dan dongeng).

Dongeng merupakan salah satu karangan fiksi yang memiliki karakteristik khusus.Dongeng adalah cerita khayalan, rekaan atau imajinatif.Pelaku dalam dongeng tidak


(11)

selamanya tokoh manusia melainkan dapat juga tokoh non-manusia seperti tumbuhan, hewan atau tokoh-tokoh khayalan seperti dewa-dewi dan bidadari.Cerita dalam dongeng biasanya menarik minat anak-anak.

Anderson dalam Tarigan (1990) mengungkapkan bahwa menyimak dongeng merupakan kegiatan yang penting bagi anak. Kegiatan ini selain dapat mendukung penugasan keterampilan berbahasa, juga merupakan kegiatan yang berfungsi secara apresiatif dan kreatif dengan respon mental dan emosional karena anak dapat memperoleh kegembiraan.

Mengingat betapa pentingnya kegiatan menyimak dongeng dan teknik berbicara, penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam menyimak dongeng dengan Pendekatan PAIKEM.Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis, ternyata siswa kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang masih berkesulitan dalam menyimak cerita/dongeng. Maka penulis tuangkan dalam

judul “ Penerapan Model PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas dan temuan

dilapangan, secara fokus permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah proses

menyimak dan berbicara pada siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan Model Pembelajaran PAIKEM yang dapat membentuk pemahaman siswa terhadap struktur cerita, amanat yang tersirat dalam seluruh cerita (dongeng) dengan mengembangakan keterampilan menyimak sehingga dapat mengapresiasikan dan mengaplikasikannya dalam hidup dan kehidupan”.

Agar terarahnya penelitian ini dan terjawabnya permasalahan yang terdapat didalamnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?


(12)

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

C. Hipotesis tindakan

Pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa yang memiliki kesulitan dalam dalam materi ajar tersebut akan mengalami kemudahan, kepahaman dan penguasaan serta aplikasi sendiri, melalui pengalamannya. Jika dalam proses pembelajaran menyimak dan berbicara, maka keterampilan siswa akan meningkat.

Untuk itulah penulis mencoba menetapkan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. PAIKEM dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam keterampilan menyimak dan berbicara.

2. PAIKEM dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) tentang standar kompetensi menyimak.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengajaran sastra khususnya menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM, dengan rincian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

3. Memperoleh peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

E. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi guru dan siswa.

1. Bagi Siswa :


(13)

b. Meningkatkan keterampilan berbicara dan kebahasaan yang tinggi.

c. Dapat menulis rangkaian kata dan pembicaraan guru, sesuai dengan tingkatan siswa kelas V.

2. Bagi Guru :

a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaancara peningkatan daya simak sebagai salah satu tugas guru bahasa.

b. Mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan Model PAIKEM guna meningkatkan profesionalitas guru.

3. Bagi Sekolah :

a. Membantu sekolah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya di SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat.

F. Penjelasan Istilah

Penelitian ini berjudul tentang Peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara.Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat. Supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman dan untuk mempermudah penulis dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, maka dibawah ini diuraikan beberapa batasan atau definisi operasional.

1. Model PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jadi PAIKEM adalah suatu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.Strategi pendekatan PAIKEM merupakan salah satu strategi yang dapat di terapkan untuk mengotimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah, terutama di sekolah dasar.

2. Keterampilan Menyimak

Menyimak adalah suatu aktivitas/proses kegiatan yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam


(14)

bahan simakan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

3. Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan kegiatan bahasa lisan, dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa.Berbicara juga merupakan satu aspek keterampilan berbahasa.Aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan menulis.Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini senada dengan pernyataan Suharjono dalam (Arikunto, 2006) yang mengemukakan

bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik belajar”. Sedangkan menurut Wardhani (2007) mendefinisikan bahwa :

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.Dalam penelitian tindakan kelas, guru harus melakukan instrospeksi diri secara reflektif mengenai pembelajaran, dengan menggunakan tindakan agar dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas.

Mills 2000 ( dalam Wardhani, 2007) mendefinisikan bahwa tindakan kelas sebagai systematic inquiri yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan

untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflectif practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Watts (dalam Abidin, 2009) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah proses yang dilakukan seorang penelitian dalam hal menguji segi praktis pendidikan secara sistematis dan berhati-hati dengan menggunakan beberapa teknik penelitian.

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian tindakan kels dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan guru sebagai peneliti itu sendiri, sehingga kemampuannya sebagai guru diharapkan cukup propesional.Sikap ini dapat berdampak pada peningkatan kualitas siswa, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan, hubungan social, dan sikap-sikap belajar yang bermanfaat bagi siswa untuk memiliki kecakapan hidup.


(16)

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk :

a. Peningkatan dan perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru. b. Perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar

mengajar.

c. Terwujudnya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian berlangsung.

Penelitian tindakan kelas ditujukan kepada kepentingan praktisi di lapangan, dalam hal ini guru kelas.Artinya penelitian tindakan kelas ii dapat mendorong, dan membangkitkan para praktisi di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melaksanakan refleksi, dan kritik diri terhadap kinerja profesionalnya.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas memandang esensi prinsip keterlibatan peneliti secara langsung sebagai basis sosialnya, dan peningkatan mutu sebagai pendidikannya.

Guru sebagai pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini hendaknya mengetahui dan memahami karakteristik penelitian tindakan kelas. Kasbolah (1999) mengemukakan bahwa, tiga karakteristik penelitian tindkan kelas yaitu : 1) penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru itu sendiri, 2) berangkat dari permasalahan praktik factual, 3) adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: (1) inovasi pembelajaran, (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dasar dan tingkat kelas, (3) peningkatan profesionalisme guru ( Suyanto, 1997).

Tujuan-tujuan dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran dikelas. Oleh karena itu focus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternative yang direncanakan oleh guru, kemudian diuji cobakan dan dievaluasi.


(17)

B.Desain Penelitian

Rancangan PTK yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu model spiral atau siklus Kemmis dan Taggart, karena dengan meggunakan model ini jika pada awal penelitian tindakan ada kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan. Tahapan adalah sebagai berikut: 1). Perencanaan tindakan, 2). Pelaksanna tindakan, 3). Pengamatan, 4). Refleksi.


(18)

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Taggart dalam Arikunto

1.Rencana

2. tindakan 4. Refleksi

3. Observasi

1.Rencana

2. tindakan

3. observasi 4. Refleksi

1.Rencana

2. tindakan

3. observasi 4. Refleksi

Hasil Penelitian


(19)

Pada gambar desain diatas, desain model Kemmis dan Mc.Taggart ini pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen tersebut disebut sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus tersebut adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari keempat komponen tersebut.

C. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat. 2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei 2013 sampai dengan selesai, yaitu pada semester II pada tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melaksanakan pembelajaran dalam tiga siklus. Untuk siklus I dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2013 dan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 mei 2013, dan

Siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 31 mei 2013. D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada kelas V semester 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 25 orang Siswa laki-laki.

Alasan pemilihan lokasi dan subjek penelitian tersebut adalah:

1. Mendapat izin dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun yang ada dilingkungan SD Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat.

2. Adanya kerjasama antara peneliti dengan siswa-siswa dikelas V SD Negeri Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V SDN Sukajaya dengan menggunakan model PAIKEM, rencana tindakan penelitian yang dilaksanakandapatdiuraikansebagaiberikut :


(20)

1. Perencanaan

a. Pembuatan surat izin ke Sekolah b. Observasi dan Wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi di SDN Sukajaya secara kesluruhan.Kegiatan ini meliputi pengamatan keadaan siswa di dalam kelas, sikap serta perilaku dalam mengikuti pembelajaran.

c. Menyusun proposal d. Pembuatan SK

e. Membuat instrumen penelitian

2. PelaksanaanPenelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model PAIKEM dilakukan dengan tiga siklus.Penelitian akan dihentikan jika hasil penelitian telah sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan (planing)

- Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) - Menyiapkan media pembelajaran

- Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian - Membuat evaluasi pembelajaran

b. Pelaksanaan (acting)

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan)

- Memintarekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran

- Melaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model PAIKEM dengan menayangkan film cerita anak melalui projector.


(21)

- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi berkaitan dengan penggunaanmodel PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.

- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan setelah melakukan diskusi.

- Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

c. Pengamatan (observation)

- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

- Mengamati kesesuaian penggunaan Model PAIKEM dengan pokok bahasan yang berlangsung.

- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan menyimak dan berbicara.

d. Refleksi (reflecting)

- Mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan berupa test keterampilan menyimak dan berbicara, dan lembar observasi

- Menganalisis sejauh mana peningkatan yang telah dicapai dalam pembelajaran siklus ke-1 sebagai masukan pelaksanaan siklus II

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan (planing)

Pada perencanaan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari perencanaan yang telah dilaksanakan pada siklus pertama dalam hal :

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan instrumen penelitian) berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

- Menayangkan kembali film cerita anak yang berbeda dengan siklus pertama. - Mendiskusikan dengan rekan dan guru sejawat yang akan diminta observasi.


(22)

b. Pelaksanaan (acting)

Pada pelaksanaan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pelaksanaan pada siklus pertama dalam hal:

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan)

- Meminta rekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran

- Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM

- Memberikan tes keterampilan menyimak dan berbicara yang berupa lembar kerja siswa. - Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi

berkaitan dengan penggunaan model PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.

- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan setelah melakukan diskusi.

c. Pengamatan (observation)

Pada pengamatan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pengamatan pada siklus pertama dalam hal:

- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

- Mengamati kesesuaian penggunaanModel PAIKEM dengan pokok bahasan yang berlangsung.

- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan menyimak dan berbicara.

d. Refleksi (reflecting)

Pada refleksi siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari refleksi pada siklus pertama dalam hal:

- Melakukan diskusi dengan guru observer setelahtindakan di lakukan. - Melakukan perbaikan tindakan, berdasarkan hasil diskusi.

- Menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan selanjutnya.


(23)

Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran meyimak dan berbicara dengan menggunakan model PAIKEMdengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama dan kedua. a. Perencanaan (planing)

Pada siklus ketiga ini diharapkan perencanaan sudah matang dari pada perencanaan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan instrumen penelitian) berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

- Menayangkan kembali film cerita anak yang berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya. - Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan diminta observasi.

b. Pelaksanaan (acting)

Pada siklus ketiga ini diharapkan pelaksanaan sudah terlaksana dengan baik dari pada pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan)

- Meminta rekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran - Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM

- Memberikan tes keterampilan menyimak dan berbicara berupa lembar kerja siswa.

- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi berkaitan dengan penggunaanmodel PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.

- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan setelah melakukan diskusi.

- Melaksanakan pengolahan data yang di peroleh setelah penelitian selesai di laksanakan.

c. Pengamatan (observation)

Pada siklus ketiga ini diharapkan pengamatan sudah terlaksana dengan baik dari pada pengamatan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:

- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

- Mengamati kesesuaian penggunan model PAIKEM dengan pokok bahasan yang berlangsung.


(24)

- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan menyimak dan berbicara.

d. Refleksi (reflecting)

Pada siklus ketiga ini penelitian dihentikan karena sudah mencapai tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Setelah seluruh data diperoleh peneliti akan menganalisis data serta membuat kesimpulan atas penggunaan model PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara.

3. Laporan hasil penelitian

a. Mengumpulkan data dari beberapa instrumen penelitian

b. Menganalisis data yang telah diperoleh apakah ada peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar

c. Membuat kesimpulan atas penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi.

F. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Instrumen Tes :

a) Lembar kerja siswa

Lembar kerja siswa merupakan petunjuk dan panduan pada beberapa sesi kegiatan belajar siswa, sehingga siswa dapat aktif belajar dengan mengembangkan berbagai kemampuan belajar secara integratif. LKS pada setiap tindakan berbeda-beda meskipun dalam materi yang sama.

2) Instrumen Non - Tes :

a) Pedoman atau panduan observasi

Pedoman observasi merupakan panduan observer dalam mengadakan pengamatan terhadap jalannya kegiatan peneliti, meliputi kegiatan dan tingkah laku guru selama proses pembelajaran, kegiatan dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran, efektivitas waktu yang digunakan, serta keefektifan penggunaan media. Menurut


(25)

Patta (2006) “Pengamatan (observasi) adalah cara mengumpulkan data dengan

mengadakan pencatatan terhadap apa yang menjadi sasaran pengamatan”.

b) Lembar penilaian

Lembar penilaian adalah lembar yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran, sehingga dengan ini guru dapat menarik kesimpulan pembelajaran berhasil atau tidak.

c) Dokumentasi

Digital Foto Camp dipergunakan sebagai alat penunjang yang dapat melengkapi dan memperjelas data peneliti. Pengambilan foto dilakukan pada setiap tindakan yaitu pada saat proses pembelajaran, wawancara guru dan siswa, diskusi peneliti dan observer. Foto-foto tersebut dilampirkan sebagai salah satu data penunjang, sehingga dapat memberikan gambaran penelitian kepada pembaca.

G. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian. Data-data ini diolah secara deskriptif untuk dilakukan analisis/sintesis sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan dari hasil penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Observasi

Observasi dilaksanakan pada setiap tindakan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh rekan mahasiswa sekaligus rekan kerja di SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat yang memiliki pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM.Hal-hal yang diobservasi mengenai kegiatan belajar mengajarb pada tahapan pembelajaran.


(26)

Dalam rancangan pembelajaran telah disusun LKS sesuai dengan indikator pada kurikulum, untuk membandingakan dengan nilai akhir atau postes secara individual.

3. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir tindakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa secara individual tentang materi pembelajaran yang telah diberikan.Bentuk evaluasi yang digunakan adalah uraian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus III.Hasil dokumentasi ini berupa gambar atau foto yang dapat dilihat pada lampiran hasil penelitian.

H. Analisis Data

Pada akhir kegiatan selalu dilakukan analisis data. Dan data dianalisis secara kualitatif, data ini bersumber dari hasil observasi, tes lisan dan catatan guru pada saat proses pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian ditulis dalam bentuk deskripsi.

Analisis data dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan sejak awal. Pada setiap penelitian. Miles dan Huberman ( Sugiono, 2011) mengemukakan bahwa “ aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Pada proses pembelajaran dikelas,

peneliti menganalisis segala yang dilihat dan diamati, cara guru mengajar, aktivitas siswa, suasana kelas dan cara guru mengelola kelas.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : a) Mencatat hal yang diteliti secara rinci

b) Menganalisis data melalui reduksi data (merangkum hal-hal yang pokok) c) Memfokuskan pada hal yang penting dan membuang yang tidak perlu.


(27)

Penganalisisan data yang akan dilakukan dengan mengacu kepada rambu-rambu analisis yang didasarkan kepada kriteria dengan indicator, cirri descriptor, dan kualifikasi yang ditetapkan sebagaimana tabel berikut, dimana pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan mencatat pembelajaran apresiasi menyimak yang dilakukan siswa (Omagio, 1996 dalam Resmini, 1998). Kualifikasi Sangat Baik (SB) apabila descriptor 1 sampai dengan 4 muncul, kualifikasi Baik (B) apabila 3 dari 4 deskriptor muncul, kualifikasi Cukup (C) apabila 2 dari 4 deskriptor muncul, kualifikasi kurang (K) apabila hanya 1 dari 4 deskriptor muncul.

TABEL 3.1

RAMBU-RAMBU ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN PEMAHAMAN STRUKTUR DALAM CERITA YANG DISIMAK MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA FILM CERITA

Tahap Pembelajaran

Fokus Pemahaman Prosedur Pemahaman Kualifikasi

SB B C K

Pembentukan Pemahaman Tema Cerita

Kesesuaian tema dalam sinopsis dengan sinopsis hasil penentuan tema dan latar

 Menelaah isi cerita yang disimak

 Mengidentifikasi tema dalam cerita yang disimak

 Mengidentifikasi judul

 Mengidentifikasi latar Pembentukan

Pemahaman Pelaku Dan Penokohan

Kesesuaian

penggarapan pelaku dalam cerita yang disimak dengan sinopsis hasil penentuan pelaku

 Mengidentifikasi pelaku dalam cerita

 Mengidentifikasi watak pelaku dalam cerita

 Mengidentifikasi jumlah pelaku dalam cerita


(28)

 Mendeskripsikan watak pelaku dalam cerita Pembentukan

Pemahaman Latar Cerita

Kesesuaian

penggarapan latar cerita dalam cerita yang disimak dengan sinopsis hasil penentuan latar

cerita dan

penggarapannya

 Mengidentifikasi latar cerita dalam cerita yang

disimak dan

penggarapannya

 Mengidentifikasi latar tempat

 Mengidentifikasi latar waktu

 Mengidentifikasi latar suasana pembentukan pemahaman rangkaian cerita Kesesuaian

penggarapan cerita rangkaian yang disimak dengan sinopsis hasil penentuan rangkaian cerita, kelengkapan dan keruntunan rangkaian cerita

 Mengidentifikasi

rangkaian cerita dalam cerita yang disimak

 Mengidentifikasi bagian awal cerita

 Mengidentifikasi akhir cerita

 Menyusun synopsis

secara runtut

Keterangan :

SB : sangat baik B : baik

C : cukup


(29)

DIADAPTASI DARI RESMINI (1998 : 102) DIMODIFIKASI OLEH PENELITI

TABEL 3.2

RAMBU-RAMBU ANALISIS HASIL TERBENTUKNYA PEMAHAMAN STRUKTUR DALAM CERITA YANG DISIMAK MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA FILM CERITA

Tahap

Pembelajaran dan Hasil

Kriteria Indikator Deskriptor Kualifikasi

S B

B C K

Kemampuan Menentukan Tema Cerita Hasil sinopsis cerita Tepat dalam hasil sinopsis cerita

 Isi sinopsis cerita yang disimak sesuai dengan film

 Isi sinopsis cerita relevan dengan tema cerita yang disimak

 Menuliskan judul yang relevan dengan judul cerita yang disimak

 Isi sinopsis memuat amanat yang sesuai dengan amanat yang terkandung dalam film yang disimak Kemampuan

Menentukan Pelaku dan Penokohan Hasil sinopsis cerita Tepat Lengkap dalam hasil sinopsis cerita

 Penggambaran pelaku sesuai cerita yang disimak

 Penggambaran dialog sesuai cerita yang disimak

 Pengaambaran watak melalui

gambaran si pelaku

 Penggambaran fisik sesuai dengan cerita yang disimak

Kemampuan Menentukan Hasil sinopsis Tepat Lengkap

 Memuat penggarapan latar cerita yang relevan dengan cerita yang


(30)

Latar Cerita cerita dalam hasil sinopsis cerita

disimak

 Memuat tempat kejadian cerita

 Memuat latar waktu

 Menggambarkan suasana cerita Kemampuan

Menentukan Rangkaian Cerita

Hasil sinopsis cerita

Tepat Lengkap dalam Hasil sinopsis cerita

 Membuat rangkaian cerita yang sesuai dengan cerita yang disimak

 Menguraikan bagian awal cerita secara runtut

 Menguraikan bagian tengah/isi cerita secara runtut

 Menguraikan bagian akhir cerita secara runtut

Keterangan :

SB : sangat baik B : baik

C : cukup

K : kurang


(31)

TABEL 3.3

PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEMBALI CERITA YANG DISIMAK

Aspek Yang Dinilai

SKALA NILAI BOBOT SKOR

1 2 3 4 5

Penguasaan dan

penghayatan cerita

5

Pemilihan dan

penyusunan kalimat

5

Keruntutan cerita

5

keberanian 5

Keterangan Skor : Baik : 70-100 Cukup :40-65 Kurang: 10-35


(32)

DIADAPTASI DARI CAHYANI DAN HODIJAH (2007) DAN DIMODIFIKASI OLEH PENULIS


(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Pembelajaran menyimak dan berbicara menggunakan model pembelajaran PAIKEM merupakan suatu metode yang dapat digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa model pembelajaran PAIKEM mampu memberikan kontribusi terhadap kemudahan siswa dalam keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penggunaan model PAIKEM menawarkan suatu proses kegiatan pembelajaran yang mengkondisikan siswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang disajikan, juga memotivasi siswa untuk lebih menarik minat dalam proses pembelajaran karena situasi kelas yang dibuat lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan rumusan masalah, dan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, mengenai peningkatan kemampuan meyimakdanberbicarasiswa dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEMpada siswa kelas V SDN Sukajaya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan menggunakan model PAIKEMsudah baik. Semua itu terlihat dengan pembuatan RPP yang mengacu kepada KTSP dan SKKD yang sudah ditentukan. Selain itu disertai juga beberapa media pembelajaran, lembar observasi siswa dan guru, lembar wawancara, serta lembar tes penilaian proses menyimak dan lembar tes penilaian hasil menyimak. Semua itu telah dibuat dengan baik untuk membantu dalam penilaian kemampuan menyimakdanberbicaradengan menggunakan model PAIKEM. Pada RPP sudah dibuat dengan menekankan kepada latihan menyimak yang dilakukan oleh siswa dengan membuat sebuah sinopsis. RPP yang telah dibuat sudah sebaik dan semenarik mungkin agar siswa menjadi aktif dan antusias dalam pembelajaran menyimakdanberbicara.


(34)

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan model PAIKEM sudah terlaksana dengan baik, karena telah mengacu kepada RPP yang disusun pada tahap perencanaan. Selain itu terlihat pada aktifitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran terlihat mengalami peningkatan menjadi lebih baik, siswa terlihat aktif dan antusias pada saat menuliskan sebuah sinopsiscerita yang sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan oleh gurusecararuntut, kemudian pada saat membuat sinopsisyang sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan, sudah sesuai dengan yang diperintahkan oleh peneliti. Dalam keterampilan menyimak, guru membuat penggantian tema dan judul film yang ditayangkan dalam setiap siklusnya, membuat siswa mampu menentukan tema, pelaku dan penokohan, latar, dan rangkaian cerita.Dalam keterampilan berbicara guru melakukan permainan lempar bola agar siswa mampu menguasai dan menghayati cerita, memilih dan menyusun kalimat, menceritakan cerita secara runtut, dan berani maju di depan kelas.

3. Hasil Kemampuan MenyimakdanBerbicara

Hasil kemampuan menyimakdanberbicara dengan menggunakan model PAIKEM sudah baik, karena dilihat dari hasil kemampuan menyimak danberbicara siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Siswa yang pada awalnya belumbisamenentukantemadanlatarceritamasih belum benar sudah dapat menyebutkan dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menentukan tema karena lebih sering tertukar dengan judul cerita. Siswa yang pada awalnya membuat synopsis dengan rancu dan tidak runtut sudah mulai bias mengembangkannya menggunakan kata-kata sendiri dengan baik secara runtut.

Seperti terlihat pada nilai hasil kemampuan siswa pada setiap siklusnya, diketahui setelah dilaksanakan tindakan pada silus Ikemampuan menyimak dan berbicara siswa yang mendapatkan nilai sangat baikberjumlah 6 orang atau 17% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 7 siswa atau 20%, siswa yang mendapatkan nilai cukup sebanyak 13 siswa atau 37%, dan siswa yang


(35)

mendapatkan nilai kurang menjadi 9 siswa atau 26% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. Kemudian pada silus IIkemampuan menyimakdanberbicarasiswa mengalami sedikit peningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai sangat baikmenjadi 5 orang atau 14% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 8 siswa atau 23%, siswa yang mendapatkan penilaian cukup sebanyak 14 siswa atau 10% dan siswa yang mendapatkan penilaian kurang sebanyak 8siswa atau 23% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. Danpada siklus III kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat menjadi lebih baik. Siswa yang mendapatkan nilai sangat baik menjadi 6 orang atau 17% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 22orang atau 63%, siswa yang mendapatkan nilai cukup sebanyak 2 orang atau 6% dan siswa yang mendapatkan penilaian kurang sebanyak 5orang atau 14% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. hal ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyimak dengan menggunakan model PAIKEM.

Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 65, pada siklus II mengalami sedikit peningkatan menjadi 6,8 dan pada siklus III mengalami peningkatan melebihi yang diharapkan dengan nilai KKM 70 yaitu 98. Rata-rata nilai hasil menyimak cerita tersebut diperoleh dari skor yang diperoleh siswa berdasarkan rambu-rambu penilaian menyimak cerita.

Dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 31%, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 37% dan pada siklus III mengalami peningkatan besar menjadi 77%.

B.Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan hasil yang positif terhadap kemampuanmenyimakdanberbicara siswa kelas V SDN Sukajaya. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mencoba memberikan rekomendasi bagi guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan media gambar ini, yaitu sebagai berikut:


(36)

1. Bagi pendidik khususnya guru Bahasa Indonesia dan Guru Kelasdiharapkan dapat menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan pemanfaatnan media film cerita sebagai alternatif media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Dalam memilih cerita yang akan ditayangkan, guru harus memperhatikan jenis cerita sesuai kalangan dan isi dalam cerita yang menarik dan lebih menarik lagi dalam setiap siklusnya agar antusias dan motivasi siswa dalam menyimak pembelajaran semakin meningkat.

3. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih mengintegrasikan tekhnik pembelajaran mencangkup empat keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, membaca, menulis dan menyimak.

4. Pemanfaatan media yang kurang, menghambat proses pembelajaran secara aktif, sehingga penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media sebagai upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara.

5. Siswa lebih tertarik dengan film yang diperankan nyata oleh manusia bukan animasi seperti kartun, khususnya pada siswa kelas V SDN Sukajaya. Maka, dalam proses keterampilan menyimak, guru harus lebih selektif dalam pemilihan tema dan film cerita yang akan ditayangkan.

6. Dalam keterampilan berbicara, permainan lempar bola sudah efektif membuat siswa berani tampil kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah disimak. Maka guru harus lebih kreatif untuk menciptakan sebuah permainan yang lebih menarik untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

7. Memperbaiki kinerja guru dan hasil belajar siswa bisa melalui penggunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangatlah tepat. Oleh sebab itu, penulis menyarankan untuk menggunakan PTK dalam penelitian, baik untuk keperluan penyusunan skripsi atau tugas lainnya.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, W. ( 2010 ). Meningkatkan Kemampuan Menyimak dengan Menggunakan Media Film Cerita. Skripsi PGSD UPI.Bandung : TidakDiterbitkan.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsjad, M. G., dan U.S, Mukti. (2007). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Asmani, JM. (2011). 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta : DIVA Press.

Depdiknas. (2007), Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, Bandung. Depdiknas. (2007), Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Melalui Strorytelling Bagi Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon . Skripsi PGSD UPI. Bandung : TidakDiterbitkan.

Fitrianawati, N. (2011). Penerapan PAIKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Dalam Pembelajaran IPA. Skripsi PGSD UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Hartati, T. (2000). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah/ Metode Pembelajaran Sastra untuk siswa Kelas Rendah. Bandung : UPI Press.

Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : DIVA Press.

Hodijah dan Cahyani, I. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.

Indihadi, D. Djuanda, D. dan Resmini, N. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Kunandar. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Garasindo Persada.

Resmini, N., Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa&Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung : Upi press.

Sahib, N. (2005). PENDIDIKAN Berbasis Komputer Menuju Inovasi. Bandung: Gema Media Pusakatama.

Saminanto. (2012). Mengembangkan RPP PAIKEM, EEK&BERKARAKTER. Semarang : Rasail Media Group.


(38)

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : Dirjen Dikti Depdikbud/IKIP Yogyakarta.

Tarigan, H.G. (1982). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Tarigan, H.G. (1985). Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia/Prinsip-prinsip Dasar Sastra.

Bandung : Angkasa.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Pembelajaran menyimak dan berbicara menggunakan model

pembelajaran PAIKEM merupakan suatu metode yang dapat digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa model pembelajaran PAIKEM mampu memberikan kontribusi terhadap kemudahan siswa dalam keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penggunaan model PAIKEM menawarkan suatu proses kegiatan pembelajaran yang mengkondisikan siswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang disajikan, juga memotivasi siswa untuk lebih menarik minat dalam proses pembelajaran karena situasi kelas yang dibuat lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan rumusan masalah, dan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, mengenai peningkatan kemampuan

meyimakdanberbicarasiswa dengan menggunakan model pembelajaran

PAIKEMpada siswa kelas V SDN Sukajaya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan menggunakan model PAIKEMsudah baik. Semua itu terlihat dengan pembuatan RPP yang mengacu kepada KTSP dan SKKD yang sudah ditentukan. Selain itu disertai juga beberapa media pembelajaran, lembar observasi siswa dan guru, lembar wawancara, serta lembar tes penilaian proses menyimak dan lembar tes penilaian hasil menyimak. Semua itu telah dibuat dengan baik untuk membantu dalam penilaian kemampuan menyimakdanberbicaradengan menggunakan model

PAIKEM. Pada RPP sudah dibuat dengan menekankan kepada latihan menyimak

yang dilakukan oleh siswa dengan membuat sebuah sinopsis. RPP yang telah dibuat sudah sebaik dan semenarik mungkin agar siswa menjadi aktif dan antusias dalam pembelajaran menyimakdanberbicara.


(2)

Raisya Riyanti, 2013

Penerapan Model Paikem Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan model PAIKEM sudah terlaksana dengan baik, karena telah mengacu kepada RPP yang disusun pada tahap perencanaan. Selain itu terlihat pada aktifitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran terlihat mengalami peningkatan menjadi lebih baik, siswa terlihat aktif dan antusias pada saat menuliskan sebuah sinopsiscerita yang sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan oleh gurusecararuntut, kemudian pada saat membuat sinopsisyang sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan, sudah sesuai dengan yang diperintahkan oleh peneliti. Dalam keterampilan menyimak, guru membuat penggantian tema dan judul film yang ditayangkan dalam setiap siklusnya, membuat siswa mampu menentukan tema, pelaku dan penokohan, latar, dan rangkaian cerita.Dalam keterampilan berbicara guru melakukan permainan lempar bola agar siswa mampu menguasai dan menghayati cerita, memilih dan menyusun kalimat, menceritakan cerita secara runtut, dan berani maju di depan kelas.

3. Hasil Kemampuan MenyimakdanBerbicara

Hasil kemampuan menyimakdanberbicara dengan menggunakan model PAIKEM sudah baik, karena dilihat dari hasil kemampuan menyimak danberbicara siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Siswa yang pada awalnya belumbisamenentukantemadanlatarceritamasih belum benar sudah dapat menyebutkan dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menentukan tema karena lebih sering tertukar dengan judul cerita. Siswa yang pada awalnya membuat synopsis dengan rancu dan tidak runtut sudah mulai bias mengembangkannya menggunakan kata-kata sendiri dengan baik secara runtut.

Seperti terlihat pada nilai hasil kemampuan siswa pada setiap siklusnya, diketahui setelah dilaksanakan tindakan pada silus Ikemampuan menyimak dan berbicara siswa yang mendapatkan nilai sangat baikberjumlah 6 orang atau 17% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 7 siswa atau 20%, siswa yang mendapatkan nilai cukup sebanyak 13 siswa atau 37%, dan siswa yang


(3)

mendapatkan nilai kurang menjadi 9 siswa atau 26% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. Kemudian pada silus IIkemampuan menyimakdanberbicarasiswa mengalami sedikit peningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai sangat baikmenjadi 5 orang atau 14% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 8 siswa atau 23%, siswa yang mendapatkan penilaian cukup sebanyak 14 siswa atau 10% dan siswa yang mendapatkan penilaian kurang sebanyak 8siswa atau 23% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. Danpada siklus III kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat menjadi lebih baik. Siswa yang mendapatkan nilai sangat baik menjadi 6 orang atau 17% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 22orang atau 63%, siswa yang mendapatkan nilai cukup sebanyak 2 orang atau 6% dan siswa yang mendapatkan penilaian kurang sebanyak 5orang atau 14% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. hal ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyimak dengan

menggunakan model PAIKEM.

Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 65, pada siklus II mengalami sedikit peningkatan menjadi 6,8 dan pada siklus III mengalami peningkatan melebihi yang diharapkan dengan nilai KKM 70 yaitu 98. Rata-rata nilai hasil menyimak cerita tersebut diperoleh dari skor yang diperoleh siswa berdasarkan rambu-rambu penilaian menyimak cerita.

Dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 31%, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 37% dan pada siklus III mengalami peningkatan besar menjadi 77%.

B.Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan hasil yang positif terhadap kemampuanmenyimakdanberbicara siswa kelas V SDN Sukajaya. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mencoba memberikan rekomendasi bagi guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan media gambar ini, yaitu sebagai berikut:


(4)

Raisya Riyanti, 2013

Penerapan Model Paikem Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Bagi pendidik khususnya guru Bahasa Indonesia dan Guru Kelasdiharapkan dapat menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan pemanfaatnan media film cerita sebagai alternatif media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Dalam memilih cerita yang akan ditayangkan, guru harus memperhatikan jenis cerita sesuai kalangan dan isi dalam cerita yang menarik dan lebih menarik lagi dalam setiap siklusnya agar antusias dan motivasi siswa dalam menyimak pembelajaran semakin meningkat.

3. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih mengintegrasikan tekhnik pembelajaran mencangkup empat keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, membaca, menulis dan menyimak.

4. Pemanfaatan media yang kurang, menghambat proses pembelajaran secara aktif, sehingga penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media sebagai upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara.

5. Siswa lebih tertarik dengan film yang diperankan nyata oleh manusia bukan animasi seperti kartun, khususnya pada siswa kelas V SDN Sukajaya. Maka, dalam proses keterampilan menyimak, guru harus lebih selektif dalam pemilihan tema dan film cerita yang akan ditayangkan.

6. Dalam keterampilan berbicara, permainan lempar bola sudah efektif membuat

siswa berani tampil kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah disimak. Maka guru harus lebih kreatif untuk menciptakan sebuah permainan yang lebih menarik untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

7. Memperbaiki kinerja guru dan hasil belajar siswa bisa melalui penggunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangatlah tepat. Oleh sebab itu, penulis menyarankan untuk menggunakan PTK dalam penelitian, baik untuk keperluan penyusunan skripsi atau tugas lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, W. ( 2010 ). Meningkatkan Kemampuan Menyimak dengan Menggunakan Media

Film Cerita. Skripsi PGSD UPI.Bandung : TidakDiterbitkan.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsjad, M. G., dan U.S, Mukti. (2007). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.

Jakarta : Erlangga.

Asmani, JM. (2011). 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta : DIVA Press.

Depdiknas. (2007), Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, Bandung. Depdiknas. (2007), Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Melalui Strorytelling Bagi Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon . Skripsi PGSD UPI. Bandung : TidakDiterbitkan.

Fitrianawati, N. (2011). Penerapan PAIKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Dalam Pembelajaran IPA. Skripsi PGSD UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Hartati, T. (2000). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah/ Metode Pembelajaran Sastra untuk siswa Kelas Rendah. Bandung : UPI Press.

Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : DIVA

Press.

Hodijah dan Cahyani, I. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.

Indihadi, D. Djuanda, D. dan Resmini, N. (2009). Pembinaan dan Pengembangan

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press. Kunandar. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Garasindo Persada.

Resmini, N., Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa&Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung : Upi press.

Sahib, N. (2005). PENDIDIKAN Berbasis Komputer Menuju Inovasi. Bandung: Gema Media

Pusakatama.


(6)

Raisya Riyanti, 2013

Penerapan Model Paikem Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : Dirjen Dikti Depdikbud/IKIP Yogyakarta.

Tarigan, H.G. (1982). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Tarigan, H.G. (1985). Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia/Prinsip-prinsip Dasar Sastra.

Bandung : Angkasa.