Penyiapan dan Pengkodean Data Teknik Analisis Data

Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 ph Tanah v Observasi 8 Erosibilitas Tanah V BAPPEDA JABAR 9 Penggunaan Lahan V BAPPEDA MAJALENGKA Sumber: Olahan Peneliti

3.6 Teknik Analisi Data

Cara penilaian kapabilitas atau kesesuaian lahn menurut Noor 2006, hlm 166 dapat ditempuh dengan melibatkan penyiapan dan pengkodean data lingkunagn, penentuan nilai dan pembobotan kapabilitas, dan perhitungan nilai kapabilitas lahan.

3.6.1 Penyiapan dan Pengkodean Data

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penyiapan data dan pengkodean data , hal ini di tempuh dengan mengumpulkan data atribut dan mendigitasi peta tematik dengan menggunakan software Argcis sesuai dengan variable atau factor yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk lahan pertanian meliputi variable Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, Jenis Tanah, Keadaan Geologi, Curah Hujan, dan Batas Administrasi. Selanjutnya pengkodean data dilakukan dengan cara setiap variable yang diteliti dibagi kepada subkelasklasifikasi, klasifikasi ini tidak sama jumlahnya untuk setiap variable hal ini didasari oleh tinjauan teori variable tersebut.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik SIG berupa analisis skoring tumbang susun overlay. Pembobotan dalam penelitian ini menggunakan konsep penilain pengaruh, dimana parameter yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesesuain tumbuh tanamn jagung mendapatkan bobot yang besar dibandingkan paramenter yang lainnyanya. Sebaliknya yang mempunyai pengaruh kecil mendapatkan nilai pembobotan yang kecil dibandingkan dengan parameter yang lainnya. Langkah-langkah analisis kesesuan lahan tanamn jagung berbasis SIG, secara detail akan diuraikan sebagai berikut: 3.6.2.1 Langkah Pertama : Pembuatan Peta Parameter Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Peta administrasi, peta tanah, dan peta kedalam tanah di buat berdasarkan data Shp yang diperoleh oleh BAPPEDA Kabupaten Majalengka 2014 selanjutnya Peta Kemiringan lereng dan Ketinggian Tempat diperoleh melalui data SRTM Shuttle Radar Topography Mission yang diolah melui aplikasi Global Mapper. Peta curah Hujan dibuat melalui persebaran pos hujan yang berada di Kabupaten Majalengka kemudian dihubungkan satu sama lain dengan garis khayal yang membuat poligon tyssen sebagai acuan zonasi hujannya, setelah itu dimasukan data atribut kedalam pos hujan dan membentuk peta persebarah curah hujan di Kabupaten Majalengka. 3.6.2.2 Langkah Kedua : Klasifikasi Skoring tiap Parameter Setelah didapat parameter yang berpengaruh yang akan digunakan dalam analisis kesesesuain tanaman jagung, kemudian tiap parameter tersebut dilakukan skoring. Di bawah ini akan dijelaskan skoring tiap parameter. Tabel III.4Skoring Kelas Informasi Bulan Kering 75 mm No Bulan Kering Skor Pertimbanagn Pemberian Skor 1 1 – 7 4 penananaman tanaman dapat diusahan sepanjang tahun melalui perencanaan yang teliti 2 7 – 8 3 periode bero tidak dapat dihindari, tetapi penanaman 2 jenis tanaman secara bergantian masih mungkin dapat dilakukan seperti : Lahan Sawah, ditanami padi, berikutnya palawija 3 6 – 9 2 kemungkinan Penanaman tanaman pangan hanya satu kalitanaman pangan dapat diusahan sepanjang tahun 4 9 1 tidak sesuai untuk tanaman bahan pangan tanpa penambahan sumber air berikut sistem irigasi yang terartur baik. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 Tabel III.5Skoring Kelas Informasi Curah Hujan No Curah Hujan Skor Pertimbanagn Pemberian Skor 1 1200 4 Persesia air sangat tercukupi 2 900 – 1200 3 Persediaan air tercukupi 3 600 – 900 2 Persediaan air sedikit kurang Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tercukupi 4 600 1 Kurang persediaan air Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 Tabel III.6Skoring Kelas Informasi Ketinggian Tempat Ketinggian Tempat Mdpl Skor Pertimbanagn Pemberian Skor – 600 5 Tanaman jagung produksi yang optimal 600 – 1500 4 Tanaman Jagung masih bisa tumbuh dengan baik 1500 – 2500 3 Tanaman Jagung Kurang Baik di daerah ini 2500 - 1 Terlalu Dingin Untuk Tanaman Jagung Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 Tabel III.7Skoring Kelas Informasi Jenis Tanah No Jenis Tanah Skor Pertimbanagn Pemberian Skor 1 Andosol 5 Tanah ini berasal dari gunung berapi. Maka disebut pula tanah gunung. Warna kehitaman hingga kelabu. Warna hitam pada tanah pegunungan disebabkan oleh kandungan bahan organis yang cukup tinggi atau yang disebut humus. 2 Latosol 4 Tanah Latosol adalah tanah liat, berwarna kemerahan, kekuningan atau kecoklatan, karena banyak zat besi, tanah ini cocok untuk tanaman jagung selama keasaman tanah Ph sesuai untuk pertumbuhannya 3 Grumosol 4 Tanah yang tergolong tanah berat ini dapat juga untuk pertaman jagung, namun perlu diperhatikan keseimbangan antara pengairan dan drainase serta aerasi, sebab tanah berat ini sulit untuk meloloskan air sehingga mudah tergenang 4 Alluvial 3 Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian 5 Regosol 2 Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Sifat tanah yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. 6 Glei 2 Tanah Glei adalah tanah yang mempunyai ciri adanya lapisan glei berwarna kelabu, terbentuk karena pengaruh genangan air drainase yang buruk 7 Litosol 2 Tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan lapisan yang tidak begitu besar, kandungan hara pada tanah ini tidak begitu banyak bisa dibilang sangat minim. 8 Pedsol Merah Kuning 2 Tanah ini dikenal bermaslah untuk digunakan dalam budidaya tanaman semusim karena kemasaman rendahsehingga fosfor, salah satu hara penting bagi tumbuhan tidak terserap optimal Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu oleh akar. Sumber: Aak 1993, hlm. 43 Tabel III.8Skoring Kelas kedalaman tanah efektif No Kedalaman Tanah Efektif Cm Skor Pertimbanagn Pemberian Skor 1 90 4 Kedalaman tanah ini sangat baik bagi tumbuh tanaman jagung karena akar jagung akan tumbuh dengan bebas kedalam tanah 2 60 – 90 3 Pada kedalam ini, tanaman jagung masih bisa tumbuh dengan baik kaarena kedalaman perakaran masih bisa sampai 60 Cm 4 30 – 60 2 Kedalaman tanah ini tanaman jagung masih tumbuh, namun kurang baik karena akar tidak bisa bebas tmbuh kedalam tanah 5 30 1 Kedalam tanah ini tidak cocok dengan tanaman jagung karena perakaran sangat dangkal untuk tumbuh kedalam Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 disesuainkan Tabel III.9Skoring Kelas Informasi Kemiringan Lereng No Kelas Kemiringan Lereng Skor Pertimbanagn Pemberian Skor 1 3 5 Landai, hampir datar, tanaman jagung akan tumbuh dengan optimal karena media perakarannya landai dan unsur hara dapat diserap secara optimal. 2 3 – 8 4 Landai sedikit bergelombang, Pada kondisi kemiringan lereng seperti ini, tanaman jagung masih bisa tumbuh dengan optimal. 3 8 – 15 3 Landai bergelombang, masih bisa ditanami tanaman jagung namun kurang ooptimal karena kemiringan lerengnya sudah mulai curam. 4 15 – 25 2 Agak curam,pada kondisi kemiringan lereng yang agak curam ini tanaman jagung kurang cocok, karena akan kurang optimal. 5 25 1 Curam, pada kondisi kemiringan lereng seperti ini, tidak cocok untuk tanaman jagung karena kemiringan lereng yang Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu curam akan banyak meloloskan air ke dataran lebih rendahnya dan unsur hara akan banyak berkurang karena terbawa air. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 Tabel III.10Skoring Kelas Informasi Erosi Erosi Skor Pertimbangan Pemberian Skor Sangat Ringan 5 Tingkat erosi yang masih sangat ringan, sangat baik buat tanaman jagung karena, unsur hara yang ada dalam tanah tidak banyak terambil. Ringan 4 Tingkat erosi yang masih ringan, baik untuk tanaman jagung, unsur hara dalam tanah masih tidak banyak terambil karena erosi tanah Sedang 3 Tingkat erosi yang sedang sudah mulai menunjukankan peningkatan erosinya, sehingga unsur hara dalam tanah sudah mulai berkurang karena erosi yang sudah mulai tinggi. Berat 2 Tingkat erosi yang berak tidak cocok untuk tanaman jagung karena, unsur hara dalam tanah akan terambil oleh erosi. sangat berat 1 Tingkat erosi sangat berat sangat tidak cocok untuk tanaman jagung karena, miskin akan unsur hara. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 Tabel III.11Skoring pH Ph Skor Pertimbanagn Pemberian Skor 6,0 - 7,0 5 Cocok untuk tumbuh tanaman jagung, tingkat keasaaman yang pas 7,0-7,5 atau 5,5- 6,0 4 Masih bisa tumbuh dengan baik karena tingkat keasaman dan basanya tidak terlalu tinggi 7,5 - 8,0 atau 4,5 - 5,5 3 Tingkat asam dan basanya sudah mulai ada dan sudah mulai mempengaruhi tanaman jagung. 8,0-8,5 atau 4,0-4,5 2 Tingkat keasaman dan basanya sudah mulai tinggi sehingga kurang cocok untuk tanaman jagung 8,5 atau 4,0 1 Terlalu asam dan basa sehingga tidak baik untuk tumbuh tanaman jagung Sumber: harjowigeno dan widiatmaka 2007, hlm 294 Tabel III.12Pembobotan Peta Parameter No Parameter Bobot Nilai Min Nilai Max 1 Bulan Kering dan basah 5 5 20 2 Curah Hujan 5 5 20 3 Jenis Tanah 3 6 15 4 Kemiringan Lereng 4 4 20 5 Ketinggian Tempat 6 6 30 Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 Kedalaman Tanah Efektif 4 3 16 7 Erosibilitas 4 4 20 8 pH Tingkat Keasaman tanah 4 4 20 Jumlah 37 161 Sumber : Olahan Peneliti Pembobotan ini berdasarkan tingkat pengaruh setiap parameter kepada tingkat kesesuaian tanaman jagung, semakin besar pengaruh yang diberikan semakin besar juga pembobotannya, ketinggian tempat merupakan parameter yang memiliki pembobotan yang paling tinggi yaitu 6 dibadning dengan parameter lainnya karena ketinggian tempat menentukan suhu di permukaan, suhu dipermukaan sangat berpengaruh kepada tumbuh bungan tanaman jagung, “ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap waktu panen dan kualitas jagung yang dihasilakn” Zulkarnain, hlm 163. Parameter bulan basah kering dan curah hujan masing-masing mempunyai pembobotan 5 tanaman jagung berpengaruh oleh adanya persedian air yang ada, bila tanaman jagung kekuranga air, musim panen tanam kemungkinan hanya satu kali dalam setahun bahkan tidak bisa menanam tanaman jagung. Parameter kemiringan lereng, kedalaman tanah efektif, erosibilitas, dan tingkat kemasaman tanah masing-masing mempunyai pembobotan 4 karena tingkat kepengaruhannya terhadap pertumbuhan tanaman jagung di bawah parameter di atasnya. Jenis tanah mempunyai tingkat kepengaruhan yang paling rendah yaitu 3 karena tanaman jagung hampi bisa tumbuh di jenis tanah manapun, jenis tanah tidak begitu mempengaruhi tumbuh tanaman jagung. 3.6.2.3 Langkah Ketiga : Melakukan overlay peta tematik Setelah didapat peta-peta tematik dan dimasukan data atributnya, kemudian peta-peta tersebut dioverlaykan dengan peta-peta tematik lainnya. 3.6.2.4 Langkah keempat : Penjumlahan field item nilai atribut peta Setelah data atribut dimasukan kedalam setiap peta tematik baru hasil overlay, kemudian tiap-tiap data atribut tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jumlah total tiap peta tematik. Skor Parameter Bulan Kering + Skor Parameter Curah Hujan + Skor Parameter Jenis Tanah + Skor Parameter Kemiringan Lereng + Skor Parameter Ketinggian Tempat + + Skor Parameter Erosi Tanah + Skor Parameter Ph tanah Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.2.5 Langkah Kelima : Mencari nilai minimum dan maksimum dari hasil penjumlahan tiap semua kelas 3.6.2.6 Langkah keenam : Penentuan interval kelas kesesuain tanaman jagung  Menentukan Jangkauan J = Nilai Maksimal – Nilai Minimal 161 – 37 = 124  Banyaknya Kelas Interval ada 3 kelas k  Panjang interval Kelas c C = J k C = 124 3 = 43,3  Kelas Pertama Ambil danum terkecil sebagai batas bawah kelas pertama, jumlahkan datum terkecil dengan panjang interval kelas kemudian kurangi satu 1 Panjang interval kelas pertama = 37 +41,3 – 1 = 77,3 dibulatkan menjadi 77 Jadi Intervalnya 37 – 77  Kelas Kedua Batas bawah kelas kedua mulai dari 78 melanjutkan batas atas kelas pertama Panajang interval kelas kedua 78,3+ 41,3-1= 118,6 dibulatkan menjadi 119 Jadi intervalnya 78 – 119  Kelas Ketiga Batas bawah kelas kedua mulai dari 120 melanjutkan batas atas kelas pertama Panajang interval kelas kedua 119,6+ 41,3-1= 160,9 dibulatkan menjadi 161 Jadi intervalnya 120 - 161 3.6.2.7 Langkah ketujuh: penentuan nilai tiap kelas kesesuaian tanaman jagung 3.6.2.8 Langkah Kedelapan : Penentuan jarak kelas kesesuaian lahan tanaman jagung Muhamad husni mubarok S., 2015 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kelas kesesuaian lahan tanaman jagung yang akan dihasilkan dari penelitian ini, antara lain: Tabel 3.13 Tabel kelas Interval Pembobotan Tingkat kesesuaian tanaman jagung Tabel III.13Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung No Tingkat Kesesuaian Pembobotan 1 Kelas Kesesuaian Tinggi 120 – 161 2 Kelas Kesesuaian Sedang 78 – 119 3 Kelas Kesesuaian Rendah 37 – 77 Sumber: Olahan Peneliti

3.7 Diagram