commit to user 34
Strategi Depaartemen Kesehatan RI dalam rangka meningkatkan penggunaan ASI bagi tenaga kerja wanita antara lain : Meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran pihak manajemen untuk meningkatkan status kesehatan ibu pekerja dan bayinya; Memantapkan tanggung jawab dan kerjasama dengan berbagai
instansi pemerintah yang terkait , asosiasi pengusaha, serikat pekerja, LSM dalam program pemberian ASI di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas kerja;
Mengupayakan agar setiap petugas dan sarana pelayanan kesehatan di tempat kerja mendukung perilaku menyusui yang optimal melalui penerapan 10 Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusui yang merupakan standar interna-sional; Mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu yang menyusui di
tempat kerja dengan : Menyediakan sarana ruang memerah ASI, menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI, menyediakan materi
penyuluhan ASI dan memberikan penyuluhan tentang ASI.
f. Waktu Pemberian ASI bagi Ibu Bekerja
Hal yang perlu diperhatikan pada pemberian ASI yang telah dikeluarkan adalah cara pemberian ASI tersebut pada bayi. Jangan memberikan ASI dengan
botoldot, karena hal ini akan menyebabkan bayi bingung puting. Berikan pada bayi dengan menggunakan cangkir atau sendok, sehingga bila ibu ingin menyusui
bayi secara langsung, bayi tidak menolak menyusu Soetjiningsih, 2008. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi
untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan
sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun
commit to user 35
jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar ½ cangkir penuh 100 ml untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup
cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk di rumah, di lemari es, atau di tempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan
dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahan-bahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk
mendapatkan ASI akhir hindmilk, karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat
memerah ASI 2-3 kali setiap 3 jam. Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemari es dan dibawa
pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu.
Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi IDAI, 2009. Cara pemberian dengan menggunakan cangkir: 1 Ibu atau yang memberi
minum bayi duduk dengan memangku bayi; 2 Pegang punggung bayi dengan lengan; 3 Letakkan cangkir pada bibir bawah bayi; 4 Lidah bayi berada di atas
pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI dari dalam cangkir saat cangkir dimiringkan; 5 Beri sedikit waktu istirahat setiap kali bayi menelan
Soetjiningsih, 2008. Pemberian ASI dengan menggunakan gelas sangat mudah dipelajari oleh
bayi baru lahir dan bayi prematur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI dengan menggunakan cangkir aman bagi bayi baru lahir,
penelitian lain bahkan mengatakan bahwa pemberian ASI dengan gelas aman
commit to user 36
untuk bayi prematur. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa bayi prematur lebih menyukai ASI dan menjadi faktor keberhasilan menyusui apabila diberikan
ASI dengan menggunakan cangkir dari pada dengan botol. bayi prematur yang disusui dengan cangkir akan lebih mudah beradaptasi dengan payudara ibu pada
saat dia mampu menyusu langsung Selasi, 2008.
g. Bank ASI