Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang sangat berperan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu matematika
dipelajari pada semua jenjang pendidikan, dengan harapan pendidikan matematika harus dapat menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa
sejalan dengan tuntutan kehidupan masa depan Setyawan, 2013, hlm. 1. Dengan begitu penguasaan matematika sangat penting dimiliki oleh generasi
untuk menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sesuatu lebih cepat, praktis dan efisien.
Selain itu matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah mempunyai visi atau arah pengembangan. Visi yang berorientasi untuk
memenuhi kebutuhan masa kini, yaitu mengarahkan pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep serta kemampuan koneksi matematis
siswa yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya, sedangkan visi yang kedua berorientasi untuk kebutuhan
menalar yang logis, sistematik, kritis, dan cermat serta bersikap objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu
berubah Setyawan, 2013, hlm. 1. Matematika yang diberikan di sekolah sangat penting dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika di sekolah, dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tujuan matematika menurut Permendiknas No. 22 dalam Depdiknas,
2006 antara lain meliputi hal berikut : 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep matematika,
2
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
atau algoritma secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah;2 mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 3 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat ditelusuri bahwa belajar matematika tentunya tidak cukup hanya dengan menyampaikan
materi saja tetapi juga mengembangkan sikap dan karakter peserta didik. NCTM National Council of Teacher of Mathematics, 2000 mengungkapkan bahwa
terdapat enam kemampuan penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman konsep conceptual understanding,
pemecahan masalah problem solving, penalaran dan pembuktian reasoning and proof, komunikasi communication, koneksi connection, dan representasi
representation. Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa kemampuan pemahaman
konsep dan koneksi matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam belajar matematika. NCTM 2000 menyatakan bahwa visi
dari matematika sekolah adalah berdasarkan pada pembelajaran matematika siswa yang disertai dengan pemahaman konsep. Belajar matematika dengan
disertai pemahaman konsep sangat diperlukan untuk memungkinkan siswa menyelesaikan masalah lain yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang.
Bransford, Brown, dan Cocking dalam Auliya, 2013 memaparkan belajar matematika dengan disertai pemahaman juga merupakan komponen terpenting
dari kemampuan, bersama dengan kecakapan pengetahuan faktual dan prosedural.
Salah satu komponen dari keenam standar NCTM di atas adalah kemampuan koneksi matematis. Kemampuan koneksi matematis dapat dilihat
sebagai kemampuan menerapkan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari terhadap masalah-masalah yang berkaitan baik dalam konteks bidang
3
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
matematika maupun dalam disiplin ilmu lainnya. Koneksi matematis bertujuan untuk membantu persepsi siswa dengan cara melihat matematika sebagai suatu
bagian yang utuh dan terintegrasi dengan kehidupan. Tujuan pembelajaran koneksi matematis di sekolah dapat dirumuskan ke dalam tiga bagian yaitu
memperluas wawasan pengetahuan siswa, memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang terpadu, bukan sebagai materi yang berdiri sendiri, serta
mengenal relevansi dan manfaat matematika dalam konteks dunia nyata. Kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis sangat diperlukan
sebagai landasan dalam berpikir, karena dengan kemampuan berpikir yang baik seseorang akan dapat mengambil keputusan dalam setiap tindakannya dengan
cepat dan benar sesuai kaidah yang berlaku. Salah satu sasaran yang perlu dicapai siswa untuk memperoleh pemahaman konsep yang mendalam dan
bermakna adalah memahami matematika yang dipelajarainya melalui konstruksi pemahaman. Jika anak mengkonstruksi sendiri pemahamannya, maka
pengetahuan akan diperoleh akan lebih bermakna. Kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis adalah
kemampuan yang perlu tertanam dalam diri siswa dalam belajar matematika. Kemampuan koneksi matematis diperlukan untuk menghubungkan berbagai
macam gagasan-gagasan atau ide-ide matematis yang diterima siswa. Dengan dikembangkannya kemampuan koneksi matematis, maka pemahaman konsep
siswa akan bertambah. Seseorang dikatakan memahami konsep atau fakta matematis jika ia dapat
menjelaskan konsep atau fakta matematis tersebut dengan cara yang lebih sederhana. Untuk menjelaskan konsep atau fakta tersebut tentunya dibutuhkan
kemampuan koneksi yang baik pula, sehingga dengan pemahaman konsep diharapkan siswa mampu untuk mengkoneksikan konsep yang telah dipahami
dengan baik dan benar setiap kali menghadapi permasalahan dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu, pemahaman dan koneksi matematis sangat
berkaitan, Hal ini didukung oleh pendapat Sumarmo dalam Sari, 2013, hlm. 4 bahwa “untuk mencapai pemahaman yang bermakna siswa harus memiliki
4
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kemampuan koneksi matematis yang memadai ”. Keterkaitan antara kemempuan
pemahaman dan koneksi matematis juga disampaikan dalam NCTM 2000 bahwa
Thinking mathematically involves looking for conections, and making connections builds mathematical understanding. Without connections,
students must learn and remember too many isolated concepts and skills. With connections, they can build new understandings on previous
knowledge.
hlm.274
Hal senada juga disampaikan oleh Hirdjan dalam Puspitasari 2010, hlm. 5 “Matematika tidak diajarkan secara terpisah antar topik. Masing-masing topik
dapat dilibatkan atau terlibat dengan topik lainnya ”. Oleh karena itu,
pemahaman siswa pada suatu topik akan membantu untuk memahami topik yang lain, tetapi hal ini dapat terjadi jika siswa mampu mengkoneksikan topik-topik
tersebut. Dengan koneksi siswa juga mampu membangun pemahaman baru berdasarkan pada pengetahuan sebelumnya. Ini juga berarti bahwa upaya untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa diperlukan kemampuan koneksi antar konsep yang diperolehnya secara terpisah untuk dapat digunakan atau
diaplikasikan pada konteks nyata,sehingga memberikan makna yang lebih baik untuk diri siswa dan diharapkan dapat membangkitkan minat belajarnya terhadap
matematika. Hal ini sesuai dengan teori Ausabel dalam Suherman, 2003 dengan belajar bermaknanya yaitu
“ suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif baik itu fakta-fakta,
konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa
”. Pada teori lain, Brunner dalam Suherman, 2003 pada dalil pengaitan
menyatakan bahwa “ anak perlu menyadari bagaimana hubungan antar konsep,
karena antara sebuah bahasan dengan bahasan matematika lainnya saling berkaitan
”. Untuk mengaitkan suatu konsep dengan konsep yang lain, artinya anak perlu memahami konsep sebelumnya sebagai suatu prasyarat untuk
memahami konsep yang akan dipelajari. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dengan meningkatnya kemampuan siswa untuk menghubungkan antar
5
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
konsep dan ide-ide matematika maka kemampuan pemahaman relasional siswa tersebut ikut bertambah, dalil pengaitan connectivity theorem.
Pentingnya kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis tidak sejalan dengan yang terjadi dilapangan. Untuk memecahkan masalah matematis
yang dihadapi siswa dalam mempelajari matematika, siswa harus mampu memahami konsep-konsep matematika itu sendiri. Namun kenyataannya banyak
siswa yang masih belum memahami konsep-konsep yang diajarkan karena siswa cenderung menghafal dengan tanpa kebermaknaan. Agar pembelajaran efektif
maka penghafalan konsep harus dihindari. Sesuai dengan pendapat Wahyudin, 2008, hlm. 65 bahwa program matematika sekolah yang efektif hendaknya
mempertimbangkan cakupan objektif yang lebih dari sekedar kecakapan berhitung, tentu saja kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk kehidupan
keseharian harus diajarkan, tetapi ini semua tidak lebih ataupun kurang penting daripada membangun pemahaman-pemahaman yang membebaskan siswa dari
penghafalan semata.
Pengembangan matematika
bertujuan untuk
mengembangkan daya pikir siswa secara aktif. Pendidikan yang diharapkan bangsa Indonesia merupakan salah satu sarana
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas ternyata tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa terlihat dari beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Budiman 2008, Sudihartinih 2009, Rahmah 2012,
Mulyanti 2010, Nasution 2010, Afrilianto 2012, dan Tim Jica dalam, Tandililing, 2011 menyimpulkan rendahnya kualitas pemahaman konsep
matematis siswa disebabkan oleh proses pembelajaran dimana guru terlalu berkonsentrasi pada latihan soal yang bersifat prosedural, sehingga tidak
memungkinkan siswa cepat memperoleh makna dari kegiatan pembelajaran. Senada dengan peneliti-peneliti yang lainnya seperti Sumarmo 1987, Suzana
2004, dan Priatna 2003 yang menyatakan bahwa pemahaman konsep matematis siswa masih belum memperoleh hasil yang memuaskan.
Fakta aktual rendahnya pemahaman konsep siswa dialami penulis ketika
6
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
melakukan praktek mengajar lapangan. Penulis menemukan kesalahan konsep siswa dalam materi aljabar. Beberapa siswa tidak dapat membedakan antara
penyelesaian persamaan 3x = 6 dengan 3 + x = 6. Hal ini disebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi operasi aljabar. Selain itu, rendahnya
kemampuan pemahaman konsep juga terlihat dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan pemahaman. Dari hasil studi
pendahuluan ditemukan beberapa penyebab rendahnya tingkat pemahaman konsep siswa, antara lain: 1 siswa cenderung menghafal konsep dengan tanpa
kebermaknaan, sehingga menyebabkan siswa mudah lupa terhadap materi yang diperlajarinya; 2 siswa tidak terbiasa dengan soal-soal non rutin, siswa lebih
tertarik menyelesaikan soal seperti yang dicontoh kan oleh guru. Wahyudin 1999 menambahkan bahwa salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika
adalah kurangnya siswa tersebut memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar matematika aksioma, definisi, kaidah, dan
teorema yang berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari. Sama halnya dengan kemampuan pemahaman konsep, beberapa studi
sebelumnya juga menemukan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa masih rendah. Ruspiani 2000 mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan koneksi matematis masih tergolong rendah dan sedang. Kemampuan terendah ada pada kemampuan koneksi antar topik matematika. Rendahnya
tingkat kemampuan koneksi antar topik, dibandingkan dengan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain dan koneksi dengan dunia nyata, antara lain
karena banyaknya topik matematika yang harus dikaitkan dengan penyelesaian soal sehingga memerlukan jangkauan pemikiran yang tinggi. Sedangkan pada
koneksi dengan dunia nyata, permasalahan utamanya adalah kesulitan dalam membuat model matematika, hal ini terlihat dari rata-rata nilai kemampuan
koneksi matematis siswa sekolah mengengah yang masih rendah, yaitu: sekitar 22,2 untuk koneksi matematis dengan pokok bahasan, 44,9 untuk koneksi
matematis dengan bidang studi lain, dan 67,5 untuk koneksi matematis dalam kehidupan sehari-hari.
7
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian Gordah 2009 menemukan bahwa dalam kemampuan koneksi matematis kelemahan yang paling banyak muncul dari jawaban siswa
adalah ketidakmampuan siswa dalam menjawab hubungan dari konsep yang digunakan. Begitu pula menurut Kusmayadi 2011 mengemukakan bahwa 1
kebanyakan siswa tidak mengetahui dan tidak mengerti materi mana yang ada hubungannya dengan materi yang akan dipelajari; 2 masih banyak siswa yang
tidak mampu menyatakan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika dan juga tidak mampu menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam
bahasa atau bentuk simbol; 3 sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata atau masalah yang ada
disekitar siswa; 4 ada siswa yang mampu menyelesaikan suatu masalah matematika tetapi tidak mengerti apa yang dikerjakannya dan kurang memahami
apa yang terkandung didalamnya. Selain kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis, juga
terdapat aspek lain yang menunjang proses pembelajaran matematika siswa yaitu aspek psikologis yang salah satunya adalah self efficacy. Self efficacy mampu
meningkatkan kemampuan matematika siswa melalui usaha untuk membangun keyakinan diri seseorang untuk mencapai kesuksesan dalam menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan. Hal ini dipertegas oleh pendapat Wilson Janes 2008 yang menyatakan bahwa self efficacy merupakan salah satu faktor penting
dalam menentukan prestasi matematika seseorang. Selain itu, Somakim 2010, hlm. 6 menyatakan bahwa self efficacy
hampir identik dengan “kepercayaan diri” yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa.
Self efficacy merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa, hal tersebut sesuai dengan tujuan umum matematika yaitu memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, self efficacy harus dikembangkan di dalam diri siswa agar dapat memaknai proses dan pembelajaran
matematika di dalam kehidupan nyata, sehingga proses pembelajaran terjadi
8
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
secara optimal, dan dapat mengkoneksikan pengetahuan yang dimilikinya dengan keadaan sekitarnya.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa self efficacy siswa berkorelasi positif terhadap motivasi, kinerja dan prestasi siswa. Diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Nur 2012 yang menyatakan self efficacy sebagai salah satu faktor pencapai prestasi siswa, sehingga jika self efficacy siswa tinggi
maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapainya dan sebaliknya. Perlu diperhatikan bahwa individu yang memiliki self efficacy yang tinggi menganggap
bahwa kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki self efficacy yang rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya
kemampuan. Self efficacy memiliki pengaruh dalam pemilihan perilaku, besar usaha
dan ketekunan, serta pola berpikir dan reaksi emosional. Penilaian self efficacy mendorong
individu menghindari
situasi yang
diyakini melampaui
kemampuannya atau melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasinya. Dalam memecahkan masalah yang sulit, individu yang mempunyai keraguan
tentang kemampuannya akan mengurangi usahanya bahkan cenderung akan menyerah. Perlu diperhatikan bahwa keyakinan diri yang dipersepsikan seseorang
memainkan peranan kunci dalam kehidupan manusia, karena hal tersebut memberi pengaruh pada perilaku manusia secara keseluruhan seperti kepercayaan, emosi,
pemikiran dan tindakan Bandura, 2006, hlm. 309. Siswa yang memiliki self efficacy rendah akan cenderung ragu-ragu dalam penyelesaian masalah matematika.
Sebaliknya siswa yang memiliki self efficacy tinggi akan sangat yakin dengan yang akan dikerjakannya.
Hasil OECD’s Teaching and Learning International Survey TALIS bahwa self efficacy telah menunjukkan hubungan pengaruh tindakan terhadap
produktivitas seseorang dalam pekerjaan. Lane Lane 2001 juga menunjukkan prediksi self efficacy mengatasi tuntutan intelektual dari program akademik
sebesar 11,5, penelitian ini menyarankan bahwa self efficacy memiliki beberapa manfaat dalam setting akademik. Bandura dalam Wilson Janes,
9
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2008 menyatakan bahwa perasaan positif yang tepat tentang self efficacy dapat mempertinggi prestasi, meyakini kemampuan, mengembangkan motivasi
internal, dan memungkinkan siswa untuk meraih tujuan yang menantang. Perasaan negatif tentang self efficacy dapat menyebabkan siswa menghindari
tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah, fokus pada defisiensi dan hambatan, dan mempersiapkan diri untuk outcomes yang kurang baik. Individu
yang mempunyai efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki efficacy rendah menganggap kegagalan
berasal dari kurangnya kemamapuan Widyastuti, 2010. Dari hasil penelitian Widyastuti 2010 yang melakukan penelitian di SMP
untuk kategori self efficacy siswa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, dimana kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran MEAs masih
belum dapat dikatakan bagus mengingat self efficacy merupakan keyakinan peserta didik terhadap kemampuannya untuk dapat melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugasmasalah tertentu dengan berhasil. Sehingga terbuka peluang dalam penelitian selanjutnya untuk dapat
meningkatkan self efficacy yang dimiliki peserta didik melalui metode pembelajaran lainnya. Menurut Nurfauziah 2013 agar pembelajaran yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dan terjadinya keseimbangan antara kemampuan kognitif dan afektif siswa, hendaknya suasana belajar yang terjadi
memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi, menemukan dan mengembangkan pengetahuannya.
Hasil dari penelitian-penelitian di atas, mengindikasikan bahwa kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa di Indonesia masih belum
mencapai hasil yang memuaskan.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya
pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy
siswa, salah satu faktornya menurut Zulkardi 2001 yaitu faktor yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, misalnya
metode mengajar matematika yang masih terpusat pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Selanjutnya, Wahyudin 1999 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa dalam
10
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
hal proses pembelajaran matematika, para guru hampir selalu menggunakan metode ceramah dan ekspositori dengan tanpa kebermaknaan.
SMSG Ruseffendi; 2006, hlm. 290 melalui penelitian sendiri dan ulasannya terhadap penelitian lain mengatakan bahwa bila metode ekspositori
dipergunakan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan situasi dan kondisinya maka akan menjadi metode yang paling efektif. Hal ini diperkuat David P.
Ausabel Ruseffendi; 2006, hlm. 290 metode ekspositori yang baik adalah cara mengajar yang efisien bila dalam pembelajarannya siswa belajar secara bermakna
meaningful. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan ekspositori pada dasarnya baik, hanya saja dalam proses pembelajarannya
para pendidik cenderung melalaikan pembelajaran secara bermakna sehingga menyebabkan siswa belajar yang tidak banyak makna tanpa mengerti.
Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan,
serta aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind
map. Untuk itu perlu usaha guru agar siswa belajar secara aktif. Sumarmo 2000
mengatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi,
bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diajukan. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada
akhirnya akan berdampak positif pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman
konsep, koneksi dan self efficacy siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map.
11
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013 dengan tujuan agar siswa mampu meyelesaikan masalah yang
diajukan dengan cara berfikir sistematis. Artinya siswa harus mampu menghubung pengetahuan yang sudah dia miliki dengan pengetahuan baru. Ini
bekaitan dengan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa. Dengan kata lain penerapan pendekatan scientific diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa. Lebih lanjut Sudaryat 2014 menyatakan bahwa pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum melalui tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk
jejaring. Oleh karena itu kondisi pembelajaran diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber bukan hanya diberi tahu.
Mind map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus didapatkan paling pertama oleh anak jika mau menggunakan otaknya secara
efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan mind map akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar
serta sukses dalam prestasi akademiknya. Hal ini dikarenakan mind map merupakan pancaran pikiran dari masing-masing siswa, jika belajar sudah menjadi
kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, seperti halnya saat mereka membaca komik atau bermain games, maka akan termotivasi untuk belajar dan akan mampu
belajar secara mandiri serta memunculkan motivasi dan keyakinan dirinya dalam melaksanakan suatu tujuan yang ingin dicapai.
Pada dasarnya mind map berbeda dengan peta konsep, Dahar 2011 penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep
dan proposisi topik pada bidang srudi secara hierarki, namun mind map dan peta konsep sama-sama mempunyai tujuan untuk menunjukkan hubungan dari satu
topik pada bidang studi. Tahapan yang diberikan melalui proses pembelajaran dengan pendekatan scientic disertai mind map memberikan keuntungan kepada
siswa dalam meningkatkan keyakinan diri, seperti pada langkah pembelajaran yang kelima memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil
12
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
percobaan kepada siswa lain dan guru untuk mendapatkan tanggapan, akan memunculkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dan mempunyai
motivasi untuk memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasi yang telah dilakukan peserta
didik akan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran.
Self efficacy, akan tumbuh dan berkembang baik dalam aktifitas mengkomunikasikan, semakin banyak orang mengkomunikasikan suatu gagasan
ia akan semakin paham. Dengan bantuan mind map juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik asosiasi
antar sesama informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya dalam ingatan.
Pendekatan scientific disertai mind map merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep, koneksi dan self efficacy siswa. Pembelajaran yang dapat merekam banyak informasi juga dapat membantu siswa menemukan konsep-konsep yang
berhubungan dari suatu materi dan mengingat-ingat kembali konsep-konsep yang telah diketahuinya serta mengkoneksikannya dengan konsep-konsep matematika
yang dipelajari dari materi yang ditugaskan, seperti halnya peta konsep. Dengan
mengkoneksikan konsep-konsep matematika yang dipelajari, pemahaman siswa tentang konsep-konsep itu akan lebih mendalam. Seperti diungkapkan oleh
Michener dalam Sumarmo, 1987, hlm. 24 bahwa unjuk memahami suatu objek secara mendalam, seseorang selain harus mengetahui hubungan obyek itu sendiri
juga harus mampu mengkoneksikannya dengan objek lain. Dengan pola pendekatan seperti ini diharapkan siswa memperoleh
kesempatan menemukan pemahaman menggunakan kompetensi yang dimilikinya dan memberi ruang kepada siswa untuk merenungi cara belajarnya. Ketercapaian
penggalian dan penemuan kompetensi dilakukan sendiri oleh siswa, agar informasi yang diterima akan selalu tertanam dalam sistem memorinya sehingga
diharapkan mengurangi peristiwa lupa. Hal ini disebabkan matematika
13
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
merupakan ilmu yang memiliki keterkaitan antara satu konsep dan konsep lainnya, sehingga siswa diharapkan mampu mengaitkan antara pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sehingga pembelajaran yang terjadi menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pendekatan Scientific disertai Mind Map
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis serta Self Efficacy Siswa SMP
”.
B. Rumusan Masalah