Prosedur Pemungutan Pendapatan Pajak Hotel oleh DPPKAD di Kabupaten Karawang
Laporan Kerja Praktek
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Strata Satu Disusun Oleh:
Yudi Achmad Apandi 21110033
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
vi
LEMBAR PENGESAHAN ... .i
KATA PENGANTAR ... .ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SIMBOL .. ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 6
1.3. Kegunaan Kerja Praktek ... 7
1.4. Metode Kerja Praktek ... 7
1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 8
BAB II GAMBARAN INSTANSI 2.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang ... 9
(3)
2.3. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karawang ... 11
2.3.1. Unsur Organisasi...11
2.3.2. Susunan Organisasi Dinas ...11
2.4. Deskipsi Jabatan ... 14
2.5. Tata Kerja DPPKAD ... 22
2.5.1. Umum ...22
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 23
3.1.1. Prosedur ...23
3.1.2. Pemungut ...24
3.1.3. Pajak ...24
3.1.4. Pajak Hotel ...26
3.2. Teknis PelaksanaanKerja Praktek...27
3.3. Pembahasan Hasil Akhir Kerja Praktek ...28
3.3.1. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Pada DPPKAD di Kabupaten Karawang ...28
3.3.2. Hambatan Yang Dialami Oleh DPPKAD Kabupaten Karawang Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Karawang ...33
(4)
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ... 35 B. SARAN ... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(5)
Anggrawati Sherlin Lura. 2011. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Di Kantor Dinas Perdagangan Dan Perpajakan Daerah Kabupaten Sragen. Pustakaan.uns.ac.id.
Mardiasmo. 2006. Perpajakan. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
peraturan Bupati Karawang Nomor : 17 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Pendapatn, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Karawang.
Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor : 2011 tentang Pajak Daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 15 Tahun 2011 tentang pajak
hotel.
Rahayu Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta. : Graha Iimu.
Siti Resmi. 2009. Perpajakan : Teori Dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah.
Waluyo, Wiraman B.Iiyas. 2003. Perpajakan indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Wardana Wenny Mulyaningsih. 2009. Tinjauan Terhadap Prosedur Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 Badan Pada PT. INTI Persero Bandung.
(6)
ii Assalamua’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan Judul : “Prosedur Pemungutan Pendapatan Pajak Hotel oleh DPPKAD di Kabupaten Karawang” yang sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulias menyadari masih banyak terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengalaman dalam bidang ini.
Berbagai cara dan usaha telah penulis lakukan untuk pengolahan dan penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan apa yang telah didapatkan selama mengikuti Kerja Praktek pada “DPPKAD Kabupaten Karawang”, tetapi keterbatasan kemampuan yang penulis miliki serta sifat khilaf yang senantiasa menyerati setiap manusia. Oleh karena itu penulis merasa masih harus diperbaiki, dengan begitu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna dijadikan pedoman dan pegangan di masa yang akan datang.
(7)
dari segala kerendahan hati dari berbagai pihak, ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini.,SE., Spec, Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE,. M.Si., Selaku Dosen Wali 4AK1, dan Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
4. Sri Dewi Angadini, SE.M.Si, Selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
5. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak. CA selaku dosen kordinator yang telah banyak meluangkan waktu angat berharga dalam menyusun laporan ini.
6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Karyawan UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan dan membantu penulis dalam menyusun laporan kerja praktek.
7. Bapak Hadis Herdiana, SH. MM selaku sebagai Kepala DPPKAD Kabupaten Karawang yang telah memberikan banyak pengetahuan dan informasi selama kerja praktek berlangsung.
8. Bapak Drs. Sarip Hidayat selaku Kepala Seksi Bidang Pencatatan, pendaftaran dan Penetapan di bagian Pajak Daerah 1 yang telah memberikan
(8)
Laporan Kerja Praktek ini.
9. Bapak yang telah memberikan pemahaman mengenai proses realisasi anggaran di Balai Diklat PU Wilayah II Bandung.
10. Ibu Nunung Nurhayati, S.ST dan Bapak Iin Suherman Selaku Staf Program dan Pelayanan yang selalu ramah dan membuat penulis merasa berada di rumah selama kerja praktek disana dan selalu memberikan support, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
11. Keluarga terutama Mamah dan Bapak tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.
12. Terima kasih terhadap pasangan saya yang berada di Purwokerto Ivanda Wenny Veronica telah membangkitkan semangat saya dan menjadi motivasi saya dalam membuat laporan kerja praktek ini.
13. Sahabat-sahabat ku Andri, Egi, Rahmat, Vandi, Gunawan, Tiko, Toni, yang selalu memberi dukungan, bantuan dan selalu menghibur selama pembuatan laporan sampai dengan selesai.
14. Temen-teman seperjuangan di 4AK1.
(9)
sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik berupa doa, tenaga maupun pikiran dalam penulisan laporan ini.
Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak - pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Bandung, Desember 2013 Penulis,
Yudi Achmad Apandi NIM. 21110033
(10)
Alamat : Jl. Gempol Asih No. 68
Anak ke : 1 dari 1 bersaudara (tunggal)
Bapak : H. Ahmad Gunawan
Ibu : Hj. Ai Sukaesih
Pendidikan
Taman Kanak-Kanak : Nurul Iman
Sekolah Dasar : SDN Karya Bhakti
Sekolah Menengah Pertama : Pasundan 2 Cimahi
(11)
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kerja PraktekPajak sebagai salah satu sumber penerimaan bagi negara, mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting untuk proses pembangunan. Dalam hal ini pajak selain berfungsi sebagai budgetair juga dapat berfungsi sebagai regulerend. Ditinjau dari fungsi budgeter, pajak adalah alat untuk mengumpulkan dana yang nantinya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sedangkan dilihat dari fungsinya sebagai pengatur (regulerend), pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang keuangan dan fungsi mengatur ini banyak ditinjau kepada sektor swasta bahwa dalam usaha meningkatkan penerimaan pajak seiring dengan kemajuan kegiatan ekonomi yang diperlukan suatu sitem perpajakan yang dapat menjadi pendukung utama perekonomian.
Pajak juga penting bagi daerah, merupakan salah satu pendapatan yang memberi kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Pajak adalah pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan undang-undang yang tidak dapat dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau membayar pajak dapat dilakukan paksaan. Dengan demikian, akan terjamin bahwa kas Negara selalu berisi uang pajak, bahwa pajak daerah merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah, baik Provinsi maupun kabupaten/kota yang berguna untuk menunjang Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan hasil penerimaan tersebut masuk di dalam APBD.
(12)
Penambahan jenis pajak daerah, terdapat 4 jenis pajak daerah, yaitu 1 jenis pajak provinsi dan 3 jenis pajak kabupaten/kota. Dengan tambahan tersebut, secara keseluruhan terdapat 16 jenis pajak daerah, yaitu 5 jenis pajak provinsi dan 11 jenis pajak kabupaten/kota yang baru adalah PBB perdesaan dan perkotaan, BPHTB, dan pajak sarang burung walet. Sebagai catatan, untuk Kabupaten/Kota ada penambahan 1 jenis pajak yaitu pajak air dan tanah yang sebelumnya merupakan pajak provinsi.
Indonesia telah melalui bebrapa fase dalam sistem perpajakan daerahnya, terkahir dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Perubahan yang dilakukan dengan Undang-Undang tersebut cukup signifikan, mulai dari pembatasan jenis pajak daerah, penguatan local taxing power, perubahan sistem pengawasan, sampai pada pengaturan untuk optimalisasi pemungutan dan pemanfaatan hasil apajak daerah. Pemabatasan jenis pajak daerah dilakukan dengan menerapkan “closed-list” sistem dengan menetapkan 16 jenis pajak yang dapat dipungut oleh daerah, yakni 5 jenis pajak provinsi dan 11 jenis pajak Kabupaten/Kota.
Pemungutan local taxing power dilakukan dengan memperluas objek pajak daerah, menambah jenis pajak daerah, menaikkan tarif maksimum beberapa jenis pajak daerah, dan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada daerah untuk menetapkan tarif pajak daerah. Sedangkan pangawasan pajak daerah dilakukan melalui pendekatan prevektif dan korektif, yakni mengevaluasi rancangan peraturan daerah sebelum ditetapkan menjadi peraturan daerah dan membatalkan Perda yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
(13)
Sementara itu, optimalisasi pemungutan dan pemanfaatan hasil pajak dilakukan dengan memperbaiki porsi bagi hasil pajak Provinsi kepada Kabupaten/Kota.
Pembaruan sistem perpajakan daerah di Indonesia merupakan tuntutan dari implementasi kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang dilakukan dengan menyerahkan sumber-sumber pendapatan kepada daerah secara bertahap. Pengalihan jenis pajak Provinsi tertentu dan sebagian jenis pajak pusat kepada Kabupaten/Kota merupakan pengaturan kembali sistem perpajakan nasional dengan menetapkan jenis-jenis pajak yang tepat untuk dipungut oleh pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Kondisi ekonimi dan potensi pajak yang dimiliki oleh Kabupaten/Kota di Indonesia sangat bervariasi. Diperlukan strategi pemerintah untuk memberikan asistensi dan fasilitasi bagi daerah tertentu agar pemungutan pajak daerah dapat berjalan lancar. Disisi lain, evaluasi dan penyempurnaan kebijakan perpajakan daerah perlu terus dilakukan untuk menciptakan sistem perpajakan daerah yang efisiensi dan efektif di Indonesia.
Berdasarkan pengertian dan jenis-jenis Pajak Provinsi dan Kabupaten/Kota, dapat dilihat perkembangan tentang PAD, baik itu pendapatan daerah, retribusi daerah, bagi hasil usaha milik daerah dan PAD sah lainnya yang dari tahun 2006-2010. Dalam penelitian ini ingin membahas tentang perkembangan suatu pajak, terutama pajak hotel. Hotel saat ini di Indonesia merupakan bisnis yang sangat menjanjikan untuk mendapatkan keuntungan bagi pengusaha, dengan adanya bangunan hotel, maka tiap hotel dikenakan tarif pajak hotel untuk menambah pendapatan asli daerah masing-masing daerah. Adanya suatu hotel disetiap daerah pasti memiliki obyek wisata yang dapat menarik para
(14)
wisatawan untuk dapat menikmati masa liburan. Pembangunan hotel sangat strategis, jika dimana suatu kota tersebut memiliki potensi obyek wisata yang dimana dapat menarik wisatawan untuk datang dan menginap di hotel untuk beristirahat setelah berekreasi.
Kabupaten Karawang, salah satu kota Provinsi Jawa Barat, memiliki potensi wisata atau kawasan industri yang cukup potensial untuk dikembangkan sehingga di sini sektor pariwisata atau kawasan industri dan beberapa sektor terkait, misalnya sektor perdagangan dan penyediaan jasa, merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang bisa digali dan terus menerus dikembangkan. Adanya potensi wisata dan kawasan industri ini sudah selayaknya memberikan kontribusi terhadap beberapa penerimaan pajak yang ada. Kontribusi penerimaan daerah tersebut dapat berasal dari pajak meupun retribusi yang dapat berasal dari pajak maupun retribusi yang dipungut atas dasar pemberian jasa dan pelayanan oleh tempat wisata di Kabupaten Karawang.
Kabupaten Karawang sebagai kota berbasis pada sektor pariwisata dan kawasan industri dalam perkembangannya dituntut untut meningkatkan sarana dan prasarana serta pelayanan yang baik dalam bidang pariwisata dana kawasan indutri, yang otomatis tidaklah terlepas dari peningkatan dan pengambangan hotel sebagai penunjang dari pada sektor pariwisata dana kawasan industri. Hal ini memberikan angin segar bagi pemerintah Kabupaten Karawang untuk menarik pajak daerah adalah kelancaran pembangunan. Pembangunan ini meliputi berbagai sektor diantaranya pembangunan jalan, pembangunan fasilitas umum seperti : sarana olah raga, pasar , mesjid, jembatan dan fasilitas lainnya.
(15)
Sejak dikeluarkan peraturan daerah pada tahun 2003 tentang pajak hotel, pajak ini selalu memberikan kontribusi yang tidak selalu memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi penerimaan Kabupaten Karawang. Relatif kecilnya PAD terhadap total penerimaan di sebagian besar daerah menyebarkan daerah berlomba-lomba untuk meningkatkan PAD merupakan suatu ukuran kemandirian suatu daerah. Secara umum, peluang untuk melakukan intensifikasi pajak masih dimungkinkan karena masih banyak yang terjadinya tax evasion/avoidance (penghindaran terhadap kewajiban membayar pajak ), kelemahan pada Pemerintah Daerah atau Kota dalam menghitung potensi pajaknya, maupun rigiditas penentuan tarif pajak. Sementara ini sejumlah daerah juga berlomba-lomba untuk meningkatkan PAD melalui upaya instensifikasi pajak. Upaya ini apabila tidak dilakukan secara cermat akan justru menimbulkan distorsi ( kesenjangan ) terhadap pasar serta menciptakan disinsentif bagi iklim usaha dan investasi.
Membahas perkembangan kontribusi pajak hotel terhadap PAD Kabupaten Karawang tidak lengkap hanya melihat trend penerimaan dari masa pajak atau tahun pajak berjalan, tapi juga harus menelaah sumber potensi pajak hotel itu sendiri. Berdasarkan pengematan di lapangan, realisasi pajak hotel sebagaimana yang tercantum di dalam atau memiliki berbagai masalah dalam pemungutan pajak hotel didalamnya. Belum menunjukkan realisasi atau target yang sesungguhnya jika dilihat dari potensi yang ada. Penerimaan masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi dengan catatan perlu upaya intensifikasi baik melalui proses pemungutan, pembinaan wajib pajak, penegakkan peraturan dan pengawasan serta perbaikan kinerja pelayanan dan pemungutan pajak.
(16)
Upaya-upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan meningkatkan sumber daya yang ada di dinas pendapatan Kabupaten Karawang sebagai pengelola pajak hotel, baik sumber daya manusianya, maupun fasilitas pendukung kegiatannya.
Seperti diketahui keberadaan hotel memiliki potensi yang sangat besar bagi tumbuhnya aktifitas-aktifitas lainnya seperti pariwisata, industri dan jasa. Yang sangat banyak dari keberadaan fasilitas hotel harus dapat dilihat sebagai potensi untuk mengembangkan aktifitas perkotaan secara keseluruhan. Artinya mekanisme peningkatan penerimaan pajak hotel harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat mendorong semakin tumbuh dan berkembang kualitas maupun kuantitas.
Laporan kerja praktek ini penulis akan tuangkan laporan dengan judul “ Prosedur Pemungutan Pendapatan Pajak Hotel oleh DPPKAD di Kabupaten
Karawang.”
1.2
Maksud Dan Tujuan Kerja PraktekAdapun tujuan dari penulisan laporan ini yang merupakan hasil dari kerja peraktek pada di Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur cara pemungutan pajak hotel di Kabupaten Karawang.
2. Untuk mengetahui hambatan apa yang dialami DPPKAD Kabupaten Karawang dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel .
(17)
1.3
Kegunaan Kerja PraktekKerja praktek yang dilakukan pada DPPKAD ini penulis banyak mengharapkan manfaat yang diperoleh walaupun dalam penyajian masih jauh dari kesempurnaan. Kegunaan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dapat berguna dalam memberikan tambahan dan mengetahui bagaimana prosedur pemungutan pajak hotel.
2. Bagi dinas pendapatan daerah
Agar berguna sabagai bahan masukan dalam melakukan penagihan pemungutan di bidang perpajakan.
3. Bagi rekan-rekan mahasiswa/i dan pihak-pihak yang mempelajari untuk mendalami bidang study perpajakan, hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan dan kajian lebih lanjut.
1.4
Metode Kerja PraktekMetode yang dilakukan dalam membuat laporan kerja praktek adalah dengan metode Block releas yaitu, penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu dalam waktu satu bulan.
Adapun cara dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan pendukung dalam penyajian laporan ini adalah :
(18)
1. Field Research
Dimana dalam mencari informasi penulis melakukan ( interview ) kepada pembimbing dan staf juga kepada bagian-bagian yang terkait secara langsung dilapangan.
2. Studi Pustaka
Penulis mencari informasi berdasarkan beberapa reverensi yang mendukung membuat laporan kerja praktek, serta kesesuaian aturan yang berlaku dalam pelaksanaan topik yang penulis tinjau di lapangan.
1.5
Lokasi dan Waktu Kerja praktekLokasi kerja praktek ini dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang yang berlokasi di Jl. Jend. A. Yani No.1 Karawang 41314. Adapun waktu kerja praktek tersebut dilaksanakan dari tanggal 19 juli 2013 sampai 30 Agustus 2013.
(19)
No Keterangan Bulan
Juli Agst Sept Okt Nov Des
1 Kerja Praktek 2 Observation 3 Wawancara 4 Penyusunan 5 Bimbingan 6 Penyerahan
Laporan
Tabel 1.1
(20)
9
2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Karawang Nomor 45 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah dan Tata Kerja. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok yaitu:
1. Membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah serta tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah
2. Mengatur dan mengurus kegiatan teknis operasional di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan Kebijakan Bupati, pelaksanaan pengembangan program Pemerintah Daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah, pelaksana pelayanan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
(21)
Saat ini DPPKAD mempunyai 124 personil dengan berbagai latar belakang tingkat pendidikan, fungsi/jabatan dan dibantu oleh 22 TKK dan 2 Sukwan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah juga memiliki fungsi diantaranya:
1. Pengaturan dan pengurusan kegiatan teknis operasional di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan kebijakan Bupati;
2. Pelaksanaan pengembangan program pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
3. Pelaksana pelayanan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
2.2 Visi dan Misi
Dalam proses pelaksanaan pemungutan pajak, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menetapkan visi sebagai berikut yaitu:
“Peningkatan pengelolaan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang transparan, akuntabel, reliable, dan ditunjang aparat yang profesional dan bertanggung jawab”.
Dalam mencapai tujuan tersebut maka Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menetapkan misi sebagai berikut yaitu:
(22)
1. Menyelenggarakan peningkatan pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang terencana dan berkelanjutan;
2. Memantapkan fungsi koordinasi, fasilitasi, mediasi peningkatan pendapatan pengelolaan keuangan dan asst daerah;
3. Menyelenggarakan pengkajian, penelitian dan pengembangan; serta
4. Meningkatkan profesionalisme di bidang peningkatan pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berbasis kompetensi dengan memberikan pelayanan prima.
2.3 Stuktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang
2.3.1 Unsur Organisasi
a. Pimpinan adalah kepala Dinas
b. Pembantu pimpinan adalah Sekretariat dan Sub. Bagian
c. Pelaksana adalah Bidang, Seksi, UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional
2.3.2 Susunan Organisasi Dinas, terdiri atas : a. Kepala Dinas
b. Sekretariat membawahkan :
1). Sub Bagian Program dan Pelaporan 2). Sub Bagian umum dan Kepegawaian
(23)
3). Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Pajak Daerah I membawahkan :
1). Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan 2). Seksi Penagihan
3). Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan
d. Bidang Pajak Daerah II dan Dana Perimbangan, membawahkan : 1). Seksi Pelayanan, Pendaftaran dan Penetapan
2). Seksi Penagihan dan Perimbangan
3). Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan e. Bidang Anggaran membawahkan :
1). Seksi Anggaran Pegawai 2). Seksi Anggaran Non Pegawai 3). Seksi Pembiayaan
f. Bidang Akuntansi membawahkan : 1). Seksi Pembukuan dan Pelaporan
2). Seksi Akuntansi Aset, Investasi dan Persediaan 3). Seksi Akuntansi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan g. Bidang Aset membawahkan
1). Seksi Perencanaan dan Pengadaan Barang dan Jasa 2). Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan
(24)
h. Bidang Perbendaharaan membawahkan 1). Seksi Perbendaharaan
2). Seksi Verifikasi 3). Seksi Bantuan
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) i. Kelompok Jabatan Fungsional
Struktur Organisasi
Struktur Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Gambar 2.1
(25)
2.4 Deskripsi Jabatan
Beberap tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yaitu sebagai berikut
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin , mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksana sebagian kewenangan daerah bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah serta tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah serta memberikan pelayanan administrasi.
Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas pokok pelaksanaan penyusunan rencana program dan pelaporan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok pelaksanaan pengelolaan administrasi surat menyurat, kearsipan, pengadaan barang dan jasa, rumah tangga, administrasi perjalanan dinas, perlengkapan,
(26)
pemeliharaan kantor dan inventarisasi serta penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, pembinaan pegawai dan pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.
3. Bidang Pajak Daerah I
Bidang Pajak Daerah I mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pajak daerah I yang bersumber dari 9 (Sembilan) Pajak Daerah meliputi pendaftaran, pendataan dan penetapan, penagihan, serta pengurangan, pemeriksaan dan keberatan.
Bidang Pajak Daerah I, membawahkan :
a. Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan b. Seksi Penagihan
c. Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan
Adapun rincian tugas dari ke tiga seksi tersebut adalah sebagai berikut : a. Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan
Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan pendaftaran, pendataan dan penetapan Pajak Daerah 1.
(27)
b. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan pelaksanaan Penagihan.
c. Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan
Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan Peraturan Perundang-undangan pajak daerah I yang berkaitan dengan Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan.
4. Bidang Pajak Daerah II dan Dana Perimbangan
Bidang Pajak Daerah II dan Dana Perimbangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan administrasi penerimaan pendapatan yang bersumber dari PBB-PP, BPHTB dan Dana Perimbangan yang meliputi pelayanan, pendaftaran dan penetapan, penagihan dan perimbangan serta pengurangan, pemeriksaan dan keberatan serta koordinasi dengan Pemerintah Pusat berkaitan dengan Dana perimbangan. Bidang Pajak Daerah II, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan, Pendaftaran dan Penetapan b. Seksi Penagihan dan Perimbangan
(28)
Adapun rincian tugas dari ke tiga seksi tersebut adalah sebagai berikut : a. Seksi Pelayanan, Pendaftaran dan Penetapan
Seksi Pelayanan, Pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan pelayanan, pendaftaran, pendataan dan penetapan PBB-PP dan BPHTB
b. Seksi Penagihan dan Perimbangan
Seksi Penagihan dan Perimbangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan pengelolaan penagihan dan perimbangan.
c. Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan
Seksi Pengurangan, Pemeriksaan dan Keberatan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang pelaksanaan pengelolaan di bidang pengurangan, pemeriksaan dan keberatan.
5. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan perencanaan pengelolaan. Anggaran meliputi anggaran pegawai, anggaran non pegawai dan pembiayaan. Bidang Anggaran membawahkan :
a. Seksi Anggaran Pegawai b. Seksi Anggaran non Pegawai
(29)
c. Seksi Pembiayaan
Adapun rincian tugas dari ke tiga seksi tersebut adalah sebagai berikut
a. Seksi Anggaran Pegawai
Seksi Anggaran Pegawai mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis anggaran pegawai.
b. Seksi Anggaran Non Pegawai
Seksi Anggaran Non Pegawai mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan pengelolaan anggaran non pegawai.
c. Seksi Pembiayaan
Seksi Pembiayaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam pelaksanaan pengelolaan Bidang Pembiayaan.
6. Bidang Akuntansi
Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam penyusunan bahan petunjuk teknis pelaksanaan akuntansi meliputi pembukuan dan pelaporan, akuntansi asset, investasi dan persediaan, akuntansi pendapatan, belanja dan pembiayaan. Bidang Akutansi membawahkan :
a. Seksi Pembukuan Pelaporan
b. Seksi Akuntansi Aset, Investasi dan Persediaan c. Seksi Akuntansi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
(30)
Adapun rincian tugas dari ke tiga seksi tersebut adalah sebagai berikut
a. Seksi Pembukuan Pelaporan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pembukuan dan pelaporan.
b. Seksi Akuntansi Aset, Investasi dan Persediaan
Seksi Akuntansi Aset, Investasi dan Persediaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis akuntansi aset, investasi dan persediaan
c. Seksi Akuntansi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Seksi Akuntansi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis akuntansi pendapatan, belanja dan pembiayaan.
7. Bidang Aset
Bidang Aset mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah meliputi perencanaan dan pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan dan pemanfaatan, serta penatausahaan dan penghapusan. Bidang Aset membawahkan:
a. Seksi Perencanaan dan Pengadaan Barang dan Jasa b. Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan
(31)
c. Seksi Penatausahaan dan Penghapusan
Adapun rincian tugas dari ke tiga seksi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Seksi Perencanaan dan Pengadaan Barang dan Jasa
Seksi Perencanaan dan Pengadaan Barang dan Jasa mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis perencanaan dan pengadaan barang dan jasa.
b. Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pemeliharaan dan pemanfaatan.
c. Seksi Penatausahaan dan Penghapusan
Seksi Penatausahaan dan Penghapusan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan.
8. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam penyusunan bahan petunjuk teknis pelaksanaan perbendaharaan meliputi pelayanan, perbendaharaan, verifikasi dan bantuan. Bidang Perbendaharaan membawahkan :
(32)
a. Seksi Perbendaharaan b. Seksi Verifikasi c. Seksi Bantuan
Adapun rincian tugas dari ke tiga seksi tersebut adalah sebagai berikut
a. Seksi Perbendaharaan
Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam penyusunan bahan petunjuk teknis pelaksanaan perbendaharaan, verifikasi dan bantuan.
b. Seksi Verifikasi
Seksi Verifikasi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis verifikasi.
c. Seksi Bantuan
Seksi Bantuan mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis bantuan.
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana tugas teknis Dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.
10. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan Dinas secara professional sesuai dengan kebutuhan.
(33)
2.5 Tata Kerja DPPKAD
Ada beberapa pelaksanaan tugas pokok Dinas dalam bentuk tata kerja, yaitu : 2.5.1 Umum
a. Hal-hal yang menjadi tugas pokok Dinas merupakan salah satu kesatuan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
b. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas sebagai pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Bagian, Bidang, Sub Bagian dan Seksi, UPTD serta jabatan fungsional menurut bidang tugas masing-masing.
c. Kepala Dinas, baik taktis operasional maupun teknis administrative berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi lain yang berkaitan dengan fungsinya
d. Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, dalam melaksanakan tugasnya wajib melaksanakan prinsip koordinasi integrasi, sinkronasi dan simplikasi
e. Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Dinas wajib memimpin dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahannya.
(34)
23 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis yaitu dibidang pendaftaran dan pencatatan pada DPPKAD ( Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ) di Kabupaten Karawang. Pelaksanaan kerja praktek dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas atau kegiatan yang dilakukan di sub bidang perpajakan yang khususnya mengenai Prosedur Pemungutan Pendapatan Pajak Hotel di Kabupaten Karawang pada DPPKAD Kabupaten Karawang.
3.1.1. Prosedur
Menurut M.Nafarin (2008 : 84) menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”.
Sedangkan menurut Ardiyose ( 2008 : 734) menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang
menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara beragam”.
(35)
Dari pengertian prosedur diatas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam suatu lembaga atau lebih agar terjadi suatu penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.
3.1.2. Pemungut
Menurut Siti Kurnia Rahayu ( 2010 : 23) menyatakan bahwa :
Pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Pada hakekatnya yang memikul beban pajak adalah rakyat, masalah taxbase dan tax rate harus melalui persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat. Hasil persetujuan tersebut dituangkan dalam undang-undang yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yang dikenakan kewajiaban perpajakan.
3.1.3. Pajak
Pengertian pajak menurut dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Sommerfeld M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R dalam Mohammad Zain (2005 : 11) berpendapat bahwa pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta kesektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
(36)
2. Adriani dalam Mohammad Zain (2005 : 10) berpendapat bahwa pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 3. S.I. Djajadiningrat dalam Siti Resmi (2009 : 1) berpendapat bahwa pajak
sebagai sebagai suatu kewajiaban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
4. Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2006 : 1) berpendapat bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
5. Menurut P.J.A. Andriani dalam buku Siti Kurnia Rahayu (2010 : 22) pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk,dan yang gunanya adalah
(37)
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
3.1.4. Pajak Hotel
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat meninap/istirahat, memperoleh pelayanan dan/ atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Pajak Pengambilan hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan hotel termasuk rumah penginapan, fasilitas penginapan/fasilitas tinggal jangka pendek, pelayanan penunjang, fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan hotel, dengan pembayaran.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur : a. Iuran dari rakyat kepada Negara.
b. Berdasarkan undang-undang.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjuk adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
(38)
3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan penulis yaitu di bidang pendaftaran dan pencatatan pada DPPKAD karawang.Dilaksanakan selama 25 hari tertanggal 19 juli sampai dengan 30 agustus 2013 setiap hari senin sampai dengan hari jumat dari pukul 07 : 30 – 15 : 00 WIB.
Minggu pertama
1. Perkenalan dengan karyawan / karyawati pada DPPKAD Karawang bagian pendaftaran dan pencatatan dan khusunya di bagian pajak daerah 1. 2. Diberikan pengarahan dan penjelasan tentang bagian – bagian yang
terdapat di bagian pajak daerah 1 yang ada di DPPKAD Karawang.
3. Pembingbing di DPPKAD Karawang menjelaskan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam menangani pendaftaran dan pencatatan pajak. 4. Mambuat rekapan data objek dan subjek wajib pajak.
Minggu kedua
1. Membantu menyusun kartu data wajib pajak. 2. Mengecek slip setoran bank dari wajib pajak.
3. Membuat rekapan data objek dan subjek wajib pajak. 4. Membuat skpd.
(39)
Minggu ketiga
1. Mengecek slip setoran bank dari wajib pajak. 2. Membantu menyusun kartu data wajib pajak. 3. Membuat rekapan data objek dan subjek pajak.
Minggu keempat
1. Membuat SKPD.
2. Membuat rekpan data objek pajak dan subjek pajak. 3. Mengecek slip setoran bank dari wajib pajak.
3.3. Pembahasan Hasil Akhir Kerja Praktek.
3.3.1. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel pada DPPKAD di Kabupaten Karawang.
Prosedur yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten KarAwang untuk memungut pajak hotel di kabupaten Karawang adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran dan Pendapatan Pajak
Pemungutan pajak hotel yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Karawang dapat dilaksanakan apabila DPPKAD Kabupaten Karawang sudah mengetahui wajib pajak dengan cara pendataan dan pendaftaran. Kegiatan ini dimulai dengan mendata wajib pajak, yaitu dengan cara mendatangani wajib pajak yang memiliki objek pajak hotel di wilayah Kabupaten Karawang, setelah itu wajib pajak diminta untuk mengisi SPTPD dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib pajak atau kuasanya. Setelah itu DPPKAD Kabupaten
(40)
Karawang mencatat data wajib pajak kedalam Daftar Induk Wajib Pajak sesuai dengan nomor urut yang kamudian Daftar Induk Wajib Pajak sesuai dengan nomor urut yang kemudian digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah.(sumber data : staff DPPKAD Kabupaten Karawang bagian pendaftaran dan Pendataan).
Tata cara pendaftaran dan pendataan wajib pajak hotel dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini :
Gambar 3.1 Mulai
Mengisi SPT
1
1
Daftar Induk WP
NPWPD
(41)
2. Perhitungan dan Penetapan Pajak
Dalam melaksanakan perhitungan dan penetapan pajak, pihak DPPKAD menerima Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dari wajib pajak yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menetapkan jumlah pajak yang terutang, yaitu dengan menerbitkan SKPD oleh Kasi Penerimaan Pajak Daerah. Apabila SKPD tidak atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % perbulan. (sumber data : staff DPPKAD Kabupaten Karawang bagian perhitungan dan penetapan pajak).
Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak Gambar 3.2
Mulai
Mengisi SPTPD
SKPD
Tidak Ya
3 2
WP melakukan pembayaran sesuai SKPD dan
waktu yang ditentukan
(42)
3. Pembayaran Pajak
Pembayaran pajak hotel dapat dilakukan melalui Bendaharawan Khusus Penerimaan (BKP) menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD). Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1X24 jam.
Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas, namun terkadang DPPKAD memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % setiap bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar. Setelah wajib pajak melakukan pembayaran, maka akan diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.(sumber data : staff DPPKAD Kabupaten Karawang bagian Pembayaran Pajak).
4. Penagihan Pajak
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang akan menerbitkan Surat teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenisnya sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak kepada wajib pajak yang belum membayar tunggakan pajak, dan surat tersebut dikeluarkan 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
Apabila jumlah pajak yang masih hatus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 21 hari sejak diterbitkannya Surat Teguran atau Surat Peringatan, maka jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. Apabila pajak
(43)
yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa maka DPPKAD Kabupaten Karawang segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang pajaknya setelah lewat 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan Kepada Kantor Lelang Negara. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam, dan tempat pelaksanaan lelang, maka juru sita akan memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak. Akan tetapi selama ini DPPKAD Kabupaten Karawang sampai tahap menyampaikan Surat Teguran atau Surat Peringatan kepada Wajib Pajak dan belum pernah sampai dengan tahap pelelangan. (sumber data : staff DPPKAD Kabupaten Karawang bidang Penagihan Pajak).
5. Pembukuan / Pelaporan Pajak
Pihak DPPKAD mencatat besarnya penetapan dan penerimaan pajak yang dihimpun dalam buku catatan pajak. Pembukuan ini dilakukan secara rutin dan insidentil. Berdasarkan buku catatan pajak dibuat daftar penetapan, penerimaan dan tunggakan pajak dan kemudian dibuat laporan realisasi hasil penerimaan dan tunggakan pajak sesuai masa pajak.
(44)
3.3.2 Hambatan yang dialami oleh DPPKAD Kabupaten Karawang dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel di Kabupaten Karawang.
Hambatan terhadap pemungutan pajak hotel dapat dikelompokkan menjadi dua (Mardiasmo, 2006 : 8-9) :
a. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebutkan antara lain :
1. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
2. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat. 3. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik. b. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditunjukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak, yang disebabkan antar lain :
1. Tax Avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang.
2. Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang – undang (menggelapkan pajak).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis selama kerja praktek di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karawang dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel masih menemui banyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari
(45)
intern (dalam lingkungan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karawang ) maupun dari ekstern (luar lingkungan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karawang).
Hambatan-hambatan intern, diantaranya :
a. Data potensi pajak hotel yang kurang lengkap mengenai potensi – potensi pajak hotel yang ada di Kabupaten Karawang..
b. Tingkat disiplin beberapa petugas dalam melaksanakan pemungutan pajak hotel.
c. Sanksi administrasi berupa denda yang diterapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang belum terealisasi sepenuhnya masih sebatas peraturan saja.
Hambatan-hambatan ekstern, diantaranya :
a. Masih banyak wajib pajak yang belum menyadari atau dengan sengaja melalaikan kewajiban membayar pajak.
(46)
35 A.Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur pemungutan yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Karawang sama dengan prosedur pemungutan pajak yang tertera di peraturan daerah nomor : 12 Tahun 2011, hanya saja didalam pendaftaran dan pendataan menurut peraturan daerah wajib pajak datang langsung ke DPPKAD kabupaten karawang untuk melaporkan objek pajaknya, namun yang dilakukan DPPKAD kabupaten karawang adalah mendatangani wajib pajak untuk melaporkan objek pajaknya. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan dan melaporkan objek pajaknya sendiri.
2. Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang yaitu rendahnya kesadaran wajib pajak, masih ada wajib pajak yang belum masuk dalam pendataan wajib pajak, banyaknya terjadi penunggakan pembayaran pajak serta terbatasnya aparat pemungut pemungut pajak.
(47)
B. Saran
1. Untuk meningkatkan kesadaran dan pemaham yang benar dari wajib pajak terhadap pajak dan prosedur pemungutan pajak serta Peraturan dan Perundang-undangan khususnya yang mengatur pajak hotel hendaknya diadakan program penyuluhan perpajakan secara rutin dan terjadwal. 2. Mengingat faktor penghambat dalam pemungutan pajak daerah alangkah
baiknya, aparat bisa berperan lebih aktif, dengan terjun langsung kelapangan dan melakukan penggencaran sosialisasi mengenai pentingnnya membayar pajak dan manfaat membayar pajak agar masyarakat diharapkan turut bersatu dan memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan daerah.
(48)
(49)
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan atau instansi pemerintah tempat penelitian, menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty
Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Desember 2013
Penulis, Perusahaan. Kepala Seksi
Yudi Achmad Apandi Drs. Sarip Hidayat NIM : 21110033 NIP : 19640121 199203 1002
Mengetahui, Pembimbing
Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si NIP : 4127.34.03.003
Catatan yang tidak dapat di-online-kan, sertakan dengan alasan yang jelas dan benar : ... ...
(1)
3.3.2 Hambatan yang dialami oleh DPPKAD Kabupaten Karawang dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel di Kabupaten Karawang.
Hambatan terhadap pemungutan pajak hotel dapat dikelompokkan menjadi dua (Mardiasmo, 2006 : 8-9) :
a. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebutkan antara lain :
1. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
2. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat. 3. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik. b. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditunjukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak, yang disebabkan antar lain :
1. Tax Avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang.
2. Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang – undang (menggelapkan pajak).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis selama kerja praktek di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karawang dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel masih menemui banyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari
(2)
34
intern (dalam lingkungan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karawang ) maupun dari ekstern (luar lingkungan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karawang).
Hambatan-hambatan intern, diantaranya :
a. Data potensi pajak hotel yang kurang lengkap mengenai potensi – potensi pajak hotel yang ada di Kabupaten Karawang..
b. Tingkat disiplin beberapa petugas dalam melaksanakan pemungutan pajak hotel.
c. Sanksi administrasi berupa denda yang diterapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang belum terealisasi sepenuhnya masih sebatas peraturan saja.
Hambatan-hambatan ekstern, diantaranya :
a. Masih banyak wajib pajak yang belum menyadari atau dengan sengaja melalaikan kewajiban membayar pajak.
(3)
35 A.Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur pemungutan yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Karawang sama dengan prosedur pemungutan pajak yang tertera di peraturan daerah nomor : 12 Tahun 2011, hanya saja didalam pendaftaran dan pendataan menurut peraturan daerah wajib pajak datang langsung ke DPPKAD kabupaten karawang untuk melaporkan objek pajaknya, namun yang dilakukan DPPKAD kabupaten karawang adalah mendatangani wajib pajak untuk melaporkan objek pajaknya. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan dan melaporkan objek pajaknya sendiri.
2. Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karawang yaitu rendahnya kesadaran wajib pajak, masih ada wajib pajak yang belum masuk dalam pendataan wajib pajak, banyaknya terjadi penunggakan pembayaran pajak serta terbatasnya aparat pemungut pemungut pajak.
(4)
36
B.Saran
1. Untuk meningkatkan kesadaran dan pemaham yang benar dari wajib pajak terhadap pajak dan prosedur pemungutan pajak serta Peraturan dan Perundang-undangan khususnya yang mengatur pajak hotel hendaknya diadakan program penyuluhan perpajakan secara rutin dan terjadwal.
2. Mengingat faktor penghambat dalam pemungutan pajak daerah alangkah baiknya, aparat bisa berperan lebih aktif, dengan terjun langsung kelapangan dan melakukan penggencaran sosialisasi mengenai pentingnnya membayar pajak dan manfaat membayar pajak agar masyarakat diharapkan turut bersatu dan memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan daerah.
(5)
(6)
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan atau instansi pemerintah tempat penelitian, menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty
Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Desember 2013
Penulis, Perusahaan. Kepala Seksi
Yudi Achmad Apandi Drs. Sarip Hidayat NIM : 21110033 NIP : 19640121 199203 1002
Mengetahui, Pembimbing
Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si NIP : 4127.34.03.003
Catatan yang tidak dapat di-online-kan, sertakan dengan alasan yang jelas dan benar : ... ...