Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham The Influence of Earnings Per Share (EPS) and Price to Book Value (PBV) on The Stock Price (Studi Kasus Pada Sektor Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI periode 200
2012) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Jenjang Sarjana (S1) Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh : ANGGI AYU WULANDARI
21110108 4Ak-3
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
iv LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Rumusan Masalah ... 8
1.4 Tujuan dan Maksud Penelitian ... 9
1.4.1 Tujuan Penelitian ... 9
1.4.2 Maksud Penelitian ... 9
1.5 Kegunaan Penelitian ... 10
1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 10
1.5.2 Kegunaan Praktis ... 10
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
1.6.1 Lokasi Penelitian ... 10
1.6.2 Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12
(3)
v
2.1.2 Pengertian Price To Book Value (PBV) ... 14
2.1.2.1 Cara Menghitung Price To Book Value (PBV) ... 13
2.1.3 Pengertian Harga Saham ... 14
2.1.3.1 Pendekatan Untuk Menganalisis Dan Memilih Saham ... 15
2.1.3.2 Jenis – Jenis Saham ... 16
2.1.3.3 Nilai Yang Berhubungan Dengan Saham ... 17
2.3 Teori Kerangka Berpikir ... 18
2.2.1 Keterkaitan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham ... 20
2.2.2 Keterkaitan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham .... 21
2.2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 24
2.3 Hipotesis ... 26
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 27
3.2 Metode Penelitian ... 27
3.2.1 Pengambilan Data (Desain Penelitian) ... 28
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 31
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Sampel ... 33
3.2.3.1 Sumber Data ... 33
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 34
(4)
vi
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 36
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 45
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 50
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 50
4.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 50
4.1.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 62
4.1.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ... 64
4.1.1.4 Aktivitas Bursa Efek Indonesia ... 74
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 75
4.1.2.1 Analisis Perkembangan Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Selama Periode Tahun 2009 - 2012 ... 76
4.1.2.2 Analisis Perkembangan Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Selama Periode Tahun 2009 – 2012 ... 80
4.1.2.3 Analisis Perkembangan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Selama Periode Tahun 2009-2012 ... 83
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 86
4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 87
(5)
vii
Terhadap Harga Saham ... 96
4.1.3.5 Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) Secara Simultan Terhadap Harga Saham ... 101
4.2 Pembahasan ... 105
4.2.1 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham ... 105
4.2.2 Pengaruh Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham... 107
4.2.3 Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 112
5.2 Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN - LAMPIRAN
(6)
viii
DAFTAR TABEL
1.1 TABEL KENAIKAN/PENURUNAN EARNING PER SHARE (EPS) DAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA 5 1.2 TABEL KENAIKAN/PENURUNAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV) DAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA 7
1.3 TABEL WAKTU PENELITIAN ... 11
2.1 TABEL PENELITIAN SEBELUMNYA ... 24
3.1 TABEL OPERASIONAL VARIABEL ... 32
3.2 TABEL POPULASI EMITEN ... 34
3.3 TABEL KRITERIA PENGUJIAN DURBIN-WATSON (Uji DW) ... 43
3.4 TABEL PEDOMAN INTERPRESTASI KOEFISIEN KORELASI ... 45
4.1 TABEL PERKEMBANGAN EARNING PER SHARE (EPS) SELAMA PERIODE 2009-2012 ... 77
4.2 TABEL PERKEMBANGAB PRICE TO BOOK VALUE (PBV) SELAMA PERIODE 2009-2012 ... 80
4.3 TABEL PERKEMBANGAN HARGA SAHAM SELAMA PERIODE 2009-2012 ... 84
4.4 TABEL HASIL PENGUJIAN ASUMSI NORMALITAS ... 87
4.5 TABEL HASIL PENGUJIAN ASUMSI MULTIKOLINIERITAS ... 88
(7)
ix
(EPS) DENGAN HARGA SAHAM ... 93 4.10 TABEL HASIL ESTIMASI MODEL REGRESI ... 95 4.11 TABEL KOEFISIEN KORELASI PARSIAL PRICE TO BOOK VALUE (PBV) DENGAN HARGA SAHAM ... 97 4.12 TABEL HASIL ESTIMASI MODEL REGRESI ... 99 4.13 TABEL KORELASI DAN DETERMINASI BERGANDA ... 101 4.14 ANOVA UNTUK PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI SECARA BERSAMA-SAMA ... 103
(8)
x
DAFTAR GAMBAR
2.1 GAMBAR PARADIGMA PENELITIAN ... 23
3.1 GAMBAR PENOLAKAN DAN PENERIMAAN Ho PADA UJI T ... 47
3.2 GAMBAR PENERIMAAN DAN PENOLAKAN Ho PADA UJI T ... 48
4.1 GAMBAR GRAFIK EARNING PER SHARE (EPS) ... 79
4.2 GAMBAR GRAFIK PRICE TO BOOK VALUE (PBV) ... 83
4.3 GAMBAR GRAFIK HARGA SAHAM ... 86
4.4 GAMBAR ... 90
4.5 GAMBAR DAERAH PENERIMAAN DAN PENOLAKAN Ho PADA PENGUJIAN PARSIAL X1 ... 96
4.6 GAMBAR DAERAH PENERIMAAN DAN PENOLAKAN Ho PADA PENGUJIAN PARSIAL X2 ... 100
4.7 GAMBAR DAERAH PENERIMAAN DAN PENOLAKAN Ho PADA PENGUJIAN SIMULTAN ... 104
(9)
116
Athanasius, T. 2012. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta: Elek Media
Computindo.
Donald E. Keiso, Jerry J Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate. Penerbit Erlangga.
Darmadji. 2011. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Evi Octavia. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Sektor Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia 2003 – 2007. Jurnal Akuntansi, Vol.10 No.2, Mei 2010. ISSN : 1411 – 691X.
Ferdi Hermawan dan Mulia Nurdhiana. Pengaruh Book Value (BV), Price to Book
Value (PBV), Earnings Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2010.
Helfert, A Erich. 1996. Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Hirt and Block 1999. Contenporary Marketing.
Hj. Henny Septiana Amalia. Analisis Pengaruh Earnings Per Share, Return On Invesment, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga saham Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol.11 No.28, Oktober 2010.
Horrison, Walter T. 2011. Akuntansi Keuangan Edisi 8 Jilid 1 Edisi IFRS. Penerbit : Erlangga.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga. Yogyakarta: AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Keempat. Yogyakata, UPP AMP YKPN.
HTTP ://www.atpkresources.co.id/
HTTP ://www.britama.com
(10)
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE UGM.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi : Pedoman dan Contoh Melakukan penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta, Andi.
Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit : Rajawali Pers.
Noer Sasongko dan Nila Wulandari. Pengaruh EVA Dan Rasio – Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol.19 No.1, Juni 2006.
Prastowo. 2002. Analisis Laporan Keuangan Hotel Edisi 1. Penerbit : Andi Publisher.
Rd. Neneng Rina Andriani dan Aryanti Kusumastuti . Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Pasar Saham (Studi kasus pada perusahaan manufactur yang listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Fe Unsil, Vol.3 No.2 ISSN : 1907 – 9958.
Robin Wiguna dan Anastasia. Pengaruh Earnings Per Share dan Tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ 45 BEI. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.6 No.2 Hal : 130 – 142.
Sihombing, Gregorius. 2008. “Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham”. Yogyakarta : Penerbit Indonesia Cerdas.
Sparta dan Februwaty. 2005. Pengaruh ROE, EPS, dan OCF Terhadap Harga Saham Industri Manufacturing di BEJ. Jurnal Akuntansi Tahun IX : 71-80.
Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (12th ed). Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Tandelilin, Eduardus. 2010.Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
(11)
Umar. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
Vice Law Ren Sia dam Law Tjun Tjun. Pengaruh Current Ratio, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi, Vol.3 No.2 Hal : 136 – 158, 2011.
(12)
DATA PRIBADI
NIM : 21110108
Nama Lengkap : Anggi Ayu Wulandari
Agama : Islam
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 04 Februari 1993
Alamat : Kp. Simpenan RT 04 RW 10 Des. Cidadap
Kec. Simpenan Kab. Sukabumi 43364
No. HP : 0857.2181.0888
Pendidikan : Tahun Tempat
1996 - 1997 TK SEJAHTERA II
1998 - 2004 SDN CIDADAP 01
2004 - 2007 SMPN 01 PELABUHANRATU
2007 - 2010 SMAN 03 CIMAHI
2010 - Sekarang
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
(13)
i
panjatkan kepada nabi Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Laporan skripsi “ Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham” ini disusun untuk memenuhi tugas skripsi.
Di dalam penyelesaian tugas ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaan dan tidak terlepas dari banyaknya kekurangan dalam penyajian
maupun isi di dalamnya itu karena tidak lain keterbatasannya kemampuan dan ilmu
pengetahuan yang masih terbatas, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang dapat membantu penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung. Terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., S.Pec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas
(14)
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si, selaku Dosen Wali Kelas 3-Ak3 angkatan 2010
Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
5. Inta Budi Setya Nusa., SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing di Universitas
Komputer Indonesia.
6. Kepada pimpinan dan semua staff karyawan idx cabang Bandung yang telah
mengijinkan meneliti dan membimbing dalam penelitian.
7. Kedua Orang Tua, adik- adik dan Keluarga besar tercinta yang tiada hentinya
memberikan dukungan,doa, dan financial buatku.
8. Untuk keluarga besar H.ICA dan keluarga besar O. Mustopa yang turut
mendoakan kelancaran penyelesaian tugas ini.
9. Untuk Gangsar Sandhy Raja yang memberikan semangat serta dukungan
sepenuhnya.
10.Seluruh teman-teman AK3, dan para sahabat serta teman seperjuangan yang tidak
bisa di sebutkan satu persatu telah memberikan masukan dan membatu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempuranaan Laporan kedepannya. Sehingga dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pihak yang berkepentingan umumnya. Amin Yaa
Robbal Alamin.
(15)
Bandung, Juli 2014
Penulis
Anggi Ayu Wulandari 21110108
(16)
12
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Earnings Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning dimasa depan. Dikatakan bisa menggambarkan prospek dimasa depan karena EPS dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan (Eduardus Tandelilin, 2001 : 374).
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu ukuran profitabilitas yang sering kali dikutip dari laporan keuangan. Ukuran ini umumnya juga dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan. Jika perusahaan hanya menerbitkan satu jenis saham, maka earnings per share dihitung membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar (Warren, Reeve, dan Fess, 2006 : 318).
Earning Per Share (EPS) sebagai informasi yang dianggap paling
mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning dimasa depan
(Eduardus Tandelilin, 2001:233).
Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih yang diterima oleh setiap lembar saham. Jika untuk modal usahanya emiten hanya mengeluarkan saham biasa (common stock), maka EPS dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham perusahaan yang beredar (Sihombing, 2008:91).
Earnings Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang
diperoleh setiap lembar saham (Gibson, 1996:429).
Earnings Per Share (EPS) menilai pendapatan bersih yang diperoleh
setiap lembar saham biasa (Weygandt et. al., 1996:805-806 dan Elliot dan
(17)
Earning Per Share (EPS) rasio ini mencerminkan laba per saham biasa
yang diperoleh perusahaan dalam perioda tertentu ( Kieso et al, 2008:161).
“Earnings Per Share (EPS) adalah laba bersih yang siap dibagikan bagi
pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham” (Tandelilin, 2010:365).
“Earning Per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham
pemilik. Dan laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bersih setelah
bunga dan pajak”(Sutrisno,2009:223).
“Earning Per Share adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya” (Kasmir,2010:116).
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Earning Per Share (EPS)
adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar saham dan
siap dibagikan kepada para pemegang saham. Alasan menggunakan Earning Per
Share menerangkan bahwa EPS diutamakan dalam analisis perusahaan karena tiga
alasan (Tandelilin, 2010:366):
1. Earning Per Share biasa dipakai untuk mengestimasi nilai intrisik saham.
2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari laba
3. Adanya hubungan antara perubahan laba dengan perubahan harga saham.
2.1.1.1 Cara Menghitung Earning Per Share (EPS)
(Tandelilin, 2010 : 365) :
(18)
2.1.2 Pengertian Price To Book Value (PBV)
Price To Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek keuangan perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2011 : 303).
Price To Book Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya (Tryfino, 2009:9)
Berdasarkan uraian di atas, dapat di katakan Price To Book Value (PBV)
adalah nilai buku suatu saham yang berfungsi untuk mengetahui market value
suatu saham dari book value-nya.
2.1.2.2 Cara Menghitung Price To Book Value (PBV)
Cara menghitung Price To Book Value (PBV) sebagai berikut (Darmadji dan
Fakhrudin 2011 : 303) :
PBV =
2.1.3 Pengertian Harga Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan (Anoraga, 2003: 58).
Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan penyertaan atau pemilikan individu maupun investasi dalam suatu perusahaan. Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku dan nilai pasar. Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar saham yang merupakan nilai sebenarnya dari saham. Nilai saham tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisis fundamental tentang
(19)
perusahaan dan perekonomian sehingga harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang saham. Perkembangan harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan tersebut sesuai penilaian para pemodal dan harga saham mencerminkan kemakmuran perusahaan bagi perusahaan publik (Husnan, 2009:38)
Saham merupakan suatu bukti bahwa kepemilikan atas asset-asset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan demikian saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan (Eduardus Tandelilin : 2001 : 18)
Harga saham adalah sebagai berikut: “Market price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price)” (Anoraga dan Piji Pakari, 2008:59).
Nilai pasar/Harga pasar adalah dimana seseorang dapat membeli/menjual satu per lembar saham. Nilai pasar bervariasi sesuai dengan laba bersih perusahaan, posisi keuangan dan prospek masa depan serta kondisi ekonomi umum. Dalam hampir semua kasus, pemegang saham lebih peduli terhadap harga pasar saham ketimbang nilai saham lainnya. (Walter t Harrison JR, 2011: 28)
Berdasarkan pernyataan ini dapat dikatakan harga pasar saham adalah
harga dari suatu saham yang terjadi saat permintaan dan penawaran pada saat
pasar berlangsung atau jika pasar ditutup dan merupakan hak investor terhadap
pendapatan dan kekayaan dari perusahaan setetah dikurangi pembayaran dan
kewajiban perusahaan yang mencerminkan kemakmuran perusahaan.
2.1.3.1 Pendekatan Untuk Menganalisis dan Memilih Saham
Terdapat dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan
nilai sebenarnya dari saham, yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental
security analysis) atau analisis perusahaan (Company analysis) dan analisis teknis
(technical analysis) (Jogiyanto, 2008:126).
(20)
Saham dibagi menjadi 3 adalah sebagai berikut (Jogiyanto,
2010:111-120):
1. Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond)
dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti
saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim
pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap
mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa.
2. Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah
pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan
operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa
mempunyai beberapa hak antara lain:
A. Hak kontrol yaitu pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih
dewan direksi.
B. Hak menerima pembagian keuntungan yaitu sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan.
C. Hak prepentif yaitu hak untuk mendapatkan persentasi pemilikan yang sama
(21)
tujuan yaitu untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan
untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.
3. Saham Treasury
Adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan
beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan
tetapi disimpan sebagai treasuri.
2.1.3.3 Nilai Yang Berhubungan Dengan Saham
Nilai yang berhubungan dengan saham, (Jogiyanto, 2008:118) yaitu :
1. Nilai Buku dan Nilai-Nilai Lain yang Berhubungan
a. Nilai nominal (par value) dari suatau saham merupakan nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
b. Agio saham (additional paid in capital atau in excess of par value)
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
dengan nilai nominal sahamnya.
c. Nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh
pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham
preferen atau saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumalahan
total nilai nominal ditambah agio saham.
d. Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini diinvestasikan
(22)
e. Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net
assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar
saham.
2. Nilai pasar (market value) adalah harga dari saham di pasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar berbeda dengan nilai
buku. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa.
3. Nilai Intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai sebenarnya dari saham atau
nilai seharusnya dari suatu saham.
2.2 Teori Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang
bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah riset (Umar, 2002:242)
Faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari
perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan
mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan
peningkatan harga saham (Azis, 2005:30).
Harga saham merupakan salah satu tolak ukur kinerja perusahaan. Harga
saham di lantai bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang mengindikasikan
bahwa harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran
(23)
“Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan Earning Per Share (EPS). Karena hal ini
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.
Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar,
karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.
Earning Per Share (EPS) yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang
lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham” (Lukman Syamsudin, 2011:66).
Perusahaan juga memerlukan tambahan dana untuk ekspansi usahanya.
Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan eksternal dengan biaya yang lebih
rendah daripada sistem perbankan. Perusahaan yang go public (emiten)
menerbitkan saham untuk mendapatkan tambahan dana. Informasi emiten baik
keuangan maupun non-keuangan perusahaan diserahkan ke bursa efek tempat
perusahaan mendaftar. Informasi tersebut berupa laporan keuangan perusahaan,
laporan manajemen, laporan analisis keuangan, dan lain-lain (Sparta dan
Februwaty, 2005:71). Tetapi investor pun ingin mengetahui apakah saham yang
dibelinya bisa mendatangkan keuntungan atau tidak. Maka dari itu, investor ingin
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham yang
dibelinya. Dengan mengetahui faktor-faktor ini, maka investor dapat melakukan
estimasi atas harga saham, sehingga mereka dapat memutuskan apakah saham
tersebut layak dibeli atau harus dijual. Selain itu, pihak manajemen perusahaan
juga ingin mengetahui dan memahami motif investor dalam menanamkan
(24)
untuk menarik para investor dalam menanamkan dananya pada perusahaan
tersebut (Ridha dan Osmad, 2007:60).
2.2.1 Keterkaitan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Semakin besar EPS dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik sehingga pada akhirnya rasio ini dapat juga digunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu saham. Dengan kata lain, besarnya rasio EPS mampu memberikan pengaruh terhadap harga saham (Tryfino, 2009: 11-12).
Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang
diperhatikan oleh para investor yang umumnya terhadap korelasi yang kuat antara
pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham (Prastowo, 2002:93).
Jika nilai Earning Per Share (EPS) naik maka harga saham mengalami
kenaikan (Husnan, 2001:317).
The result of this research giving a rejected Ho or accepted Ha conclution which mean that Earning Per Share (EPS) is giving significance influence to stock market price (Rd. Neneng Rina Andriani dan Aryanti Kusuma Astutti, 2008).
The result showed that the variables current ratio, earning per share, and price earnings ratio has a significant influence on stock prices (Vice Law Ren Sia
dan Law Tjun Tjun, 2011).
Meanwhile, the Earnings Per Share (EPS) variable had significant influence to the stock price with t value (340,925) was bigger t table (2,0049) and the Price Earnings Ratio (PER) variable also had no influence with t value (103,571) was bigger than t table (2,0049) (Ferdi Hermawan Nurdhiana).
Earnings per share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 selama 4 tahun berturut-turut (2004-2007) di Bursa Efek Indonesia (Robin Wiguna dan Anastasia Sri Medari, 2008).
(25)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earnings Per Share (EPS)
berpengaruh terhadap harga saham (Noer Sasongko dan Nila Wulandari, 2006).
Variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007
adalah earnings per share (EPS) (Evi Octavia, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel earnings per share (EPS)
mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang go
public (Hj. Henny Septiana Amalia, 2010).
Interaction between Current Ratio and earning Per Share have significant
impact on stock price (Meythi, Tan Kwan En dan Linda Rusli, 2011).
2.2.2 Keterkaitan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham
Rasio Price To Book Value (PBV) dapat memberikan gambaran potensi
pergerakan harga suatu saham, secara tidak langsung rasio Price To Book Value
(PBV) ini juga memberikan pengaruh terhadap harga saham (Tryfino, 2009: 11).
Price to Boook Value (PBV) merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan saham lainnya. Untuk membandingkannya, kedua perusahaan harus dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat bisnis yang sama (Sihombing, 2008:95).
Rasio Price to Book Value menggambarkan nilai pasar keuangan terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan ( going concern). Suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen yang kuat dan organisasi yang berfungsi kurangnya sama dengan nilai buku aktiva fisiknya (Sawir, 2000:22).
Price To Book Value adalah rasio yang menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan nilai buku saham tersebut. Semakin kecil nilai Price to book value maka harga dari suatu saham dianggap semakin murah (Anthanasius, 2012 : 30).
(26)
PBV merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut akan meningkat pula dan semakin rendah PBV akan berdampak pada rendahnya kepercayaan pasar akan prospek perusahaan yang berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula dengan menurunnya harga saham dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut akan meningkat pula dan semakin rendah PBV akan berdampak pada rendahnya kepercayaan pasar akan prospek perusahaan yang berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula dengan menurunnya harga saham dari perusahaan tersebut (Darmadji, 2011 : 19).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun secara
simultan, ROA, PER, EPS, DER, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap harga
saham (Ika Veronica Abigael K, Ardiani Ika S, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS)
dan Variabel Price To Book Value (PBV) memiliki pengaruh positif terhadap
harga saham secara parsial (E. Amaliah Itabillah).
Untuk mempermudah memahami kerangka pemikiran dalam penelitian
ini, maka dapat digambarkan melalui paradigma yang memperhatikan hubungan
(27)
(Tryfino, 2009: 11-12) (Prastowo, 2002:93) (Husnan, 2001:317)
(Rd. Neneng Rina Andriani dan Aryanti Kusuma Astutti, 2008) (Vice Law Ren Sia dan Law Tjun Tjun, 2011)
(Ferdi Hermawan Nurdhiana)
(Robin Wiguna dan Anastasia Sri Medari, 2008)
(Noer Sasongko dan Nila Wulandari, 2006) (Evi Octavia, 2010)
(Hj. Henny Septiana Amalia, 2010)
(Meythi, Tan Kwan En dan Linda Rusli, 2011)
(Tryfino, 2009: 11)
(Sihombing, 2008:95) (Sihombing, 2008:95)
(Sawir, 2000:22) (Anthanasius, 2012 : 30) (Darmadji, 2011 : 19) (Stella, 2009)
(Ika Veronica Abigael K Ardiani Ika S, 2008) (E. Amaliah Itabillah)
2.2 Gambar Paradigma Penelitian Earning Per Share(EPS)
(X1)
Menurut : Eduardus Tandelilin (2001:236)
Eduardus Tandelilin, 2001 : 374 Warren, Reeve, dan Fess (2006 : 318) Sihombing, 2008:91
Gibson, 1996:429 Kieso et al, 2008:161
Weygandt et. al., 1996:805-806) dan Elliot dan Elliot,1993:250
Kieso, 2008:380 Meigh, 1999: 646
Price To Book Value (PBV) (X2)
(Darmadji dan Fakhrudin, 2011 : 303).
(Tryfino, 2009:9)
Harga Saham (Y)
Anoraga, 2003: 58 Husnan, 1993:38
Menurut : Eduardus Tandelilinm : 2001 : 18 Anoraga dan Piji Pakari, 2008:59
Walter t Harrison JR, 2011: 28 Jogiyanto, 2008:126 Jogiyanto, 2010:111-120
(28)
2.2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Nama
Pengarang
Judul Hasil Sumber
1 Rd. Neneng Rina Andriani Aryanti Kusumastuti
Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Pasar Saham (Studi kasus pada perusahaan manufactur yang listing di Bursa Efek Indonesia)
The result of this research giving a rejected Ho or accepted Ha conclution which mean that Earning Per Share
(EPS) is giving significance influence to stock market price.
Jurnal Akuntansi Fe Unsil, Vol 3, No.2, 2008 ISSN : 1907-9958
2 Vice Law Ren Sia (2011) Law Tjun Tjun (2011)
Pengaruh Current Ratio, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Harga saham
The result showed that the variables current ratio, earning per share, and price earnings ratio has a significant influence on stock prices.
Jurnal Akuntansi, Vol.3 No.2 November 2011 hal : 136 – 158.
3 Ferdi Hermawan Mulia
Nurdhiana
Pengaruh Book Value (BV), Price to Book Value (PBV), Earnings Per Share (EPS), dan Price Earnings ratio (PER) terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010
Meanwhile, the Earnings Per Share (EPS) variable had significant influence to the stock price with t value (340,925) was bigger t table (2,0049) and the Price Earnings Ratio (PER) variable also had no influence with t value (103,571) was bigger than t table (2,0049) 4 Robin Wiguna
dan Anastasia Sri Mendari
Pengaruh Earnings Per Share dan Tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ 45 BEI
Earnings per share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada
Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol.6, No.2, Oktober 2008, Hal.130-142
(29)
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 selama 4 tahun berturut-turut (2004-2007) di Bursa Efek Indonesia. 5 Noer Sasongko
dan Nila Wulandari
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa earnings per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.
Empirika, Vol.19 No.1, Juni 2006
6 Evi Octavia Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia 2003-2007 Variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007 adalah earnings per share (EPS).
Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 2, Mei 2010:181-212 ISSN:1411-69IX
7 Hj. Henny Septiana Amalia
Analisis Pengaruh Earnings Per Share, Return On Investment, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel earnings per share (EPS) mempunyai pengaruh
dominan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang go public. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Oktober 2010, Volume 11 Nomor 28.
8 Meythi, Tan Kwan En dan Linda Rusli
Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufactur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Interaction between Current Ratio and Earning Per Share have significant impact on stock price.
Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Volume 10, No. 2 Mei 2011, hal : 2671-2684 9 Ika Veronica
Abigael K, Ardiani Ika S
Pengaruh Return On Asset, Price Earning Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun
SOLUSI, Vol. 7 No. 4, Oktober 2008 : 75 - 90
(30)
2.3Hipotesis
Hipotesis adalah sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2011:64).
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) :
H1: Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham
H2: Price To Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga Saham
H3: Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh
terhadap Harga Saham
to Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI
secara simultan, ROA, PER, EPS, DER, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap harga saham 10 E. Amaliah
Itabillah
Pengaruh CR, NPM, ROA, EPS, ROE, DER, dan PBV Terhadap Harga Saham Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) dan Variabel Price To Book Value (PBV) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham secara parsial
(31)
27
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu” (Husein Umar, 2009:29).
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011:38).
Dari Penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah
untuk menjelaskan sebuah data yang di tetapkan oleh peneliti untuk tujuan
tertentu. Maka objek dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), Price
To Book Value (PBV) dan Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis” (Sugiyono, 2011:2 ).
“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain” (Sugiyono, 2009:35).
“Metode verifikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” (Sugiyono, 2009:13).
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
(32)
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” (Sugiyono (2011:8).
Dalam penelitian ini, Peneliti memilih metode penelitian deskriftif
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini ditujukan untuk
menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) dan
Price To Book Value (PBV) terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan data
yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan fenomena yang ada dan sesuai
dengan tujuan penelitian, sehingga dapat diketahui mengenai pengaruhnya dengan
berdasarkan teori dan pengujian hipotesis.
3.2.1 Pengambilan Data (Desain Penelitian)
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis (Umi Narimawati, 2010:30).
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian” (Nazir, 2009:84).
Penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai
berikut (Sugiyono, 2008:13): “Proses penelitian meliputi : 1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Menyusun instrumen penelitian 6. Kesimpulan.”
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain
(33)
1. Sumber Masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi
untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini telah
dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi
masalah dalam rumusan masalah.
3. Konsep dan teori yang relevan, serta penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis), maka
peneliti membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir.
Selain itu, penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat
digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk
menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau
pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji
terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh peneliti yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (factual) maka jawaban itu hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada
penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value
(34)
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian
yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat
ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan
pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang
lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Laporan
Keuangan Tahunan yang dipublikasikan yang termasuk kedalam penelitian.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan Earning Per Share (EPS)
dan Price To Book Value (PBV) (variabel independen) dengan Harga Saham
(variabel dependen) digunakan korelasi berganda, sedangkan untuk menguji
adanya pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV)
(variabel independen) dengan Harga Saham (variabel dependen) digunakan
koefisien determinasi.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
(35)
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
“Operasionalisasi variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik” (Nur Indriantoro, 2002:69).
Penelitian ini menggunakan tiga variabel agar variabel-variabel penelitian
dapat dioperasikan. Berdasarkan judul penelitian tersebut diatas, maka dalam
penelitian ini terdapat tiga variabel yang harus diteliti, yaitu variabel independen
(X1 dan X2) sebagai variabel bebas dan variabel dependen (Y) sebagai variabel
terikat. Adapun penjelasan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan/dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Harga Saham.
Skala pengumpulan variabel ini adalah skala rasio
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang tidak bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable X
adalah Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV). Skala
pengumpulan variabel ini adalah skala rasio.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
(36)
dengan judul penelitian mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price
To Book Value (PBV) terhadap harga saham, maka operasionalisasi variabel
penelitian disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Earning Per Share (X1)
Earning Per Share (EPS) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar saham dan siap dibagikan kepada para pemegang saham. (Tandelilin, 2010 : 366)
Laba Per Saham= Rasio Price To Book Value (X2)
Price To Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek keuangan perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2011 : 303)
PBV =
Rasio
Harga Saham
Saham merupakan suatu bukti bahwa kepemilikan atas asset – asset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan demikian saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan (Eduardus Tandelilinm : 2001 : 18)
(37)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Sampel 3.2.3.1 Sumber Data
Dalam penelitian ini data-data diperoleh melalui website www.idx.co.id,
dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti berupa
laporan keuangan tahunan periode 2009 – 2012 pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini mengenai pengaruh
earning per share (EPS) dan price to book value (PBV) terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
adalah Data Sekunder.
“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan” (Burhan Bungin, 2009: 122).
“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen” (Sugiyono, 2012:193).
Menggunakan data sekunder karena data tidak secara langsung diperoleh
dari sumber utama melainkan dari sumber kedua dari data yang kita butuhkan.
Data dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Tahunan pada Perusahaan
Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana
(38)
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Populasi
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013:49).
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan laporan
keuangan tahunan selama 4 periode atau dari tahun 2009-2012.
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012
2. Perusahaan Pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah
diaudit berturut- turut selama periode 2009-2012 per 31 Desember.
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Emiten
No. Kode Nama Emiten Kriteria
1 2
1. ADRO Adaro Energy Tbk √ √
2. ARII Atlas ResourcesTbk √ -
3. ATPK ATPK Resources Tbk √ √
4. BORN Borneo Lumbung Energy dan Metal Tbk √ -
5. BRAU Berau Coal Energy Tbk √ -
6. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk √ -
7. BUMI Bumi Resources Tbk √ √
8. BYAN Bayan Resources Tbk √ √
9. CPDW Indo Setu Bara Resources Tbk √ -
10. DEWA Darma Henwa Tbk √ √
(39)
12. GEMS Golden Energy Mines Tbk √ -
13. GTBO Ganda Tujuh Buana Tbk √ √
14. HRUM Harum Energy Tbk √ -
15. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk √ √ 16. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk √ √
17. MYOH Samindo Resources Tbk √ -
18. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk √ √ 19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk √ √
20. PTRO Petrosea tbk √ √
21. TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk √ -
Sumber: www.idx.co.id
Dari Tabel 3.3 penulis menentukan sampel penelitian ini yaitu sebanyak 11
perusahaan, karena hanya terdapat 11 perusahaan yang memenuhi kriteria yang
penulis tentukan, jadi jumlah populasinya atau N = 11 x 4 = 44.
2. Sampel
“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono (2010:62).
Sedangkan metode yang digunakan untuk menentukan sampel menggunakan
metode sampling purposive.Pengertian sampling purposive, yaitu (Sugiyono,
2010:68) : “Teknik penentuan sampeldengan pertimbangan tertentu”.
Teknik pengambilan sampel ini ditentukan dengan menggunakan sampel
nonprobabilitas dengan penyajian sampel jenuh, sampel yang digunakan
berdasarkan populasi yaitu 4 tahun.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(40)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung
diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data
sekunder yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian staf
perpustakaan yang ada di Bursa Efek Indonesia untuk memperoleh data berupa
laporan keuangan perusahaan tahun 2009-2012 perusahaan sub sektor
pertambangan batubara yang diperlukan.
b. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data
mengenai besarnya Earning Per Share (EPS), Price To Book Value (PBV) dan
harga saham perusahaan sub sektor pertambangan batubara yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, serta informasi-informasi lain yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur,
buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet
sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori
maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
(41)
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang bersifat kuantitatif Sugiyono, 2010:31).
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan” (Sugiyono, 2010:31).
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode :
1) Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka
(numeric). Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada data-data keuangan
yang terdapat pada pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang dijadikan
sampel. Dari hasil analisis tersebut akan didapat Earning Per Share (EPS) dan
Price To Book Value (PBV) berdampak terhadap Harga Saham.
2) Analisis Statistik
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik. Tujuannya
adalah untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel tersebut dan
menetapkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Metode kuantitatif dengan analisis statistik penelitian ini antara lain :
(42)
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan
skala interval” (Umi Narimawati, 2008:5).
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda bertujuan untuk
menguji seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book
Value (PBV) terhadap Harga Saham.
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan
(naik/turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen
sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih
variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan
X2). Persamaan analisis regresi linier secara umum untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = βo+β1X1+β2X2+ ε
Dimana :
Y : Harga Saham
X1 : Earning Per Share (EPS)
X2 : Price To Book Value (PBV)
βo : Konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1 dan X2 = 0)
β1 : Koefisien regresi multiple antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y, bila variabel bebas lainnya dianggap konstan.
(43)
Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut menunjukan hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain,
peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh
peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Dengan kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai variabel
bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat dan sebaliknya.
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat
kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑y= na + b1∑X1 + b2∑X2 ∑X1y = a∑X1 + b1∑X12 +b2∑X1X2 ∑X2y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22
Sumber : Sugiyono, 2009 : 279
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan yang telah ada
mempunyai kadar tertentu, harus melihat dua hal yaitu pertama, ada (dalam
pengertian nyata atau berarti) atau tidak ada keterkaitan antara Harga Saham (Y)
dengan Earning Per Share (EPS) (X1) dan Price To Book Value (PBV) (X2)
secara bersama-sama.
Uji Hipotesis
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik.
(44)
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis
pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan
yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien
regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi
normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
statistik. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan
probabilitas (Asymtotic Significance) (Singgih Santoso, 2002:393), yaitu:
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar
normal, probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan
:
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
(45)
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk
menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel
ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi
berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi
berdistribusi tidak normal.
b) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara
sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance
Inflation Factors (VIF).
Sumber: Husein Umar (2011:179)
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya.Jika
nilai VIF < 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003:
362).
VIF=
(46)
Untuk mengatasi terjadinya multikolinieritas, dapat diupayakan melalui
hal-hal sebagai berikut: “1. Evaluasi apakah pengisian data telah berlangsung secara efektif atau terdapat kecurangan dan kelemahan lain;2. Jumlah data
ditambah lagi; 3.Salah satu variabel independen dibuang karena data dari dua
variabel independen ternyata mirip atau digabungkan jika secara konsep relatif
sama; dan 4. Gunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi
tolerance” (Husein Umar, 2011:178). c) Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang
atau melebihi dari yang semestinya. Uji heterokedastisitas ini digunakan untuk
melihat keseimbangan model regresi apabila ada penambahan sampel maka
kesimpulan tidak akan berubah. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien
regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus
dihilangkan dari model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank
Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap
nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing
variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan,
maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak
homogen) (Gujarati, 2003:406).
(47)
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari
observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang
diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat
besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Kriteria uji : Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson :
Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi
Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi
Tidak ada kesimpulan jika : dL D-W dU atau 4 – dU D-W 4 – dL
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan perhitungan nilain statistik Durbin-Watson (D-W) :
Tabel 3.4
Kriteria Pengujian Durbin-Watson (Uji DW)
Durbin-Waston Kesimpulan
Kurang dari 1,10 Ada Autokorelasi
1,10 sampai 1,54 Tanpa Kesimpulan
1,55 sampai 2,46 Tidak Ada Autokorelasi
2,46 sampai 2,90 Tanpa Kesimpulan
Lebih dari 2,91 Ada Autokorelasi
Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat
(48)
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Yang dimaksud analisis “Tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih” (Andi Supangat, 2007 : 339).
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis
korelasi dapat diuraikan sebagai berikut :
Koefisien Korelasi Secara Parsial
Untuk mengukur kekuatan hubungan masing-masing komponen variabel
bebas secara parsial, yaitu faktor Earning Per Share (EPS) dan Price To Book
Value (PBV) terhadap variabel tidak bebas yaitu Harga saham dapat diketahui
dengan menggunakan korelasi parsial.
Koefisien Korelasi Secara Simultan
Untuk mengukur kekuatan hubungan komponen variabel bebas secara
simultan, yaitu faktor Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value
(PBV) terhadap variabel tidak bebas yaitu Harga Saham.
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan
mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau
(49)
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X
dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.5
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
BesarnyaPengaruh Bentuk Hubungan
0 - 0.20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan)
0.21 - 0.40 Korelasi yang lemah
0.41 - 0.60 Korelasi sedang
0.61 - 0.80 Cukup tinggi
0.81 – 1 Korelasi tinggi
(Sumber : Sugiyono, 2009 : 250)
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol
dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Menurut Sugiyono (2008:377) hipotesis adalah :
“Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah
pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak”.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan
sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah
yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara
tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut:
(50)
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara
parsial). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah :
1. Menyusun Hipotesis
a. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.
H0 : β1 = 0, Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Ha : β1 ≠ 0,Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham.
b. Pengaruh Price To Book Value (PBV) terhadap Harga Saham.
H0 : β2 = 0, Price To Book Value (PBV) tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Ha : β2 ≠ 0 Price To Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga
Saham.
2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05(α = 0,05), dengan derajat kebebasan (df = n-k-1).
3. Mencari nilai thitung
Nilai Uji thitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
(Sumber : Agus Widarjono (2010: 26))
1. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan
membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan:
- Jika thitung<-ttabel atau thitung > ttabel, variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 ditolak (signifikan).
(51)
- Jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel, variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen, maka H0 diterima (tidak signifikan).
Gambar 3.1
Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t
2. Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas:
Dengan menggunakan nilai probabilitas, H0 akan diterima jika probabilitas
kurang dari 0,05.
2. Uji Statistik F
Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian signifikansi
secara bersama-sama). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun hipotesis
H0: β1= β2 = 0, Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value
(PBV) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham.
Ha: β1≠ β2 ≠0, Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value
(PBV) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Harga
(1)
2.2 Kerangka Berpikir
“Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan Earning Per Share (EPS). Karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar, karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Earning Per Share (EPS) yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham” (Lukman Syamsudin, 2011:66).
Perusahaan juga memerlukan tambahan dana untuk ekspansi usahanya. Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan eksternal dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem perbankan. Perusahaan yang go public (emiten) menerbitkan saham untuk mendapatkan tambahan dana. Informasi emiten baik keuangan maupun non-keuangan perusahaan diserahkan ke bursa efek tempat perusahaan mendaftar. Informasi tersebut berupa laporan keuangan perusahaan, laporan manajemen, laporan analisis keuangan, dan lain-lain (Sparta dan Februwaty, 2005:71). Tetapi investor pun ingin mengetahui apakah saham yang dibelinya bisa mendatangkan keuntungan atau tidak. Maka dari itu, investor ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham yang dibelinya. Dengan mengetahui faktor-faktor ini, maka investor dapat melakukan estimasi atas harga saham, sehingga mereka dapat memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau harus dijual. Selain itu, pihak manajemen perusahaan juga ingin mengetahui dan memahami motif investor dalam menanamkan modalnya, sehingga manajemen perusahaan dapat menyusun strategi perusahaan untuk menarik para investor dalam menanamkan dananya pada perusahaan tersebut (Ridha dan Osmad, 2007:60). 2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2011:64).
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) :
H1: Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham H2: Price To Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga Saham
H3: Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga Saham
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011:38).
Dari Penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah untuk menjelaskan sebuah data yang di tetapkan oleh peneliti untuk tujuan tertentu. Maka objek dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), Price To Book Value (PBV) dan Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, Peneliti memilih metode penelitian deskriftif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(2)
sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat diketahui mengenai pengaruhnya dengan berdasarkan teori dan pengujian hipotesis.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Hasi Estimasi Model Regresi
Sumber: Lampiran Output SPPS 16
Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel 4.1 maka dapat dibentuk model prediksi variabel Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham adalah :
Y = 4.626 + 0.607X1 + 0.274X2
Dari persamaan di atas dapat kita lihat nilai konstanta sebesar 4.626 Hal ini
menunjukkan bahwa apabila semua variabel independent bernilai 0, maka harga saham bernilai 4.626. Earning Per Share (EPS) (X1) mempunyai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.607. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali Earning Per Share (EPS) akan menaikkan harga saham sebesar 0.607 persen dengan asumsi bahwa nilai variabel Price To Book Value (PBV) tidak berubah (tetap).
Price To Book Value (PBV) (X2) mempunyai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.274. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu persen Price To Book Value (PBV) akan meningkatkan harga saham sebesar 0.274 persen dengan asumsi bahwa nilai Price To Book Value (PBV) tidak berubah (tetap).
4.2 Pembahasan
Earning Per Share (EPS) memberikan perngaruh terhadap harga saham dengan persentase 76.9%, sedangkan persentase sisanya 23.1% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Artinya pengaruh yang diberikan Earning Per Share (EPS) bisa dikatakan sedang dan signifikan terhadap harga saham. Hal tersebut sesuai dengan masalah yang terjadi di PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yaitu ketika Earning Per Share (EPS) yang di berikan besar namun pada harga sahamnya malah mengalami penurunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya masalah fundamental lainnya yang tidak mencerminkan fundamental perusahaan. faktor fundamental lain yang mempengaruhinya dapat di lihat dari rasio leverage, likuiditas, profitabilitas dan aktivitasnya. Hal ini sesuai dengan kutipan pernyataan (sekretaris perusahaan PTBA). Price To Book Value (PBV) juga memberikan perngaruh terhadap harga saham dengan
persentase 13.9%, sedangkan persentase sisanya 86.1% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Artinya pengaruh yang diberikan Price To Book Value (PBV) bisa dikatakan lemah dan signifikan terhadap harga saham. Hal tersebut sesuai dengan masalah yang terjadi di beberapa perusahaan pertambangan batubara, yaitu ketika Price To Book Value (PBV) yang di berikan besar namun pada harga sahamnya malah mengalami penurunan. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya masalah oleh faktor lain yang mempengaruhinya seperti Book Value Per Share (BV), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity ratio (DER). Hal ini sesuai dengan fenomena yang di kutif dari statistik di IDX.
(3)
Besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham sebesar 84.5%. Hubungan Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham sangat kuat dalam mempengaruhi pergerakan harga saham. Sedangkan persentase sebesar 15.5% sisanya di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Book Value Per Share (BV), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) .Karena faktor tersebut juga mempengaruhi pergerakan harga saham.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham pada perusahaan Pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2012, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh sangat kuat/sangat erat dan signifikan dengan arah positif terhadap harga saham, sehingga Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Artinya, semakin besar Earning Per Share (EPS) maka akan semakin besar pula tingkat harga saham perusahaan.
2. Price To Book Value (PBV) memiliki pengaruh lemah dan signifikan dengan arah positif terhadap harga saham, sehingga Price To Book Value (PBV) berpengaruh terhadap harga saham. Artinya, semakin besar Price To Book Value (PBV) maka akan semakin besar pula tingkat harga saham perusahaan.
3. Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh sangat kuat dan signifikan dengan arah potisif terhadap harga saham. Artinya Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) dapat mempengaruhi pergerakan harga saham dari perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Kegunaan Teoritis
a) Bagi pengembangan ilmu akuntansi, khususnya akuntansi keuangan sebaiknya untuk penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan variabel Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV), tetapi dapat juga digunakan variabel lain seperti Price Earning Ratio (PER), Book Value (BV), Debt To Equity Ratio (DER), dan lain-lain agar dapat menghasilkan hasil penelititan yang lebih akurat dalam mengetahui variabel apa saja yang dapat berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan.
b) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat di jadikan acuan, tambahan pemikiran dan kajian dalam peneltian selanjutnya yang berhubungan dengan Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV). Selain itu juga dalam menentukan variabel tidak bebas tidak hanya melihat Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) saja, karena masih banyak faktor internal dan eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham. Sealin itu juga, jumlah sampel dan perusahan yang diteliti sebaiknya diperbanyak untuk memperkuat hasil penelitian.
2. Bagi Kegunaan Praktis
a) Bagi perusahaan Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi harga saham karena kedua rasio keuangan tersebut merupakan informasi yang digunakan oleh investor dalam menganalisa harga saham. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan laba perusahaan pertambangan batubara, karena laba merupakan hal pokok bagi investor untuk mengukur kinerja perusahaan. Meningkatkan laba perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan asset dan ekuitas yang dimiliki perusahaan
(4)
beban-beban operasional dan meningkatkan pendapatan sehingga akan menghasilkan laba yang sangat tinggi serta dapat melihat total aset-aset dan kewajibannya. Dengan meningkatnya laba, maka kenaikan tersebut akan diikuti oleh kenaikan Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) sehingga akan direspon baik oleh investor sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan akan meningkatkan harga saham.
b) Bagi Investor, apabila akan berinvestasi dapat menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) sebagai acuan dalam melakukan investasi, tetapi hendaknya investor juga melakukan analisa pada faktor-faktor lain untuk meminimalisasi resiko investasinya selain dari Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV) , karena masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham. Faktor lain itu adalah faktor eksternal dan internal yang berkembang dalam perusahaan itu sendiri dan rasio-rasio keuangan lainnya selain Earning Per Share (EPS) dan Price To Book Value (PBV). Hal tersebut juga akan membuat investor merasa aman dalam menginvestasikan dananya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2003. Pengantar Pasar Modal Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Athanasius, T. 2012. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta: Elek Media Computindo.
Donald E. Keiso, Jerry J Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate. Penerbit Erlangga.
Darmadji. 2011. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Evi Octavia. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Sektor Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia 2003 – 2007. Jurnal Akuntansi, Vol.10 No.2, Mei 2010. ISSN : 1411 – 691X.
Ferdi Hermawan dan Mulia Nurdhiana. Pengaruh Book Value (BV), Price to Book Value (PBV), Earnings Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2010.
Helfert, A Erich. 1996. Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga. Hirt and Block 1999. Contenporary Marketing.
Hj. Henny Septiana Amalia. Analisis Pengaruh Earnings Per Share, Return On Invesment, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga saham Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol.11 No.28, Oktober 2010.
Horrison, Walter T. 2011. Akuntansi Keuangan Edisi 8 Jilid 1 Edisi IFRS. Penerbit : Erlangga. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga.
Yogyakarta: AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Keempat. Yogyakata, UPP AMP YKPN.
HTTP ://www.atpkresources.co.id/ HTTP ://www.britama.com
Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE UGM. Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi : Pedoman dan Contoh Melakukan
penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta, Andi. Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit : Rajawali Pers.
Noer Sasongko dan Nila Wulandari. Pengaruh EVA Dan Rasio – Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol.19 No.1, Juni 2006.
(6)
Rd. Neneng Rina Andriani dan Aryanti Kusumastuti . Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Pasar Saham (Studi kasus pada perusahaan manufactur yang listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Fe Unsil, Vol.3 No.2 ISSN : 1907 – 9958.
Robin Wiguna dan Anastasia. Pengaruh Earnings Per Share dan Tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ 45 BEI. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.6 No.2 Hal : 130 – 142.
Sihombing, Gregorius. 2008. “Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham”. Yogyakarta : Penerbit Indonesia Cerdas.
Sparta dan Februwaty. 2005. Pengaruh ROE, EPS, dan OCF Terhadap Harga Saham Industri Manufacturing di BEJ. Jurnal Akuntansi Tahun IX : 71-80.
Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (12th ed). Bandung: Alfabeta. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia, Kampus Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius. Tandelilin, Eduardus. 2010.Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Penerbit : Transmedia Pustaka. Umar. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
Vice Law Ren Sia dam Law Tjun Tjun. Pengaruh Current Ratio, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi, Vol.3 No.2 Hal : 136 – 158, 2011. WWW. IDX.CO.ID