Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price

(1)

PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

SYAHRUL ALAMSYAH 080522174

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah

benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 Februari 2013

Yang Membuat Pernyataan

NIM 080522174


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang

senantiasa dilimpahkan kepada penulis serta shalawat seiring salam kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi kami, seluruh umat

Islam di dunia ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini

dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, dan spirtual. Oleh karena itu, penulis

dengan segala kerendahan hari ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, M.M., Ak. Selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Dra. NURZAIMAH M.M, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga peniliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani MBA, Ak, selaku Dosen Pembaca dan penilai yang telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi saya ini.

6. Kedua orang tua saya, Alm. Ir Syafran Tanjung dan Ida irmawaty yang telah melimpahkan kasih sayang dan selalu mendoakan. Kepada adik-adik tercinta, Alfansuri, Lisa Afriza, dan Syahreza Pahlefi yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

sumbang pikir dan koreksi akan sangat bermanfaat dalam melengkapi dan

menyempurnakan langkah-langkah lanjut demi hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi banyak pihak.Amin.

Medan, 20 Februari 2013

Penulis,

NIM 080522174


(5)

ABSTRAK

Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Dalam penelitian ini petumbuhan yang diterapkan adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share

(DPS) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) 2011 dan situs

terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan dengan pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham adalah sebesar 81% dan sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh perubahan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(6)

ABSTRACT

Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price

This study aimed to determine the effect of the growth of the stock price. In this study the ratiois applied the growth of Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) either partially or simultaneously affect the stock price on plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

This research is akind ofcausal research with a total sample eight plantation companieslisted on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The sample selectionis done using purposive sampling method. The data used is external data, obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 and the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is the classic assumption test and then performed a hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression.

The results showed that partially or simultaneously Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) significantly affect the price of shares in Plantationlisted on the Indonesia Stock Exchange. The magnitude of the influence of Earnings Per Share and Dividend Per Share for Share Price is equal to 81% and 19% are influenced by changes inother factors not included in this study.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis ... 9

2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3. Kerangka Konseptual ... 23

2.4. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian ... 26

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3.Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4.Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5. Operasional Variabel ... 29

3.6. Metode Analisis Data ... 30

3.7. Jadwal Penelitian ... 36

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 37

4.2. Uji Asumsi Klasik ... 38

4.2.1. Uji Normalitas Data ... 38

4.2.2. Uji Heterokedastisitas ... 42

4.2.3. Uji Autokorelasi ... 45

4.2.4. Uji Multikolinearitas ... 46

4.3. Pengujian Hipotesis ... 47

4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ... 47

4.3.2. Pengujian Simultan (Uji F) ... 49

4.3.3. Pengujian Parsial (Uji t) ... 49


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul halaman

2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 22

3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 26

3.2 Jadwal Penelitian ... 35

4.1 Descriptive Statistic ... 36

4.2 One-sample kolmogorov-smirnov test sebelum transformasi ... 40

4.2 One-sample kolmogorov-smirnov test sebelum transformasi ... 41

4.4 Uji Spearmen rho ... 44

4.5 Uji Gleisjer ... 45

4.6 Uji Autokorelasi ... 46

4.7 Uji Multikolinearitas ... 47

4.8 Hasil Uji Determinasi ... 48

4.9 Hasil Uji F ... 49


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Histogram ... 38

4.2 Normal P-P plot Regresion standardized residual ... 38


(11)

ABSTRAK

Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Dalam penelitian ini petumbuhan yang diterapkan adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share

(DPS) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) 2011 dan situs

terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan dengan pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham adalah sebesar 81% dan sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh perubahan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(12)

ABSTRACT

Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price

This study aimed to determine the effect of the growth of the stock price. In this study the ratiois applied the growth of Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) either partially or simultaneously affect the stock price on plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

This research is akind ofcausal research with a total sample eight plantation companieslisted on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The sample selectionis done using purposive sampling method. The data used is external data, obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 and the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is the classic assumption test and then performed a hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression.

The results showed that partially or simultaneously Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) significantly affect the price of shares in Plantationlisted on the Indonesia Stock Exchange. The magnitude of the influence of Earnings Per Share and Dividend Per Share for Share Price is equal to 81% and 19% are influenced by changes inother factors not included in this study.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi dana alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu sistem mobilitas dana jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana masyarakat ke sektor-sektor investasi yang produktif. Sedangkan dari sudut pandang keuangan, pasar modal berfungsi sebagai salah satu media yang efisien untuk mengalokasikan dana dari pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana atau pihak-pihak investor ke pihak-pihak yang membutuhkan dana yang disebut pihak perusahaan.

Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, perusahaan memerlukan dana yang relatif besar. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan investasi perusahaan dapat disediakan dari dua sumber, yaitu pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari luar. Sumber pendanaan yang berasal dalam terdiri dari modal sendiri dan laba ditahan. Sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, antara lain melalui modal pinjaman dalam bentuk hutang ataupun melalui emisi atau menerbitkan saham kepada masyarakat dipasar modal. Dengan menerbitkan saham di pasar


(14)

modal berarti bahwa perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga dimiliki masyarakat.

Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut.Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan berprediksi prospek perusahaan dimasa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen sering kali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih itu ditanamkan kembali sebagai laba ditahan.

Investasi di pasar modal dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu saham dan obligasi. Adapun keuntungan dari saham adalah pendapatan investasi tidak menentu, investor dapat memperoleh capital gain yang tinggi tetapi tidak menutup kemungkinan investor bisa juga mengalami capital loss yang besar pula, dan mendapat pembagian dividen jika perusahaan memperoleh keuntungan. Sedangkan keuntungan dari obligasi adalah pendapatan bunga yang tetap dimana tidak tergantung pada perusahaan itu rugi atau untung.

Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu periode tertentu, dimana pada investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang di investasikan selama periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para


(15)

investor perlu mengadakan analisa yang cermat.Didalam mengambil keputusan investasi, para investor mengharapkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu atau hasil tertentu dengan risiko yang minimal terhadap investasi yang dilakukan.Karena risiko dari berinvestasi di pasar modal lebih besar ada pada saham sehingga investor sebelum berinvestasi harus mengetahui harga saham.

Menurut Alwi (2003, 87)faktor yang mempengaruhi ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal merupakan akibat kebijakan yang dilakukan oleh manajer keuangan dalam mengelola keadaan keuangan.Intinya, kinerja perusahaan, pertumbuhan laba, pengumuman pengambilalihan difersifikasi pengakuisisian atau diakuisisi dan perkembangan perusahaanlainnya yang dapat dapat mempengaruhi harga saham.Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham diluar kemampuan manajer keuangan maupun perusahaan.Sehingga perusahaan tidak bisa mengendalikan faktor ini, akibatnya perusahaan hanya bisa mengikuti efek dari faktor ini.Contoh faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham diantaranya keadaan ekonomi domestik maupun global, kondisi pasar modal negara yang bersangkutan, kebijakan pemerintah, khususnya bursa saham, dan lingkungan keuangan lainnya.

Adanya krisis global yang terjadi pada tahun 2008 membawa pengaruh terhadap perekonomian Indonesia.Salah satu sektor yang berpengaruh adalah investasi di pasar modal melalui Bursa Efek(IDX Factbook, 2010).Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 ditutup pada posisi 1.355,408. Posisi ini menunjukkan bahwa IHSG mengalami koreksi 1.390,418 poin atau 50,63 persen dibanding penutupan 2007 yang berada di posisi


(16)

2.745,826 (Antaranews, 2008). Kapitalisasi saham pada tahun 2007 mencapai RP. 1,988 trilyun sedangkan kapitalisasi saham pada tahun 2008 menurun 45,86% menjadi Rp1,076 trilyun (IDX Factbook, 2010). Hal ini menunjukkan kerugian yang ditanggung pemodal pada tahun 2008 Rp 0,912 trilyun.Keadaan ini mengakibatkan penurunan kinerja perdagangan yang ditunjukkan dengan penurunan harga saham.

Bagi investor informasi tentang Earnings per share(EPS) dan DividendPer Share(DPS) menjadi kebutuhan dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

Earnings per share adalah rasio yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham.Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan investor akan lebih berminat terhadap saham dengan Earnings Per Share tinggi dibandingkan saham saham Earnings per share rendah.

Harmoni (2009) melakukan penelitian menganai pengaruh ROA, ROE, EPS, dan Total Asset Turn Over (TATO) terhadap harga saham perusahaan perkebunan di BEI periode 2002-2007. Hasil penelitian menunujukkan bahwa simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Namun, secara parsial semua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.


(17)

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Madichah (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh EPS, DPS, dan Financial Leverage (FL) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2000-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.Namun secara parsial hanya EPS yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dividen adalah laba yang diberikan emitan kepada para pemegang saham. Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan (retained earning)

Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus uang yang semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham.Para pemegang saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar.Untuk itu, perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang memberikan dividen yang besar, harga sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus-menerus tidak membagikan dividen, harga sahamnya juga akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga saham juga akan naik.

DividendPer Share dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan dividen per lembar saham bagi pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini mempengaruhi investor dalam membuat keputusannya di pasar modal. Pendapat ini sesuai dengan


(18)

Signally Theory yang menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa bukan dividen itu sendiri yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham.Teori ini dikenal sebagai Teori Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).

Pembahasan mengenai EPS dan DPS yang merupakan indikator-indikator yang mempengaruhi harga saham ini dilihat dari sudut pandang perusahaan yang mengeluarkan saham yang nantinya dapat mempengaruhi para investor dalam mempertimbangkan dan memutuskan apakah akan berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dengan menggunakan informasi-informasi yang terdapat dalam perusahaan, maka investor dapat menganalisa prospek dan citra dari perusahaan tersebut apakah layak untuk dilakukan investasi atau tidak.

Banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006) yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah EPS dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity (ROE) dan EarningsPer Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham yang menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya menggunakan DPS sebagai variabel independen yang semuanya memiliki hasil


(19)

berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta periode pengamatan yaitu tahun 2009 - 2011.

Karena ketertarikan di bidang saham, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh EarningsPer Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti membuat tiga rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Earnings Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga

saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3. Apakah Earnings Per Share dan Dividend Per Share secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?


(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh EarningsPer Share terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Per Share terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Untuk Mengetahui pengaruh EarningsPer Share dan Dividen Per Share secara simultan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi investor dan peneliti lainnya.

1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas menganai kesusaian di lapangan dengan teori yang ada.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya. Termasuk juga hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut husnan (2002:303), menyebutkan bahwa “sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

Pengertian lainnya, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”

Maka, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham adalah juga pemilik sebagian perusahaan tersebut.


(22)

1.Jenis-jenis Saham

Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a.Saham atas unjuk (bearer stock)

Pada sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Kepemilikan atas saham unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.

b.Saham atas nama (registered stock)

Pada sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen perusahaan peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.

Berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a.Saham Biasa

Saham biasa merupakan sumber keuangan utam yang harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang paling umum dan dominan diperdagangkan di


(23)

Bursa Efek. Bodie et al. (2003:97). Menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan diumumkan kepada masyarakat.” Pemilik berhak menentukan apakah akan menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan.

b.Saham Preferen

Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian laba dan sisa dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham pereferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhruddin (2001:12) “saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor”.

2. Keuntungan Pembelian Saham

Yang menjadi motivasi seorang pembeli saham dalam membeli saham adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain). dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk


(24)

dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.

3. Resiko Pembelian Saham

Menurut Darmadji (2006:13), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat dividen dan mengalami capital loss.

a.Tidak Mendapat Dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. b.Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan penghentian kerugian (cut loss).


(25)

Selain itu, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu perusahaan bangkrut, di-delist dan disuspensi.

a.Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menmpati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada pemegang saham.

b.Saham di-delist dari bursa

Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.


(26)

c.Saham dihentikan sementara (suspensi)

Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu“ para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau duhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

4. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Harga saham

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.


(27)

Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internal antaralain adalah :

a. Laba Perusahaan.

b. Pertumbuhan aktiva tahunan. c. Likuiditas.

d. Nilai Kekayaan Total. e. Penjualan.

Sementara itu, faktor eksternalnya adalah : a. Kebijakan Pemerintah dan dampaknya. b. Pergerakan suku bunga.

c. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang. d. Rumor dan Sentimen Pasar.

e. Penggabungan Usaha (business combination).

2.1.2. Earnings Per Share

Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menenmkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earnings Per Share. Earnings Per Share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba bersih harus dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menetukan jumlah yang akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak


(28)

terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perudahaan, maka Earnings Per Share dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earnings Per Share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai Earnings Per Share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

Rasio Earnings Per Share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Earnings Per Share adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Angka Earnings Per Share dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS dirumuskan sebagai berikut :

Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaam tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau obligasi konvetibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar.


(29)

Makna Earnings Per Share bagi perusahaan sangat penting karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan Earnings Per Share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamakan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.

2.1.3. Dividend Per Share

Menurut Warren (1999:122), “Dividend Per Share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham. “pengertian menurut Riyanto (1995:256), “Dividend Per Share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham dari keuntungan tiap lembar saham. “ Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor meupun untuk menilai keuangan suatu perusahaan.

Dividend Per Share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk siap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend Per Share (DPS) dapat dirumuskan sebagai berikut :


(30)

Perusahaan yang Dividend Per Share lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih mudah diminati investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga perlu memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividen yang berkaitan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.

2.1.4. Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Pengertian lain menurut Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”

Harga saham mengalami perubahan naik dan turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka


(31)

harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.

1. Analisis terhadap Harga Saham

Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).

a. Analisis teknikal (technical analysis)

Analisis teknikal merupakan analisisi yang memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran (supply) dan Permintaan (demand) terhadap saham tersebut.

Menurut Widoatmodjo (2004:77), “analisis teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan


(32)

informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di eaktu lalu sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis dengan menggunakan grafik atau program komputer. Pengamatan dengan grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecendrungan harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar.

b. Analisis fundalmental (fundamental analysis)

Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo (2004:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas laporan keuangan.” Pengertian lainnya menurut Darmadji (2006:189), “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”. Analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai suatu saham.

Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di masa yang akan datang, dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa


(33)

yang akan datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya sebgai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, dikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali dilakukan. Banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006) yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah EPS dan DPS, dan objek perusahaan adalah otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen ROE dan EPS. Denny (2008) juga meneliti harga saham dengan menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan sektor pertambangan periode 2002-2007.


(34)

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

Nama Variabel Bebas Keterangan

Nurmala (2006)

Earnings Per Share Dan

Dividend Per Share

Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (Earnings Per Share dan Dividend Per Share) yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan

Raymond (2007)

Dividend Per Share dan Earnings Per Share

Raymond menganalisis pengaruh Dividend Per Share dan Earnings Per Share terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang kuat terhadap harga saham.

Liestyana (2008)

Earnings Per Share Dan

Return On Equity

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Earnings Per Share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, Return On Equity dan Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

Silvana (2009)

Dividend Per Share Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yaitu Dividend Per Share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public


(35)

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu veriabel independen dan variabel dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), sedangkan variabel dependen adalah harga saham.

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Earnings Per Share adalah pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Earnings Per Share menunjukkan laba bersih setelah dikurangi pajak (Earning After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earnings Per Share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai Earnings Per Share perusahaan, menunjukkan

H1 Harga

Saham (Y)

Earnings Per Share

(X1)

H2

Dividend Per Share

(X2)


(36)

bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

Dividen adalah bagian keuntungan dari perusahaan yang dibagikan secara langsung kepada investor berdasarkan jumlah saham yang dimiliki, biasanya dalam bentuk uang tunai, namun bisa juga berupa saham.

Dividen per share adalah total dividen dibayarkan selama satu tahun penuh (termasuk dividen interim tetapi tidak termasuk dividen khusus) dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar yang dikeluarkan, karena dividen merupakan salah satu keuntungan investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kepemilikan saham.

finansial suatu perusahaan yang biasa disebut juga dengan efek. Harga saham dari suatu perusahaan tentu saja berbeda-beda tergantung bagaimana suatu perusahaan tersebut nilai jualnya di bursa saham.

pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud. Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan oleh para pelaku pasar yang sedang melangsungkan perdagangan sahamnya. Dengan harga saham yang ditentukan otomatis perdagangan saham di bursa efek akan berjalan.


(37)

2.4. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1 : Earnings Per Share bepengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan.

H2 : Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan

H3 : Earnings Per Share dan Dividend Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisa data. Donald R copper dan William Emory (2002, p122).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang mempunyai bentuk hubungan kasual. Sugiyono (2002: p11) mendefinisikan “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Menurut Umar (2003: 63) “penelitian ini menggunakan desain kasual yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”. Peneliti menganalisis Earnings Per Share dan Dividend Per Share sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bagaimana Dividend Per Share dan Earnings Per Share dapat mempengaruhi harga saham.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005: 72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan data yang memiliki


(39)

karakteristik/kriteria dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 sebanyak 8 emiten. Menurut Erlina (2007, 75) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakter populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun daftar sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian Sampel Kode Nama Perusahaan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 3 LSIP PP London Sumatera Tbk 4 GZCO Gozco Plantation Tbk 5 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk

6 SGRO Sampoerna Agro Tbk

7 SMAR Sinar Mas Agro Resource Tbk

8 BWPT BW Plantation tbk

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2008-2011

2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama periode 2008-2011

3. Perusahaan menghasilkan laba (earnings) selama periode 2008-2011 4. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode

2008-2011


(40)

Jumlah perusahaan populasi dalam penelitian ini sebanyak 8 emiten dengan periode penelitian selama 4 tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka peneliti mengambil 7 perusahaan perkebunan dengan 28 unit analisis.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

Sampel Kode Nama Perusahaan Kriteria

1 2 3 4 5

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. √ √ √ √ √

2 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √ √

3 LSIP PP London Sumatera Tbk √ √ √ √ √

4 GZCO Gozco Plantation Tbk √ √ √ √ √

5 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk √ √ √ √ √

6 SGRO Sampoerna Agro Tbk √ √ √ √ √

7 SMAR Sinar Mas Agro Resource Tbk √ √ √ √ √

Sumber : Indonesian Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2012)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan data sekunder. Data sekunder Menurut Sugiyono (2008:193) “Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat oreng lain atau lewat orang lain atau lewat dokumen”.

Data dalam penelitian ini adalah data Polled, yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau


(41)

tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2008 sampai tahun 2010). Data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh daru situs Bursa Efek Indonesia, yaitu

populasi atau sampel dalam penelitian ini.

3.5. Operasional Variabel

Dalam pengujian hipotesis, variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Variabel-variabel yang dimaksud adalah variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Dependen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:63) variabel terikat (dependen) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel bebas (independen). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Dalam penelitian ini harga saham merupakan


(42)

variabel dependen yang dipengaruhi oleh perubahan dari variabel independen (Earnings Per Share dan Dividend Per Share).

2. Variabel Independen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:63) “variabel bebas (Independen) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earnings Per Share dan Deviden Per Share.

a. Earnings Per Share

Earnings Per Share merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan adalah laba bagi pemilik, yaitu Earnings After Tax (EAT). b. Dividend Per Share

Dividend Per Share merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang ditanamkan, yaitu berupa dividen. Dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit.

3.6. Metode Analisis Data

Metode penelitian analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.


(43)

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik.

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterosdastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis dara. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan data


(44)

berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini penelitia menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis :

H0 : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Bila signifikasi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agas menjadi normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2003, 172), yaitu :

a. Dengan melakukan tranformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo

b. Lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outliner.

c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliner menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005) “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang


(45)

lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabe bebas, maka konsekuensinya adalah :

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolonearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterodastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dangan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho (2005,62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

a. Titik-titik data menyebar di atas, dibawah atau disekitar angka nol.


(46)

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola. 4. Uji autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi auto korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series.

Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

a. Nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif. b. Nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi.

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen


(47)

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesisi dalam penelitian ini menggunakan F (simultan) dan uji-t (parsial).

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan model regresi berganda, yaitu :

Y=a + b1X1 + b2X2 +e

Keterangan :

Y = harga saham.

a = konstanta.

b1, b2 = koefisien regresi. X1 = Earnings Per Share.

X2 = Dividend Per Share.

e = error (kesalahan pengganggu). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen.

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :


(48)

a. Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk

α = 5%.

b. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk

α = 5%.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh engaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara

parsial terhadap variabel dependen.

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen.

3.7. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan penelitian Sept 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012 Januari 2013 Februari 2012 Pemilihan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Dan Perbaikan Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standart deviasi untuk data yang digunakan dalam penelitian :

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS_normal 28 2.40 7.42 4.8939 1.34931

DPS_normal 28 .00 6.90 3.5858 2.12438

harga_saham_normal 28 4.44 10.17 7.3458 1.65001

Valid N (listwise) 28

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

a. Variabel Earnings per share (EPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 2,40, nilai maksimum (terbesar) 7,42, mean (nilai rata-rata) 4,8939 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1,34931.

b. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 0, nilai maksimum (terbesar) 6,90, mean (nilai rata-rata) 3,5858 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2,12438.

c. Variabel harga saham (HS) memiliki nilai minimum (terkecil) 4,44 nilai maksimum (terbesar) 10,17. mean (nilai rata-rata) t,3458 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1,65001.


(50)

4.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut :

Ho : data residual terdistribusi normal Ha : data residual terdistribusi tidak normal.

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.

A. Analisis Grafik

Analisi grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik p-p plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal.

Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Dan lonceng tidak menceng kekiri maupun kekanan.

Pada grafik p-p plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.


(51)

Gambar 4.1

Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.1 diatas, terlihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri maupun kekanan. Dengan demikian grafik diatas memperlihatkan pola distribusi yang normal, demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-p plot.


(52)

Pada grafik normal p-p plot di atas terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

B. Uji Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji kolmogorov-smirnov (1 sample K-S) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Kolmogorov-smirnov sebelum tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2004.75933231

Most Extreme Differences Absolute .181

Positive .181

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z .957

Asymp. Sig. (2-tailed) .319

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(53)

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada yang terdapat pada tabel 4.2 dari penelitian ini menunjukkan signifikasi probabilitas dari nilai residual adalah 0,319. Maka data dapat digunakan karena 0,319 > 0,05 (Ho diterima). Tetapi untuk memperkecil penyimpangan dalam uji hipotesis data, maka penulis mencoba untuk melakukan tranformasi data kedalam logaritma natural (Ln). setelah dilakukan tranformasi maka nilai signifikansi mengalami peningkatan dan std.deviation mengalami penurunan. Berikut ini hasil pengujian dengan kolmogorov-smirnov setelah mengalami transformasi kedalam logaritma natural.

Tabel 4.3

Hasil pengujian kolmogorov-smirnov setelah tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .68534109

Most Extreme Differences Absolute .150

Positive .150

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .796

Asymp. Sig. (2-tailed) .551

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diatas diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-smirnov adalah 0,769 dan signifikansi sebesar 0,551. Yang artinya nilai signifikansi > 0,05. Dengan demikian, data pada


(54)

penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan Uji-F karena > 0,05 (Ho diterima).

4.2.2. Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari, 2010:53)

Menurut Ghozali (2005:105), “uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar)”.


(55)

Pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada grafik dan uji Spearman, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah :

Ho : tidak ada heterokedastisitas Ha : ada heterokedastisitas.

Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heterokedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima (tidak ada heterokedastisitas).

Gambar 4.3 Gambar 4.3


(56)

Pada gambar 4.3 tentang scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai unuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.4 Uji Spearmen rho

Correlations

Unstandardized

Residual DPS_transform EPS_transform Spearman's

rho

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient 1.000 .093 .007

Sig. (2-tailed) . .637 .971

N 28 28 28

DPS_transform Correlation Coefficient .093 1.000 .808**

Sig. (2-tailed) .637 . .000

N 28 28 28

EPS_transform Correlation Coefficient .007 .808** 1.000

Sig. (2-tailed) .971 .000 .

N 28 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel 4.4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai siginifikansi untuk variabel in Dividend Per Share adalah 0,645 (>0,05). Nilai signifikansi untuk variabel ini Earnings per share adalah 0,194 (>0,05). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas karena variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05.


(57)

Tabel 4.5 Uji glesjer

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .564 .393 1.435 .164

EPS_transform -.063 .116 -.184 -.542 .592

DPS_transform .067 .073 .311 .919 .367

a. Dependent Variable: ABS_RES

Dari output pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi kedua variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.3. Uji Autokorelasi

Hasil uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji durbin watson. Secara umum panduan mengenai angka durbin-watson dapat diambil patokan sebagai berikut :

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(58)

Tabel 4.6 Hasil uji autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .910a .827 .814 .71223 1.374

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform b. Dependent Variable: HS_transform

Tabel 4.6 memperlihatkan nilai statistik Durbin-Watson sebesar = 1,374 yang artinya nilai durbin watson terletak antara -2 dan +2. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari auto korelasi.

4.2.4. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:91), “ uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”. Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7.


(59)

Tabel 4.7 Uji multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.621 .596 4.397 .000

EPS_transform .797 .175 .652 4.544 .000 .336 2.979

DPS_transform .230 .111 .297 2.069 .049 .336 2.979

a. Dependent Variable: HS_transform

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk variabel Earnings per share adalah 2,979 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,336 (>0,1), bila VIF untuk variabel Dividend Per Share adalah 2,797 dan nilai tolerance sebesar 0,336 (>0,1). Hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Koefisien Determinasi

Besarnya kontribusi antara sumbangan yang diberikan oleh variabel Earnings per share dan Dividend Per Share terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi ganda atau R2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengukuran dengan adjusted R2. Menurut Ghozali (2005:83),


(60)

“oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak sepert nilai R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model“. Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengatahui seberapa besar pengaruh independen terhadap variabel dependen. Hasil pengukuran koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil pengujian determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .910a .827 .814 .71223 1.374

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform b. Dependent Variable: HS_transform

Besarnya adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 0,814. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Dividend Per Share dan Earnings per share terhadap harga saham adalah sebesar 81%. Sedangkan sisanya sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3.2. Pengujian Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F dapat dicari


(61)

dengan melihat F hitung dari tabel Anova output SPSS versi 16 for windows, selain itu juga membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas value > 0,05 maka Ho ditolak dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan tabel 4.9 dibawah ini terlihat bahwa :

Tabel 4.9 Hasil uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 60.827 2 30.413 59.955 .000a

Residual 12.682 25 .507

Total 73.509 27

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform b. Dependent Variable: HS_transform

Pada tabel anova atau F tes diperoleh nilai F hitung sebesar 59,955 dengan tingkat signifikansi 0,000. Kesimpulan yang dapat diambil adalah variabel Dividend Per Share dan Earnings per share secara simultan (bersama) berpengaruh terhadap harga saham karena nilai signifikansi 0,000 < 0,005.

4.3.3. Pengujian Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara Dividend Per Share dengan Earnings per share terhadap harga saham dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan uji t. berdasarkan perhitungan SPSS versi 16 for windows yang dapat dilihat pada tabel 4.9 dapat diketahui nilai probabilitas value masing-masing varibael independen terhadap variabel


(62)

denpende. Jika probabilitas value >0,05 maka Ho ditolak dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan tabel 4.10 dibawah ini terlihat bahwa :

Tabel 4.10 Hasil uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.621 .596 4.397 .000

EPS_transform .797 .175 .652 4.544 .000 .336 2.979

DPS_transform .230 .111 .297 2.069 .049 .336 2.979

a. Dependent Variable: HS_transform

Terlihat pada kolom Coefficients Earnings Per Share terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel Earnings Per

Share mempunyai thitung yakni 4,544 dengan ttabel=1,708. Jadi thitung>ttabel

dapat disimpulkan bahwa variabel Earnings Per Share memiliki kontribusi terhadap Harga Saham. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel Earnings Per Share mempunyai hubungan yang searah dengan Harga Saham. Jadi dapat disimpulkan Earnings Per Share memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Selanjutnya, Terlihat pada kolom Coefficients Dividend Per Share terdapat nilai sig 0,049. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,049<0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima. Variabel


(63)

Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel Dividend Per Share

memiliki kontribusi terhadap Harga Saham. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel Dividend Per Share mempunyai hubungan yang searah dengan Harga Saham. Jadi dapat disimpulkan Dividend Per Share memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Dari tabel 4.9 diatas diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y= 2,621 + 0,797X1 + 0,230X2 + e

Keterangan :

1. Nilai konstanta adalah 2,621 artinya apabila variabel Earnings per share dan Dividend Per Share bernilai nol (tidak ada) maka harga saham akan bernilai sebesar 2,621.

2. Nilai koefisien Earnings per share adalah 0,797 artinya setiap kenaikan Earnings per share akan meningkatkan nilai harga saham sebesar Rp. 1.

3. Nilai Koefisien Dividend Per Share adalah 0,230 artinya setiap kenaikan Dividend Per Share akan meningkatkan nilai harga saham sebesar Rp. 1.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara Earnings per share dan Dividend Per Share terhadap harga saham baik secara


(64)

persial maupun secara simultan pada perusahaan-perusahaan perkebunan go publik di Indonesia.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earnings per share dan Dividend Per Share. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan-perusahaan perkebunan yang go publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Dimana jumlah populasi sebanyak 8 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah amatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 84 (21 x 4 tahun).

Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas) dan uji hipotesis (uji t, uji F, dan uji determinasi). Berdasarkan hasil uji besarnya adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 81%. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Earnings per share dan Dividend Per Share terhadap harga saham adalah sebesar 81%. Sedangkan sisanya sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan variabel Earnings per share dan Dividend Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji pasial diperoleh variabel Earnings per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Variabel Dividend Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah Earnings Per Share dan Dividend Per Share berpengaruh, baik secara parsial maupun secara simultan, terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 7 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat pada uji koefisien determinasi yang mana hasil analisis diperoleh sebesar 0,814. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Dividend Per Share dan Earnings per share terhadap harga saham adalah sebesar 81%. Sedangkan sisanya sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkaan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat pada analisis uji T sebagai berikut :


(66)

Coefficients Earnings Per Share sebesar 4,544 dengan nilai thitung lebih

besar daripada ttabel dan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 dapat

disimpulkan bahwa variabel Earnings Per Share memiliki kontribusi terhadap Harga Saham. Sedangkan nilai t positif menunjukkan bahwa variabel Earnings Per Share mempunyai hubungan yang searah dengan Harga Saham. Jadi dapat disimpulkan Earnings Per Share memiliki pengaruh signifikan dan searah dengan perubahan terhadap Harga Saham. Coefficients Dividend Per Share sebesar 2,069 dengan nilai thitung lebih

besar daripada ttabel dan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 dapat

disimpulkan bahwa variabel Dividend Per Share memiliki kontribusi terhadap Harga Saham. Sedangkan nilai t positif menunjukkan bahwa variabel Dividend Per Share mempunyai hubungan yang searah dengan Harga Saham. Jadi dapat disimpulkan Earnings Per Share memiliki pengaruh signifikan dan searah dengan perubahan terhadap Harga Saham.

5.2. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan disarankan agar lebih dapat memperbaiki kemampuan menghasilkan dividen. Karena dengan baiknya kemampuan menghasilkan dividen menjadi salah satu daya tarik perusahaan terhadap investor.


(67)

2. Investor atau calon investor dalam mengambil keputusan agar lebih memperhatikan rasio-rasio keuangan untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan. Penting rasanya kalau investor mengetahui penghitungan rasio rasio keuangan.


(1)

239

108

3175

291

87

2875

364

180

1700

261

75

2550

439

150

5000

167

200

6400

Daftar Data Penelitian Setelah Dilakukan Transformasi Logaritma Natural

Earning Per Share

Dividen Per Share

Harga Saham

7.42

6.22

9.19

6.96

6.81

10.03

7.16

6.72

10.17

7.37

6.9

9.99

2.71

2.85

5.25

3.5

0.69

5.83

3.95

2.08

6.02

4.49

3.83

6.38

4.91

0

7.98

4.65

5.34

9.03

5.02

5.34

9.46

5.52

4.11

7.72

2.4

1.18

4.44

3.71

2.48

5.44

3.47

2.2

6.06

3.53

0

5.58

3.83

2.83

5.56

4.2

2.2

6.36

4.08

1.34

5.97

3.89

0

5.65

5.45

4.5

7.08

5

3.81

7.9

5.48

4.68

8.06

5.67

4.47

7.96

5.9

5.19

7.44

5.56

4.32

7.84

6.08

5.01

8.52


(2)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS_normal 28 2.40 7.42 4.8939 1.34931

DPS_normal 28 .00 6.90 3.5858 2.12438

harga_saham_normal 28 4.44 10.17 7.3458 1.65001


(3)

Hasil uji Kolmogorov-smirnov sebelum tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2004.75933231

Most Extreme Differences Absolute .181

Positive .181

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z .957

Asymp. Sig. (2-tailed) .319

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil uji Kolmogorov-smirnov setelah tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .68534109

Most Extreme Differences Absolute .150

Positive .150

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .796

Asymp. Sig. (2-tailed) .551

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Hasil Pengujian Metode Spearmen Rho

Correlations

Unstandardized

Residual DPS_transform EPS_transform

Spearman's rho

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient 1.000 .093 .007

Sig. (2-tailed) . .637 .971

N 28 28 28

DPS_transform Correlation Coefficient .093 1.000 .808**

Sig. (2-tailed) .637 . .000

N 28 28 28

EPS_transform Correlation Coefficient .007 .808** 1.000

Sig. (2-tailed) .971 .000 .

N 28 28 28


(5)

Hasil Pengujian Metode Gleisjer

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .564 .393 1.435 .164

EPS_transform -.063 .116 -.184 -.542 .592

DPS_transform .067 .073 .311 .919 .367

a. Dependent Variable: ABS_RES

Tabel Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1

.910

a

.827

.814

.71223

1.374

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform

b. Dependent Variable: HS_transform

Tabel Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.621 .596 4.397 .000

EPS_transform .797 .175 .652 4.544 .000 .336 2.979

DPS_transform .230 .111 .297 2.069 .049 .336 2.979


(6)

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1

.910

a

.827

.814

.71223

1.374

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform

b. Dependent Variable: HS_transform

Tabel Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 60.827 2 30.413 59.955 .000a

Residual 12.682 25 .507

Total 73.509 27

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform b. Dependent Variable: HS_transform

Tabel Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.621 .596 4.397 .000

EPS_transform .797 .175 .652 4.544 .000 .336 2.979

DPS_transform .230 .111 .297 2.069 .049 .336 2.979


Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2012

8 159 67

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusaahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 112

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Pengaruh Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, Dan Kantor Akutan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

21 134 115

Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

12 156 59

Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 98

Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Earnings Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 33 92

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 30 94

Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 9 124