Pengendalian Proyek ANALISA PENERAPAN METODE “EARNED VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

berkisar 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dengan maksimum jam lembur yang diperkenankan untuk Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga dan Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes selama 2 jam dari jam 17.00-19.00 serta untuk Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Sunan Kalijaga Demak selama 1 jam dari 17.00-18.00. sedangkan hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai adalah Senin-Minggu, dengan jam kerja berkisar 07.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 1 jam dari jam 17.00- 18.00. 5. Perhitungan percepatan durasi atau crashing duration berdasarkan permintaan oleh pihak owner, dengan melakukan penambahan tenaga kerja dengan cara SNI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja Proyek Menurut Cleland 1995 sebagaimana dikutip soeharto, standar kinerja diperlukan untuk melakukan tindakan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang ada dalam suatu proyek. Hal ini agar sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam penyelenggaraan proyek. Menurut Barrie 1995, pelaporan mengenai kinerja suatu proyek harus memenuhi 5 komponen : 1. Prakiraan yang akan memberikan suatu standart untuk membandingkan hasil sebenarnya dengan hasil ramalan. 2. Hal yang sebenarnya terjadi. 3. Ramalan, yang didasarkan untuk melihat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 4. Variance, menyatakan sampai sejauh mana hasil yang diramalkan berbeda dari apa yang diprakirakan. 5. Pemikiran, untuk menerangkan mengenai keadaan proyek. Apabila dalam suatu pelaporan proyek terdapat adanya penyimpangan maka manajemen akan meneliti dan memahami alasan yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian agar pekerjaan sesuai anggaran, jadwal dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

2.2. Pengendalian Proyek

Pengendalian menurut R.J. Mockler sebagaimana dikutip Soeharto 1999 adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran. Maka untuk dapat melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan. Pengendalian proyek salah satunya dengan menerapkan suatu metode kinerja biaya dan waktu yang dapat memberikan nilai keberhasilan pada pihak kontraktor yaitu dengan menggunakan konsep Earned Value Analysis pada proyek ini. Konsep ini memadukan unsur jadwal, biaya, serta prestasi fisik pekerjaan, sehingga dapat mengetahui biaya dan waktu untuk menyelesaikan suatu proyek. Pengendalian proyek ada 3 macam yaitu pengendalian biaya proyek, pengendalian waktujadwal proyek dan pengendalian kinerja proyek.

2.2.1. Pengendalian Biaya Proyek

Prakiraan anggaran proyek yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan sebagai acuan untuk pengendalian biaya proyek. Pengendalian biaya proyek diperlukan agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya awal yang direncanakan. Terdapat 2 macam biaya, yaitu: 1. Biaya langsung, merupakan seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan pekerjaan proyek konstruksi. Adapun biaya langsung terdiri dari biaya material, biaya tenaga kerja, biaya sub kontraktor, biaya peralatan kerja. 2. Biaya tak langsung, merupakan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan jalannya suatu proyek konstruksi. Komponen biaya tak langsung terdiri dari biaya overhead kantor dan overhead lapangan. Gambar 2.1. Komponen Biaya Proyek Sumber: Asiyanto, 2005

2.2.2. Pengendalian WaktuJadwal Proyek

Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian atau laporan mingguan atau laporan bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya. Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan.

2.2.3. Pengendalian Kinerja Proyek

Memantau dan mengendalikan biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan proyek pada saat pelaporan. Sebagai contoh dapat terjadi dalam suatu laporan, kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadualwaktu sebagaimana mestinya yang diharapkan, akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian maka dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena pemanfaatan dana alokasi yang kurang optimal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan dengan suatu metode yang dapat memberikan suatu kinerja. Salah satu metode yang bisa memenuhi tujuan ini adalah metode Earned Value Analysis.

2.3. Konsep Earned Value Analysis