Metode Penelitian 29 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 KESIMPULAN DAN SARAN 48

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dan Konvensional 15 Tabel 2.2. Ciri Khas Akar Berbagai Golongan Tumbuhan 23 Tabel 2.3. Ciri Khas Daun Berbagai Golongan Tumbuhan 24 Tabel 2.4. Ciri Khas Daun Berbagai Golongan Tumbuhan 25 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 29 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 33 Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pre - Test Pada Kelas Pendekatan Kontekstual 38 Menggunakan Multimedia dan Kelas Pendekatan Kontekstual Tanpa Multimedia Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Post - Test Pada Kelas Pendekatan Kontekstual 40 Menggunakan Multimedia dan Kelas Pendekatan Kontekstual Tanpa Multimedia Tabel 4.3. Ringkasan Uji Normalitas Data 42 Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas Data 42 Tabel 4.5. Ringkasan Uji Hipotesis Data 43 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Ikatan Pembuluh Konsentris 21 Gambar 2.2. Struktur Bunga 25 Gambar 3.1. Diagram Desain Penelitian 30 Gambar 4.1. Diagram Nilai Pre-Test Kelas Kelas Pendekatan Kontekstual 39 Menggunakan Multimedia dan Kelas Pendekatan Kontekstual Tanpa Multimedia Gambar 4.2. Diagram Batang Untuk Nilai Pos-Test Kelas 41 Pendekatan KontekstualMenggunakan Multimedia dan Kelas Pendekatan Kontekstual Tanpa Multimedia DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus 51 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Pendekatan 53 Kontekstual Menggunakan Multimedia Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Pendekatan 69 Kontekstual Tanpa Multimedia Lampiran 4 Instrumen Soal 85 Lampiran 5 Lembar Jawaban 94 Lampran 6 Validitas 95 Lampiran 7 Reliabilitas 97 Lampiran 8 Tingkat Kesukaran Soal 98 Lampiran 9 Data Hasil Belajar Siswa 100 Lampiran 10 Perhitungan Rata-Rata dan Standard Deviasi 102 Lampiran 11 Uji Normalitas 105 Lampiran 12 Pengujian Homogenitas 108 Lampiran 13 Pengujian Hipotesis 111 Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian 113

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang senantiasa memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominansi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan proses berpikirnya Trianto, 2009. Rendahnya kualitas pendidikan sains di Indonesia terutama dalam biologi disebabkan banyaknya sekolah yang proses pembelajarannya berpusat pada guru. Biologi sebagai salah satu pelajaran sains cenderung dibuat membosankan dimana guru seakan-akan menuntut siswa menghafal semua materi tanpa melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu masih banyak sekolah yang kurang membuat media pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran. Hal ini tampak dari hasil observasi dan wawancara pada salah satu SMA yakni SMA Negeri 2 Sidikalang, proses pembelajaran yang berpusat pada guru yaitu pembelajaran konvensional seperti ceramah masih sering dilakukan. Guru cenderung mendominasi proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil belajar biologi siswa yang diperoleh kurang memuaskan bahkan kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditentukan sekolah yaitu 70. 1 Biologi merupakan pelajaran yang membutuhkan pengalaman dan menghubungkan ke dunia nyata sehingga belajar biologi tidak hanya sebatas konsep dan menghafal. Dibutuhkan saat dimana siswa mengkonsep dan membangun pengetahuan awal mereka sendiri tentang apa yang mereka pelajari sehingga pelajaran lebih bermakna dan ada interaksi langsung antara siswa dan guru. Sehingga pada saat pembelajaran tidak di dapati lagi siswa menjadi pasif dan menganggap pelajaran biologi itu membosankan. Salah satu pendekatan yang dapat melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pembelajaran dimana siswa dapat mengaitkan secara langsung apa yang mereka pelajari dengan lingkungan nyata mereka. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hasil penelitian Irwan 2009 tentang pengaruh pendekatan kontekstual dalam pembelajaran biologi melalui strategi inkuiri dan masyarakat belajar pada siswa dengan kemampuan awal berbeda terhadap hasil belajar kognitif di SMA Negeri kota Bengkulu, menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Penggunaan metode pembelajaran yang bervarisi perlu dibuat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kehadiran media pengajaran akan sangat memberi arti yang cukup penting dalam mengefektifkan proses belajar – mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Penggunaan metode pembelajaran yang efektif disertai dengan penggunaan media akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat memberi motivasi belajar. Melalui media pembelajaran guru dapat menyajikan pelajaran dengan menarik Arsyad, 2007. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan pendekatan kontekstual menggunakan multimedia dan tanpa multimedia terhadap hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan pendekatan kontekstual menggunakan multimedia agar melibatkan siswa secara langsung

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI REPRESENTASI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA SISWA SMA KELAS XI IPA TAHUN 2011-2012

1 11 64

PEMBELAJARAN MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI REPRESENTASI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA SISWA SMA KELAS XI IPA TAHUN 2011-2012

2 13 64

PENGARUH PEMANFAATAN ALAT- ALAT LABORATORIUM MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

0 11 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 SUKARAME BANDARLAMPUNG

1 18 73

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TUTORIAL MATERI GAYA, HUKUM NEWTON DAN PESAWAT SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 15 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 52

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013-2014

1 10 87

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID

0 3 11

PENGARUH METODE PRAKTIKUM BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI KOLOID SMA NEGERI RASAU JAYA

0 0 8

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

0 1 10