Model Kurikulum yang Mmenerapkan Visi SETS
BAB III. POLA PENGEMBANGAN MODEL
A. Prinsip-prinsip Pengembangan
Model pengembangan kurikulum bervisi SETS harus dapat memberikan arah pemikiran pembaharuan kepada pelaksana di lapangan guru dan peserta didik sehingga
memungkinkan mereka untuk tergerak melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih produktif. Para pelaku pembelajaran, secara sekilas harus dapat segera melihat bahwa di
dalam kurikulum itu terdapat tuntutan serta tuntunan yang memungkinkan mereka dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal dengan selalu mengaitkan antara
konsep pengetahuan yang dipelajari dengan unsur-unsur SETS secara benar dengan memperhatikan letak mata pelajaran yang sedang dibahas tersebut di dalam peta SETS.
Namun demikian, hendaknya tidak menimbulkan kesan bahwa pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum bervisi SETS itu sangat sulit dilaksanakan di lapangan, karena
pada dasarnya pembelajaran bervisi SETS dapat diturunkan dari kurikulum manapun, termasuk KTSP, dan dapat dilakukan dalam kondisi apapun, termasuk dalam kondisi
satuan pendidikan paling minimal. Namun demikian, kurikulum bervisi SETS akan dapat terselenggarakan lebih baik bila semua kondisi pembelajaran yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan pembelajarannya dalam keadaan prima. Dengan demikian, produk pembelajaran dalam bentuk sumber daya manusia maupun non manusia akan menjadi
jauh lebih unggul.
Prinsip pengembangan kurikulum bervisi SETS yaitu:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran lebih berpusat kepada peserta didik, bukan pendidik yang selanjutnya berimplikasi
pada lingkungan mereka.
Di dalam kurikulum bervisi SETS, yang selalu mengajak serta prosesnya bergerak ke arah kebaikan umat manusia serta organisme lain di muka bumi ini sebelum kita
betul-betul dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan mahkluk lain di luar planet bumi, semua hal di atas secara otomatis dapat tercakup dan diterapkan dengan relatif
mudah, sejauh pendidik memahami esensi pernyataan di atas.
2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
Model Kurikulum yang Mmenerapkan Visi SETS
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
Di dalam konteks SETS keberagaman yang ada itu diharapkan dapat memberi nilai tambah yang memungkinkan peserta didik dari satuan pendidikan di daerah tertentu
memungkinkan diajak berkomunikasi oleh teman dari daerah lain dalam bertukar informasi tentang topik serupa namun memiliki warna berbeda-beda karena kekhasan
daerah yang berbeda itu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal di atas berkaitan erat dengan perlunya pengembangan kurikulum bervisi SETS, yang harus
diartikan bahwa para pengembangan kurikulum perlu memberi peluang kepada para pelaksana di lapangan untuk selalu mendekatai perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni ini secara terus menerus. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni itu sendiri merupakan bagian dari produk sekaligus sumber bagi
pembelajaran bervisi SETS.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum bervisi SETS dilakukan dengan melibatkan pendharbeni
stakeholders yang diharapkan memiliki pemahaman makna serta implikasi visi SETS sebagaimana diharapkan. Hal ini untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan kepastian yang harus ditampilkan dalam pengembangan kurikulum bervisi
SETS. Hal di atas akan lebih membuat kurikulum bervisi SETS menjadi lebih bermakna dan berdaya guna dibandingkan dengan pengaitan konteks SETS pada
informasi yang sulit dipahami dan ditangkap oleh para peserta didik
5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
Di dalam konteks SETS pengembangan kurikulum tersebut perlu contoh keterkaitan unsur SETS dalam pembelajaran yang diperkirakan sesuai dengan jenjang pendidikan
tersebut. Dengan demikian, tak harus terjadi saling tumpang tindih antara informasi yang diberikan kepada peserta di jenjang rendah dan jenjang lebih tinggi. Sebaliknya,
diharapkan agar informasi yang diberikan antar jenjang tersebut dapat bersifat saling melengkapi dan memperkaya.
Model Kurikulum yang Mmenerapkan Visi SETS
6. Belajar sepanjang hayat