Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
19
saham  ikut  serta  berperan  tergantung  besar  kecilnya  jumlah  saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antar pemegang saham.
ii.  Koperasi:  Organisasi  ekonomi  rakyat  yang  berwatak  sosial,
beranggotakan  orang-orang  atau  badan-badan  hukum  koperasi  yang merupakan  tata  susunan  ekonomi  sebagai  usaha  bersama  atas  azas
kekeluargaan.
iii.  Yayasan:  Suatu  badan  hukum  dengan  kekayaan  yang  dipisahkan.
Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari keuntungan.
B.  Badan usaha yang disebut Bukan Badan Hukum i.  Perseroan KomanditerCommanditair Venootschap CV:
Perusahaan yang memiliki 2 dua pemodal atau lebih yang terdiri dari sekutu aktif dan sekutu pasif.
Sekutu aktif adalah sekutu yang bertanggung jawab memberikan modal uang  dan  tenaganya  untuk  kelangsungan  perusahaan.  Sedangkan
sekutu pasif hanya menyetorkan modalnya saja.
ii. Firma:  Perusahaan  yang  memiliki  2  dua  pemodal  atau  lebih  yang
terdiri  yang  masing-masing  merupakan  sekutu  aktif.  Para  sekutu  harus menyerahkan kekayaannya sesuai yang tertera di akta pendirian.
iii.Perseorangan : Suatu kegiatan usaha yang ditangani secara perorangan
ataupun lebih  tanpa bentuk badan hukumusaha.
Ijin  khusus  dari  Instansi  terkait:  Ijin  yang  dikeluarkan  oleh departemeninstansi yang membina, baik dinas tingkat provinsi maupun
dinas tingkat kabupatenkota kepada perusahaanusaha untuk melakukan kegiatan usaha.
Lainnya  adalah  semua  bentuk  badan  hukum  perusahaan  yang  belum termasuk pada butir.
5.  Kode Identitas Perusahaan KIP Kode  Identitas  Perusahaan:  adalah  Kode  yang  diberikan  oleh  BPS  RI
secara  unik  untuk  mengidentifikasi  perusahaanusaha  di  masing-masing
20
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
provinsi  dan  kabupatenkota.  KIP  ini  terdiri  dari  10  sepuluh  digit  dimana digit  1  kode  kegiatan  F  untuk  konstruksi  ,  digit  2-3  merupakan  kode
provinsi,  digit    4-5  merupakan  kode  kabupatenkota,  digit  6  merupakan kode  skala  usaha  dan  digit  7-10  merupakan  nomor  urut  perusahaan  di
kabupatenkota yang bersangkutan.
Kode Skala Usaha 1  : Perorangan
2  : Kecil : Kualifikasi K1, K2, K3
3  : Menengah  : Kualifikasi M1, M2 4  : Besar
: Kualifikasi B1, B2 5  : Non kualifikasi
6.  Nomor Registrasi Badan Usaha NRBU
Nomor Registrasi Badan Usaha: adalah nomor yang ditetapkan oleh LPJK Nasional yang dicantumkan pada Sertifikat Badan Usaha SBU sebagai bukti
telah dicatatnya Sertifikat didalam Sistem Teknologi Informasi STI LPJKN. NRBU  ini  terdiri  dari  17  digit  dimana  masing-masing  digit  mempunyai  arti
tersendiri seperti pada  lampiran 1.  NRBU ini tetap berlaku sepanjang Badan Usaha  tersebut  melakukan  registrasi  ulang  dan  NRBU  ini  akan  dicabut  dan
tidak  dapat  digunakan  lagi  bilamana  badan  usaha  tersebut  selama  2  dua tahun berturut-turut tidak melakukan registrasi ulang.
7.  Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia  merupakan klasifikasi  baku ekonomi  yang  terdapat  di  Indonesia,  yang  dirinci  menurut  kategori.  KBLI
hanya  mengelompokkan  unit  produksi  menurut  kegiatan  ekonomi,  tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum,  formal
atau  informal.  KBLI  yang  digunakan  dalam  survei-survei  konstruksi  harus menggunakan KBLI 2015.