d. Analisis Analysis Kemampuan Untuk menjabarkan materi materi atau suatu
objek dalam komponen-komponen, tetapu dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Misalnya
dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, menggambarkan dan sebagianya.
e. Sintesis Synthesis Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi Evalution
Rai suatu materi atau objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.
Pengukuran Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau pasien.
2. Tinjauan Umum Tentang Jenis pekerjaan.
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang
berdebu paparan partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara
yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru.
Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola
hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan
rumah kontruksi rumah. Kepala keluarga yang mempunyai pendapatan dibawah UMR akan mengkonsumsi makanan dengan
kadar gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga mempunyai status gizi yang kurang dan akan
memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TB Paru. Dalam hal jenis kontruksi rumah dengan mempunyai pendapatan yang
kurang maka kontruksi rumah yang dimiliki tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga akan mempermudah terjadinya penularan
penyakit TB. Nur Nasri Noor, 2004 Hubungan antara jenis pekerjaan dengan distribusi dan
frekuensi masalah kesehatan telah sejak lama diketahui. Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan
derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risiko menurut sifat sosial ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu Nur Nasri Noor,
2004.
3. Tinjauan Umum Tentang Kepadatan hunian
Beberapa Persyaratan Suatu rumah agar dapat menjamin kesehatan penghuninya, baik secara fisik maupun psikoklogis antara
lain menyangkut : ventilasi, kelembaban, pencahayaan kamarisasi dan
kepadatan hunian. Semakin banyak penghuni suatu rumah semakin menuntut ruangan yang banyak dan luas, misalnya kamar tidur.
Sutoyo 1995, mengemukakan perumahan yang padat akan menimbulkan masalah-masalah kesehatan diantaranya beberapa
penyakit menular, sepertibTB paru. Menurutnya, suatu rumah tinggal dinyatakan padat penghuninya baik volume ruangan dalam rumah
dibanding dengan jumlah penghuninya kurang dari 2,75 M. Jadi dalam hal ini selain panjang dan lebar ruangan juga perlu diperhatikan tinggi
ruangan dalam sebuah rumah, misalnya dengan menggunakan ukuran 3 x 3 minimal 2,75 M per orang penghuni. Dengan demikian
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya terhadap volume udara yang bersih dan menjamin kenyamanan dalam aktivitas sehari-
hari. Dari segi penularan penyakit, kepadatan hunian rumah juga
sangat berperan, terutama penyakit-penyakit yang disebarkan lewat udara seperti penyakit infeksi saluran pernapasan. Dalam rumah
dengan penghuni yang padat, penularan penyakit sangat mudah terjadi bilah salah satu atau beberapa orang penghuninya penderita
suatu penyakit, karena adanya kontak yang sangat erat antar penghuninya.
Pada beberapa penelitian sebelumnya ditemukan adanya hubungan adanya hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian
rumah dengan kejadian TB Paru, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Muh. Nawir tahun 1994, salvato dalam Rahardi tahun 2002 demikian juga pada penelitian yang dilakukan oleh parhan di Gorontalo
tahun 2004.
4. Tinjauan Umum Tentang Kondisi Rumah