Latar Belakang Index of /ProdukHukum/kehutanan L SK 09 IV Set 3 08

Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias Yang Diperdagangkan, 2007. 1 LAMPI RAN : PERATURAN DI REKTUR JENDERAL PERLI NDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM TENTANG : PEDOMAN PENANGKARAN TRANSPLANTASI KARANG HI AS YANG DI PERDAGANGKAN NOMOR : SK.09 I V Set-3 2008 TANGGAL : 29 Januari 2008 I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perairan I ndonesia yang luasnya 5,1 juta km 2 , termasuk Zona Ekonomi Eksklusif I ndonesia ZEEI 2,7 juta km 2 memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu keanekaragaman hayati yang hidup di laut adalah terumbu karang. Jumlah jenis karang batu hard coral di I ndonesia tercatat sebanyak 590 jenis, yang didominasi oleh karang dari genus Acropora 91 jenis, Montipora 29 jenis dan Porites 14 jenis. Kondisi ekosistem karang pada saat ini telah mengalami kerusakan dan penurunan yang disebabkan antara lain oleh pengeboman ikan, pengambilan ikan dengan menggunakan bahan beracun serta pengambilan dan perdagangan karang hias illegal. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi P2O - LI PI tahun 2002, dari 556 lokasi yang tersebar di perairan I ndonesia menunjukan bahwa 6,83 dalam kondisi sangat baik, 25,72 dalam kondisi baik, 36,87 dalam kondisi sedang, dan 30,58 dalam kondisi rusak Suharsono Gianto, 2003. Karang hias merupakan biota dari ordo Scleractinia yang termasuk jenis tidak dilindungi undang-undang, namun dalam perdagangannya termasuk dalam daftar Appendiks I I CI TES, dimana perdagangan karang hias dilakukan berdasarkan mekanisme kuota yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam selaku pelaksana Otoritas Pengelola Management Authority CI TES setelah mendapat pertimbangan dari LI PI selaku pemegang Otoritas I lmiah Scientific Authority CI TES di I ndonesia. Dalam upaya menanggulangi masalah kerusakan ekosistem karang di habitat alami serta mencari alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan sumberdayanya, perlu dilakukan upaya yang dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain mengembangkan karang buatan artificial reef, mengembangkan teknik penutupan areal, translokasi karang, dan transplantasi karang coral transplantation. Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias Yang Diperdagangkan, 2007. 2 Sejak tahun 2002, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam telah mewajibkan perusahaan yang melakukan perdagangan karang hias dari alam untuk melakukan transplantasi propagasi budidaya karang hias. Kebijakan tersebut telah tercantum dalam keputusan izin usaha perdagangannya. Saat ini respon terhadap upaya transplantasi karang dalam kerangka pemanfaatan karang hias terus berkembang. Selain itu upaya kontrol internal dari Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam UPT KSDA dan kontrol independen dengan hadirnya I ndonesian Coral Reef Working Group I CRWG dilakukan secara terus menerus terutama dalam hal pemanfaatan dan peredaran karang hias yang lestari. Transplantasi karang merupakan suatu upaya memperbanyak koloni karang dengan metode fragmentasi dimana koloni tersebut diambil dari suatu induk koloni tertentu. Tujuan transplantasi karang adalah mempercepat regenerasi dari