Tujuan Batasan dan Pengertian

Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias Yang Diperdagangkan, 2007. 2 Sejak tahun 2002, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam telah mewajibkan perusahaan yang melakukan perdagangan karang hias dari alam untuk melakukan transplantasi propagasi budidaya karang hias. Kebijakan tersebut telah tercantum dalam keputusan izin usaha perdagangannya. Saat ini respon terhadap upaya transplantasi karang dalam kerangka pemanfaatan karang hias terus berkembang. Selain itu upaya kontrol internal dari Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam UPT KSDA dan kontrol independen dengan hadirnya I ndonesian Coral Reef Working Group I CRWG dilakukan secara terus menerus terutama dalam hal pemanfaatan dan peredaran karang hias yang lestari. Transplantasi karang merupakan suatu upaya memperbanyak koloni karang dengan metode fragmentasi dimana koloni tersebut diambil dari suatu induk koloni tertentu. Tujuan transplantasi karang adalah mempercepat regenerasi dari terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk perdagangan dan peningkatan kualitas habitat karang. Kegiatan transplantasi karang merupakan salah satu usaha pengembangan populasi berbasis alam di habitat alam atau habitat buatan untuk mendapatkan produksi anakan yang dapat dipanen secara berkelanjutan. Disadari bahwa kegiatan transplantasi karang merupakan investasi yang cukup besar, sehingga dibutuhkan konsepsi dan acuan yang jelas dengan dukungan referensi ilmiah dan praktek lapangan yang komprehensif dalam penuangan aspek legalitasnya. Pengaturan yang kuat dan transparan serta didukung oleh para pihak terkait stakeholders diharapkan akan mendapatkan hasil yang optimal dalam kerangka tertib administrasi dan teknis pelaksanaan pelestarian berbagai jenis karang. Untuk kepentingan dimaksud Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati - Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam telah menyusun “Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias Yang Diperdagangkan”.

B. Tujuan

1. Mendapatkan karang hias laut hasil penangkaran transplantasi dalam jumlah dan mutu yang terjamin untuk kepentingan pemanfaatan perdagangan sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi di alam. 2. Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa pemanfaatan karang hias laut yang dimanfaatkan perdagangkan berasal dari kegiatan transplantasi.

C. Batasan dan Pengertian

1. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kemurnian jenisnya. Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias Yang Diperdagangkan, 2007. 3 2. Pembesaran adalah upaya memelihara dan membesarkan benih atau bibit dan anakan dari tumbuhan dan satwa liar dari alam dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. 3. Transplantasi karang adalah kegiatan untuk memperbanyak koloni karang melalui fragmentasi spesimen yang berasal dari habitat alam atau sumber lainnya dengan cara melekatkan fragmen tersebut pada media buatan dan menumbuhkan pada habitat alam atau buatan. 4. Fragmen karang adalah potongan karang dengan ukuran tertentu yang siap untuk ditransplantasikan. 5. Substrat Base adalah media buatan tempat menempel fragmen karang transplantasi. 6. Koloni karang adalah kumpulan hewan karang yang tersusun lebih dari satu polyp karang dari spesies yang sama yang menghasilkan satu rangka skeleton. 7. Tentakel adalah lengan-lengan dari polyp karang yang berfungsi untuk menangkap makanan dan membersihkan diri. 8. Karang hias yaitu karang batu hard coral yang merupakan hewan berongga penghasil kapur sebagai penghuni dan pembentuk utama terumbu karang. 9. Penandaan adalah pemberian tanda bersifat fisik pada bagian tertentu dari jenis tumbuhan dan satwa liar atau bagian-bagiannya serta hasil dari padanya baik dari hasil penangkaran atau pembesaran. 10. Fragmen pertama F0 yaitu individu atau koloni karang laut yang diambil dari habitat alam atau individu karang laut hasil transplantasi yang akan digunakan sebagai bibit induk penangkaran. 11. Fragmen kedua F1 adalah induk kedua transplantasi fragment karang laut yang dipetik dari hasil pembesaran untuk dibesarkan sebagai induk berikutnya F1 atau siap dipanen. 12. Fragmen ketiga F2 adalah individu karang hasil transplantasi yang berasal dari fragmen karang kedua F1 yang dipersiapkan untuk dijadikan induk atau diperdagangkan. 13. Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam UPT KSDA adalah organisasi pelaksana tugas teknis di bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Balai Besar KSDA dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Balai KSDA yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias Yang Diperdagangkan, 2007. 4 I I . BI OEKOLOGI KARANG A. Biologi Karang Menurut Nybakken 1988, koloni karang adalah kumpulan dari berjuta-juta polip penghasil bahan kapur CaCO 3 yang memiliki kerangka luar yang disebut koralit. Pada koralit terdapat septum-septum yang berbentuk sekat-sekat yang dijadikan acuan dalam penentuan jenis karang. Polip karang mempunyai mulut yang terletak di bagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel yang digunakan untuk menangkap mangsanya serta untuk membersihkan tubuh. Tubuh polip karang terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan endodermis, yang dipisahkan oleh lapisan mesoglea. Dalam lapisan endodermis, hidup simbion alga bersel satu yang disebut zooxanthella, yang dapat menghasilkan zat organik melalui proses fotosintesis yang kemudian sebagian ditranslokasikan ke jaringan karang. Makanan yang masuk dicerna oleh filamen khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan melalui mulut. Karang hidup berasosiasi dengan biota lainnya. Dalam kehidupan berasosiasi ini karang berperan sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Hal tersebut disebabkan karena karang bersimbiosis dengan zooxanthellae yang menghasilkan bahan organik, disamping itu karang juga memakan plankton untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses perkembangbiakan karang secara vegetatif dilakukan dengan cara membentuk tunas baru. Pertunasan dibedakan menjadi pertunasan intratentakuler yaitu pembentukan individu baru dalam individu lama serta pertunasan ekstratentakuler yaitu pembentukan individu baru di luar individu lama.

B. Klasifikasi dan Bentuk Karang