Konsep Warna Dalam Intensity Color Checking

Comitee. YIQ merepresentasikan warna dalam tiga komponen, yaitu komponen Y mewakili pencahayaan luminance, komponen I mewakili corak warna hue dan komponen Q mewakili intensitas atau kedalaman warna saturation Gonzalez, 2002. Perangkat keras pengolah citra pada umumnya menerapkan model warna RGB dengan pertimbangan kemudahan pada teknis penampilan warna. Konversi warna diperlukan untuk menjembatani perbedaan kedua model warna tersebut agar dapat diproses dan ditampilkan dengan benar. Masing-masing komponen tersebut diperoleh dengan mentransformasikan RGB dengan rumus : Y = 0,299 R + 0,587 G + 0,114 B I = 0,587R-0,275G-0,321B Q = 0,212R-0,523G-0,321B

2.7 Intensity Color Checking

Menurut Rizon 2000 : 54, Intensity Color Checking merupakan sebuah teknik yang bekerja dengan cara mengecek nilai intensitas warna dari nilai RGB Red, Green, Blue. Teknik ini membutuhkan sebuah rentang nilai yang disebut nilai toleransi sebagai batas acuan dari penentuan intensitas suatu warna.

2.7.1 Konsep Warna Dalam Intensity Color Checking

Karena metode intensity color checking merupakan metode yang mengukur atau menghitung kualitas warna pada pixel suatu citra digital, sebelumnya perlu diketahui bagaimana konsep warna yang digunakan dalam intensity color checking. Dalam intensity color checking, terdapat tiga penggolongan dasar warna, yaitu warna primer, warna sekunder dan warna tertier komplementer. Warna primer merupakan warna dasar yang tidak dapat dihasilkan dari pencampuran warna Universitas Sumatera Utara lainnya. Dari pengertian warna primer ini, warna hitam, putih, emas dan perak sepintas dapat diklasifikasikan sebagai warna primer. Namun karena hitam, putih, emas dan perak tidak menampakkan kroma tertentu, maka warna-warna tersebut danggap bukan warna. Bahkan sebahagian orang ada yang mengelompokkan hitam dan putih sebagai ‘warna netral’, dapat dipasangkan sebagai penetralisir bagi warna apapun. Dengan alasan tersebut, maka warna pokok hanya terdiri dari warna kuning, merah dan biru. Pedoman inilah yang digunakan beberapa manufaktur mesin pencetak printer, dimana untuk mesin pencetak berwarna, umumnya hanya tersedia tiga cartridge, yaitu merah, kuning dan biru. Skema warna primer ini seperti ditunjukkan pada Gambar 2.15. Gambar 2.15 Skema Warna Primer Apabila dua warna pokok dicampurkan dengan kadar yang sama 100 : 100, maka dihasilkan sebuah warna baru yang dinamakan warna ke dua sekunder atau warna turunan. Sebagai contoh, dari percampuran warna merah dan kuning dapat dihasilkan warna sekunder berupa warna oranye. Atau pencampuran warna merah dengan biru akan menghasilkan warna sekunder ungu, dan pencampuran warna biru dengan kuning akan menghasilkan warna sekunder hijau. Skema pencampuran warna-warna primer menjadi warna sekunder tersebut seperti terlihat pada Gambar 2.16. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.16 Skema Warna Sekunder Di antara merah dan ungu, masih terdapat jutaan gugus warna merah keungu-unguan atau ungu kemerah-merahan yang tidak terhingga banyaknya. Demikian juga antara ungu dan biru, kuning dan oranye, oranye dan merah, biru dan hijau serta hijau dengan kuning. Warna-warna inilah yang kemudian disebut dengan warna tertier warna komplementer, sebagaima terlihat pada Gambar 2.17. Gambar 2.17. Skema Warna Tertier Komplementer Selain menggunakan konsep warna di atas, intensity color checking juga sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen dasar dari citra digital yang akan diukur atau dihitung intensitas warnanya. Adapun elemen-elemen tersebut adalah : 1. Kecerahan Kecerahan adalah kata lain untuk intensitas cahaya. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian penerokan, kecerahan pada sebuah titik pixel di dalam citra bukanlah intensitas yang sebenarnya, tetapi sebenarnya adalah intensitas rata-rata dari suatu area yang melingkupinya. Sistem visual Universitas Sumatera Utara manusia mampu menyesuaikan dirinya dengan tingkat kecerahan brightness level mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi dengan jangkauan sebesar 10 10 . 2. Kontras Kontras menyatakan sebaran terang lightness dan gelap darkness di dalam sebuah gambar. Citra dengan kontras rendah dicirikan oleh sebagian besar komposisi citranya adalah terang atau sebagian besar gelap. Pada citra dengan kontras yang baik, komposisi gelap dan terang tersebar secara merata. 3. Kontur Countour Kontur adalah keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada pixel- pixel yang bertetangga. Karena adanya perubahan intensitas inilah mata kita mampu mendeteksi tepi-tepi edge objek di dalam citra. 4. Warna Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Setiap warna mempunyai panjang gelombang λ yang berbeda. Warna merah mempunyai panjang gelombang paling tinggi, sedangkan warna ungu violet mempunyai panjang gelombang paling rendah. Warna-warna yang diterima oleh mata sistem visual manusia merupakan hasil kombinasi cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Penelitian memperlihatkan bahwa kombinasi warna yang memberikan rentang warna yang paling lebar adalah red R, green G, dan blue B. 5. Bentuk Shape Shape adalah properti intrinsik dari objek tiga dimensi dengan pengertian bahwa shape merupakan properti intrinsik utama untuk sistem visual manusia. Manusia lebih sering mengasosiasikan objek dengan bentuknya ketimbang elemen lainnya warna misalnya. Pada umumnya, citra yang dibentuk oleh mata merupakan citra dwimatra 2 dimensi, sedangkan objek yang dilihat umumnya berbentuk trimatra 3 dimensi. Universitas Sumatera Utara Informasi bentuk objek dapat diekstraksi dari citra pada permulaaan pra- pengolahan dan segmentasi citra. Salah satu tantangan utama pada computer vision adalah merepresentasikan bentuk, atau aspek-aspek penting dari bentuk. 6. Tekstur Tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam sekumpulan pixel-pixel yang bertetangga. Jadi, tekstur tidak dapat didefinisikan untuk sebuah pixel. Sistem visual manusia pada hakikatnya tidak menerima informasi citra secara independen pada setiap pixel, melainkan suatu citra dianggap sebagai suatu kesatuan. Resolusi citra yang diamati ditentukan oleh skala pada mana tekstur tersebut dipersepsi.

2.7.2 Prinsip Kerja Intensity Color Checking