HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI SISWA KELAS X SEKOLAH DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ABSTRACT
RELATIONSHIP EXPLOSIVE POWER LEG MUSCLE AND EYE-HAND COORDINATION WITH ABILITY SMASH VOLLEYBALL
STUDENTS CLASS X SEKOLAH DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013
by
Muhammad Fajrin Fadilla
This study aimed to determine the relationship between leg muscle explosive power and eye-hand coordination together with the ability to smash volleyball in class X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung school year 2012/2013.
This study used a descriptive correlational method. The research is descriptive correlation study to determine whether there is a relationship between two or more variables and to find out how much the donation (correlation) the independent variable (dependent variable) or X1 (Power explosive leg muscle) and X2 (eye-hand coordination) with the dependent variable (independent variable) or Y (Smash Volleyball ability).
The subjects of this study were students of class X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung were 39 students. Collecting data taken from tests such as the test leg muscle explosive power digital devices, vertical jump, hand eye coordination by throwing catch ball, volley ball and smash the tests Stanley.
The results of this study indicate: 1) There is a significant relationship leg muscle explosive power with the ability to smash a volleyball, 2) There is a significant relationship with the eye-hand coordination skills smash volleyball, 3) There is a significant relationship between leg muscle explosive power and eye-hand coordination together with the ability to smash volleyball in class X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung school year 2012/2013.
(2)
ABSTRAK
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI SISWA KELAS X SEKOLAH DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh
Muhammad Fajrin Fadilla
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan secara bersama-sama dengan kemampuan smash bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif korelasi adalah penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk mengetahui berapa besarnya sumbangan (hubungan) variabel bebasnya (dependent variable) atau X1 (Daya ledak otot tungkai) & X2 (Koordinasi mata-tangan) dengan variabel terikat (independent variable) atau Y (Kemampuan Smash Bola Voli).
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung sebanyak 39 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa tes daya ledak otot tungkai dengan alat digital vertical jump, koordinasi mata tangan dengan lempar tangkap bola, dan smash bola voli dengan tes Stanley.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Ada hubungan yang signifikan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan smash bola voli; 2) Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash bola voli ; 3) Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan secara bersama-sama dengan kemampuan smash bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
(3)
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
Muhammad Fajrin Fadilla
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
(4)
MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI SISWA KELAS X SEKOLAH DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Program Studi Pendidikan Jasmani Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh
MUHAMMAD FAJRIN FADILLA 0513051057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(5)
xv
Gambar Halaman
1. Tungkai ... 10
2. Bentuk Lapangan Bola Voli dan Ukurannya... 15
3. Bola Voli... 15
4. Posisi & Rotasi dalam permainan bola voli ... 17
5. Tahapan Teknik Smash Bola Voli... 44
6. Posisi Pemain dan Daerah Jatuhnya Bola Umpan Normal... 46
7. Kerangka Pikir... 52
8. Digital Vertical Jump... 55
9. Daerah Untuk Tes Koordinasi Mata-Tangan ... 56
10. Daerah Untuk Tes Smash... 57
11. Diagram Batang Daya Ledak Otot Tungkai... 63
12. Diagram Batang Koordinasi Mata-Tangan... 64
(6)
xi DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian... 6
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Daya Ledak ... 8
B. Daya Ledak Otot Tungkai ... 9
C. Koordinasi ... 11
D. Koordinasi Mata dan Tangan ... 12
E. Permainan Bola Voli ... 13
1. Sejarah Bola Voli ... 13
2. Lapangan Permainan Bola Voli ... 14
3. Cara Permainan Bola Voli ... 16
4. Sistem Pertandingan Bola Voli ... 17
5. Teknik Dasar Bola Voli ... 20
a. Teknik Tanpa Bola ... 20
b. Teknik Dengan Bola ... 21
(7)
xii
3. Passing atas berguna untuk passing dan mengumpan ... 26
4. Umpan untuk menyajikan bola kepada Smasher ... 27
5. Smash untuk serangan guna mendapatkan nilai/point ………… 29
6. Block untuk membendung serangan lawan ... 35
F. Smash Bola Voli ... 38
1. Pengertian Smash Bola Voli ... . 38
2. Pentingnya Smash ... 39
3. Sikap Dasar Melakukan Smash ... 40
4. Macam-macam Pukulan Smash ... 44
5. Smash Open (Smash Normal) ... 45
G. Kerangka Pemikiran ... 47
H. Hipotesis ... 50
III. METODE PENELITIAN ... 51
A. Metode Penelitian ... 51
B. Variabel Penelitian ... 52
C. Populasi dan Sampel ... 53
1. Populasi ………. 53
2. Sampel ………... 53
D. Instrumen Penelitian ... 53
1. Instrumen Tes Daya Ledak Otot Tungkai ………. 53
2. Instrumen Tes Koordinasi Mata-Tangan ………... 55
3. Instrumen Tes Kemampuan Smash Normal ……….. 56
E. Teknik Analisis Data ... 57
1. Mencari Koefisien Korelasi………... 58
2. Mencari Korelasi Ganda ………... 60
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Hasil Penelitian ... 62
1. Variabel Daya Ledak Otot Tungkai ... 62
2. Variabel Koordinasi Mata-Tangan ... 63
3. Variabel Smash Bola Voli ... 64
B. Pengujian Hipotesis ... 65
1. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Smash Bola Voli ……… 65
2. Hubungan Koordinasi Mata-Tangan dengan Smash Bola Voli ………. 66
3. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai & Koordinasi Mata-Tangan dengan Smash Bola Voli ... 66
(8)
xiii
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 71 A. Simpulan ... 71 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA
(9)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tabel Data Hasil Daya Ledak Otot Tungkai, Koordinasi Mata Tangan
dan Smash Normal Bola Voli (Data Mentah) ... 74
2. Distribusi Frekuensi Daya ledak otot tungkai, Koordinasi Mata Tangan dan Smash Normal Bola Voli ... 75
3. Tabel Kerja Row Score Daya Ledak Otot Tungkai di ubah Menjadi T score …... 77
4. Tabel Kerja Row Score Koordinasi Mata Tangan di ubah Menjadi T score ……. 78
5. Tabel Kerja Row Score Smash Bola Voli di ubah Menjadi T score ………….... 79
6. Tabel Data-Data Penelitian yang telah di ubah menjadi T score ……….... 80
7. Tabel Tabel Kerja Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Smash Bola Voli(Data T score)... 81
8. Tabel Kerja Hubungan Koordinasi Mata-Tangan dan Smash Bola Voli (Data T score) ... 83
9. Tabel Kerja Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan (Data T score) ... 85
10.Mencari Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Smash Bola Voli ... 87
11.Tabel Z ………. 89
12.Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment ... 90
(10)
xiv
Tabel Halaman
1. Interpretasi Koefiisien Korelasi nilai r... 59
2. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai... 62
3. Distribusi Frekuensi Koordinasi Mata-Tangan... 63
(11)
vii
MOTTO
Hidup di dunia adalah sebuah perjalanan,
perjalanan menuju ampunan & syurga-Mu ya Allah,
Tuhan Semesta Alam
(M. Fajrin Fadilla)
Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mngerjakan
kebajikan
serta saling menasihati untuk kebenaran
dan saling menasihati untuk kesabaran.
(12)
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis / skripsi ini adalah hasil asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis / skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing. 3. Dalam karya tulis / skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang
telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh dari karya tulis / skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandar Lampung, 8 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,
Muhammad Fajrin Fadilla NPM. 0513051057
(13)
iii
KELAS X SEKOLAH DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa : Muhammad Fajrin Fadilla No. Pokok Mahasiswa : 0513051057
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Hi. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Wiyono, M. Pd
NIP.19581021 198503 1 003 NIP 19570111 198303 1 002
2. Ketua Jurusan ilmu Pendidikan
Drs. Baharudin Risyak, M. Pd NIP 19510507 198103 1 002
(14)
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 20 November 1986, anak pertama dari dua bersaudara, dari keluarga Bapak Syamsir R, dan Ibu Suparyati. Pendidikan penulis diawali dari TK Handayani Gedung Air, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung di tahun 1992 dan lulus pada tahun 1993. Masuk Sekolah Dasar Negeri 2 (SDN 2) Gedung Air, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung pada tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999. Lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 (SMPN 9) Gotong Royong, Bandar Lampung pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1(SMAN 1) Bandar Lampung pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan berhasil diterima di Program Studi Pendidikan Jasmani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
(15)
ix
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulilah, segala puji-pujian hanyalah milik ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi yang penulis susun yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dengan judul skripsi ”Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi
Mata-Tangan Dengan Kemampuan Smash Bola Voli Siswa Kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasehat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs.Sudirman Husin, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II, Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang telah banyak memperjuangkan serta mengharumkan nama Program Studi Penjaskes hingga menjadi salah satu program studi unggulan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
(16)
x
7. Bapak dan Ibu dosen, staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang
telah memberikan pelayanan yang baik hingga selesainya penulisan skripsi ini.
8. Rekan –rekan seperjuangan Penjaskes 2005 : Pepi, Raka, Ani, Joan dkk,
khususnya TOP 12 Penjaskes 2005 : Hendrawan ‘Mo’ Sugiarto, Abdurahman ‘Maman Besi’ Saputra, Ade Michael Atip, Aderia’Adel’ Caroline, Roni Pasrah, Febri ‘Kalexx’ Nandika, Indah, Madin Gani, Muhtarul Manan, Rizky Tito Nugroho, Femi Suriza – yang telah berjuang hingga tetes darah terakhir. Seluruh mahasiswa Penjaskes dari angkatan 2000 hingga 2012.
9. Saudaraku M. Rivai (DJ Vay Decay) - Saudaraku di Gank Meong Dani
‘Qiting’ Iskandar Yusuf, M. ‘N-jay’Alghifari, Yoshika ‘Oci’, Mario Tri Murti, Agus ‘Boncu’, Resha ‘bebek’ Octavian Abas, M. Feragandi.
10.Kepala SMA Darma Bangsa Bandar Lampung yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
11.Siswa & siswi SMA Darma Bangsa Bandar Lampung Kelas X (Flemming &
Al Kindi) yang telah menjadi sampel penelitian ini.
12.Teman – teman di Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung, Ahmad Farid
Fajarudin, Tedy Kurniawan, Fachrurozi ‘Ozi’, Kristian Adi Putra & Kris ICT
13.Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis tahu skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT memberikan balasan berupa hidayah, rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis,
(17)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada
keseimbangan gerak, penanaman sikap, watak, emosi, dan intelektual dalam setiap pengajarannya. Pendidikan Jasmani dilaksanakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan
kebugaran yang tinggi, serta dimulai sejak usia dini melalui pendidikan olahraga di sekolah dan masyarakat. Segala usaha yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut harus mampu diterapkan dalam setiap pengajaran pendidikan jasmani.
Tujuan pendidikan dapat dicapai salah satunya dengan mengajarkan Pendidikan Jasmani atau olahraga di sekolah mencakup berbagai macam cabang olahraga seperti atletik, permainan bola besar dan kecil, olahraga air dan olahraga bela diri. Olahraga permainan bola besar yang dilakukan dalam proses pendidikan salah satunya adalah olahraga bola voli. Permainan bola voli sendiri mengalami perkembangan yang pesat, ini terbukti dengan adanya klub-klub bola voli yang ada sekarang ini. Hal tersebut didukung olah
perkembangan bola voli di sekolah-sekolah, baik di tingkat SMP maupun SMA yang menempatkan bola voli sebagai salah-satu cabang olahraga
(18)
permainan yang masuk dalam kurikulum pendidikan sebagai olah raga yang wajib diajarkan baik lewat pendidikan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Keberadaannya secara tidak langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia yang berkualitas baik fisik maupun mental.
Bola voli merupakan salah satu materi pokok permainan dan olahraga yang harus dilakukan oleh peserta dididk dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani. Bola voli adalah cabang olahraga permainan bola besar yang terdiri dari beberapa teknik diantaranya : service, passing bawah, passing atas, mengumpan, smash dan block
Materi pokok bola voli untuk kelas X terdiri dari beberapa indikator, salah satu diantaranya adalah melakukan gerak dasar smash. Smash adalah teknik dasar yang paling sukar dan sering digunakan dalam permainan bola voli dengan cara menempatkan bola ke daerah lawan, dengan cepat yang berguna untuk mencari point dan berharap lawan tidak dapat mengembalikan bola dengan baik. Teknik dasar smash bola voli diantaranya adalah smash open, smash semi dan smash pull. Dari masing –masing teknik smash bola voli tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Smash open dalam bola boli merupakan teknik smash yang memiliki tingkat kesulitan paling rendah, sehingga memudahkan siswa untuk mengetahui, mempelajari dan mempraktekkan teknik dasar smash bola voli dengan baik dan benar. Adapun komponen-komponen fisik yang diperlukan dalam melakukan teknik smash
(19)
bola voli adalah daya ledak, kecepatan, kelincahan, koordinasi, kekuatan, keseimbangan dan kelenturan.
Dari beberapa komponen fisik tersebut, peran komponen fisik satu dengan lainnya berbeda dalam mendukung kemampuan smash bola voli. Daya ledak dan koordinasi merupakan faktor fisik yang sangat penting dalam teknik smash open bola voli, khususnya yang terkait dengan daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata tangan. Bila daya ledak otot tungkainya baik, maka akan mempermudah melakukan lompatan yang tinggi untuk menjangkau bola diatas net. Begitu juga bila koordinasi mata tangannya baik, maka akan mempermudah melakukan pukulan atau smash bola voli dengan tepat dan terarah.
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam melakukan smash open bola voli harus memiliki komponen – komponen fisik khususnya daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata tangan. Mengingat luasnya permasalahan, maka penulis mengambil salah satu bentuk kemampuan fisik untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan pada cabang olahraga bola voli. Penulis menganggap bahwa salah satu bentuk komponen fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan smash open bola voli adalah daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata tangan. Jika dilihat dari pelaksanaannya para peserta didik masih mengalami kesulitan dalam melakukan teknik dasar smash bola voli seperti lompat menumbur net, bola yang tidak terkena telapak tangan saat dipukul, arah bola yang melambung atau menyangkut di net
(20)
Penulis mengidentifikasi penyebab masih lemahnya smash siswa adalah karena kurangnya daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan para peserta didik sehingga tidak mampu untuk melakukan teknik dasar smash open bola voli dengan baik.
Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dan Koordinasi Mata-Tangan Dengan Kemampuan Smash Open Bola Voli Siswa Kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Belum diketahuinya kemampuan daya ledak otot tungkai siswa kelas X
Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
2. Belum diketahuinya kemampuan koordinasi mata-tangan siswa kelas X
Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
3. Belum diketahuinya hubungan kemampuan daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash open bola voli siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah hubungan daya ledak otot tungkai dan
(21)
koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash open bola voli kelas X Sekolah Darma Bangsa tahun pelajaran 2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan yang signifikan daya ledak otot tungkai dengan
kemampuan smash open bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-tangan dengan
kemampuan smash open bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan secara bersama-sama dengan kemampuan smash open bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan
smash open bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
(22)
2. Untuk mengetahui hubungan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash open bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui hubungan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata-tangan secara bersama-sama dengan kemampuan smash open bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi Penulis
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash bola voli siswa, serta salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu biomekanik dalam menunjang peningkatan pembelajaran bola besar khususnya pembelajaran bola voli.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memacu semangat siswa untuk terus berlatih permainan bola voli dan membuka pengetahuan siswa tentang hubungan daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash bola voli.
c. Mahasiswa Penjaskes
(23)
d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran bola besar, khususnya untuk mata kuliah bola voli.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian di lapangan bola voli Sekolah Darma Bangsa Bandar
Lampung.
2. Objek penelitian yang diamati adalah hubungan daya ledak otot tungkai
dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash open bola voli.
3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X Sekolah Darma
(24)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Daya Ledak
Daya ledak sangat diperlukan untuk satuan unjuk kerja yang harus diselesaikan dengan sebaik mungkin dalam waktu singkat. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (explosive power) = kekuatan (strength) x kecepatan (speed). Menurut Harsono (1988: 200) daya ledak atau explosivepower adalah
kekuatan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Daya ledak adalah hasil usaha dalam satuan unit waktu yang disebabkan ketika kontraksi otot memindahkan benda pada ruang atau jarak tertentu. Faktor yang mempengaruhi daya ledakadalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Dalam kehidupan sehari-hari diperlukan untuk memindahkan sebagian atau seluruh tubuh dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan pada saat dan secara tiba-tiba.
Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh (Suharno HP, 1984:11). Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya.
(25)
Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot (Bompa,1999:231; Fox,1988:144 ). Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa tinggi atau jauh seseorang dapat melompat dan seberapa cepat seseorang dapat berlari.
B.Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga. Daya otot (muscular power) kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya (Sajoto, 1995:8).
Tungkai adalah seluruh kaki, dari pangkal paha ke bawah (KBBI, 2005: 107). Tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulang anggota gerak bawah yang terdiri dari seluruh tungkai dari pangkal paha ke bawah. Sebagai tulang anggota gerak bawah, tungkai juga mempunyai peran yang penting dalam rangka untuk melakukan berbagai macam gerakan dalam permainan bola voli khususnya pada saat melakukan teknik gerakan smash open. Kaki memiliki peranan yang penting karena kaki memberikan keseimbangan pada tubuh saat akan melakukan loncatan, juga memberikan dorongan yang besar pada saat melaksanakan loncatan. Peran daya ledakpada tungkai kaki sangat berpengaruh dikarenakan daya ledak adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan yaitu hasil otot untuk menerapkan dan mengerahkan tenaga dengan
(26)
kuat dan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan untuk mencapai yang diinginkan.
Gambar 1. Tungkai.
Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat dari seluruh kaki, dari pangkal paha ke bawah. Kekuatan dan kecepatan erat dengan gerakan kaki yang merupakan fondasi untuk membentuk gerakan kaki yang efektif sehingga mampu menjangkau hasil loncatan yang maksimal. Dengan baiknya daya ledak otot tungkai, maka apapun gerakan/kegiatan yang berhubungan dengan daya ledak otot tungkai dapat dilakukan dengan maksimal, tentunya hasilnya menjadi lebih baik.
(27)
C.Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Menurut Suharno (1982:110) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya, atau kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan.
Menurut Sajoto (1988:59) koordinasi berasal dari kata coordination, adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu secara efektif. Menurut Bompa 2004:43) coordination is a complex motor skill necessary for high performance. Koordinasi merupakan keterampilan motorik yang kompleks yang diperlukan untuk penampilan yang tinggi.
Menurut Harsono (1988: 219) koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan,daya tahan dan flexibilitas. Sangat penting untuk menyempurnakan teknik dan taktik. Tingkat koordinasi atau baik-tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan efisien.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi
merupakan kapabilitas seseorang dalam menampilkan berbagai macam gerakan dengan selaras sehingga terjadi efisiensi dan efektifitas gerakan.
(28)
D.Koordinasi Mata dan Tangan
Koordinasi adalah mengkoordinasi, supaya terarah (KBBI, 2005 :524).
Sedangkan mata adalah indera untuk melihat, indera penglihatan (KBBI, 2005 :636) dan tangan adalah anggota badan dari pergelangan sampai ke ujung jari (KBBI, 2005 :1004).
Koordinasi antara mata dengan organ tubuh yang lain mutlak dibutuhkan dalam pelaksanaan keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga. Kinerja
koordinasi mata-tangan dipusatkan pada pengembangan sistem dasar visual sederhana yang dilakukan dengan ketepatan tinggi. Keterampilan melempar, memukul, mendorong maupun menarik membutuhkan koordinasi mata dan tangan. Koordinasi mata-tangan mengkombinasikan antara kemampuan melihat dan keterampilan tangan. Sebagai contoh gerakan smash pada olahraga permainan bola voli, mata berfungsi antara lain untuk mempersepsikan objek yang dijadikan sasaran berdasarkan besarnya, jaraknya, kecepatannya dan tingginya. Sedangkan tangan akan melakukan sentuhan terhadap objek sasaran dengan memperkirakan kecepatan dan kekuatan yang digunakan agar teknik smash yang dilakukan berhasil dan tepat sasaran.
Berdasarkan informasi tersebut Bompa (1999:48) mengemukakan bahwa dalam koordinasi mata-tangan akan menghasilkan timing (pemilihan waktu atau pengaturan tempo) dan akurasi. Timing berorientasi pada ketepatan waktu sedangkan akurasi berorientasi pada ketepatan sasaran. Melalui timing yang baik maka perkenaan antara tangan dengan objek akan sesuai dengan keinginan, sehingga akan menghasilkan gerakan yang efektif. Akurasi akan
(29)
menentukan tepat tidaknya objek kepada sasaran yang dituju. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata-tangan adalah kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan mata dan tangan kedalam rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh dan terus menerus secara cepat dan tepat dalam irama yang terkontrol.
E. Permainan Bola Voli 1. Sejarah Bola Voli
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu berlawanan, masing-masing regu memiliki enam orang pemain. Tetapi dalam bola voli pantai satu regu hanya memiliki dua orang pemain. Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur Pendidikan Jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. 8Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan kombinasi beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
(30)
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta
Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak
melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lawan.
2. Lapangan Permainan Bola Voli
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter. Garis batas serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.
(31)
Gambar 2. Bentuk Lapangan Bola Voli dan Ukurannya.
Gambar 3. Bola Voli.
Sedangkan bola voli terbuat dari kulit untuk bagian luar dan bagian
dalamnya terbuat dari karet dengan ukuran keliling 65-57 cm dan berat bola 250-280 gram.
(32)
3. Cara Permainan Bola Voli
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan mengusahakan untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk memenangkan suatu babak. Prinsip bermain bola voli adalah memainkan bola dengan memvoli (melambungkan bola melewati net dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya kedalam lapangan permainan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh dilapangan sendiri. Setiap Regu diperkenankan memainkan atau menyentuh bola tidak lebih dari tiga kali sebelum melewati net selama bola dalam permainan. (Yunus,1992:27). Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (setter/set upper), spiker (smash), libero,
dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan. Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.
(33)
Aturan permainan dari bola voli adalah:
1. Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai. 2. Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke
daerah musuh. Jika tidak, maka musuh akan mendapat nilai.
Gambar 4. Posisi (angka merah & biru) dan Rotasi Posisi atau Perpindahan Posisi (arah panah merah & biru searah jarum jam) dalam permainan bola voli.
4. Sistem Pertandingan Bola Voli
Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang
terdiri dari 8 tim dan akan disitribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing group terdiri dari 4 (empat) tim.
Setiap tim terdiri dari 10 pemain meliputi 6 pemain inti yang bermain
(34)
Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan
berlangsung tidak dibatasi.
Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari satu
anggota tim sedang bermain untuk cabang olahraga yang lain.
Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4
orang.
Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang
bersangkutan akan dianggap kalah.
Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (best of three), kecuali pada
2 babak sudah di pastikan pemenangnya maka babak ke tiga tidak perlu dilaksanakan.
Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin
peserta seri (24-24) maka pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi
pertandingan.
Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1.
Apabila ada dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan.
Kesalahan meliputi :
o Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan
lawan.
o Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola voli harus di
(35)
o Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai
out sebelum menyentuh permukaan lapangan.
o Pada saat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin
bagi lawan, begitu juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung sebagai poin bagi lawan.
o Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve
dilakukan.
o Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
o Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan
cara menendang.
o Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola
dihitung sebagai double faults.
Setiap tim diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap babak
berakhir. Dan apabila dilakukan babak penentuan (set ke 3) maka tim yang memiliki nilai terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan mencapai angka 13.
Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung
hanya 1 menit.
Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti
peraturan internasional.
Kegunaan bermain bola voli dalam pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani sangatlah besar, prestasi pemain akan baik apabila jasmani dan rohani saling terkait di dalam gerakan-gerakan bermain, jiwa sebagai pendorong utama untuk menggerakkan
(36)
kemampuan jasmani yang dimiliki, perkembangan jasmani yang
dimaksudkan untuk membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan yang meliputi koordinasi gerak, keseimbangan, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, daya tahan dan daya ledak.
5. Teknik Dasar Bola Voli
Teknik dalam permainan bola voli ada 2 macam, yaitu :
a. Teknik Tanpa Bola.
1. Sikap Siap.
Berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lain, kedua kaki terbuka selebar bahu, kedua lutut ditekuk sampai membentuk sudut 135º, kedua tangan ditekuk sedikit diletakkan rileks didepan tubuh, badan
dicondongkan kedepan sampai tumit terangkat. 2. Pengambilan posisi yang tepat & benar.
3. Langkah kaki gerak kedepan, kebelakang, kesamping kiri & kesamping kanan.
4. Langkah kaki untuk awalan Smash dan awalan Block. 5. Bergulir kesamping & bergulir kebelakang.
(37)
7. Gerak tipuan
b. Teknik Dengan Bola
1. Service untuk menyajikan bola pertama.
- UnderhandServe (service tangan bawah)
Pemain berdiri menghadap net , kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknya). Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada kaki sebelah belakang, lengan yang bebas
digerakkan kebelakang dan diayunkan kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan. Jenis – jenis UnderhandServe adalah :
- Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang. - Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas. - Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.
(38)
- OverheadServe (Service tangan atas)
Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama² memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah belakang. Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha yang lainnya.
Jenis – jenis OverheadServe adalah :
- Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.
- Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.
- Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.
(39)
- Floating Serve
- Frontal FloatingServe : Bola mengapung kekiri & kekanan. Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit, ditarik kebelakang sebelum melempar bola. Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul disebelah depan tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan
- Side FloatingServe : Bola mengapung kearah vertical.
Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola dipegang dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang, dengan kedua lutut ditekuk sedikit. Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam, sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh pemain. Bagian tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian gerakan
(40)
diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah melewati kaki yang satunya.
- JumpServe : Service dilakukan dengan melompat.
Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 - 3 orang jump server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan. Keuntungan menggunakan jump serve adalah :
o Dapat menjatuhkan mental lawan
o Mempersulit lawan untuk membangun serangan o Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan o Memudahkan kerja defender
Teknik Jump Serve :
o Awalan ± 4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.
o Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.
o Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
(41)
o Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).
o Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi, server meloncat dan memukul bola.
o Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah - patah.
2. Passing Bawah berguna untuk passing dan umpan.
o Pemain melakukan sikap siap.
o Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º dengan badan.
o Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut dari 135º menjadi 45º.
o Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak boleh melewati bahu.
o Kembali kepada sikap siap. Jenis - jenis Passing Bawah
☺ Pass Bawah dua Tangan
(42)
☺ Pass Bawah Bergulir Kesamping
☺ Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang
☺ Pass Bawah Meluncur Kedepan
3. Passing atas berguna untuk passing dan umpan
Pada dasarnya passing atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti dipantulkan.
o Pemain melakukan sikap siap.
o Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.
o Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh oleh ujung jari-jari tangan.
o Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus keatas.
(43)
Jenis - jenis Passing Atas
☺ Pass Atas Normal
☺ Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang
☺ Pass Atas Bergulir Kesamping
☺ Pass Atas Meloncat
4. Umpan untuk menyajikan bola pada Smasher.
a. Umpan Kedepan
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah gerak bola, kedua telapak tangan dan jari-jari membentuk bulatan ½ lingkaran telah siap didepan atas muka dahi. Jenis - jenis Umpan kedepan :
- Umpan Open/Normal.
Bola segera diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan pergelangan tangan serta ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net dengan ketinggian lebih dari 2m dari tepi atas net. Bola berada diantara smasher dan pengumpan sejajar net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.
(44)
- Umpan Semi.
Perkenaan bola tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana umpan dilakukan dengan gerak keatas depan, ketinggian bola diatas tepi net antara diatas 1m - 2m. Penentuan kualitas parabol dan jalannya bola tergantung kekuatan jari, pergelangan tangan dan lengan. Timing pemberian umpan semi dilakukan bila smasher telah kelihatan bergerak maju awalan dengan jarak ± 1m dari pengumpan. - Umpan Straight/Kamboja.
Parabol bola antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola lebih dominan dibandingkan dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola diatas net meluncur agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari net, dimana akhir parabol bola terletak diatas garis samping lapangan. Begitu bola datang segera dipantulkan kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan melihat smasher telah berawalan merapat dengan net diluar garis samping lapngan. Timing pemberian umpan harus tepat, yaitu saat bola telah didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil awalan.
- Umpan Quick.
Teknik umpan ini memerlukan ketinggian bola 50cm s/d 1m dari tepi atas net. Timing pemberian bola saat smasher telah melayang keatas didepan pengumpan siap untuk memukul bola, biasanya pasing bola datang, tunggu sebentar sampai smasher meloncat untuk menunggu
(45)
bola diatas net. Gerakan utama dalam umpan pendek ini adalah
kekuatan jari dan pergelangan pengumpan, perkenaan tangan terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan semi. Arah umpan parabol vertical disebut quick A, sedangkan parabol straight disebut quick B.
b. Umpan Kebelakang
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak dicondongkan kebelakang sedikit. Gerak jari & pergelangan tangan lebih aktif, terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, lengan segaris dengan kecondongan badan bagian atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan kebelakang sedikit untuk melihat jalannya bola kearah belakang. Jenis umpan kebelakang sama dengan umpan kedepan.
5. Smash untuk serangan guna mendapatkan nilai.
Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan, Meloncat, Memukul Bola dan Mendarat
- Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai
(46)
bergerak kebelakang, berat badan berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan.
- Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.
- Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
- Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan
sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan
(47)
tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
- Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong
kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.
Jenis – jenis dan variasi teknik dasar Smash diantaranya : a. Open ( normal)
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
(48)
b. Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open
c. Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat-cepatnya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan
smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang. d. Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher
melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah
(49)
melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi. e. Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot-otot perut, samping dan bahu. Akibat
cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
f. Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
(50)
g. Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh didalam garis serang.
h. Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
i. Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.
j. Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.
(51)
6. Block untuk membendung serangan lawan.
Untuk melakukan block yang baik, pemain harus dapat
memperkirakan jatuhnya bola, atau dapat meramalkan kemana kira-kira lawan akan memukul bola. Proses melakukan bendungan dapat dibagi menjadi : Awalan, Melompat, Kontak dengan Bola &
Mendarat. Pemain berdiri dengan kedua kaki sejajar dan kaki ditekuk sedikit, kedua tangan didepan dada, telapak kedua tangan menghadap net dan jari-jari dikembangkan selebar-lebarnya. Sebagai awalan lutut ditekuk lebih dalam, posisi badan sedikit condong kedepan kemudian diteruskan dengan tolakan keatas dengan kedua kaki secara eksplosif serta mengayunkan kedua lengan lurus keatas secara bersamaan dan jari membuka agar kedua tangan merupakan suatu bidang yang luas. Pada saat melayang diudara dan ketika bola dipukul oleh lawan, segeralah tangan dihadapkan kearah datangnya bola dan berusaha menguasai bola itu. Pada saat perkenaan tangan dengan bola, pergelangan tangan digerakkan secara aktif agar tangan dapat menekan bola dari arah atas depan kebawah secara tepat. Jari-jari kedua tangan pada saat perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari cukup kuat untuk menerima tekanan bola yang keras. Saat perkenaan yang baik adalah saat sebelum bola dipukul, tangan blocker sudah benar-benar dapat mengurung bola tersebut. Setelah kontak dengan bola pemain mendarat kembali dengan tumpuan kedua kaki dan lentur.
(52)
Jenis - jenis Block diantaranya : 1. Block Bola Open
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi tangan berada didepan dada. Blocker melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan
direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 100º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.
2. Block Bola Semi
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 110º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.
3. Block Bola Quick
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut ± 135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.
(53)
Yang perlu mendapat perhatian dari seorang blocker adalah : o Perhatikan gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu
diarahkan
o Perhatikan terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan terutama mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas dari tangan pengumpan.. o Lihat body language spiker lawan, kearah mana spiker itu
bergerak.
o Posisi tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada dibawah pinggang, agar gerak tangan cepat mencapai titik block.
o Side step (Block 2 step) dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step (Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.
o Blocker harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat, agar mempunyai reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca gerak.
Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata – tangan dengan kemampuan smash normal bola voli, maka peneliti akan menjelaskan lebih dalam tentang teknik smash bola voli.
(54)
F. Smash Bola Voli
1. Pengertian Smash
Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha
mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan koordinasi yang baik dan kemampuan daya ledak yang baik pula. Menurut Muhajir teknik smash dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Menurut pendapat M. Mariyanto (2006 : 128 ) mengemukakan bahwa : smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas , sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada di atas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah.
Menurut Iwan Kristianto (2003 : 143 ) mengemukakan bahwa smash adalah pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan. Spike adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik smash atau spike adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan.
(55)
2. Pentingnya Smash
Pengusaan teknik dasar smash dalam permainan bola voli sangat penting, keberhasilan suatu regu dalam memenangkan pertandingan bola voli banyak ditentukan oleh smash. Sebab smash merupakan cara termudah untuk memenangkan angka.
Dalam permainan bola voli smash berguna sebagai alat penyerangan yang paling mematikan seperti yang dikatakan oleh Yunus (1992:108) bahwa smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Oleh karena itu setiap pemain dalam satu team harus benar-benar mengusai smash dengan baik, karena smash merupakan
serangan utama. Untuk dapat melakukan smash yang baik, harus memenuhi beberapa persayaratan yaitu :
a. Arahkan smash ke tempat yang lemah
b. Arahkan smash ke tempat yang kosong sesuai pola yang dipergunakan oleh lawan.
c. Arahkan smash diantara dua defender lawan.
d. Arahkan smash ke tempat defender lawan yang sedang maju ke samping. e. Buat sasaran yang tepat dimana defender lawan yang akan mengambil
bola harus bergerak terlebih dahulu.
f. Pukul bola diatas blok pemain lawan yang lemah.
(56)
3. Sikap Dasar Melakukan Smash
Dalam melakukan pukulan smash seorang smasher harus melalui tiga gerakan yang terkoordinasi dengan baik dan merupakan suatu kesatuan gerakan yang harmonis yaitu dari sikap permukaan, sikap saat perkenaan sampai dengan sikap akhir.Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan sebagai berikut:
a. Sikap Permulaan
Sikap permulaan pengambilan awalah atau ancang-ancang yaitu
mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3-4m). Pada saat akan melakukan langkah ke depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Langkah ini dimaksudkan agar pada saat badan telah dalam batas setimbang atau pada saatnya untuk bergerak ke depan. Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah kedepan dan agar tetap dijaga disamping kontinuitas juga letak bahu kiri yang relatif akan selalu berada lebih dekat net dari pada bahu kanan.Tolakkan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat akan menumpu ini tidak boleh lebar atau dengan suatu
loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian harus segera diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta kedua lengan telah berada disamping belakang badan. Kemudian setelah itu diikuti dengan tolakkan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas (Soejadi , 1979:34). Perlu diperhatikan bahwa setelah kaki menolak keatas maka kedua kaki harus dalam keadaan rileks,
(57)
tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dan tangan sedikit lurus, dengan telapak tangan menghadap ke depan sedang tangan kiri berada disamping dengan kepala kira-kira setinggi telinga.Tangan dan lengan kiri dalam keadaan rileks saja dan ikut menjaga keseimbangan tubuh selama melayang di udara.
Menurut Durwacher dalam bukunya menerangkan bahwa pengambilan ancang-ancang yang baik 45˚ – 80˚ terhadap net. Langkah terakhir biasanya menuju ke dekat garis serang atau melampauinya. Pada saat melakukan gerak ancang-ancang kedua tangan berada didepan, dan terangkat sedikit setinggi dada.
Loncatan smash dilakukan dengan irama ganda dan cepat. Mula-mula langkah tumpuan yang panjang dan mendatar, disusul oleh tarikan cepat kaki yang satu lagi. Pada saat melakukan langkah-langkah tumpuan, kedua tangan terayun kuat kebelakang, kedua lutut ditekuk, titik berat badan bergeser ke atas persendian lompatan, lalu kedua lengan disentakan
dengan cepat ke atas melewati paha, mengawali gerakan rentangan tungkai yang eksplosif, bahu mengikuti gerak eksplosif ke atas. Lengan kiri
menarik tubuh mengimbangi gerak menurun kembali. Lengan pemukul yang di bengkokan terayun sesaat sebelum mengenai bola bahu ditarik ke belakang, sedangkan tangan yang terbuka berada di dekat telinga, pada gerak ini punggung melengkung ke belakang sedangkan betis hampir horisontal. (Durrwacher, 1990:63)
(58)
Dari pendapat di atas penulis dapat simpulkan, bahwa sikap permulaan dalam pukulan smash adalah dimulai pada sikap normal dengan jarak yang cukup dari jaring dengan jarak gerak awalan 45˚-60˚ terhadap net. Pada saat melakukan awalan kedua tangan berada di depan dan mengikuti irama langkah awalan. Setelah menumpu dengan kedua kaki lalu kedua lutut ditekuk dan lengan telah terayun ke belakang dan diteruskan dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas melewati paha. Setelah menolak kaki rileks tangan kiri berada di samping dengan kepala kira-kira setinggi telinga untuk menjaga keseimbangan dan tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dengan telapak tangan terbuka siap
memukul. b. Sikap Perkenaan
Sikap saat melayang seperti tersebut di atas harus di usahakan sedemikian rupa sehingga bola berada di atas depan Smasher . Bila bola berada di atas depan jangkauan tangan maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya. Hasil pukulan atau lebih sempurna lagi bila lecutan tangan dan lengan itu juga diikuti gerakan membungkuk dari
togok. (Soejoedi, 1978:35). Sedangkan sikap perkenaan menurut
Durrwacher adalah pukulan smash dimulai dengan rentangan tubuh atas. Bahu lengan pemukul ditarik ke depan dan ke atas kaki disentakan ke depan hampir menyentuh tepi bawah jaringnya. Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap saat perkenaan adalah saat melayang dengan rentangan tubuh atas diusahakan berada di atas depan Smasher,
(59)
setelah bola berada pada posisi jangkauan tangan, segera lengan pemukul dihentikan ke depan didahului siku dan diikuti telapak tangan langsung memukul pada sisi belakang bola.
c. Sikap Akhir
Setelah bola berhasil dipukul maka Smasher akan segera mendarat kembali ke tanah. Pada saat mendarat Smasher harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentur. Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah Smasher berhasil mendarat kembali di lapangan segeralah disusul dengan
pengambilan sikap siap normal. Sikap akhir adalah saat mendarat kedua kaki serempak menyentuh lantai dan elastis. Pada pukulan smash ke depan muka dan dada sedapat mungkin menghadap jaring.
Dari sikap di atas dapat penulis simpulkan bahwa pada dasarnya sikap akhir adalah sikap mendarat dengan kedua kaki secara serempak dalam keadaan elastis. Untuk lebih jelas lihat gambar 5 berikut ini akan memperlihatkan ilustrasi proses gerakan keseluruhan smash bola voli dengan anggapan pemukul menggunakan tangan kanan dan smash dari posisi empat.
(60)
Gambar 5. Tahapan Teknik Smash Bola Voli. Keterangan gambar :
Nomor 1, 2 sikap awal dalam persiapan melakukan smash bola voli. Nomor 3, 4, 5 melakukan tolakan dengan bertumpu pada kedua kaki.
Nomor 6, 7, 8, 9 melakukan lompatan diikuti gerakan ayunan tangan untuk melakukan gerakan smash bola voli.
Nomor 10, 11, 12 titik lompatan tertinggi dengan tangan kanan lurus ke atas untuk meraih bola sampai perkenaan tangan dengan bola.
Nomor 13 sikap akhir saat mendarat setelah melakukan smash bola voli dengan posisi lutut rileks dan sedikit ditekuk.
4. Macam-macam Pukulan Smash
Smash dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu : 1) Smash open (smash normal)
2) Smash semi 3) Smash semi jalan
(61)
4) Smash push
5) Smash pull (quick) 6) Smash pull jalan 7) Smash pull straight
8) Smash cekis (drive smash) 9) Smash langsung
10)Smash dari belakang
11)Smash silang dan smash lurus (Yunus, 1992:108-122)1)
Dari uraian macam-macam pukulan smash di atas, yang akan diteliti adalah kemampuan smash open (smash normal).
5. Smash open (smash normal)
Proses smash dimulai dari sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan sama dengan proses pelaksanaan smash secara umum. Ciri-ciri khusus pada smash open adalah :
1)Lambungan umpan) bola cukup tinggi, mencapai 3 m dari net. 2)Jarak lintasan bola diumpankan berkisar 20 sampai 50 cm dari net. 3)Titik jatuhnya bola yang diumpankan berada di sekitar daerah tengah
antara pengumpan dan smasher yang diukur dari garis proyeksi Smasher terhadap net. (lihat gambar 4)
4) Langkah awalan dimulai setelah bola lepas dari lengan tangan pengumpan dengan pandangan berkonsentrasi pada jalannya bola. 5)Meraih dan memukul bola setinggi-tingginya di atas net.
(62)
NET
--- D C B
GARIS SERANG
--- --- A
Gambar 6. Posisi Pemain dan Daerah Jatuhnya Bola Umpan Smash Open. Keterangan gambar :
A Posisi smasher mengambil awalan B Posisi pengumpan / set upper
C Daerah jatuhnya bola umpan yang jaraknya setengah dari jarak B dan D D Titik proyeksi posisi aawalan smasher dengan net
Selain banyak dipergunakan dalam serangan permainan bola voli, smash open (smash normal) adalah teknik smash yang paling mendasar yang harus dikuasai oleh seorang smasher.
Untuk seorang smasher pemula, akan dilatih bagaimana cara melakukan teknik smash normal (open smash) yang baik sebelum berlatih teknik smash yang lain. Karena pada pelaksanaannya teknik smash open (smash normal) memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan smash semi atau smash pull. Pada smash open(smash normal), smasher memiliki waktu beberapa saat setelah bola diumpan atau dilambungkan oleh
(63)
tosser (set upper) untuk bersiap melakukan awalan, tolakan, smash sampai mendarat.
Dalam melakukan teknik smash bola voli, kemampuan kondisi fisik yang baik sangatdiperlukan. Untuk memiliki kondisi fisik yang baik, diperlukan kemampuan khusus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam
penguasaan teknik dalam bermain bola voli. Kondisi fisik sangat diperlukan untuk mencapai prestasi yang optimal disamping kemampuan teknik, taktik dan mental bertanding. Adapun komponen-komponen kondisi fisik
diantaranya daya ledak dan koordinasi gerak.
H.Kerangka Pemikiran
Kondisi fisik adalah,satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan, baik peningkatan maupun pemeliharaanya.Dalam usaha peningkatan fisik seluruh komponen harus dikembangkan, walaupun dilakukan dengan sistem prioritas sesuai dengan keadaan tiap komponen untuk keperluan yang dibutuhkan. Penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli merupakan hal yang sangat penting, terlebih lagi penguasaan teknik smash. Teknik smash open merupakan salah satu jenis pukulan smash yang sering digunakan dalam suatu permainan bola voli. Pelaksanaan smash yang baik selain kerasnya pukulan diharapkan bola dapat melewati net dan blok lawan, mengarah pada tempat yang kosong dan tidak dapat dikembalikan oleh lawan sehingga dapat menghasilkan poin, Kemampuan smash open yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan.
(64)
Dalam permainan bola voli daya ledak otot tungkai sangat diperlukan, terlebih lagi dalam teknik smash open. Dalam melakukan teknik smash diawali dengan gerakan awalan yang dilanjutkan dengan gerakan tolakan, agar dapat melompat setinggi- tingginya diperlukan daya ledak otot tungkai sebagai kekuatan dalam menolak atau mengangkat tubuh setinggi mungkin, sebab dengan adanya daya ledak otot tungkai saat menolak ke atas dapat menimbulkan suatu lompatan yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarminto (1990 : 81) yang menyatakan bahwa : "Daya lompatan ke atas banyak berasal dari kecepatan kontraksi dan kekuatan otot-otot kaki dan tapak kaki untuk dapat menahan gaya tolak yang besar." Dalam melakukan smash setelah melakukan awalan dilanjutkan melakukan tolakan yang kuat. M. Mariyanto, Sunardi dan Agus Margono (1994:181) menjelaskan mengenai saat tolakan untuk melakukan smash sebagai berikut. Tolakan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat akan menumpu ini tidak boleh lebar ataupun dengan suatu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki
kemudian segera diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta kedua lengan masing-masing telah berada di samping belakang badan. Kemudian setelah itu diikuti tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang kedepan atas. Daya ledak otot tungkai dalam permainan bola voli banyak juga digunakan sebagai penentu dari tingginya loncatan pada saat melakukan tolakan untuk melakukan smash, oleh sebab itu dengan otot-otot tungkai yang kuat gerakan tolakan / take-off menjadi lebih efektif dan efisien.
(65)
Memperhatikan uraian pendapat tersebut di atas, jelas bahwa daya ledak otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan teknik smash open, yang dalam pelaksanaannya umpan atau lambungan bola dari pengumpan ketinggian bola di atas net lebih dari 3 meter, ini sangat memerlukan lompatan yang tinggi sebelum melakukan gerakan pukulan. Faktor penting selanjutnya yang mempengaruhi kemampuan smash open bola voli adalah koordinasi mata-tangan. Untuk dapat melakukan pukulan yang tepat dalam smash normal bola voli sangat bergantung dari keserasian gerak mata dan gerak tangan atau koordinasi mata tangan. Seperti telah dijelaskan didepan bahwa koordinasi mata tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan gerakan. Dalam melakukan teknik gerakan smash dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu mulai dari awalan, tolakan, memukul bola saat di udara dan saat mendarat kembali atau gerak lanjutan.
Memperhatikan adanya beberapa tahapan dalam melakukan smash tersebut, kemampuan koordinasi mata-tangan sangat diperlukan. Karena pada saat akan melakukan gerakan pukulan diharapkan lengan dalam posisi yang tepat
menjangkau bola yang cukup tinggi dan pada saat perkenaan harus benar-benar dengan tumit telapak tangan terbuka pada bagian belakang tengah bola.
Dengan demikian, dalam melakukan gerakan smash open koordinasi mata tangan yang baik diharapkan dapat menghasilkan gerakan smash yang baik dan tepat pada sasaran yang diinginkan.
(66)
H. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Sudjana, 2005:135).
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan didepan, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan daya ledak otot tungkai dengan
kemampuan smash open bola voli siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa tahun pelajaran 2012/2013.
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-tangan dengan
kemampuan smash open bola voli siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa tahun pelajaran 2012/2013.
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash open bola voli siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa tahun pelajaran 2012/2013.
(67)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan dengan
kemampuan smash open bola voli siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasional. Menurut Arikunto (1991) Penelitian deskriptif korelasional atau penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kedua variabel atau lebih. Tujuan penelitian korelasional untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2008:131) Penelitian deskriptif korelasi adalah penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk mengetahui berapa besarnya
sumbangan (hubungan) variabel bebasnya (dependent variable) atau X terhadap variabel terikat (independent variable) atau Y. Peneliti menduga bahwa unsur daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan memberikan hubungan yang berarti dengan kemampuan smash open bola voli. Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
(68)
Gambar 7. Kerangka Pikir. Keterangan :
X1 : Daya ledak otot tungkai X2 : Koordinasi mata-tangan Y : Kemampuan smash open B. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian (Arikunto, 1991:118). Sedangkan dalam penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi, yaitu daya ledak otot tungkai (X1) dan koordinasi mata-tangan (X2).
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu kemampuan smash open (Y).
X1
X2
(69)
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (1991: 108) Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 39 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 21 perempuan.
2. Sampel
Menurut Arikunto (1991: 108) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Karena seluruh siswa kelas X berjumlah 39 siswa, maka sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel total atau populasi sampel, sehingga jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 39 siswa.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (1991: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Tes Daya Ledak Otot Tungkai
Tujuan : untuk mengukur daya ledak (explosive power) otot tungkai
(70)
Alat/fasilitas : Lantai yang rata dan alat Digital Vertical Jump Pelaksanaan : Testee berdiri tegak di atas karet berbentuk lingkaran yang merupakan salah satu bagian alat Digital Vertical Jump . Lalu
pengukur skor daya ledak digital berbentuk sabuk persegi berwarna merah dan biru direkatkan di pinggang testee. Pastikan skor pada sabuk berada pada angka 0. Pada saat melakukan lompatan, tali yang menghubungkan karet pijakan dan alat pengukur digital harus kencang dan sesuai dengan tinggi pinggang testee.Testee diberi kesempatan melakukan sebanyak tiga kali lompatan.
Skor : Ambil angka yang tetinggi yang terdapat pada alat digital yang direkatkan di pinggang testee dari ketiga lompatan tersebut.
Gambar 8. Digital Vertical Jump . Sumber : Laboratorium Penjaskes Unila 2012
(71)
2. Instrumen Tes Koordinasi Mata-Tangan
Tes untuk mengukur koordinasi mata-tangan memiliki indeks validitas sebesar 0,62 dan reliabilitas 0,84.
Tujuan : untuk mengukur koordinasi mata-tangan
Alat : (a) Kapur atau pita untuk membuat batas, (b) Sasaran berbentuk lingkaran terbuatdari kertas dengan garis tengah 30 cm, (c) meteran dengan tingkat ketelitian 1 cm
Petugas : pemandu tes dan pencatat skor
Pelaksanaan : sasaran ditempatkan di tembok setinggi bahu testee. Testee diberikan kesempatan untuk melempar bola tenis kearah sasaran dari jarak 3 meter dan menangkap bola kembali dengan menggunakan salah satu tangan. Ulangi sebanyak 10 kali dan ditangkap oleh salah satu tangan secara bergantian. Setiap testee diberi kesempatan untuk
melakukan percobaan, agar mereka dapat beradaptasi dengan alat tes yang akan digunakan.
Penilaian : skor yang dihitung adalah lemparan yang sah, yaitu lemparan yang mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali serta pada pelaksanaan lempar dan tangkap bola testee tidak menginjak garis
pembatas. Sebuah lemparan akan mendapat skor satu apabila lemparan tersebut mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali dengan benar. Jumlah skor adala keseluruhan hasil dari 10 lempar dan tangkap bola dengan tangan yang sama, dam 10 hasil lempar tangkap bola yang berhasil dilemparkan mengenai sasaran dan ditangkap oleh tangan yang lain.
(72)
Gambar 9. Daerah Untuk Tes Koordinasi Mata-Tangan. Sumber : Depdiknas Pusegjas. 2000
3. Instrumen Tes Kemampuan Smash Open
Tes kemampuan smash yang dinyatakan dalam tes Stanley. Tes ini memiliki realibilitas sebesar 0,64 (M. Yunus, 1992)
Tujuan : untuk mengukur kemampuan smash. Alat/perlengkapan : dinding tembok yang rata dan halus, garis batas pemukul yang berjarak 4,57 m (15 kaki) dari dinding, sebuah bola voli, stop watch, blangko penilaian dan alat tulis.
Petugas : seorang pencatat nilai dan seorang timer sebagai seorang pengatur pelaksanaan tes.
Petunjuk pelaksanaan tes : testee berdiri di belakang garis batas dan selama pelaksanaan tes (memukul bola) testee tidak boleh melewati garis batas. Testee mulai melemparkan bola ke udara dan memukulnya ke lantai sehingga bola memantul ke tembok dan kembali memantul ke arah testee dan testee melompat untuk memukul bola kembali berturut-turut selama satu menit.
(73)
Gambar 10. Daerah Untuk Tes Smash. Sumber : Yunus, 1992
Skor : Skor didapat dari rerata dua kali percobaan secara benar dan memenuhi syarat selama satu menit. Pukulan rally selanjutnya harus dengan melompat. Jika memukul tidak dalam keadaan melayang maka pukulan tidak sah dan tidak dihitung. Minimal ketinggian bola sewaktu dipukul adalah di atas kepala.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi carl pearson dan korelasi ganda. Sehubungan penelitian ini adalah penelitian populasi, maka tidak diperlukan uji persyaratan untuk menentukan teknik analisis statistik yang digunakan.
Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi Carl Pearson dan korelasi ganda. Namun sebelum menggunakan metode tersebut, dicari dulu skor baku
(1)
59
Y = Skor variabel Y
∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y
Dalam Sugiyono (2008: 226) Kuatnya hubungan antar variabel
dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Jika didapat r = -1 maka terdapat korelasi negatif sempurna, artinya setiap peningkatan pada variabel tertentu maka terjadi penurunan pada variabel lainnya. Sebaliknya jika didapat r = 1, maka diperoleh korelasi positif sempurna. Artinya ada hubungan yang positif antara variabel, dan kuat atau tidaknya hubungan ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi. Dan koefisien korelasi adalah 0 maka tidak terdapat hubungan. Tabel 1. Interpretasi koefisien korelasi nilai r.
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan 0,80 - 1,00
0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39 0,00 - 0,19
Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah
(2)
60
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasil perhitungan signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment, dengan taraf signifikan 0,05 (taraf kepercayaan 95%). Kaidah pengujian signifikan : Jika r hitung ≥ r tabel , maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan dan jika r hitung < r tabel, maka terima Ho artinya tidak ada hubungan yang signifikan.
Untuk mengetahui hubungan variabel X terhadap Y dicari dengan
menggunakan rumus koefisien determinasi (Sudjana, 2005: 369). Adapun rumus koefisien determinasi sebagai berikut :
KP = r2x 100 %
Keterangan :
KP = Nilai koefisien determinasi r2 = Koefisien korelasi dikuadratkan
2. Mencari Korelasi Ganda
Untuk mencari hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus Korelasi Ganda ( )
2 X X X X Y X Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 2 1 2 1 2 1 2 1 21 1 r
r r r 2 r r R Keterangan :
: Koefisien korelasi ganda antar variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
(3)
61
: Koefisien korelasi X1 terhadap Y : Koefisien korelasi X2 terhadap Y
2 1X X
r : Koefisien korelasi X1 terhadap X2
Untuk mengetahui sumbangan kedua variabel bebas dengan variabel terikat, koefisien determinasi dicari dengan mengalikan koefisisen korelasi ganda yang telah dikuadratkan (R2) dengan 100%.
(4)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan yang signifikan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan
smash bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
2. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan
smash bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
3. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan secara bersama-sama dengan kemampuan smash bola voli pada siswa kelas X Sekolah Darma Bangsa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
(5)
72
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa dalam usaha meningkatkan smash bola voli maka perlu
memiliki atau meningkatkan terlebih dahulu unsur-unsur kondisi fisik seperti daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata tangan agar dapat hasil yang optimal.
2. Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar smash
bola voli siswa perlu melatih unsur kondisi fisik siswa terlebih dahulu guna pencapaian prestasi yang maksimal.
3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi penguasaan smash bola voli, hal ini dapat diteliti guna mengetahui unsur-unsur lain yang dapat meningkatkan penguasaan smash bola voli.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Bompa, Tudor. 1999. Theory and Methodology of Training. Toronto: York University
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Depdikbud Dirti PPLPTK. Jakarta.
Kemenpora RI. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta.
Muhajir. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata
Pelajaran Pendidikan Jasman, Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Bandung.
M. Yunus, 1992,Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Dirjen Dikti Debdikbud.
Sajoto, Mochamad. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud
Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.
Suharno, HP, 1984, Dasar-Dasar Permainan Bola Voli, Yogyakarta, IKIP. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.