21
disonan dan struktur yang kompleks. Beberapa berhasil meraih market yang luas seperti grup Yes, Jethro Tull, Emerson Lake and Palmer, Genesis. Band-band
progressive rock termasuk: Barclay James Harvest, Bill Bruford, Camel, Can, Caravan, Marillion, Electric Light Orchestra, Emerson, Lake Palmer, Faust,
Genesis, Gentle Giant, Gong, Jethro Tull, King Crimson, Magma, The Nice, Pavlovs Dog, Procol Harum, Rush, Steve Hillage, Soft Machine, dan U.K.
11
C. Analisis Repertoar
1. Analisis repertoar “Overture 1928” karya Dream Theater
Dream Theater adalah grup band bergenre progressive rock dan terbentuk tahun 1985 di Berklee College of Music di Massachusetts, Boston. Personilnya
meliputi John Petrucci gitar, John Myung bass, Mike Portnoy drum, James LaBrie vocal dan Jordan Rudess keyboard. Hasil karyanya berjudul Overture
1928 merupakan bagian dari album kelima berjudul Metropolis Part 2:Scenes from a Memory yang dirilis tanggal 26 oktober 1999 di BearTracks Studios, New
York. Pada album tersebut merupakan alur cerita dari lagu-lagu yang berjudul Regression, Overture 1928, Strange Deja Vu, Through My Words, Fatal Tragedy,
Beyond This Life, Through Her Eyes, Home, The Dance of Eternity, One Last Time, The Spirit Carries On dan Finally Free. Bagian Overture 1928 merupakan
cuplikan trailer dari album Metropolis Part 2:Scenes from a Memory dengan
menggabungkan lagu Regression, Overture 1928, Strange Deja Vu, Home, The
Dance Eternity dan One Last Time. Kisahnya berawal dari mimpi, mimpi yang selalu menghantui Nicholas
disaat dia sedang tertidur pulas. Dia ketakutan dan pergi ke ahli hipnoterapi, disitu dia bercerita tentang mimpi yang selalu menghantuinya dan terapi pun dimulai.
Memasuki tahun 1928 didalam mimpinya, dia bertemu dengan seorang wanita yang diketahui namanya, Victoria. Nicholas bertanya kepada Victoria, “Hai,
maukah anda menjelaskan kenapa saya bisa berada disini?” Namun wanita
11
Gilang Ramadhan, Progressive Rock Jakarta: Gilang Ramadhan Studio Drummer,
2007, 33.
22
tersebut hanya diam dengan tatapan mata yang berkaca-kaca seperti ada sesuatu yang ia pendam dan sangat menyakitkan. Kemudian lama-kelamaan Victoria
bercerita bahwa ia berselingkuh dengan Edward Baynes The Miracle, saudara kandung Julian Baynes The Sleeper. Julian Baynes adalah kekasih dari Victoria
yang diketahui oleh masyarakat bahwa ia meninggal dunia karena kecanduan alkohol dan sifatnya yang suka berjudi yang tak kunjung membaik. Tetapi disaat
yang bersamaan jasad Victoria ditemukan berdampingan dengan Julian. Kembali kemasa sekarang Nicholas tersentak dan terbangun dari
terapinya, ia penasaran dengan bukti-bukti pembunuhan yang ia temukan dengan banyak keganjilan yang terjadi. Nicholas terus berpikir dan bertanya-tanya,
apakah Victoria meminta bantuannya untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya? Lalu apa hubungannya Nicholas, Victoria, Julian dan Edward?
Selanjutnya bagaimana hubungan Victoria dengan Edward?” Semua masih menjadi teka-teki Nicholas untuk membuktikan apa yang sebenarnya terjadi.
Lagu ini terdiri dari beberapa bagian:
Intro : bir. 1-8
A : bir. 9-16
B
: bir. 17-24
C : bir. 25-33
D
: bir. 34-41
E : bir. 42-49
F
: bir. 50-57
B‟ : bir. 58-65
G
: bir. 66-74
H : bir. 75-81
I
: bir. 82-86
Ending : bir. 87-100 Pada lagu ini dalam birama 1 menit ke 02:14 sampai birama 7 diawali
dengan sukat 44 dan intro yang dimainkan secara unison dengan instrument lainnya secara berulang-ulang dengan pola ritme sextuplets penggabungan notasi
116, 14 dan 18.
23
Gambar C.1.1. Pola ritme unison Didalam intro ini dinamika cressendo dimainkan kemudian terdapat
perpindahan sukat 44 menuju 24 dalam birama 7 ke birama 8 dan terjadi penambahan aksen pada snare drum di birama tersebut untuk mencapai klimaks
di dalam intro.
Gambar C.1.2. Pengembangan pola unison Pada bagian A terdapat 8 birama birama 9-16 yang terdiri dari satu pola
ritme yang berulang-ulang. Bagian pola pertama terdiri dari 4 birama birama 9- 12 yang menggunakan not ¼ pada ketukan pertama di crash cymbal dan ketukan
selanjutnya pada ride cymbal. Pada pola kedua yaitu pengembangan dari pola pertama pada ride cymbal yang menggunakan not 18 dan pada birama 16 terdapat
pengembangan not 116 untuk menujukkan perpindahan pola selanjutnya.
Gambar C.1.3. Pola ritme bagian A
24
Pada bagian B terdapat 8 birama birama 17-24 yang menggunakan teknik independent dengan penggabungan beberapa not. Birama 20 adanya penambahan
fill in untuk melanjutkan ke birama selanjutnya.
Gambar C.1.4. Pola ritme bagian B Pada bagian C terdapat 9 birama birama 25-33 yang mempunyai sukat
34 pada birama 25-31 dan berpindah sukat 54 pada birama 32, tetapi dengan adanya perpindahan sukat, pola ritme drumnya tetap sama hanya berbeda cara
menghitungnya saja. Pada birama 28 terdapat penambahan variasi pada snare drum berupa sextuplets dan birama 33 terjadi perpindahan sukat 44 dengan pola
tutti yang dimainkan sebanyak satu birama dan pola tersebut sama seperti pola pada intro.
Gambar C.1.5. Pola ritme bagian C
25
Pada bagian D terdapat 8 birama birama 34-41. Birama 34-40 merupakan bagian solo keyboard yang diiringi dengan alunan alat musik lainnya
yang dimainkan secara sederhana, terutama pada bagian drum yang memainkan pola ritme sederhana pada snare drum dan variasi di bass drum.
Gambar C.1.6. Pola ritme bagian D Pada birama 41 merupakan fill in pada bagian D yang menggunakan
penggabungan not yang bervariasi untuk menuju ke bagian E.
Gambar 1.6.1. Pola Fill in bagian D Selanjutnya pada bagian E terdapat 8 birama birama 42-49, bagian ini
merupakan solo gitar yang bernuansa lebih tenang daripada pola lainnya. Pada bagian ini pola ritme drum menggunakan not 14 yang dimainkan di open hi-hat
untuk menutupi bagian yang terlalu sepi, sehingga tidak merusak suasana rancak yang sudah dibangun dari awal lagu. Pada ketukan keempat terdapat bagian
sinkopasi pada snare drum untuk menambah variasi. Pada bagian E mempunyai dua fill in pada birama 45 dan birama 49 untuk memperhalus ke birama
selanjutnya.
Gambar C.1.7. Pola ritme bagian E
26
Gambar C.1.7.1. Pola fill in pertama bagian E
Gambar C.1.7.2. Pola fill in kedua bagian E Pada bagian F terdapat 8 birama birama 50-57 yang mengalami
perpindahan sukat dimulai dari 44 ke 34 dilanjutkan ke sukat 44 kembali ke 34 dan diakhiri dengan sukat 44 tetapi diiringi dengan dua pola ritme sama yang
dimainkan secara berulang-ulang. Pada birama 57 ketukan ketiga, disisipkan permainan snare drum yang mengarah ke not 116 guna untuk menambah variasi
ke birama berikutnya.
Gambar C.1.8. Pola ritme bagian F Pada bagian B
‟ terdapat 8 birama birama 58-65, merupakan pengembangan pola ritme bagian B yang dimainkan pada floor tom dan tom.
Pengembangan pola ritme B ‟ lebih mengarah pada perpindahan permainan snare
drum dan bass drum tetapi tetap mempunyai pola yang sama seperti pola ritme bagian B dan birama 61 terdapat penambahan variasi sextuplets pada bass drum.
27
Gambar C.1.9. Pola ritme bagian B ‟
Pada bagian G terdapat 9 birama birama 66-74 yang merupakan bagian solo gitar kedua. Pola ritme drumnya pun lebih bervariasi dan mendapat
penambahan not 116 pada hi-hat dan dibirama selanjutnya pada tom dengan pola yang sama. Pada birama 69 dan birama 73 merupakan fill in untuk ke birama
selanjutnya.
Gambar C.1.10. Pola ritme bagian G
Gambar C.1.10.1. Pola fill in pertama bagian G
Gambar C.1.10.2. Pola fill in kedua bagian G
28
Selanjutnya pada bagian H terdapat 7 birama birama 75-81 yang mengalami perpindahan sukat dimulai dari 44 menuju ke sukat 34 lalu ke sukat
44 dan kembali ke sukat 24 tetapi tetap mempunyai pola ritme dasar yang sama. Perbedaannya hanya cara menghitung dan pada sukat 44 ketukan pertama
dimulai dari bass drum dan terdapat sinkopasi di setiap ketukan pertama, ketiga dan keempat. Sedangkan sukat 34 lebih disederhanakan. Kemudian birama 79
dan birama 80 merupakan fill in yang dimainkan secara unison dengan instrumen lainnya. Pada birama 81 terdapat tanda istirahat selama 2 ketuk.
Gambar C.1.11. Pola ritme bagian H Pada bagian I terdapat 5 birama birama 82-86 yang mempunyai 2 bagian
pola ritme. Bagian pertama mempunyai sukat 44 yang menggunakan not 18 dan not 116. Pada bagian ini variasi tidak hanya pada snare drum dan bass drum
melainkan terdapat juga variasi di ride bell cymbal yang ditandai dengan simbol segitiga hitam dan bersamaan dibunyikan dengan bass drum. Selanjutnya pada
bagian kedua mempunyai sukat 78, pada pola ini lebih mengutamakan permainan double pedal di bass drum dan ketukan keempat mendapat penambahan variasi
snare drum.
Gambar C.1.12. Pola ritme pertama bagian I
29
Gambar C.1.12.1. Pola ritme kedua bagian I Selanjutnya pada bagian ending terdapat 14 birama birama 87-100. Pada
bagian ini lebih menonjolkan teknik double pedal sampai akhir lagu. Di birama 87-93 merupakan ending pertama yang menggunakan pola yang sama. Sedangkan
pada birama 94 terdapat fill in guna menjembatani untuk menuju ke ending kedua. Lalu pada birama 95 merupakan ending kedua. Ending kedua ini mempunyai pola
yang sama seperti ending pertama hanya saja mendapat pengembangan pada hi- hat berupa not 18 tetapi tetap menonjolkan teknik double pedal. Pada birama 99
dan birama 100 merupakan bagian penutup dari lagu dan dimainkan secara unison dengan instrumen lainnya.
Gambar C.1.13. Pola ritme ending pertama
Gambar C.1.13.1. Pola fill in pada ending pertama
Gambar C.1.13.2. Pola ritme ending kedua
Gambar C.1.13.3. Pola ritme akhir lagu dan unison
30
2. Analisis repertoar “La Bamba” karya Ritchie Valens