Rute yang diperoleh menggunakan Algoritma Sweep

76

3. Rute yang diperoleh menggunakan Algoritma Sweep

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh menggunakan Algoritma Sweep. Tabel 3.5 Rute Menggunakan Algoritma Sweep Rute I Rute II Rute III Total 0- 19- 2- 8- 25- 15- 24- 16- 9- 0 0- 18- 17- 13- 7- 10- 20- 4- 23 0- 14- 12- 1- 11- 6- 21- 5- 22- 3- 0 Jarak 46,6 km 34,9 km 74,9 km 156,4 km Waktu 61 menit 45 menit 96 menit 202 menit Rute yang terbentuk berdasarkan perhitungan menggunakan Algoritma Sweep adalah sebagai berikut : 22 10.52 11.07 3 11.11 11.26 11.51 77 Rute I : Gambar 3.6 Graf Pendistribusian Rute I Depot → Jalan DI Panjaitan No. 54, Suryodiningratan → Jalan Pramuka No. 84 Giwangan → Jalan Ngeksigondo No. 7, Prenggan → Jalan Yogya-Solo KM 7, Babarsari → Plaza Ambarukmo, Jalan Laksda Adisucipto → Jalan Raya Seturan, Depok Sports Centre → Jalan Raya Solo KM 8, Maguwoharjo → Jalan Ringroad Utara, Maguwoharjo, Depok → Depot. Rute II : Gambar 3.7 Graf Pendistribusian Rute II 78 Depot → Jalan Sultan Agung No. 10, wirogunan → Jalan Mayor Sutomo No. 29, Ngupasan → Jalan Madukismo, Ngupasan → Jalan Urip Sumoharjo No. 38A, Klitren, Gondokusuman → Jalan Urip Sumoharjo, Klitren, Gondokusuman → Jalan C. Simanjutak No.70, Terban, Gondokusuman → Jalan Colombo No.26, Caturtunggal, Depok → Jalan Kaliurang KM 6,2 No.51 → Depot. Rute III : Gambar 3.8 Graf Pendistribusian Rute III Depot → Jalan Bantul, Pendowoharjo, Sewon → Jalan Parangtritis Km 11, Sabdodadi → Pacar, Sewon, Trimulyo → Jalan Raya Wates N0.256 Ambarketawang → Jalan HOS Cokroaminoto No.176 Tegalrejo → Jalan Palagan Tentara Pelajar No.31, Ngaglik → Jalan Kebon Agung No.88, Tlogoadi, Mlati → Triharjo, Sleman → Jalan Magelang Km 15,5, Kemloko, Caturharjo → Depot. 79 C. Penyelesaian Model Capacitated Vehicle Routing Problem CVRP Menggunakan Algoritma Genetika Tujuan menyelesaikam CVRP adalah mencari jumlah jarak semua kendaraan yang melakukan pendistribusian. CVRP dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma genetik. Langkah-langkah penyelesaian CVRP dengan algoritma genetik sebagai berikut 1. Penyandian Gen Pengkodean Teknik penyandian adalah proses penyandian gen dari kromosom. Gen merupakan bagian dari kromosom, satu gen biasanya akan mewakili satu variabel. Pada penelitian ini gen merupakan representasi dari kantor agen yang merupakan tempat awal pendistribusian dan agen pelanggan, dengan kata lain gen adalah titik suatu graf. Gen Depot Depot 1 Ruko Amanat 2 Pamela Swalayan 3 WS Medari Sleman 4 Tamara Swalayan 5 Janu putra 6 Superindo Jl Godean 7 Superindo Jl Solo 80 8 Superindo Perintis Kemerdekaan 9 Lotte mart 10 Toko Sinar 11 D’elingmas Swalayan 12 Mitra SMKN 1 Bantul 13 Bina Usaha Kopkar 14 Mega Swalayan Bantul 15 Carrefour Amplaz 16 Carrefour Maguwo 17 Progo 18 Superindo Sultan Agung 19 Maga Swalayan 20 Mirota Kampus 21 Mirota Palagan 22 Alexander Toserba 23 Superindo Jl Kaliurang 24 Superindo Seturan 25 Mirota Babarsari Tabel 3.6 Representasi Gen 81 2. Membangkitkan Populasi Awal Spanning Membangkitkan populasi awal adalah membangkitkan sejumlah gen secara acak membentuk kesatuan individu. Pada CVRP populasi awal dimulai dengan membangkitkan semua individu secara acak. Satu individu terdapat 25 gen yang berisi gen dari 1 sampai 25 yang membentuk rute pendistribusian gula di wilayah Yogyakarta. Adanya kendala kapasitas tiap kendaraan, maka saat pembangkitkan individu disertai juga membangkitkan kapasitas tiap individu. Membangkitkan kapasitas individu dilakukan dengan tujuan pembagian rute berdasarkan kapasitas mobil . Dengan bantuan software Matlab, diambil beberapa rute secara acak. Hasil pengambilan secara acak rute perjalanan yang membentuk populasi pada generasi awal adalah sebagai berikut dan selengkapnya terdapat pada lampiran 7 Individu 1 = 9 19 4 23 15 22 17 25 2 16 3 1 6 13 5 7 11 24 8 10 18 12 21 20 14 Permintaan = 1000 625 50 450 1000 1000 1500 250 1250 750 350 1050 625 1100 700 500 25 250 500 375 500 1100 750 1000 175 Selanjutnya individu dibagi menjadi 3 rute dengan syarat setiap mobil box tidak boleh mendistribusikan gula lebih dari 6000 kg dan jumlah kendaraan sebanyak 3 kendaraan. Rute pendistribusian tiap mobil box berawal dan berakhir 82 di depot. Depot direpresentasikan dengan gen bernomor 0 dan agen pelanggan direpresentasikan dengan gen nomor 1 sampai dengan 25 seperti pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Pembagian Rute Kendaraan Rute Permintaan 1 0 → 9 → 19 →4 → 23→ 15→ 22 → 17→ 25 → 0 5875 kg 2 0 →2 → 16 →3 →1 →6 → 13 → 5 →0 5825 kg 3 → → → 4 → → → → → → → 4→ 5175 kg 3. Evaluasi Nilai Fitness Fitness Value Setelah dilakukan pembangkitan populasi awal, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai fitness dari setiap individu. Nilai fitness digunakan untuk menentukan rute terpendek. Setiap individu dihitung jarak totalnya, kemudian dihitung nilai fitnessnya dengan menggunakan Rumus 2.13 pada bab sebelumnya. Dengan bantuan software matlab ditentukan nilai fitness dari individu prosedur dan perhitungannya terdapat pada lampiran 6. Nilai fitness yang di dapat dari generasi awal ditunjukkan pada Tabel 3.8 83 Tabel 3.8 Hasil evaluasi nilai fitness generasi awal Fitness Nilai Fitness Fitness Nilai Fitness Fitness 1 0.0033 Fitness 11 0.0042 Fitness 2 0.0036 Fitness 12 0.0037 Fitness 3 0.0039 Fitness 13 0.0039 Fitness 4 0.0034 Fitness 14 0.0042 Fitness 5 0.0046 Fitness 15 0.0034 Fitness 6 0.0037 Fitness 16 0.0039 Fitness 7 0.0036 Fitness 17 0.0040 Fitness 8 0.0038 Fitness 18 0.0039 Fitness 9 0.0036 Fitness 19 0.0035 Fitness 10 0.0033 Fitness 20 0.0040 Setelah dihitung nilai fitness dari setiap individu dengan bantuan software matlab, maka didapatkan nilai fitness terbaik dari populasi awal yaitu pada individu ke-5 dengan nilai fitness sebesar 0,0046. Individu dengan nilai fitness terbaik dari populasi generasi pertama akan dipertahankan dan dibawa ke generasi selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah melakukan seleksi untuk menentukan individu sebagai induk. 4. Seleksi Selection Tahap selanjutnya yaitu tahap seleksi, fungsi tahap seleksi adalah memilih secara acak individu dari populasi untuk dijadikan sebagai induk. Induk tersebut 84 akan dilakukan proses pindah silang dengan individu lain yang terpilih. Metode yang digunakan dalam proses seleksi ini adalah metode roulette wheel selection, Metode ini dapat dianalogikan seperti permainan roda putar. Pada permainan roda putar, lingkaran roda dibagi menjadi beberapa wilayah. Pada roulette wheel selection, lebar suatu wilayah kromosom ditentukan menurut nilai fitnessnya, semakin besar nilai fitnessnya maka akan semakin besar wilayahnya, dan semakin besar pula peluang kromosom tersebut untuk dipilih. Dengan bantuan software matlab didapatkan induk-induk yang terpilih pada lampiran 8 dan prosedur seleksi terdapat pada lampiran 6. Berikut hasil individu yang terpilih sebagai induk. Induk 1= Individu 18 20 15 5 23 22 6 3 2 7 18 14 12 25 10 24 1 11 13 4 16 21 8 19 9 17 Induk 2= Individu 12 12 1 21 6 13 3 23 5 20 9 18 15 25 22 4 10 8 17 14 24 19 16 7 2 11

5. Pindah Silang Crossover