D. Teknik Pengumpulan Data
Sejalan dengan sumber data dan jenis data yang akan digali, ada tiga teknik pengumpulan data yang akan dilakukan. Ketiga teknik pengumpulan data itu
sendiri sebenarnya mencerminkan secara langsung jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Tentang perlunya konsistensi antara sumber data
dan teknik pengumpulan data penelitian ini, telah disinggung di beberapa kesempatan di atas. Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini mencakup:
1. Observasi.
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa kegiatan lapangan yang ada. Peneliti melakukan observasi partisipatoris
terhadap implementasi program BKB di Desa Gondangan Kec. Jogonalan Kab. Klaten. Teknik ini dipakai untuk melihat aktivitas pelaksanaan program BKB
dan fenomena komunikasi yang terjadi Purwasito, 2003:254. Teknik observasi pada dasarnya merupakan kegiatan mengamati dan mencatat perilaku Hardjana,
2000: 70.
2. Analisa Dokumen
Teknik ini digunakan untuk menganalisis data-data yang bersumber dari arsip dan dokumen. Analisa dokumen merupakan kegiatan meninjau isi dokumen
secara analitis yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Selain untuk memperkaya data penelitian analisa terhadap dokumen juga dapat digunakan untuk menguatkan
uji validitas penelitian.
3. Wawancara.
Menurut Dexter dalam Guba and Lincoln, 1985: 268 wawancara adalah: “conversation with purpose.” Tujuan fundamental wawancara dalam penelitian ini
mencakup : a
obtaining here
and now
construction of
person, event,activities,organizations ,feelings, motivations, claims, concerns
and other entities; b reconcontructions of such entities as experienced in the past; c projections of
such entities as they expected and d verification, emendation, and constructions
developed by inquirer Guba and Lincoln , 1985 : 268 .
Berdasarkan kutipan di atas, jelas terlihat bahwa tujuan wawancara adalah mendapatkan konstruksi kontekstual dari seseorang, peristiwa, kegiatan-kegiatan,
organisasi-organisasi, perasaan-perasaan,
motivasi-motivasi, klaim-klaim,
kepedulian-kepedulian tertentu dan entitas-entitas lainnya.Lebih dari itu wawancara itu sendiri diarahkan pada rekonstruksi pada hal-hal yang telah
lampau. Bersamaan itu pula, wawancara diarahkan untuk memproyeksikan entitas-
entitas semacam itu seperti apa yang mereka harapkan. Bagi kepentingan peneliti, wawancara digunakan untuk verifikasi terhadap sejumlah temuan dan data
penelitian. Wawancara dalam penelitian kualitatif lebih mementingkan kedalaman.
Dalam wawancara ini memerlukan kelenturan, adaptif dan terbuka. Mengingat dalam penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dan maknanya
dibandingkan dengan produknya, maka dalam wawancara diupayakan sewajar mungkin Muhajir, 1989: 49. Menurut Bresner dalam Lindlof, 1995: 163
karakteristik tersebut dinyatakan sebagai “ quite literally… develop a view of